Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH RUMPUT LAUT

( Eucheuma spinosum )

Disusun oleh:

NAMA

LASINRANG ADITIA

NIM

60300112034

KELAS

BIOLOGI A

TUGAS

T. TUMBUHAN RENDAH

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2014
1

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kita hidayah dan rahmat-Nya agar senantiasa dekat dengan diri-Nya dalam
keadaan sehat

walafiat. Serta salam dan shalawat kita kirimkan kepada

Muhammad SAW, dimana nabi yang membawa ummat-Nya dari zaman


kegelapan menuju zaman yang terang benderang dan telah menjadi suri tauladan
bagi ummat-Nya.
Dalam makalah ini penulis akan membahas masalah mengenai Rumput
laut jenis Eucheuma spinosum karena sebagai seorang mahasiswa saintist maka
kita perlu mengetahui hal ini.
Penulis sangat mengharapkan agar pembaca dapat menambah keimanan
dan ketaqwaannya serta wawasan dan ilmu pengetahuan-Nya. Saran dan kritik
yang membangun tetap kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir
kata tiada gading yang tak retak, begitu juga dengan manusia sendiri.

Samata-Gowa, 17 Januari 2014

Lasinrang Aditia

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................. 2
DAFTAR ISI ................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 5
C. Manfaat Penulisan .................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian tentang rumput laut jenis Eucheuma spinosum ........................ 6
B. Struktur morfologi dan ciri rumput laut jenis Eucheuma spinosum ........... 6
C. Struktur anatomi rumput laut jenis Eucheuma spinosum ........................... 7
D. Kandungan kimia rumput laut jenis Eucheuma spinosum ......................... 8
E. Habitat dari rumput laut jenis Eucheuma spinosum ................................... 9
F. Manfaat dari rumput laut jenis Eucheuma spinosum .................................. 9
G. Perkembangbiakan dan budidaya rumput laut Eucheuma spinosum .......... 10
H. Klasifikasi dan gambar rumput laut Eucheuma spinosum ......................... 12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................. 1
B. Saran ........................................................................................................ 1
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 13
3

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang dua pertiga wilayah
negaranya adalah laut dan lautan dengan 13.667 buah pulau besar maupun
kecil, serta mempunyai garis pantai terpanjang di dunia, yaitu kurang lebih
80.791,42 km. Selain itu, kekayaan alam di dalamnya pun luar biasa
banyaknya, terutama dengan keanekaragaman jenis hewan (fauna), tumbuhtumbuhan (flora), serta bahan tambang dan mineral. Apalagi tingkat
pencemaran laut indonesia relatif kecil, yaitu hanya sekitar 0,2 persen bila
dibandingkan dengan pencemaran laut yang terjadi diseluruh dunia.
Tetapi sangat disayangkan, potensi laut Indonesia yang sedemikian
baiknya kurang dimanfaatkan secara optimal serta tidak diimbangi pula dengan
usaha pengembangan lebih lanjut. Sampai sejauh ini, sebagian besar petani
ikan (nelayan) hanya melakukan kegiatan pemungutan hasil laut saja tanpa
adanya usaha-usaha pengembangan. Namun demikian, ada juga sebagian kecil
yang sudah mulai dikembangkan, seperti pembudidayaan beberapa jenis ikan,
udang, dan rumput laut. Saat ini yang sedang banyak dikembangkan di
Indonesia adalah pembudidayaan rumput laut. Bahkan di beberapa daerah
sudah dilakukan secara besar-besaran. Contohnya, di teluk Jakarta, bahkan di
propinsi Sulawesi Selatan, tepatnya di daerah pesisir Takala, Bulukumba, dan
Maros, areal budidaya rumput laut lebih kurang seluas 775 Ha dengan hasil
sekali panen lebih kurang 170 ton.
Rumput laut (sea weed) merupakan hasil perikanan yang bukan berupa
ikan, tetapi berupa tanaman. Rumput laut dimanfaatkan sebagai bahan mentah,
seperti agar agar, karaginan dan algin. Pada produk makanan, karaginan
berfungsi sebagai stabilator, bahan pengental, pembentuk gel, pengemulsi.
Usaha budidaya ini mengingat potensi rumput laut sebagai salah satu
komoditas ekspor nonmigas ternyata mempunyai prospek ekonomi yang cukup
cerah. Sehingga marilah kita lebih mengenal tumbuhan ini dalam makalah ini.
4

B. Rumusan Masalah
1.

Menjelaskan pengertian tentang rumput laut jenis Eucheuma spinosum ?

2.

Menjelaskan struktur morfologi rumput laut jenis Eucheuma spinosum ?

3.

Menjelaskan struktur anatomi rumput laut jenis Eucheuma spinosum ?

4.

Menguraikan kandungan kimia rumput laut jenis Eucheuma spinosum ?

5.

Menjelaskan Habitat dari rumput laut jenis Eucheuma spinosum ?

6.

Menguraikan manfaat dari rumput laut jenis Eucheuma spinosum ?

7.

Menjelaskan Perkembangbiakan dan pertumbuhan rumput laut jenis


Eucheuma spinosum ?

C. Manfaat
1.

Dapat mengetahui pengertian rumput laut jenis Eucheuma spinosum.

2.

Dapat mengetahui struktur morfologi rumput laut Eucheuma spinosum.

3.

Dapat mengetahui struktur anatomi rumput laut jenis Eucheuma spinosum.

4.

Dapat mengetahui kandungan kimia rumput laut Eucheuma spinosum.

5.

Dapat mengetahui habitat dari rumput laut jenis Eucheuma spinosum.

6.

Dapat mengetahui manfaat dari rumput laut jenis Eucheuma spinosum.

7.

Dapat mengetahui perkembangbiakan dan pertumbuhan rumput laut jenis


Eucheuma spinosum.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian tentang rumput laut jenis Eucheuma spinosum
Rumput laut merupakan bagian terbesar dari tumbuhan laut. Rumput
laut dalam bahasa ilmiah dikenal dengan istilah alga. Berdasarkan pigmen yang
dikandungnya rumput laut terdiri atas tiga kelas yaitu Chlorophyceae
(ganggang hijau), Phaeophyceae (ganggang coklat), dan Rhodophyceae
(ganggang merah). Ketiga kelas ganggang tersebut merupakan sumber produk
bahan alam hayati lautan yang sangat potensial dan dapat dimanfaatkan sebagai
bahan mentah maupun bahan hasil olahan.
Rumput laut Eucheuma spinosum merupakan termasuk kelompok
penghasil karaginan (berupa garam sodium, kalsium dan potasium dari
senyawa polisakarida sulfat asam karaginat) yang disebut karaginofit. Pertama
kali dipublikasikan pada tahun 1768 oleh Burman dengan nama Fucus
denticulatus

Burma,

selanjutnya

pada

tahun

1847

J.

Agardh

memperkenalkannya dengan nama Eucheuma J. Agardh. Dalam beberapa


pustaka ditemukan bahwa Eucheuma spinosum dan Eucheuma muricatum
adalah nama untuk satu spesies gangang. Dalam dunia perdagangan Eucheuma
spinosum lebih dikenal dari pada Eucheuma muricatum.
Euchema spinosum banyak dibudidayakan diwilayah Bantaeng dan
takalar. Akan tetapi species ini masih belum banyak diteliti bagaimana cara
ekstrasi untuk menghasilkan iota keraginan maupun komposisi kimia yang
dikandung iota keraginan tersebut. Proses selama ini hanya mengacu pada
pengolahan langsung menjadai permanen maupun dodol bahkan banyak yang
dijual kering tanpa melaui pengolahan.
B. Struktur morfologi dan ciri rumput laut jenis Eucheuma spinosum
Bentuk dari tanaman ini tidak mempunyai perbedaan susunan kerangka
antara akar, batang, dan daun. Keseluruhan tanaman ini merupakan batang
yang dikenal sebagai talus (thallus). Thallus ada yang berbentuk bulat, silindris
atau gepeng bercabang-cabang. Rumpun terbentuk oleh berbagai sistem
6

percabangan ada yang tampak sederhana berupa filamen dan ada pula yang
berupa percabangan kompleks. Jumlah setiap percabangan ada yang runcing
dan ada yang tumpul. Permukaan kulit luar agak kasar, karena mempunyai
gerigi dan bintik-bintik kasar. Eucheuma spinosum memiliki permukaan licin,
berwarna coklat tua, hijau coklat, hijau kuning, atau merah ungu. Tingginya
dapat mencapai 30 cm. Eucheuma spinosum tumbuh melekat ke substrat
dengan alat perekat berupa cakram. Cabang-cabang pertama dan kedua tumbuh
membentuk rumpun yang rimbun dengn ciri khusus mengarah ke arah
datangnya sinar matahari. Cabang-cabang tersebut ada yang memanjang atau
melengkung seperti tanduk.
Ciri fisik yang dimilki spesies ini diantaranya Thallus yang kasaar,
agak pipih dan bercabang teratur, yaitu bercabang dua atau tiga, ujung-ujung
percabangan ada yang runcing dan tumpul dengan permukaan bergerigi, agak
kasar dan berbintil-bintil. Tumbuh melekat kesubtrat dengan alat perekat
berupa cakram. Cabang cabang pertama dan kedua

tumbuh membentuk

rumpun yang rimbun dengan cirri khusus mngarah kearah datangnya sinar
matahari. Cabang cabang tersebut ada yang memanjang atau melengkung
seperti tanduk.
C. Struktur anatomi rumput laut jenis Eucheuma spinosum
Struktur anatomi thalli untuk tiap jenis rumput laut berbeda- beda,
misalnya pada family yang sama antara Eucheuma spinosum dengan
Eucheuma cottonii, potongan thallus yang melintang mempunyai susunan sel
yang berbeda . Perbedaaan- perbedaan ini membantu dalam pengenalan
berbagai jenis rumput laut baik dalam mengidentifikasi jenis, ataupun family.
Pigmen yang terdapat dalam thallus rumput laut dapat digunakan dalam
membedakan berbagai kelas. Pigmen ini dapat menentukan warna thallus
sesuai dengan pigmen yang ada pada kelas Chlorophyceae, Phaeophyceae,
Rhodophyceae, dan Cyanophyceae. Perbedaan warna thalli menimbulkan
adanya ciri algae yang berbeda seperti Algae hijau, algae coklat, algae merah
dan algae biru. Namun dalam kenyataannya kadang-kadang kita sulit
menentukan salah satu kelas hanya berdasarkan pada warna thallus yang kita
7

ketahui, karena algae

merah kadang-kadang berwarna hijau kekuning-

kuningan, coklat kehitam-hitaman atau kuning kecoklata-coklatan. Keadaan


warna tidak selalu dapat digunakan dalam menentukan kelasnya. Perubahan
warna sering terjadi hanya karena faktor lingkungan yang berubah. Kejadian
ini merupakan proses modifikasi yaitu perubahan bentuk dan sifat luar (fenotif)
yang tidak kekal sebagai akibat pengaruh lingkungan antara lain iklim dan
oseanografis yang relatif cukup besar. Pigmen yang menentukan warna ini
antara lain klorofil, karoten, phycoerythrin, dan phycocyanin yang merupakan
pigmen-pigmen utama disamping pigmen-pigmen lain. phycoerythrin, dan
phycocyanin hanya terdapat pada Rhodophyceae dan Cyanophyceae.
Sedangkan klorofil dan karoten dijumpai pada keempat kelas algae.
D. Kandungan kimia rumput laut jenis Eucheuma spinosum
Kandungan kimia dari rumput laut Eucheuma spinosum adalah Iota
keraginan (65%), protein, karbohidrat, lemak, serat kasar, air dan abu. Iota
keraginan merupakan polisakarida tersulfatkan dimana kandungan ester
sulfatnya adalah 28-35%. Komposisi kimia yang dimiliki rumput laut
Eucheuma spinosum dapat dilihat pada.
Komposisi kimia rumput laut jenis Eucheuma spinosum
Komponen Kimia
Kadar air
Protein
Lemak
Karbohidrat
Serat kasar
Abu
Mineral
Ca
Fe
Cu
Pb
Vit B1 (Thiamin)
Vit B2 (Ribolavin)
Vit C

Komposisi
21,90 (%)
5,12 (%)
0,13 (%)
13,38 (%)
1,39 (%)
14,21 (%)
52,85 ppm
0,180 ppm
0,768 ppm
0,21 mg/100g
2,26 mg/100g
43 mg/100g
65,75 %

E. Habitat dari rumput laut jenis Eucheuma spinosum


Eucheuma spinosum tumbuh pada tempat-tempat yang sesuai dengan
persyaratan tumbuhnya, antara lain tumbuh pada perairan yang jernih, dasar
perairannya berpasir atau berlumpur dan hidupnya menempel pada karang
yang mati. Persyaratan hidup lainnya yaitu ada arus atau terkena gerakan air.
Kadar garamnya antara 28-36 %. Dari beberapa persyaratan, yang terpenting
adalah Eucheuma spinosum memerlukan sinar matahari untuk dapat melakukan
fotosintesis
F. Manfaat dari rumput laut jenis Eucheuma spinosum
Rumput laut penghasil karaginan (carragenophyte), yaitu Eucheuma
spinosum, Eucheuma cottonii, dan Eucheuma striatum. Eucheuma (agar-agar
kasar, agar-agar patah tulang) adalah termasuk kelompok penghasil karaginan
(berupa garam sodium, kalsium dan potasium dari senyawa polisakarida sulfat
asam karaginat) yang disebut karaginofit.
Rumput laut telah lama digunakan sebagai makanan maupun obatobatan di negeri Jepang, Cina, Eropa maupun Amerika. Diantaranya sebagai
nori, kombu, puding atau dalam bentuk hidangan lainnya seperti sop, saus dan
dalam bentuk mentah sebagai sayuran. Adapun pemanfaatan rumput laut
sebagai makanan karena mempunyai gizi yang cukup tinggi yang sebagian
besar terletak pada karbohidrat di samping lemak dan protein yang terdapat di
dalamnya. Di samping digunakan sebagai makanan, rumput laut juga dapat
digunakan sebagai penghasil alginat, agar-agar, carrageenan, fulceran, pupuk,
makanan ternak dan Yodium. Beberapa hasil olahan rumput laut yang bernilai
ekonomis yaitu :
1. Alginat, digunakan pada industri:
Farmasi sebagai emulsifier, stabilizer, suspended agent dalam
pembuatan tablet, kapsul.
Kosmetik: sebagai pengemulsi dalam pembuatan cream, lotion dan
saus. makanan : sebagai stabilizer, additive.
Bahan tambahan dalam industri tekstil, kertas, keramik, fotografi dan
lain-lain.
9

2. Agar-agar, banyak digunakan pada industri/bidang :


Makanan : sebagai stabilizer, emulsifier, thickener
Mikrobiological : sebagai cultur media
Kosmetik : sebagai pengemulsi dalam pembuatan lotion, cream dan
salep.
Lainnya digunakan sebagai additive dalam industri kertas, tekstil.
Karaginan, biasanya diproduksi dalam bentuk garam Na, K, Ca yang
dibedakan dua macam yaitu Kappa karaginan dan lota karaginan berasal dari
Eucheuma cottonii dan Eucheuma striatum. Iota kagarinan berasal dari
Eucheuma spinosum. Kedua jenis karaginan tersebut dapat berfungsi sebagai
stabilizer, thickener, emulsifer, gelling agent, pengental.
Pemakaian karaginan diperkirakan 80% digunakan di bidang industri
makanan, farmasi dan kosmetik. Pada industri makanan sebagai stabilizer,
thickener, gelling agent, additive atau komponen tambahan dalam pembuatan
coklat, milk, pudding, instant milk, makanan kaleng dan bakery.
Untuk industri non food antara lain pada industri :
farmasi : sebagai suspensi, emulsi, stabilizer dalam pembuatan pasta gigi,
obat-obatan, mineral oil.
Industri-industri lain : misalnya pada industri keramik, cat dan lain-lain.
G. Perkembangbiakan dan budidaya rumput laut jenis Eucheuma spinosum
Perkembangbiakan rumput laut pada dasarnya ada dua macam yaitu
secara kawin dan tidak kawin. Pada perkembangbiakan secara kawin,
gametofit jantan melalui pori spermatangia akan menghasilkan sel jantan yang
disebut spermatia. Spermatia ini akan membuahi sel betina pada cabang
carpogonia dari gametofit betina. Hasil pembuahan ini akan keluar sebagai
carpospora. Setelah terjadi proses germinasi akan tumbuh menjadi tanaman
yang tidak beralat kelamin atau disebut sporofit.
Perkembangbiakan dengan cara tidak kawin terdiri dari penyebaran
tetraspora, vegetatif, dan konjugatif. Sporofit dewasa menghasilkan spora yang
disebut tetraspora yang sesudah proses germinasi tumbuh menjadi tanaman
beralat

kelamin,

yaitu

gametofit

jantan

dan

gametofit

betina.
10

Perkembangbiakan secara vegetatif adalah dengan cara setek. Potongan seluruh


bagian dari talus akan membentuk percabangan baru dan tumbuh berkembang
menjadi tanaman biasa. Konjugasi merupakan proses peleburan dinding sel dan
percampuran protoplasma antara dua thally. Pada Eucheuma spinosum ini
reproduksinya yaitu aseksual dengan spora haploid dan aseksual dengan
konjugasi.
Budidaya rumput laut di Indonesia banyak menggunakan sistem lepas
dasar atau off bottom method, yaitu dengan mengikat ranting rumput laut pada
seutas tali ris yang kemudian diikatkan pada patok-patok yang ditanam di laut.
Tali ris yang digunakan biasanya adalah tambang plastik, dimana di setiap 15
cm terdapat tali kecil (biasanya terbuat dari plastik es lilin) yang berfungsi
sebagai pengikat rumput laut. Dalam satu ikatan terdapat 2 potongan ranting
rumput laut. Rumput laut yang digunakan sebagai bibit harus merupakan
ranting yang muda, memiliki banyak cabang, sehat dan tidak terkena busuk
batang.
Pertumbuhan rumput laut sangat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang berpengaruh antara
lain jenis, galur, bagian thalus dan umur. Sedangkan faktor eksternal yang
berpengaruh antara lain keadaan fisik dan kimiawi perairan. Namun demikian
selain faktor-faktor tersebut ada faktor lain yang sangat menentukan
keberhasilan pertumbuhan dari rumput laut yaitu pengelolaan yang dilakukan
oleh manusia.
Faktor pengelolaan yang harus diperhatikan seperti substrat perairan
dan juga jarak tanam bibit dalam satu rakit apung. Laju pertumbuhan rumput
laut yang dianggap cukup menguntungkan adalah diatas 3% pertambahan berat
per hari. Dari sumber yang lain laju pertumbuhan rumput laut berkisar antara
2-3% per hari. Pada kedalaman tidak terjangkau cahaya matahari, maka rumput
laut tidak dapat tumbuh. Demikian pula iklim, letak geografis dan faktor
oseanografi sangat menentukan pertumbuhan rumput laut.

11

G. Klasifikasi dan gambar rumput laut Eucheuma spinosum


Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan untuk menentukan divisi dan
mencirikan kemungkinan filoginetik antara kelas secara khas digunakan
komposisi plastida, pigmen, struktur karbohidrat dan komposisi dinding sel.
Berdasarkan cara di atas maka Eucheuma spinosum termasuk ke dalam:
Kigdom

: Plantae

Devisi

: Rhodophyta

Kelas

: Rhodophyceae

Sub kelas

: Florideae

Ordo

: Gigartinales

Famili

: Solieriaceae

Genus

: Eucheuma

Spesies

: Eucheuma spinosum

12

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas kami dapat mengambil kesimpulan bahwa Rumput laut
merupakan bagian terbesar dari tumbuhan laut. Rumput laut terdiri atas tiga
kelas yaitu Chlorophyceae (ganggang hijau), Phaeophyceae (ganggang coklat),
dan Rhodophyceae (ganggang merah). Rumput laut Eucheuma spinosum
merupakan termasuk kelompok penghasil karaginan (berupa garam sodium,
kalsium dan potasium dari senyawa polisakarida sulfat asam karaginat) yang
disebut karaginofit. Bentuk dari tanaman ini tidak mempunyai perbedaan
susunan kerangka antara akar, batang, dan daun. Keseluruhan tanaman ini
merupakan batang yang dikenal sebagai talus (thallus). Thallus ada yang
berbentuk bulat, silindris atau gepeng bercabang-cabang. Eucheuma spinosum
tumbuh pada tempat-tempat yang sesuai dengan persyaratan tumbuhnya, antara
lain tumbuh pada perairan yang jernih, dasar perairannya berpasir atau
berlumpur dan hidupnya menempel pada karang yang mati. Manfaat dari
Eucheuma spinosum yaitu Alginat, digunakan pada industri: farmasi sebagai
emulsifier, stabilizer, suspended agent dalam pembuatan tablet, kapsul.
Kosmetik: sebagai pengemulsi dalam pembuatan cream, lotion dan saus.
makanan : sebagai stabilizer, additive. Bahan tambahan dalam industri tekstil,
kertas, keramik, fotografi dan lain-lain.
B. Penutup
Demikian makalah ini kami buat, kami ucapkan banyak terima kasih
kepada pihak yang telah membantu atas terselesainya makalah ini. Kami
menyadari makalah yang kami buat ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu kami mohon kritik dan saran yang sifatnya membangun, agar kami dapat
memperbaiki makalah kami selanjutnya.

13

DAFTAR PUSTAKA

Anggadiredja. Manfaat Rumput Laut. Jakarta: Usaha Nasional, 2006.


Hidayat. Budidaya Rumput Laut. Surabaya: Usaha Nasional, 1994.
http://id.wikipedia.org/wiki/Rumput-Laut
Romimohtarto, K. dan Juwana, S. Biologi Laut. Jakarta: Djambatan, 2001.

14

Anda mungkin juga menyukai