Konsep Kapasitas
Adalah suatu tingkat keluaran, suatu kuantitas keluaran dalam periode
tertentu, dan merupakan kuantitas keluaran tertinggi yang mungkin
selama periode waktu tersebut.
Beberapa definisi kapasitas secara umum adalah sebagai berikut:
Desaign capacity, yaitu tingkat keluaran per satuan waktu pabrik
yang dirancang
Rated capacity, yaitu tingkat keluaran per satuan waktu yang
menunjukkan bahwa fasilitas secara teoritik mempunyai
kemampuan memproduksinya
Standard capacity, yaitu tingkat keluaran per satuan waktu yang
ditetapkan sebagai sasaran pengoperasian bagi manajemen,
supervisi dan para operator mesin
Actual/operating capacity, yaitu tingkat keluaran rata-rata per
satuan waktu selama periode-periode waktu yang telah lewat
Peak capacity, yaitu jumlah keluaran per satuan waktu yang dapat
dapat dicapai melalui maksimasi keluaran, dan mungkin dilakukan
dengan kerja lembur, menambah tenaga kerja, menghapus
penundaan-penundaan, mengurangi jam istirahat, dll
perusahaan biasanya menggunakan tingkat kapasitas nyata atau
kapasitas pengoperasian yang ditentukan dari laporan-laporan atau
catatan-catatan pusat kerja. Bila informasi ini tidak tersedia, "rated
capacity" digunakan dan dapat diperkirakan dengan rumusan :
Rated Capacity = jumlah
mesin
jam kerja
mesin
persentase
penggunaan
efisiensi
sistem
Sebagai contoh, suatu pusat kerja beroperasi 6 hari per minggu dengan
basis dua "shift" (8 jam per shift) dan mempunyai empat mesin dengan
kemampuan sama. Bila mesin-mesin digunakan 75 % dari waktu pada
tingkat efisiensi sistem sebesar 90%, tingkat keluaran dalam jam kerja
standar per minggu dapat dihitung sebagai berikut :
Rated Capacity
=
=
300
400
600
450
400
Beban tenaga kerja dalam bulan Agustus adalah dua kali lipat bulan Juni.
Bagaimanapun juga, jumlah orang yang dibutuhkan adalah dalam artian
"karyawan ekuivalen" yang bekerja 40 jam satu minggu. Tetapi jumlah
jam per minggunya dapat diubah, dan kelebihan jumlah kerja dapat kita
sub kontrakkan atau dengan penimbunan persediaan.
Berikut ini merupakan sebuah rencana yang feasibel bagi jam kerja
pabrik untuk memenuhi kebutuhan penjualan dengan menggunakan
tenaga kerja konstan
Bulan
Juli .......
Juli .......
Agustus ...
September
.Oktober ...
34
46
58
51
46
Karyawan
ekuivalen yang
dikontrak dari luar
92
-
Hstd = [Oi ( Ti + Si ) + Bi Ni ]
i=1
dimana,
Hstd
Oi
Ti
Si
Bi
Ni
X
Jumlah sumber daya nyata yang dibutuhkan adalah jam sumber daya
standar dibagi efisiensi dan produktivitas atau
Hstd
Hact =
Eo Pw Em
dimana,
Hact
Eo
Pw
Em
=
=
=
=
Nr
Havl
Contoh :
Suatu perusahaan menghadapi permintaan akan produknya sebesar 200
unit. Ada 22 hari kerja per bulan. Waktu pengoperasian standar per unit
sebesar 8 jam, dan ini me merlukan waktu setengah jam untuk persiapan
setiap unit. 200 unit produk akan diproses dalarn 10 kumpulan. Pada
akhir setiap kumpulan, mesin harus diuji dan disesuaikan kembali
sebelum kumpulan berikutnya diproses; waktu penyiapan ini memerlukan
4 jam. Efisiensi organisasional diperkirakan 95%, dari mesin-mesin
beroperasi dengan efisiensi 90 % - berarti, selama mesin-me-sin
dioperasikan dengan kecepatan wajar, diperlukan waktu penundaan
untuk pemeliharaan selama 48 menit per hari. Mesinmesin dijalankan 8
jam per hari dan para operator mesin bekerja sesuai tingkat standar
(1,00). Berapajumlah mesin yang dibutuhkan untuk memenuhi
permintaan bulanan ?
X
Hstd = [ 0i (Ti + Si) + Bi Ni )
i=1
Hanya ada satu produk, sehingga X = 1, dan
Hstd =
Hact =
Nr =
1.740
0,95(1.,0)0,90
2.035,1
22 (8)
= 11,56 mesin.
=
=
=
=
Karena Q, kuantitas, adalah tidak diketahui padahal yang kita cari, kita
dapat menggunakan aljabar untuk merumuskan kembali persamaan ini
sebagai berikut :
PQ = F + VQ
F = (P-V)Q
dengan demikian, maka :
F
Q =
P -Q
Sebagai contoh, harga penjualan produk A adalah Rp 100.000,- per unit,
dan biaya bahan mentah dan tenaga kerja langsung sebesar Rp 80.000,per unit, dan biaya tetap per bulan Rp 20.000.000,-. Titik break even
dalam unit keluaran dapat dihitung :
20.000.000
Q=
= 1.000 unit.
100.000 - 80.000
"Kontribusi" Laba
Istilah (P-V) disebut "kontribusi", yaitu jumlah kelebihan atau selisih harga
jual per unit di atas biaya variabel per unit (atau penghasilan total
melebihi biaya variabel total). Dalam contoh ki te, harga jual satu produk
A memberikan kontribusi sebesar Rp 20.000,- terhadap penutupan biaya
tetap sampai titik break even tercapai. Di atas 1.000 unit, kontribusi Rp
20.000,- akan berupa laba sebelum pajak.
Hubungan-hubungan ini dapat digunakan oleh para manajer dalam
perencanaan kapasitas mereka. Manajer dapat menentukan, sebagai
contoh, pengaruh pada laba (atau rugi) perubahan perubahan kuantitas
yang dihasilkan. Bila manajer ingin mengetahui pada volume berapa
laba akan sebesar Rp 5.000.000,-, maka cara termudah adalah
membagi Rp 5.000.000,- dengan Rp 20.000,- dan mendapatkan 250
unit di atas volume breakeven, atau 1.250 unit dalam total, yang akan
harus dihasilkan. Dalam bentuk rumusan,jumlah yang dihasilkan total
adalah :
F + laba yang diinginkan
Q
=
PV
20.000.000 + 5.000.000
=
25.000.000
=
100.000 - 80.000
20.000
= 1.250 unit
Agar lebih realistik, manajer perubhaan perlu memasukkan pajak
pendapatan karena semua laba yang dihasilkan penjualan di atas titik
break-even adalah laba kena pajak. Oleh karena itu, rumusan untuk
mencari volume yang dihasilkan sekarang menjadi
Rasio Kontribusi
Untuk maksud perencanaan kapasitas, kita penting mengetahui "rasio
kontribusi" atau kadang-kadang disebut "variasi laba" untuk produkproduk individual. Rasio ini mengukur kontribusi relatif produk sebagai
persentase harga per unit. Rumusan perhitungannya adalah :
P-V
Rasio kontribusi =
x 100
P
x 100 = 20%
Rp 100.000