I.
PENDAHULUAN
Berdasarkan data yang didapatkan dari laporan world Health
Organization (WHO) pada tahun 2005, angka kematian anak usia dibawah 5
tahun adalah sebesar 6,6 juta dan 4 juta diantaranya meninggal sebelum usia
28 hari kehidupannya. 1 Jumlah kematian bayi tertinggi terjadi di Asia lebih
dari 40% kematian bayi global terjadi disini dan sebanyak 75% kematian
neonatus terjadi pada minggu pertama kelahiran . 2
didapat pada profil kesehatan Indonesia tahun 2008, angka kematian balita
adalah sebesar 44 setiap 1000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi
sebesar 34 setiap kelahiran hidup.3 Penyebab kematian neonatus secara
umum disebabkan oleh adanya kelahiran prematur (28%), infeksi yang berat
(26%) dan asfiksia (23%).4
Di seluruh dunia, setiap tahunnya lebih dari 20 juta bayi dilahirkan
dengan berat badan lahir rendah. Jumlah tersebut adalah setara dengan
15,5% dari seluruh bayi yang dilahirkan. Dari jumlah tersebut di atas,
95,5%nya dilahirkan di negara berkembang.5
Perawatan BBLR merupakan hal yang kompleks dan membutuhkan
infrastruktur yang mahal serta staf yang memiliki keahlian tinggi sehingga
seringkali menjadi pengalaman yang sangat mengganggu bagi keluarga.
Oleh
karena
menjadi
beban
lain untuk perawatan bayi prematur yang saat ini dikenal Kangaroo Mother
Care (KMC) dengan atau perawatan metode kangguru.
Perawatan Metode Kangguru adalah pendekatan lebih humanistik yang
pertama kali dikembangkan oleh Edgar Rey ,Hector Martinez dan L.
Navarette pada tahun 1978 di Maternal and Child Institute, Santa Fe de
Bogota, Kolombia untuk perawatan neonatus terutama bayi berat badan
lahir rendah atau prematur, sebagai ganti atau menekan kebutuhan
inkubator. 6,8.
Selama hampir dua dekade dilakukan penerapan dan penelitian yang
berkaitan dengan metode ini untuk membuktikan bahwa PMK lebih dari
hanya sekedar alternatif untuk perawatan dengan inkubator. Hasil penelitian
dan penerapan tersebut menunjukkan bahwa metode ini sangat efektif untuk
mengontrol suhu tubuh, pemberian ASI dan terjalinnya hubungan batin yang
kuat antara ibu dan bayi (bonding), tanpa memperhatikan tempat, berat
badan, usia kehamilan, dan kondisi klinisnya dan menurunkan kesakitan
pada bayi baru lahir dengan prematur dan BBLR.9,10
Dalam referat ini akan dibahas menegenai definisi, efek fisiologis,
indikasi, penatalaksanaan, dan langkah-langkah meneuju keberhasilan
perawatan metode kanguru.
II.
DEFENISI
Perawatan metode kangguru (PMK) adalah perawatan untuk bayi
prematur dengan melakukan kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit
ibu (skin-to-skin contact). Metode ini sangat tepat dan mudah dilakukan
guna mendukung kesehatan dan keselamatan BBLR. Inti dari metode ini
adalah 6:
a) Kontak badan langsung (kulit ke kulit) antara ibu dengan bayinya
secara berkelanjutan, terus- menerus dan dilakukan sejak dini.
b) Pemberian ASI eksklusif (idealnya).
c) Dimulai dilakukan di RS, kemudian dapat dilanjutkan di rumah.
d) Bayi kecil dapat dipulangkan lebih dini.
e) Setelah di rumah ibu perlu dukungan dan tindak lanjut yang memadai.
f)
III.
EFEK FISIOLOGIS
(infant warming).
Disamping itu, pada jam kedua sesi PMK, denyut jantung dapat
meningkat lebih tinggi dari jam pertama.14
Sebuah meta-analisis dari 23 studi yang membandingkan kondisi
bayi prematur dalam inkubator dan PMK kemudian kembali ke
inkubator, melaporkan bahwa denyut jantung saat berada dalam
inkubator dan PMK tidak berbeda bermakna.9 Berbagai penelitian
deskriptif melaporkan bahwa bradikardia (denyut jantung 100 kali per
menit atau turun 33% dari denyut jantung basal) ternyata jarang
dijumpai saat sesi PMK, sehingga direkomendasikan bahwa PMK
mampu menekan terjadinya bradikardia.11
Kecepatan pernapasan juga mirip dengan denyut jantung dimana
dilaporkan tidak berbeda bermakna antara BBLR yang berada dalam
inkubator dan sesi PMK atau dapat meningkat hingga 10 kali napas
permenit atau turun hingga 4 napas permenit selama 3 menit. 11
Dalam tinjauan terhadap episode apneu dalam respon terhadap PMK
dilaporkan bahwa tidak ada perbedaan episode apnea pada BBLR yang
dirawat dengan inkubator maupun dalam sesi PMK. Walaupun
demikian, penelitian Hadeed dkk melaporkan bahwa episode apneic
menurun hingga 75% selama 3 jam sesi PMK dibandingkan saat dalam
inkubator, sebuah hasil penelitian yang juga didukung oleh randomized
clinical trial (RCT) lainnya. Sebuah studi deskripsi melaporkan tidak
ada apnea yang terjadi saat ibu menyusui dalam sesi PMK. 11 Singkat
kata, kecepatan denyut jantung dan respirasi biasanya tetap berada
dalam range yang diterima secara klinis dan lebih stabil selama sesi
PMK dibandingkan dengan saat berada dalam inkubator. Dengan kata
PMK mampu menjaga stabilitas efek kardiorespirasi.11
2) Efek PMK terhadap saturasi oksigen
Efek PMK terhadap kadar saturasi oksigen juga bervariasi. Kadar
saturasi oksigen dilaporkan meningkat 2% hingga 3% saat sesi PMK
dibandingkan dengan saat berada dalam inkubator, dan peningkatan ini
bermakna secara statistik setelah melalui meta analisis. Saat transfer
dari inkubator ke sesi PMK, saturasi oksigen mengalami penurunan
tetapi dapat mencapai kestabilan hingga batas normal dalam 3 menit
onset PMK. Oleh sebab itu, berdasarkan evidence based level A,
perubahan saturasi oksigen selama PMK dilaporkan minimal dan
nilainya tetap berada dalam batas klnis yang dapat diterima.11
yang diinginkan yaitu 50 nmol/L. Oleh sebab itu reduksi kadar kortisol
hingga 60% dalam waktu singkat menjadi penting, mengingat
peningkatan kadar kortisol akan mengganggu fungsi sistem umum.
SebuAh studi pada BBLR melaporkan tidak ada perbedaan kadar
kortisol saat berada dalam inkubator dan PMK menunjukkan adanya
pengaruh maturasi terhadap sekresi kortisol.11
5) Efek PMK terhadap peningkatan berat badan
Efek PMK terhadap peningkatan berat badan bayi masih
kontroversial. Studi yang menilai peningkatan berat badan bayi saat
menjalani rawat inap menunjukkan tidak ada perbedaan antara bayi
dalam inkubator dan sesi PMK. Meta-analisis melaporkan adanya
sedikit peningkatan berat badan bayi yang mendapatkan sesi PMK
dibandingkan bayi yang hanya berada dalam inkubator.7,11,15
6) Efek PMK terhadap infeksi nosokomial
Selain itu, pada PMK risiko bayi mendapat infeksi minimal karena
flora normal kulit ibu tentu lebih aman dari pada kuman resisten
antibiotik di ruang rawat rumah sakit. Bayi pun lebih cepat dipulangkan
dari rumah sakit karena peningkatan berat badan yang lebih cepat dan
PMK dapat dilanjutkan di rumah oleh ibu dibantu oleh anggota
keluarga lainnya.10 Efek PMK terhadap infeksi nosokomial tidak
banyak diteliti mengingat para ahli tidak menginginkan adanya
peningkatan risiko infeksi dalam praktek PMK. Dalam penelitian di
Zimbabwe terhadap 52 bayi kembar prematur yang mendapat PMK
pada hari ke 4 hingga ke 7 ternyata mengalami sepsis dan harus
dikembalikan ke NICU dari unit PMK dalam sebuah studi deskriptif.
Diperkirakan 6 diantara 52 bayi tersebut telah menderita sepsis sebelum
ditransfer ke unit PMK. Sebaliknya sebuah penelitian lain pada 50 bayi
prematur yang mendapat sesi PMK 4-6 jam setiap hari ternyata tidak
mengalami infeksi selama sesi PMK.11
neonatus ditandai oleh 50% dari rapid eye movement sleep dan tidur
tenang ini menunjukkan kendali batang otak yang lebih baik. 13
Pada sejumlah penelitian, PMK dilaporkan dapat meningkatkan
lama waktu tidur dan jumlah tidur tenang pada bayi. Secara
keseluruhan, integritas tidur pada bayi selama sesi PMK mengalami
peningkatan dan organisasi tidur jauh lebih matang pada bayi yang
mendapat PMK dibandingkan kontrol.5,10 Disamping itu, PMK juga
dapat mempengaruhi status spektrum lainnya yaitu menangis. Bayi
dapat menangis untuk beberapa alasan misalnya saat dipisahkan dari
ibunya, kelaparan atau respon terhadap nyeri. Penelitian melaporkan
bahwa bayi jarang sekali menangis saat sesi PMK dibandingkan saat
berada dalam inkubator. PMK terbukti dapat menekan episode
menangis pada bayi termasuk episode menangis yang terkait dengan
prosedur yang memicu rasa nyeri.10,15,16,17
Efek merugikan nyeri pada bayi meliputi efek fisiologis dan
metabolik seperti efek metabolik seperti perubahan tanda vital,
perubahan aliran darah serebral dan sekresi hormon stres.15,16,17
9) Efek PMK terhadap pemberian air susu ibu
ASI mempunyai keuntungan yaitu kadar protein tinggi, laktalbumin,
zat kekebalan tubuh, lipase dan asam lemak esensial, laktosa, dan
oligosakarida. ASI mempunyai faktor pertumbuhan usus, oligosakarida
untuk memacu motilitas usus, dan perlindungan terhadap penyakit. Dari
segi psikologik ASI meningkatkan ikatan antara ibu dan anak. Formula
standar untuk BBLR menyerupai ASI tetapi kekurangan antibodi dan
faktor pertumbuhan. Formula prematur mempunyai kandungan kalori,
protein, dan mineral yang lebih tinggi dibanding formula untuk bayi
cukup bulan. Bayi kecil juga rentan kekurangan nutrisi, fungsi organnya
belum matang, kebutuhan nutrisinya besar, dan mudah sakit hingga
pemberian nutrisi yang tepat penting untuk tumbuh kembang optimal.
PMK memudahkan ibu untuk memberikan air susunya secara eksklusif
pada bayinya. Berbagai aspek dari pemberian air susu ibu meliputi
inisiasi, eksklusivitas, durasi, produksi susu dan semuanya mendukung
manfaat dari PMK. Produksi susu ibu juga meningkat pada ibu yang
melakukan sesi PMK demikian juga dengan durasi dan ekslusivitas
pemberian air susu ibu.11
10
dibandingkan bayi tanpa PMK pada usia 6 bulan dan 1 tahun. Feldman
dan Eidelman melaporkan bahwa sesi PMK sedikitnya 30 menit setiap
hari
mampu
mempercepat
perkembangan
otonom
dan
INDIKASI
Untuk mulai dilakukannya PMK ini diperlukan adanya kesiapan antara
bayi, orangtua, dan instansi terkait untuk mendukung penggunaan dari PMK
ini.
Kesiapan Bayi
11
Untuk menilai kesiapan bayi pada penggunaan PMK ini adalah bayi
harus dalam keadaan tenang di dalam radiant warmer atau inkubator.
Penilaian tanda-tanda vital bayi merupakan indikator yang baik untuk
menilai kesiapan bayi, yaitu berdasarkan :11
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Aktivitas normal
Kesiapan Orangtua
Untuk menilai kesiapan orangtua, terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu 11:
1.
2.
3.
4.
Kesiapan institusi
Penilaian kesiapan institusi untuk menerapkan metode kangguru ini
meliputi11 :
12
1.
Fisik yang terdiri dari ruangan, kursi dengan tempat bersandarnya kaki
yang nyaman, tirai dan baju khusus untuk ibu, selimut dan topi untuk
menjaga suhu tubuh
2.
3.
V.
PENATALAKSANAAN
13
14
proses
menyusui
menjadi
lebih
lama.
PMK
dapat
15
16
Berat
bayi
selalu
bertambah
(sekurang-kurangnya
17
Sepuluh langkah
2.
3.
4.
5.
Tunjukkan kepada ibu posisi bayi yang aman dan nyaman selama
menjalani metode kangguru
6.
18
7.
8.
9.
19
memerlukan proses adaptasi. Proses adaptasi ini diperlukan karena bayi yang baru
lahir perlu adaptasi dengan lingkungan barunya setelah 9 bulan berada didalam
kandungan. Rahim merupakan tempat yang hangat, nyaman dan aman bagi janin
karena kebutuhannya untuk hidup dan berkembang (oksigen dan makanan) bisa
terpenuhi melalui placenta ibunya. Ketika bayi lahir ia mulai beradaptasi dengan
temperature udara yang berbeda dengan kondisi di rahim ibu dan bernafas sendiri
dengan paru-parunya.
Salah satu metode yang terkenal dapat menyokong adaptasi ini ialah kontak kulit
ke kulit (skin-to skin contact) atau Perawatan Metode Kangguru sebagai fasilitasi
regulasi neurobehavioural pasca persalinan pada bayi cukup bulan maupun
prematur.
Perawatan kanguru digunakan sebagai alternatif dari adanya perawatan inkubator
yang tidak adekuat hal ternyata dapat
regulasi thermal, respirasi dan saturasi oksigen, menekan apnea dan bradikardia,
meningkatkan produksi susu ibu, mempercepat peningkatan berat badan dan
memperpendek lama rawat inap. PMK juga terkenal mampu meningkatkan
regulasi status, status neurobehavioural dan maturasi otonom pada bayi prematur
untuk kepentingan bertahan hidup.
Dengan aplikasi metode PMK secara sedini mungkin ini diharapkan angka
morbiditas dan mortalitas bayi terutama BBLR dapat lebih ditekan dan kualitas
hidup mereka dapat lebih ditingkatkan.
20