Apabila terdapat akuntansi alternatif, maka komparabilitas laporan antar periode dan
antar perusahaan akan menjadi berkurang dan data kecenderungan historis yang bermanfaat
menjadi tidak jelas. Sebagai contoh, jika Ford merevisi estimasinya atas usia kerja peralatan,
pengeluaran penyusutan tahun berjalan tidak akan dapat dibandingkan dengan pengeluaran
penyusutan yang dilaporkan Ford pada tahun-tahun sebelumnya. Serupa dengan itu, jika Best
Buy beralih ke penetapan harga inventori FIFO sementara Circuit City memakai LIFO, akan
sulit membandingkan hasil yang dilaporkan kedua perusahaan ini. Kerangka kerja pelaporan
membantu menjaga komparabilitas ketika terjadi perubahan akuntansi.
FASB telah menetapkan kerangka kerja pelaporan, yang mencakup tiga jenis
perubahan akuntansi. Tiga jenis perubahan akuntansi adalah :
1. Perubahan Prinsip Akuntansi
Perubahan dari satu prinsip akuntansi yang berlaku umum ke prinsip akuntansi
yang berlaku umum lainnya. Sebagai contoh, perubahan metode penilaian
persediaannya dari LIFO menjadi biaya rata-rata.
2. Perubahan Estimasi Akuntansi
Perubahan yang terjadi sebagai akibat dari informasi baru atau diperolehnya
pengalaman tambahan. Contohnya adalah perubahan estimasi umur manfaat aktiva
yang dapat disusutkan.
3. Perubahan Entitas Pelaporan
Perubahan dari pelaporan sebagai satu jenis entitas ke jenis entitas lainnya;
sebagai contoh, perubahan anak perusahaan spesifik dalam satu kelompok perusahaan
di mana laporan keuangan konsolidasi disusun.
Kategori keempat membutuhkan perubahan akuntansi, walaupun hal ini tidak
diklasifikasikan sebagai perubahan akuntansi.
4. Kesalahan-Kesalahan dalam Laporan Keuangan
Kesalahan yang terjadi sebagai akibat dari kesalahan matematis, kesalahan
penerapan prinsip akuntansi, atau kelalaian dan penyalahgunaan fakta yang ada pada
saat laporan keuangan disusun. Contohnya adalah penerapan metode persediaan
eceran yang tidak tepat dalam menentukan nilai persediaan akhir.
Perubahan-perubahan itu diklasifikasikan oleh FASB dalam empat kategori ini karena
karakteristik individual dari setiap kategori membutuhkan metode yang berbeda untuk
mengakui perubahan ini dalam laporan keuangan. Masing-masing kategori tersebut akan
dibahas untuk menentukan bagaimana masing-masing ketegori harus dilaporkan dalam akun
serta bagaimana informasi harus diungkapkan dalam laporan komparatif.
perbedaan laba tahun sebelumnya antara metode baru dan metode lama. Penyesuaian
ini kemudian dilaporkan hanya dalam laporan laba rugi tahun berjalan. Perusahaan
tidak mengubah laporan laba rugi tahun sebelumnya.
Pendukung metode ini berpendapat bahwa menyatakan kembali laporan
keuangan tahun-tahun sebelumnya akan mengakibatkan hilangnya kepercayaan para
investor atas laporan keuangan itu. Menyetakan kembali laporan, jika diijinkan, juga
dapat mengganggu banyak kontrak dan perjanjian lainnya yang didasarkan pada
angka-angka masa lampau. Sebagai contoh, perjanjian pembagian laba yang dihitung
berdasarkan angka-angka masa lampau mungkin harus dihitung kembali sebelum
dapat dibagikan, sehingga bisa menimbulkan banyak masalah hukum. Terdapat juga
banyak kesulitan dalam menjalankan praktek ini; yaitu, biaya untuk melaporkan
kembali mungkin sangat besar, atau pelaporan kembali itu mungkin saja tidak dapat
dilakukan berdasarkan data yang tersedia.
2. Pelaporan perubahan secara retrospektif
Penyesuaian retrospektif (retrospective application) atas laporan keuangan
akan menyusun kembali laporan keuangan tahun sebelumnya atas dasar yang
konsisten dengan prinsip yang baru diterapkan. Perusahaan menyajikan pengaruh
kumulatif dari perubahan atas penyesuaian atas laba ditahan awal di tahun paling awal
yang disajikan dalam laporannya.
Pendukung pendekatan ini berpendapat bahwa hanya dengan menyusun
kembali laporan periode sebelumnya yang dapat menjamin perubahan prinsip
akuntansi atas laporan keuangan tetap dapat dibandingkan. Jika pendekatan ini tidak
digunakan, maka laporan keuangan tahun sebelum perubahan akan disajikan dengan
metode lama; sementara laporan keuangan pada tahun perubahan akan melaporkan
keseluruhan penyesuaian kumulatif atas laba; dan laporan keuangan setelah tahun
perubahan akan menyajikan laporan keuangan atas dasar baru tanpa pengaruh
kumulatif perubahan. Konsistensi dianggap penting dalam menyediakan data
kecenderungan-laba yang berarti dan hubungan keuangan lainnya yang diperlukan
untuk mengevaluasi bisnis.
3. Pelaporan perubahan secara prospektif (di masa depan)
Pada pendekatan ini, hasil yang telah dilaporkan sebelumnya biasanya tidak
diubah. Saldo awal tidak perlu disesuaikan. Pendukung pendekatan ini berargumen
bahwa setelah manajemen menyajikan laporan keuangan berdasarkan prinsip
akuntansi yang dapat diterima, maka laporan tersebut sudah final; manajemen tidak
dapat mengubah periode sebelumnya dengan menerapkan prinsip baru. Berdasarkan
alasan ini, penyesuaian kumulatif selama tahu berjalan dianggap tidak tepat, karena
pendekatan ini meliputi jumlah yang memiliki hubungan yang kecil atau bahkan tidak
ada sama sekali dengan laba atau peristiwa ekonomi selama tahun berjalan.
FASB mensyaratkan agar perusahaan memakai pendekatan retrospektif. Karena
pendekatan ini menyediakan informasi yang lebih berguna bagi para pemakai laporan
keuangan dibanding pendekatan pengaruh kumulatif maupun pendekatan prospektif.
Logikanya, pengubahan laporan terdahulu sesuai prinsip baru akan menghasilkan konsistensi
yang lebih besar diantara periode-periode akuntansi. Para pengguna akan lebih tepat
membandingkan kesimpulan-kesimpulan antarperiode.
Pendekatan Perubahan Akuntansi Retrospektif
Ada asumsi awal bahwa sekali perusahaan mengadopsi prinsip akuntansi tertentu,
prinsip tersebut tidak boleh berubah. Asumsi tersebut dapat dipahami terkait ide bahwa
konsistensi pemakaian prinisp akuntansi tertentu menambah manfaat laporan keuangan.
Namun, lingkungan terus berubah dan perusahaan ikut berubah. Standar-standar baru dengan
subjek seperti opsi saham, pertukaran aktiva nonmoneter, derivatif, dan sebagainya,
menandai bahwa perusahaan dalam prinsip akuntansi akan terus terjadi.
Ketika perusahaan mengubah satu prinsip akuntansi, perubahan tersebut sebaiknya
dilaporkan dengan aplikasi retrospektif. Secara umum, perusahaan tersebut harus melakukan
hal-hal berikut ini:
1. Perusahaan mengoreksi laporan keuangannya pada setiap periode yang tercakup.
Maka, informasi laporan keuangan terkait periode terdahulu akan berdasar pada
prinsip akuntansi yang baru.
2. Perusahaan mengoreksi nilai pindah buku atas aktiva dan kewajiban terhitung awal
bulan
pertama
yang
tercakup
dalam
laporan.
Maka,
akun-akun
tersebut
akan mengoreksi aktiva, kewajiban, dan laba ditahan periode-periode sebelumnya tahun
2005 dan melaporkan jumlah tersebut dalam laporan keuangan tahun 2005.
Contoh Perubahan Akuntansi Retrospektif
Dalam rangka mengilustrasikan pendekatan retrospektif, asumsikan Lancer Company
memakai metode LIFO atas akuntansi persediaanya. Pada tahun 2007, perusahaan ini beralih
ke metode FIFO karena pihak manajemennya meyakini pendekatan baru tersebut
menghasilkan pengukuran lebih akurat atas biaya-biaya persediannya. Ilustrasi 22-1
menyajikan informasi Lancer Company.
Menurut ilustrasi 22-2, berdasarkan LIFO Lancer Company melaporkan laba bersih
$120.000 pada tahun 2005, $100.000 pada 2006, dan $87.000 pada 2007. Nilai persediaan
yang dilaporkan dalam neraca Lancer mencerminkan pembiayaan LIFO.
Ilustrasi 22-3 menyajikan laporan laba rugi, laba ditahan, neraca, arus kas Lancer
pada tahun 2005-2007 berdasarkan FIFO. Dapat anda lihat bahwa laporan arus kas
berdasarkan FIFO sama dengan berdasarkan LIFO. Meski laba bersih berbeda pada setiap
periode, tidak ada pengaruh arus kas yang berasal dari perbedaan laba bersih tersebut. (Jika
kita mempertimbangkan pajak penghasilan, barulah ada pengaruh arus kas.)
Bandingkan laporan-laporan keuangan pada Ilustrasi 22-2 dan 22-3. Dapat dilihat
bahwa, berdasarkan penerapan retrospektif, perubahan menjadi penilaian persediaan FIFO
berpengaruh pada persediaan yang dilaporkan, biaya barang yang dijual, laba bersih, dan laba
ditahan. Dalam subbab berikut kami membahas akuntansi dan laporan atas perubahan
akuntansi Lancer dari LIFO ke FIFO.
Ayat yang mencatat perubahan ke metode FIFO pada awal tahun 2007 disajikan
berikut ini.
Persediaan
Laba Ditahan
5.000
5.000
Lancer Company akan menyusun laporan keuangan komparatif tahun 2006 dan 2007
berdasarkan FIFO (metode baru persediaan). Ilustrasi 22-5 menyajikan cara Lancer
melaporkan informasi ini.
Seperti pada Ilustrasi 22-5, Lancer Company melaporkan laba bersih berdasarkan
metode FIFO yang baru diadopsi untuk tahun 2006-2007. Perusahaan mengoreksi secara
retrospektif laporan laba rugi 2006 sehingga informasi di dalam laporan ini sesuai dengan
basis FIFO. Lebih lanjut, catatan dalam laporan keuangan tersebut menjelaskan sifat
perubahannya, alasan perusahaan melakukan perubahan tersebut, dan tahun-tahun yang
terpengaruh. Catatan itu juga menyajikan data mengenai perbedaan penting antara nilai yang
dilaporkan berdasarkan LIFO versus FIFO. (ketika mengidentifikasi perbedaan yang
signifikan, sejumlah perusahaan menyajikan keseluruhan laporan keuangannya dan
perbedaan baris-per-baris antara LIFO dan FIFO.)
Jika Lancer menyajikan laporan komparatif tahun 2006 dan 2007 menurut FIFO,
Lancer harus mengubah saldo awal laba ditahan per 1 Januari 2006. Perhitungan perbedaan
antara saldo laba ditahan menurut LIFO dan FIFO disajikan berikut ini
Lancer menyesuaikan saldo awal laba ditahan pada 1 Januari 2006, untuk kelebihan
laba bersih FIFO dibanding laba bersih LIFO pada tahun 2005. Penyajian komparatif ini
menunjukan jenis penyesuaian yang harus dilakukan perusahaan. Lebih lanjut, nilai
penyesuaian ini akan lebih besar jika periode terdahulu yang ikut diperhitungkan lebih
banyak.
220.000
88.000
Laba Ditahan
132.000
Sebagai contoh, mari kita asumsikan bahwa Denson Construction memiliki program
pembagian laba kepada karyawan berdasarkan laba bersih. Seperti disajikan Ilustrasi 22-8,
Denson akan melaporkan laba lebih besar pada tahun 2005 dan 2006 bilamana perusahaan ini
memakai metode persentase-penyelesaian. Lebih lanjut, mari kita asumsikan program
pembagian laba tersebut mengharuskan Denson membayar berdasarkan jumlah laba menurut
metode persentase-penyelesaian. Dalam situasi ini, Denson melaporkan biaya tambahan
tersebut pada periode berjalan; Denson tidak akan mengubah nilai biaya ini pada periode
terdahulu. Bilamana perusahaan menyusun laporan keuangan komparatif, perusahaan juga
tidak akan menerapkan biaya tambahan ini pada periode terdahulu.
Jika ketentuan program pembagian laba menyatakan tidak perlu ada pembayaran pada
periode berjalan terkait perusahaan di atas, perusahaan tidak perlu mengakui biaya
pembagian laba tambahan pada periode berjalan. Perusahaan juga tidak mengubah nilai
dalam laporan periode terdahulu.
Ketika perusahaan mengakui pengaruh tak langsung dari perubahan prinsip akuntansi,
perusahaan menyertakan dalam laporan keuangannya deskripsi pengaruh tak langsung
tersebut. Sejalan dengan itu, perusahaan mengungkapkan nilai yang diakui pada periode
berjalan dan informasi yang relevan lainnya terkait saham.
Ketidakpraktisan
Perusahaan tidak selalu dapat menentukan bagaimana mereka seharusnya melaporkan
informasi keuangan periode terdahulu berdasarkan penerapan retrospektif dari perubahan
prinsip akuntansi. Penerapan retrospektif dianggap tidak praktis (impracticable) jika
perusahaan
tidak
dapat
menentukan
pengaruh
periode-terdahulu
bahkan
setelah
Jika salah satu kondisi di atas terjadi, penerapan pendekatan retrospektif dianggap tidak
praktis. Dalam kasus ini, perusahaan menerapkan secara retrospektif prinsip akuntansi baru
dengan mencakup hingga tanggal paling terdahulu yang masih dianggap praktis.
Sebagai contoh, asumsikan Williams Company mengubah metode persediaannya dari
FIFO menjadi LIFO, terhitung 1 Januari 2008. Williams menyusun laporan berbasis tahun
kalender dan telah memakai metode FIFO sejak berdirinya perusahaan. Williams
menganggap penerapan metode barunya secara retrospektif tidak praktis. Penentuan pengaruh
periode terdahulu memerlukan asumsi-asumsi subjektif mengenai lapisan LIFO yang terjadi
di periode terdahulu. Asumsi-asumsi itu biasanya akan mengakibatkan penetapan nilai-nilai
laba yang berbeda.
Jadi, satu-satunya koreksi yang diperlukan berupa pelaporan ulang persediaan awal ke
dasar biaya dari pendekatan lower-of-cost-or-market. Williams hanya perlu mengungkapkan
pengaruh perubahan metodenya terhadap hasil operasi pada periode terjadinya perubahan
tersebut. Kemudian, perusahaan perlu menjelaskan alasan pengabaian penghitungan pengaruh
kumulatif terhadap tahun-tahun terdahulu. Terakhir, perusahaan perlu mengungkapkan
justifikasi perusahaan ke metode LIFO tersebut. Ilustrasi 22-10, dari laporan tahunan Quaker
Oats Company, menyajikan jenis pengungkapan yang diperlukan.