BAB II B
BAB II B
PEMERIKSAAN DARAH
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK III
NYIMAS FARASTIKA HARSYAH ( 1301066 )
RAHMA DELFIYANTI ( 1301072 )
NURA ANISARI (1301062)
SHELLA AFRIYANI (1301092)
RISKA OKTAVIANI (1301081)
RANI FAUZIAH (1301075)
NURIANA SYAFITRI (1301064)
TIARA SRI SUDARSIH (1301100)
NUR APNI RIANTI (1301059)
SUSI LESTARI (1301097)
YULIA INDRI YANI (1301112)
Kelas : S1 B ( Semester VII )
Dosen Pembimbing: MIRA FEBRINA, M.Sc. Pharm, Apt
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
YAYASAN UNIVERSITAS RIAU
2016
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami ucapkan kepada tuhan yang maha kuasa karena atas
berkat dan rahmatnya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi dan berita. Makalah ini di
susun oleh kami dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari kami
maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada dosen pembimbing mata kuliah
INTERPRETASI DATA KLINIK yaitu ibu MIRA FEBRINA, M.Sc. Pharm,
Apt atas bimbingannya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca.Kami sadar bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen
pembimbing kami meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah
kami di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca.
Pekanbaru, 1 Oktober 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1 Latar Belakang................................................................................................1
2 Rumusan masalah...........................................................................................2
3 Tujuan pembelajaran.......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Darah....................................................................................................3
2.2 Fungsi Darah................................................................................................4
2.3 Pemeriksaan Darah.......................................................................................6
2.4 Jenis-jenis Pemeriksaan Darah...................................................................10
2.4.1 Hematokrit (Hct)
2.4.2 Hemoglobin (Hb)
2.4.3 Eritrosit
2.4.4 Leukosit
2.4.5 Trombosit
2.4.6 Laju Endap Darah
2.4.7 Waktu protrombin (Prothrombin time/PT)
2.4.8 International Normalized Ratio (INR)
2.4.9 aPTT (activated Partial Thromboplastin Time)
2.4.10 Waktu Thrombin (Thrombin Time/TT)
2.4.11 Fibrinogen
2.4.12 D Dimer
2.5 Indikasi Pemeriksaan Laboratorium Darah
2.6 Kontraindikasi Pemeriksaan Laboratorium Darah
2.7 Persiapan Pasien
2.8 Persiapan Alat
2.8.1 Pengambilan darah vena
2.8.2 Pengambilan darah Perifer (pembuluh darah tepi)
2.8.3 Pengambilan darah EDTA
2.8.4 Pengambilan darah SITRAT
2.9 Prosedur Kerja
2.9.1 Pengambilan darah vena
2.9.2 Pengambilan darah Perifer (pembuluh darah tepi)
2.9.3 Pengambilan darah EDTA
2.9.4 Pengambilan darah SITRAT
2.10
Manfaat Pemeriksaan
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN...............................................................................................12
3.2 SARAN
...............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DARAH
Darah adalah suatu suspensi partikel dalam suatu larutan kolid cair yang
mengandung elektrolit dan merupakan suatu medium pertukaran antar sel yang
terfikasi dalam tubuh dan lingkaran luar (Silvia A. Price & Lorraine M. Wilson :
2005). Darah merupakan jaringan yang berbentuk cairan yang terdiri dari dua
bagian besar, yaitu: Plasma darah, merupakan bagian yang cair dan bagian
korpuskuli yakni benda-benda darah yang terdiri atas sel darah putih atau leukosit,
sel darah merah atau eritrosit dan sel beku darah atau trombosit.Bagian cair,
merupakan plasma atau serum (tergantung bagaimana cara kita memperolehnya
mengandung bermacam - macam zat yang dalam garis besarnya dapat kita
kategorikan dalam beberapa golongan sebagai berikut:
Protein yang berkisar 6-8%.Terdapat beberapa jenis protein yang berbeda sifat dan
fungsinya.Tubuh individu terdapat kira-kira 200-300 gram protein terdapat dalam
bentuk koloid dan mempengaruhi kekentalan (viskositas) darah (DepKes RI,
1989).
Spesimen darah sering digunakan untuk pemriksaan hematologi rutin.
Hematologi rutin adalah pemeriksaan rutin dan lengkap yang mencakup sel -sel
darah dan bagian-bagian lain dari darah, yang meliputi pemeriksaan haemoglobin,
jumlah eritrosit, hematokrit, MCV, MCH, MCHC, RDW, leukosit, hitung jenis
dan trombosit (Niki Diagnostic Center, 2011).
Pada pemeriksaan hematologi rutin
sampel darah segar. Darah segar ( fresh whole blood) merupakan control yang
ideal untuk pemeriksaan darah lengkap karena secara fisik dan biologi identik
dengan material yang akan diperiksa (Van Dun, 2007).
2.2 FUNGSI DARAH
Fungsi utama darah dalam sirkulasi adalah sebagai media transportasi,
pengatur suhu dan pemelihara keseimbangan cairan, asam dan basa.Eritrosit
selama hidupnya tetap berada dalam darah.Sel sel ini mampu mengangkut
oksigen secara efektif tanpa meninggalkan pembuluh darah serta cabang cabangnya.Sebaliknya leukosit melaksanakan fungsinya di dalam jaringan,
sedangkan keberadaannya dalam darah hanya melintas saja.Trombosit melakukan
fungsinya pada dinding pembuluh darah, sedangkan trombosit yang ada dalam
sirkulasi tidak mempunyai fungsi khusus (Frances, K. Widmann, 1995).
2.3 PEMERIKSAAN DARAH
Pemeriksaan darah adalah bagian dari penilaian komponen sel darah secara
lebih lengkap, yaitu bertujuan dan bermanfaat dalam rangka mengetahui adanya
kelainan darah seperti anemia (Kurang darah merah), Adanya infeksi atau
kelaianan sel darah putih yang lain, alergi dan gangguan pembekuan darah akibat
kelainan jumlah trombosit.
Pemeriksaanpanelhematologi(hemogram)terdiridarileukosit,eritrosit,hemoglob
in, hematokrit,indekseritrositdantrombosit.Pemeriksaanhitungdarahlengkapterdiri
dari hemogram ditambah leukosit diferensial yang terdiri dari neutrofil
(segmented dan bands), basofil, eosinofil, limfosit dan monosit.
Rentang nilai normal hematologi bervariasi pada bayi, anak anak dan remaja,
umumnya lebih tinggi saat lahir dan menurun selama beberapa tahun kemudian.
Nilaipadaorangdewasaumumnyalebihtinggidibandingkantigakelompokumur
di
ukuran
mikrositik.
Pada pasien anemia karena kekurangan besi (ukuran sel
darah
merah
lebih kecil), nilai Hct akan terukur lebih rendah karena sel
mikrositik
terkumpul pada volume yang lebih kecil, walaupun jumlah sel
darah
merah
terlihat normal.
Nilai normal Hct adalah sekitar 3 kali nilai hemoglobin.
Satu unit darah akan meningkatkan Hct 2% - 4%.
d. Faktor pengganggu
Individu yang tinggal pada dataran tinggi memiliki nilai Hct yang
tinggi
kehamilan.
Nilai Hct normal bervariasi sesuai umur dan jender. Nilai normal untuk
bayi lebih tinggi karena bayi baru lahir memiliki banyak sel
makrositik.
Nilai Hct pada wanita biasanya sedikit lebih rendah dibandingkan lakilaki.
kelompok
yang
lebih
hematology
analyzer
atau
secara
manual.Metode
untuk
mendapatkan
nilai
hematokrit
yang
diukur
menggunakan Ht Reader.
2.4.2 Hemoglobin (Hb)
a. Nilai normal
Pria : 13 - 18 g/dL SI unit : 8,1 - 11,2 mmol/L
Wanita: 12 - 16 g/dL SI unit : 7,4 9,9 mmol/L
b. Deskripsi
Hemoglobin adalah komponen yang berfungsi sebagai alat transportasi
oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2). Hb tersusun dari globin (empat
rantai protein yang terdiri dari dua unit alfa dan dua unit beta) dan heme
(mengandung atom besi dan porphyrin: suatu pigmen merah). Pigmen besi
secara
12
gm/dL
hemoglobin
c. Implikasi klinik
Penurunan nilai Hb dapat terjadi pada anemia (terutama anemia karena
kekurangan zat besi), sirosis, hipertiroidisme, perdarahan, peningkatan
dan
luka bakar.
aktif).
Nilai Hb umumnya menurun pada kehamilan sebagai akibat
peningkatan
volume plasma
Ada banyak obat yang dapat menyebabkan penurunan Hb.
Obat
yang
hemokonsenstrasi
f. Tatalaksana
Manajemen anemia bertujuan untuk mengatasi penyebab rendahnya
nilai
hemoglobin.Dalam situasi terjadi penurunan darah yang akut, transfusi
merupakan terapi pilihan.Dalam situasi terjadi kekurangan atau
penurunan
nutrisi maka diperlukan penggantian besi, vitamin B12 atau
asam folat.
hemoglobin
diubah
menjadi
hematin
asam
misalnya
hemoglobin
di
laboratorium
karena
larutan
standar
ke
jaringan tubuh dan mengangkut CO2 dari jaringan tubuh ke paru-paru oleh
Hb. Eritrosit yang berbentuk cakram bikonkaf mempunyai area permukaan
yang luas sehingga jumlah oksigen yang terikat dengan Hb dapat lebih
banyak.
Implikasi klinik :
Secara umum nilai Hb dan Hct digunakan untuk memantau derajat
sistemik.
Sel
darah
merah
meningkat
polisitemia
pada
polisitemia
vera,
sekunder,
di
dataran
tinggi.
yang abnormal.
MCV adalah nilai yang terukur karenanya memungkinkan
adanya
variasi berupa mikrositik dan makrositik walaupun nilai
MCV
tetap
normal.
MCV pada
umumnya
meningkat
pada
pengobatan
Zidovudin
(AZT)
(normokromik,
hipokromik,
hiperkromik)
merah.MCH
sel
darah
dapat
10
11
hal
sumsum
eritrosit
tulang
ini
tidak
memproduksi
yang
cukup
cukup
20%;
anemia
pernisiosa.
Peningkatan
maksimum
diharapkan
terjadi
organisme
asing
dan
memproduksi
atau
12
Nilai
leukosit yang sangat tinggi (di atas 20.000/mm3) dapat disebabkan
oleh
leukemia. Penderita kanker post-operasi (setelah menjalani operasi)
menunjukkan pula peningkatan leukosit walaupun tidak dapat
dikatakan
infeksi.
Biasanya terjadi akibat peningkatan 1 tipe saja (neutrofil). Bila tidak
ditemukan anemia dapat digunakan untuk membedakan antara infeksi
dengan leukemia.
Leukopenia, adalah penurunan jumlah leukosit <4000/mm3.
Prosedur pewarnaan: Reaksi netral untuk netrofil; Pewarnaan
asam
untuk
tahun)
tahun
Manajemen
neutropenia
disesuaikan
rendahnya
dengan
penyebab
nilai
leukosit
13
Keburukan cara automatik adalah harga alat mahal dan sulit untuk
memperoleh reagen karena belum banyak laboratorium di Indonesia yang
memakai alat ini.
Sel Darah Putih Differensial
a. Nilai Normal
b. Deskripsi
Neutrofil melawan infeksi bakteri dan gangguan radang
Eosinofil melawan gangguan alergi dan infeksi parasite
Basofil melawan diskrasia darah dan penyakit myeloproliferatif
Limfosit melawan infeksi virus dan infeksi bakteri
Monosit melawan infeksi yang hebat
1) Neutrofil
Nilai normal: Segment : 36% - 73% SI unit : 0,36 0,73
Bands : 0% - 12% SI unit : 0,00 0,12
Deskripsi
Neutrofil adalah leukosit yang paling banyak.Neutrofil terutama berfungsi
sebagai pertahanan terhadap invasi mikroba melalui fagositosis.Sel ini
memegang peranan penting dalam kerusakan jaringan yang berkaitan
dengan penyakit noninfeksi seperti artritis reumatoid, asma dan radang
perut.
Implikasi klinik
Neutrofilia, yaitu peningkatan persentase neutrofil, disebabkan oleh
infeksi bakteri dan parasit, gangguan metabolit, perdarahan dan
gangguan myeloproliferatif.
Neutropenia yaitu penurunan persentase neutrofil, dapat disebabkan
oleh penurunan produksi neutrofil, peningkatan kerusakan sel,
infeksi
bakteri, infeksi virus, penyakit hematologi, gangguan hormonal dan
infeksi berat.
14
Faktor pengganggu
15
Eosipenia
adalah
penurunan
jumlah
eosinofil
dalam
sirkulasi.
setiap hari.
Situasi stres, seperti luka, kondisi pasca operasi, tersengat
listrik
dapat
tertutup
oleh
penggunaan
steroid.Berikan
perhatian
pada
3) Basofil
Nilai normal : 0% - 2%
Deskripsi
Fungsi basofil masih belum diketahui.Sel basofil mensekresi heparin
dan histamin. Jika konsentrasi histamin meningkat, maka kadar basofil
biasanya
tinggi.
Jaringan
basofil
disebut
juga
mast
sel.
Implikasi klinik
Basofilia adalah peningkatan basofil berhubungan dengan leukemia
granulositik dan basofilik myeloid metaplasia dan reaksi alergi.
Basopenia adalah penurunan basofil berkaitan dengan infeksi akut,
reaksi stres, terapi steroid jangka panjang.
16
4) Monosit
Nilai normal : 0%-11%
Deskripsi
Monosit merupakan sel darah yang terbesar.Sel ini berfungsi sebagai
lapis kedua pertahanan tubuh, dapat memfagositosis dengan baik dan
termasuk kelompok makrofag.Manosit juga memproduksi interferon.
Implikasi klinik
Monositosis berkaitan dengan infeksi virus, bakteri dan parasit
dan imunosupresan.
5) Limfosit
Nilai normal : 15% - 45%
Deskripsi
Merupakan sel darah putih yang kedua paling banyak jumlahnya. Sel ini
kecil dan bergerak ke daerah inflamasi pada tahap awal dan tahap akhir
proses inflamasi. Merupakan sumber imunoglobulin yang penting dalam
respon imun seluler tubuh.Kebanyakan limfosit terdapat di limfa, jaringan
limfatikus dan nodus limfa. Hanya 5% dari total limfosit yang beredar pada
sirkulasi.
Implikasi klinik
Limfositosis dapat terjadi pada penyakit virus, penyakit bakteri dan
gangguan hormonal
Limfopenia dapat terjadi pada penyakit Hodgkin, luka bakar dan
trauma.
Virosites (limfosit stres, sel tipe Downy, limfosit atipikal) adalah
tipe
sel
yang
dapat
muncul
pada
infeksi
jamur,
virus
dan
paratoksoid,
histokompabilitas.
Jumlah absolut limfosit < 1000 menunjukkan anergy.
17
Faktor pengganggu
yang
menyebabkan
peningkatan limfositosis
Hal yang harus diwaspadai:
Penurunan limfosit < 500/mm3 menunjukkan pasien dalam
bahaya
dan
18
menyebabkan trombositopenia
d. Faktor pengganggu
Jumlah platelet umumnya meningkat pada dataran tinggi; setelah
olahraga,
kehamilan
Clumping platelet dapat menurunkan nilai platelet
Kontrasepsi oral menyebabkan sedikit peningkatan
e. Hal yang harus diwaspadai
1. Pada 50% pasien yang mengalami peningkatan platelet ditemukan
keganasan
2. Pada pasien yang mengalami peningkatan jumlah platelet yang ekstrim
(>1000 x 103/mm3) akibat gangguan myeloproliferatif, lakukan
penilaian
penyebab abnormalnya fungsi platelet.
3. Nilai kritis: penurunan platelet hingga < 20 x 103/mm3 terkait dengan
kecenderungan pendarahan spontan, perpanjangan waktu perdarahan,
peteki dan ekimosis
4. Jumlah platelet > 50 x 103/mm3 tidak secara umum terkait dengan
perdarahan spontan.
f. Perawatan pasien
Interpretasi hasil pemeriksaan dan lakukan monitor yang sesuai. Amati
tanda dan gejala perdarahan saluran cerna, hemolisis, hematuria,
petekie, perdarahan vagina, epistases dan perdarahan gusi. Ketika
nampak
hemorrhage,
lakukan
tindakan
emergensi
untuk
mengendalikan
19
20
2.
3.
homogen
Cairan tersebut (reagen+darah) dipipet dengan pipet tetes, kemudian
sentuhkan ujung pipet itu dengan sudut 300 pada permukaan kamar hitung
dan menyinggung pinggir kaca penutup. Biarkan kamar hitung terisi cairan
4.
21
Wintrobe.International
Commitee
for
Standardization
in
22
Sampel yang digunakan berupa darah EDTA atau darah Amoniumkalium oksalat. Homogenisasi sampel sebelum diperiksa.
Sampel dimasukkan ke dalam tabung Wintrobe menggunakan pipet
Pasteur sampai tanda 0.
Letakkan tabung dengan posisi tegak lurus.
Biarkan tepat 1 jam dan catatlah berapa mm menurunnya eritrosit.
2.4.7 Waktu protrombin (Prothrombin time/PT)
a. Nilai normal: 10 15 detik (dapat bervariasi secara bermakna antar
laboratorium)
b. Deskripsi
Mengukur secara langsung kelainan secara potensial dalam sistem
tromboplastin ekstrinsik (fibrinogen, protrombin, faktor V, VII dan X).
c. Implikasi klinik
Nilai meningkat pada defisiensi faktor tromboplastin ekstrinsik,
defisiensi
vit.K, DIC (disseminated intravascular coagulation), hemorrhragia
pada
bayi baru lahir, penyakit hati, obstruksi bilier, absorpsi lemak yang
buruk,
lupus, intoksikasi salisilat. Obat yang perlu diwaspadai: antikoagulan
(warfarin, heparin)
Nilai menurun apabila konsumsi vit.K meningkat
d. Metode Pengukuran Prothrombin time
Menghitung waktu yang diperlukan plasma darah untuk membeku
setelah penambahan calcium chloride.
Gambar Tes PT
23
urokinase, warfarin)
Menurun pada DIC sangat awal, hemorrhagia akut, kanker meluas
(kecuali
mengenai hati)
d. Metode pengukuran aPTT
Menghitung waktu yang diperlukan plasma darah untuk membeku
setelah penambahan kaolin ( hydrated alumunium silicate) dan cephalin.
24
60%
heparin/LMWH,
kasus
DIC
urokinase,
menunjukkan
streptokinase,
TT
meningkat.
Pemeriksaan
TT kurang sensitif dan spesifik untuk DIC dibandingkan pemeriksaan
lain
Menurun pada hiperfibrinogenemia, hematokrit >55%
2.4.11 Fibrinogen
a. Nilai normal: 200 450 mg/dL atau 2,0 4,5 g/L (SI unit)
Nilai kritis: < 50 atau > 700 mg/dL
b. Deskripsi
Memeriksa lebih secara mendalam abnormalitas PT, aPTT, dan TT.
Menapis
25
eklampsia.
Menurun pada: DIC, penyakit hati, kanker, fibrinolisis primer,
26
leukosit
dan
trombosit.
Pemberian
transfusi
darah
akan
27
kadarnya rendah. Kecuali ada instruksi dan indikasi khusus atas perintah
dokter.
Selain itu juga ada pemeriksaan yang tidak melihat waktu berhubung
dengan tingkat kegawatan pasien dan memerlukan penanganan segera disebut
pemeriksaan sito. Beberapa parameter hematologi seperti jumlah eosinofil dan
kadar besi serum menunjukkan variasi diurnal, hasil yang dapat dipengaruhi
oleh waktu pengambilan. Kadar besi serum lebih tinggi pada pagi hari dan
lebih rendah pada sore hari dengan selisih 40-100 g/dl. Jumlah eosinofil akan
lebih tinggi antara jam 10 pagi sampai malam hari dan lebih rendah dari
tengah malam sampai pagi.
d. Posisi pengambilan
Posisi berbaring kemudian berdiri mengurangi volume plasma 10 %
demikian pula sebaliknya. Hal lain yang penting pada persiapan penderita
adalah menenangkan dan memberitahu apa yang akan dikerjakan sebagai
sopan santun atau etika sehingga membuat penderita atau keluarganya tidak
merasa asing atau menjadi obyek.
2.8 PERSIAPAN ALAT
2.8.1 Pengambilan darah vena
Persiapan alat:
Bak instrument
Spuit 3 atau 5 cc
Bengkok
Sarung tangan steril
Kapas alcohol dalam tempatnya
Plester dan gunting plester
Karet pembendung vena/ tourniquet
Perlak/ kain pengalas
Botol bertutup yg bersih& kering tempat bahan pemeriksaan/ specimen
Lokasi Pengambilan darah:
Vena mediana cubiti ( dewasa )
Vena jugularis superficialis ( bayi )
Tujuan:
Mendapatkan spesimen darah vena tanpa anti koagulan yang
memenuhi persyaratan untuk pemeriksaan kimia klinik dan imunoserologi.
2.8.2
28
Lancet
Kapas alcohol
Kapas kering
Sarung tangan
Larutan klorin 0,5 %
Pengalas
Botol tempat darah yang diberi label, alat pengukur HB (HB
2.8.4
29
Cuci tangan
Pasang perlak/ kain pengalas dibawah daerah/ tempat yang akan
diambil darahnya
Ikat bagian diatas daerah yang akan diambul darahnya dengan karet
sirkuler
Tegangkan kulit dengan tangan yang tidak dominan/tangan kiri
Tusukkan jarum kedalam vena dengan tangan dominan, lalu aspirasi
sesuai kebutuhan.
Tarik jarum bersama spuitnya lalu bekas tusukan tekan dengan kapas
agak
spuit
miring
kedalam
dan
botol
tidak
yang
terlalu
tersedia
keras
saat
menyemprotkannya)
Beri label pada botol dan siap dibawa ke laboratorium untuk
pemeriksaan
Setelah selesai, penghisap spuit dikeluarkan dan diletakkan kedalam
bengkok
Cuci tangan.
2.9.2 Pengambilan darah Perifer (pembuluh darah tepi)
Pelaksanaan:
Cuci tangan
30
Bersihkan daerah yang akan di tusuk alcohol 70% dan biarkan menjadi
kering kembali
Pegang bagian yang akan di tusuk supaya tidak bergerak dan di tekan
2.9.4
vena
Darah yang telah diambil dialirkan kedalam tabung yang telah berisi
EDTA 10%
Berikan label berisi tanggal pemeriksaan,nama pasien dan jenis
spesimen
Pengambilan darah SITRAT
Pelaksanaan:
vena
Darah yang telah diambil sebanyak 1.6 ml dialirkan kedalam tabung
spesimen
2.10 MANFAAT PEMERIKSAAN
Kegunaan pemeriksaan hematologis:
a)
b)
c)
d)
e)
31
Daftar pustaka
32