Abstrak:
Ziarah kubur adalah kunjungan ke tempat pemakaman umum/ pribadi yang dilakukan secara
individu atau kelompok, dengan tujuan mendoakan saudara atau keluarga yang telah meninggal
dunia supaya diberikan kedudukan atau posisi yang layak di sisi Allah SWT. Pada permulaan
Islam, Nabi SAW melarang keras umatnya untuk ziarah kubur dikarenakan masih lemahnya iman.
Beliau takut jika umatnya menjadikan kuburan sebagai suatu benda keramat, seperti meminta
sesuatu kepada kuburan, sehingga akan menjatuhkan diri kepada perbuatan syirik, atau hal lain
yang ditakutkan beliau seperti berziarah ke makam sambil meratap di atasnya. Namun seiring
semakin mantapnya akidah Islam, akhirnya ziarah ke makam diperbolehkan oleh Nabi SAW., yaitu
dengan tujuan semata-mata mendoakan orang-orang yang telah mendahului kita di makam yang
ada di lokasi tersebut. Dari kegiatan ziarah kibur ini, bila dilihat dari perspektif Islam, ternyata
terkandung nilai-nilai yang positif seperti nilai akidah, akhlak, dan ibadah. Selain itu, juga bisa
membuat pelakunya semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT., semakin yakin dan kuat
keimanannya untuk mencari amal sebanyak mungkin menghadapi kematian. Kegiatan ini juga
dapat mempererat tali silaturrahim di antara sesama muslim.
Kata kunci: Islam, Melayu, dan Ziarah Kubur
Mengikut
Pendahuluan
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang
seperti
pendapat
dikutip
Basrowi
Taylor
(2008:
kebudayaan
berbagai
Merauke
membentang
daerah
khatulistiwa,
yang
yang
mempunyai
keseluruhan
71),
(Papua),
adalah
E.B.
pengetahuan,
137)
adalah
oleh
satu
kekayaan
bangsa
masyarakat
bahwa
kepercayaan,
salah
menjelaskan
yang
guna
kebudayaan
memenuhi
Tunggal
hidup,
Ika
yang
berarti
251
walaupun
meneruskan
mengatur
keturunannya
pengalaman
dan
sosialnya.
Sosial
Budaya:
Media
menentukan
yaitu:
masyarakatnya.
di
wawasan
etika
dan
berbagai
mempunyai
daerah
arti
di
Indonesia
tersendiri
dalam
ini,
bahkan
mereka
para
mengetahui
alam
sekitar
dan
ekonomi,
yaitu
nilai
yang
dari
ekonomi
wilayah
nusantara
efisiensi
berbagai
suku,
yang
seperti
terdiri
Jawa,
dari
Batak,
kebudayaan.
Proses
berlaku
dan
memberikan
penilaian
menurut
logika
bertujuan
untuk
kontribusi
pada
kesenangan hidup.
dengan
penuh
takzim
dan
penuh
dan
sama-sama
ekspresif kebudayaan.
kejadian-kejadian.
menekankan
Kombinasi
intuisi,
252
hubungan
cinta,
kemungkinan-kemungkinan mereka.
Keenam
atas,
macam
manusia,
kebudayaan.
utama
nilai
adalah
menghalalkan
macam
nilai
kebudayaan
keuntungan,
segala
cara
di
tentu
dan
ia
tidak
Kebudayaan
terdiri
dari
1994: 139).
Kebudayaan
mempunyai
berbagai
253
Sosial
berupa
Budaya:
sistem
mempunyai
religi
Media
tersebut,
wujud
sebagai
dapat
sistem
keyakinan dan gagasan dari Tuhan, dewadewa, roh para leluhur, dan sebagainya.
Hal
ini
dimaksudkan
memiliki
kemantapan,
agar
manusia
keseimbangan
khususnya
mereka
yang
Gunung
Toar
Kabupaten
menjadi
dimaksudkan
sebagai
terang,
juga
kontrol
dalam
dan
hidup
masyarakat
dapat
setempat
guna
memperingati,
mendatangkan
pengaruh
bagi
warga
yang
berada
di
setiap
budaya
atau
Bagi
masyarakat
Melayu
254
untuk
mendoakan
para
arwah
yang
meninggal
dunia
supaya
diberikan
Allah
SWT.,
sehingga
arwahnya
masih hidup.
merupakan
penyimpanan
(W.J.S.
berarti
sewaktu-waktu
maka
bagi
tempat
mayat/jenazah
manusia.
mengunjungi
orang-orang
yang
dikubur
di
kegiatan
tersebut
tidak
akan
ziarah
Dengan
demikian,
ziarah
kubur
kubur
Kecamatan
yang
Gunung
dilakukan
Toar
oleh
Kabupaten
Kuantan
umum/pribadi
yang
dilakukan
secara
Singingi,
di
mana
tujuan
sebagai berikut:
saudara
255
atau
keluarga
yang
telah
Sosial
Budaya:
Media
roh
hidup di perantauan.
leluhur
dan
kebaktian
untuk
mereka
yang
sudah
melestarikan
Selain
itu,
dilarangnya
kaum
tradisi
yang
Allah
SWT,
yaitu
mengizinkan
256
Ada
beberapa
hikmah
yang
hidup
untuk
mendoakannya
pelaksanaan
suatu
ritual
257
cara
dimaksud,
bukan
hanya
dianjurkan
dalam
Islam
dan
salam
kepada
para
Sosial
Budaya:
Media
dan
menghadap
mendoakan
kiblat
sang
jika
mayit.
hendak
Sedangkan
apabila
berdiri
seseorang
dengan
hendak
menziarahi
menghadap
kepadanya
seperti
kencing,
meludah,
sembarangan,
buang
air
ada
dan
tahu
siapa
yang
besar,
sampah
hubungan
buang
melakukan
rohnya
apabila
pekuburan,
wajahnya
seseorang
hendaklah
ke
arah
melewati
menghadapkan
makam
seraya
Melayu
Kuantan
di
tinggi,
duduk
sama
rendah.
tingginya
rasa
258
tanah.
Sebagaimana
telah
dikemukakan
salah
satu
tempat
wilayah
Toar
jarak
administrasi
terdahulu,
bahwa
Kecamatan
pusat
Gunung
kegiatan
pembentukan
kabupaten
Hulu.
perjalanan
sekitar
3,5
jam
apabila
pemerintahan
Kuantan
Kabupaten
Singingi
Kuantan
daerah
adalah
Singingi
Nomor
Tahun
1979
tentang
berjalan
wilayah
lancar.
Keadaan
tersebut
hukum
adat,
Desa
Lubuk
Kenegerian Toar.
259
Sosial
Budaya:
Media
keseluruhan
yang
dari
Sementara
perkebunan,
definitif
sebagai
realisasi
wilayah
Desa
gabungan
hampir
Lubuk
antara
69
persen
tanah
dari
demikian,
sebagian
secara
administratif
tanahnya
agak
miring
atau
sejuk.
Lubuk
Terentang
lahan
persawahan
kelihatan
bentangan
penduduk.
Lahan
260
perumahan
memanfaatkan
Terentang
aliran
sungai
Batang
penduduk
adalah
Desa
Lubuk
mengelompok
dan
Terutama
pengairan
secara
tersendiri
ini.
yang
dikerjakan
pada
yang
pusat-pusat
berasal
dari
kegiatan
turunan
berlangsungnya
hubungan
atau
261
Sosial
terlibat
Budaya:
dalam
Media
yang
desa.
yang
warga setempat.
menyangkut
persoalan-persoalan
jarang
ketinggalan
pembicaraan
duduk
di
informasi
kedai
sering
terbaru
yang
Secara
geografis,
Desa
Lubuk
yang
mengukur
kurang bermasyarakat.
digunakan
Berbicara
untuk
keadaan
Indikasi
kebun.
yang
penduduk
mengenai
menyangkut
menurut
komposisi
mata
pencarian
memberikan
tersebut,
tentu
dapat
gambaran
yang
menyeluruh
tentang
sini
masih
menggunakan
cara-cara
struktur
ekonomi
warga
peralatan-peralatan
mata
dan
dilakukan
kandang
pencarian
mereka
yang
utama
sehari-hari
bagi
masih
dipakai
di
samping
menggunakan
pupuk
buatan.
Berkat
262
menanamkan
terdekat.
dan
memperkokoh
jiwa
bersifat
masyarakat
tidak
tersebut
keagamaan
selalu
jarang
(Islam),
warga
melakukan
shalat
menyelenggarakan
terwujud
dengan
wirid
adanya
organisasi
mengafani,
acara tahlilan.
bapak)
dan
mamak-mamak
selalu
263
Cermin
kematian
yang
mengurus
menyembahyangkan,
dari
segala
kegiatan
Sosial
Budaya:
Media
samping
yang
sebagainya.
bermoral,
beriman,
dan
bertakwa.
dilakukan
sebetulnya
pula
bertentangan
upacara
dengan
itu,
yang
masyarakat
tak
terpisahkan
Melayu
Kuantan
dengan
pada
Berdiri
dalam
adalah
dakwah,
negeri.
bertanggungjawab
Tugasnya
dalam
hal
tertentu.
Upacara-upacara
sama
tinggi,
duduk
sama
tentang
keberadaan
264
juga
diikuti
oleh
menggambarkan
pandangan
rasa
yang
di
dalam
alam
ungkapan
kebersamaan
tradisional
melalui
kepadanya,
akan
tetapi
nilai
sesungguhnya
tertelentang
angin,
lumpuh
yang
sama
Masih
makan
mencerminkan
rasa
penghuni
pintar
gunanya
tetaplah
rumah,
lawan
sesuai
sama.
Seperti
yang
berunding.
dengan
kodrat
kuat
Jadi
dan
saja.
dan
untuk
kematian,
kebakaran,
tempat
sanak
keluarga
kecelakaan
kejadian
lainnya
atau
sambil
memberikan
Islam,
diungkapkan
265
didahulukan
selangkah,
maka
hikmah
dilaksanakannya
Sosial
Budaya:
Media
1. Akidah
ciptaan-Nya.
Oleh
makhluk
karena
itu,
1995: 13).
b.
Maha Suci
sumber
gaib
mengabulkan
hamba-Nya,
menghadapi
dengan
tidak
dari
doa
sesuatu
punya
memecahkan
terjadinya
sebagainya
kekuatan
solusi
untuk
Mekkah,
Masjid
masalah
seperti
Madinah,
Masjidil
bencana
alam
(Bustanuddin
Nabawi
di
Aqsha
di
dan
Agus,
2006: 62).
266
yang
senantiasa
suci
dan
menyucikan dirinya.
perintah
dan
meninggalkan
segala
larangan-Nya.
2. Akhlak
Adanya hubungan baik dengan unsur
3. Ibadah
Respon
dapat
yang
bermacam-macam,
diwujudkan
pelaksanaan
dalam
Islam
dilihat
terhadap
dari
bentuk
seperti
sikap
yang
perasaan
telah
hubungan
konsep
pola
atau
untuk
Tuhannya
mengatur
ibadah.
konsep
manusia
bagaimana
ibadah
ritual
yang
membujuk
melalui
ibadah
adalah
manusia
adalah
kewajiban
hamba
terhadap
untuk
keselamatan
dunia
Dengan
267
berziarah
kubur,
kaum
Sosial
Budaya:
Media
masih hidup.
kecuali
Allah
untuk
dengan
masing-masing
selalu
SWT.
Cara
meningkatkan
amal
setelah
selesai
pemakaman)
dalam
rangka
oleh
merupakan
bernilai
kamu
royong,
membuat
kesatuan
antar
tidak
semakin
selalu
pernah
memakamkan
mengambil
dan
pelajaran
(itibar) daripadanya.
kegiatan
gotong
kegiatan
tinggi,
kokoh
royong,
sosial
terutama
persatuan
warga
dan
yang
dalam
dan
masyarakat
kuat.
Ini
4. Sosial
ke depan.
Kesimpulan
268
Allah
SWT,
yaitu
mengizinkan
beberapa
hikmah
yang
2.
3.
hidup
untuk
mendoakannya
269
Daftar Kepustakaan
al-Farizi, Hariz. (2003). Rahasia Ziarah
Kubur. Jakarta: al-Sofwa Subur.
Barker, J.W.M. SJ. (1994). Filsafat
Kebudayaan Sebuah Pengantar.
Yogyakarta: Pustaka Filsafat.
Basrowi. (2008). Pengantar Sosiologi.
Bogor: Ghalia Indonesia.
Bustanuddin Agus. (2006). Agama Dalam
Kehidupan
Manusia.
Jakarta:
RajaGrafindo Persada.
Dede Rosyada dan Abudin Nata. (1995).
Materi Pokok Agama Islam. Jakarta:
Departemen Agama RI.
Ensiklopedi Islam. Jilid 3. (2002). Jakarta:
PT. Ikhtiar Baru Van Hove.
Esposito.
(2011).
Ziarah
Kubur,
Haramkah? Jakarta: Nusa Dua.
Hasyim Umar. (2007). Tawasul: Hadiah
Pahala dan Mengajar Orang Mati.
Jakarta: PT. Bina Ilmu.
Idris, Mohd. (1350 H). Kamus Marbawi.
Juz 1 dan 2. Kairo: Mustafa al-Halby.
Koentjaraningrat. (2004). Masyarakat dan
Kebudayaan di Indonesia. Jakarta:
Jambatan.
Simuh. (2003). Islam dan Pergumulan
Budaya Jawa. Bandung: Refleksi
Masyarakat Baru.
Sulaiman Rasyid. (1989). Fiqh Islam.
Bandung: Pustaka Baru.
W.J.S. Poerwadarminta. (1987). Kamus
Umum Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.