Anda di halaman 1dari 30

PEGADAI

AN
Bank dan
Lembaga
Keuangan Lain

PEGADAIAN

PEGADAIAN

Pengertian Pegadaian

Sesuai Kitab Undang-undang Hukum Perdata Pasal 1150 disebutkan:


Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seseorang yang mempunyai piutang atas
suatu barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seorang yang
mempunyai utang atau oleh seorang lain atas nama orang yang mempunyai
utang, dan memberikan kekuasaan kepada orang berpiutang itu untuk mengambil
Seorang pelunasan dari barang tersebut secara didahulukan didahulukan
daripada orang-orang berpiutang lainnya; dengan pengecualian biaya untuk
melelang

barang

tersebut

dan

biaya

yang

telah

dikeluarkan

untuk

menyelamatkannya setelah barang itu digadaikan, biaya-biaya mana harus


didahulukan.
Perusahaan umum pegadaian adalah satu-satunya badan usaha di Indonesia
yang secara resmi mempunyai izin untuk melaksanakan kegiatan lembaga
keuangan berupa pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana ke masyarakat atas
dasar hukum gadai seperti yang dimaksud dalam kitab Undang-Undang
Hukum Perdata pasal 1150 di atas.
Bank dan Lembaga Keuangan Lain

314

PEGADAIAN

Secara umum usaha gadai adalah kegiatan menjaminkan barang-barang


berharga kepada pihak tertentu, guna memperoleh sejumlah uang dan barang yang
dijaminkan akan di tebus kembali sesuai dengan perjanjian antara nasabah dengan
lembaga gadai. Pegadaian terdiri dari dua macam yaitu, pegadaian konvensional
dan pegadaian syariah. Pegadaian merupakan suatu lembaga keuangan bukan
bank yang memberikan pinjaman kepada masyarakat dengan ciri khusus, yaitu
secara hukum gadai. Dengan demikian dari pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa usaha gadai memiliki ciri-ciri di antaranya :
Terdapat barang-barang berharga yang digadaikan
Nilai jumlah pinjaman tergantung nilai barang yang digadaikan
Barang yang digadaikan dapat ditebus kembali
Sejarah
Pegadaian
Pegadaian
merupakan lembaga perkreditan paling tua yang berdiri sejak

zaman penjajahan Hindia Belanda. Pegadaian telah dikenal masyarakat Indonesia,


khususnya golongan masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah. Bagi kelas
menengah ke bawah, pegadaian dianggap sebagai the last lender ( kreditur
terakhir) untuk mendapatkan uang tunai. Jika sudah tidak ada alternatif sumber
dana untuk kebutuhan yang mendadak, masyarakat dapat langsung menerima
uangnya. Dengan motto Mengatasi Masalah Tanpa Masalah Pegadaian
memang memberikan pinjaman uang tanpa menyulitkan si peminjam.
a. Era Kolonial
Sejarah Pegadaian dimulai pada saat Pemerintah Belanda (VOC)
mendirikan Bank Van Lening yaitu lembaga keuangan yang memberikan kredit
dengan sistem gadai, lembaga ini pertama kali didirikan di Batavia pada tanggal
20 Agustus 1746.
Ketika Inggris mengambil alih kekuasaan Indonesia dari tangan Belanda
(1811-1816), Bank Van Lening milik pemerintah dibubarkan, dan masyarakat
diberi keleluasaan untuk mendirikan usaha pegadaian asal mendapat lisensi dari
Pemerintah Daerah setempat ("liecentie stelsel"). Namun metode tersebut
berdampak buruk, pemegang lisensi menjalankan praktek rentenir atau lintah
darat yang dirasakan kurang menguntungkan pemerintah berkuasa (Inggris). Oleh
karena itu metode "liecentie stelsel" diganti menjadi "pacth stelsel" yaitu

Bank dan Lembaga Keuangan Lain

315

PEGADAIAN

pendirian pegadaian diberikan kepada umum yang mampu membayar pajak yang
tinggi kepada pemerintah daerah.
Pada saat Belanda berkuasa kembali, pacth stelsel tetap dipertahankan dan
menimbulkan dampak yang sama. Pemegang hak ternyata banyak melakukan
penyelewengan dalam menjalankan bisnisnya. Selanjutnya pemerintah Hindia
Belanda menerapkan apa yang disebut dengan "cultuur stelsel" di mana dalam
kajian tentang pegadaian saran yang dikemukakan adalah sebaiknya kegiatan
pegadaian ditangani sendiri oleh pemerintah agar dapat memberikan perlindungan
dan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian
tersebut, pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan Staatsblad No. 131 tanggal 12
Maret 1901 yang mengatur bahwa usaha Pegadaian merupakan monopoli
Pemerintah dan tanggal 1 April 1901 didirikan Pegadaian Negara pertama di
Sukabumi, Jawa Barat. Peraturan tersebut diikuti dengan pendirian rumah gadai
resmi milik pemerintah dan statusnya diubah menjadi Dinas Pegadaian sejak
berlakunya Staatsblad No. 226 Tahun 1960.
Pada masa pendudukan Jepang gedung kantor pusat Jawatan Pegadaian
yang terletak di Jalan Kramat Raya 162, Jakarta dijadikan tempat tawanan perang
dan kantor pusat Jawatan Pegadaian dipindahkan ke jalan Kramat Raya 132.
Tidak banyak perubahan yang terjadi pada masa pemerintahan Jepang baik dari
sisi kebijakan maupun struktur organisasi Jawatan Pegadaian. Jawatan Pegadaian
dalam bahasa Jepang disebut Sitji Eigeikyuku, Pimpinan Jawatan Pegadaian
dipegang oleh orang Jepang yang bernama Ohno-San dengan wakilnya orang
pribumi yang bernama M. Saubari.
b. Era Kemerdekaan
Pada masa awal pemerintahan Republik Indonesia, kantor Jawatan
Pegadaian sempat pindah ke Karanganyar, Kebumen karena situasi perang yang
kian memanas. Agresi Militer Belanda II memaksa kantor Jawatan Pegadaian
dipindah lagi ke Magelang. Pasca perang kemerdekaan kantor Jawatan Pegadaian
kembali lagi ke Jakarta dan Pegadaian dikelola oleh Pemerintah Republik
Indonesia. Dalam masa ini, Pegadaian sudah beberapa kali berubah status, yaitu
sebagai Perusahaan Negara (PN) sejak 1 Januari 1961, kemudian berdasarkan
Peraturan Pemerintah No.7/1969 menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan), dan
Bank dan Lembaga Keuangan Lain

316

PEGADAIAN

selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah No.10/1990 (yang diperbaharui


dengan Peraturan Pemerintah No.103/2000) berubah lagi menjadi Perusahaan
Umum (Perum). Kemudian pada tahun 2011, perubahan status kembali terjadi
yakni dari Perum menjadi Perseroan yang telah ditetapkan dalam Peraturan
Pemerintah (PP) No.51/2011 yang ditandatangani pada 13 Desember 2011.
Namun demikian, perubahan tersebut efektif setelah anggaran dasar diserahkan ke
pejabat berwenang yaitu pada 1 April 2012
Sampai kini, Pegadaian menjadi satu-satunya lembaga keuangan pemerintah
yang bergerak di bidang jasa penyaluran uang kepada masyarakat atas dasar
hukum gadai dengan jaminan barang bergerak. Pegadaian merupakan satu-satunya
lembaga keuangan yang paling cepat mengatasi masalah keuangan nasabah.Tidak
ada prosedur dan syarat-syarat administrasi yang bertele-tele. Nasabah cukup
menyerahkan barang jaminan disertai keterangan-keterangan singkat mengenai
identitas nasabah dan tujuan penggunaan kredit. Kesederhanaan dalam prosedur
dan pelayanan cepat, membuat pegadaian dekat di hati masyarakat.
Perkembangan jumlah kantor cabang senantiasa meningkat, dimana tahun
1990 sebanyak 505, tahun 1991 sebanyak 527, tahun 1992 sebanyak 543, tahun
1993 sebanyak 559, tahun 1994 sebanyak 565, dan tahun 1995 sebanyak 583.
Pada akhir tahun 2000, memiliki 692 kantor cabang yang tersebar di seluruh
Indonesia. Setiap tahun diharapkan dapat dibuka cabang baru sebanyak 15
cabang. Sebagian tersebar di Pulau Jawa ( 389 cabang), Madura dan Sumatera 73
cabang, Kalimantan 23 cabang, Surabaya 23 cabang, Sulawesi 40 cabang, Maluku
dan Irian 8 cabang, Bali 13 cabang, NTB 19 cabang, dan NTT 16 cabang. Untuk
mengendalikan kegiatan operasional, kantor pusat dibantu oleh 13 kantor wilayah
dan 3.297 kantor operasional di lima wilayah atau pulau besar di Indonesia,
berdasarkan data terakhir tanggal 31 Desember 2009.

Tujuan Pegadaian

Bank dan Lembaga Keuangan Lain

317

PEGADAIAN

Sifat usaha pegadaian pada prinsipnya adalah menyediakan pelayanan bagi


kemanfaatan umum dan sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip
pengelolaan. Sifat yang lain adalah lembaga ini hanya memberi pinjaman untuk
jangka pendek, yaitu berkisar antara 3 sampai dengan 6 bulan, serta dalam jumlah
yang relatif kecil. Oleh karena itu Pegadaian mempunyai tujuan-tujuan sebagai
berikut:
1. Turut melaksanakan dan menunjang pelaksanaan kebijaksanaan dan
program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada
umumnya melalui penyaluran pinjaman uang pinjaman atas dasar hukum
gadai.
2. Pencegahan praktek ijon, pegadaian gelap, riba dan pinjaman tidak wajar
lainnya.
Agar tercapai apa yang menjadi tujuannya tersebut, pegadaian perlu
melakukan upaya-upaya strategis, yaitu :
1. Melakukan penelitian mengenai lembaga keuangan (formal atau informal)
yang melakukan praktek pelepas uang, mempunyai tujuan dan misi yang
sama dengan pegadaian. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kelebihan
dan kelemahan lembaga tersebut dalam melakukan operasinya.
2. Reorentasi pasar. Dalam mengembangkan sayap usahanya perlu melakukan
reorentasi pasar, karena selama ini pegadaian terkonsentrasi pada daerah
perkotaan di Jawa. Namun dalam perwujudannya, tetap berpegang pada
prinsip efisiensi. Artinya tidak harus membangun kantor secara fisik, tapi
bisa bekerja sama dengan perusahaan yang bergerak dibidang gedung
perkantoran. Dengan demikian waktu dan dana yang dibutuhkan untuk
merealisasikannya relatif cepat dan kecil.
3. Melakukan penyuluhan. Untuk memberi pengetahuan kepada masyarakat
tentang misi dan bagaimana berhubungan dengan pegadaian. Karena
pengetahuan masyarakat tentang pegadaian masih relatif minim, terutama di
daerah pedesaan di luar Jawa.
Status Hukum Pegadaian
Pegadaian berpotensi besar untuk berkembang dan memberikan kontribusi
yang lebih baik kepada stakeholder sehingga ketika itu pegadaian dijuluki sebagai
Bank dan Lembaga Keuangan Lain

318

PEGADAIAN

The Sleeping Giant (Raksasa Tidur). Beberapa permasalahan yang dihadapi


perusahaan hingga menghambat pertumbuhan perusahaan antara lain sebagai
berikut :
Status Hukum Yang Banci
Berdasarkan bentuk hukumnya (perjan), pegadaian seharusnya tunduk pada
UU perbendaharaan negara (ICW) atau UU perusahaan negara (IBW), di mana
seluruh penerimaan dan pengeluaran perusahaan seharusnya masuk kas negara.
Kenyataanya semua penerimaan dan pengeluaran perusahaan diatur sendiri.
Seluruh biaya ekploitasi dibiayai dari sewa modal (bunga), termasuk gaji
pegawainya. Di pihak lain, meskipun pengelolaan dana diatur sendiri melalui
pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) yang disahkan
setiap tahun oleh menteri keuangan, penentuan berbagai kebijakan perusahaan
diatur oleh departemen keuangan : Plafon maksimum kredit, tingkat bunga, sistem
penggajian, status kepegawaian, investasi dan lain-lain.
Batas Maksimum Kredit
Jumlah plafon kredit maksimum Rp 500.000,00 per Surat Bukti Kredit
(SBK). Plafon ini dirasakan tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan nilai
barang yang digadaikan. Hal ini disebabkan terbatasnya modal kerja dan
penetapan plafon oleh departemen keuangan. Karena statusnya Perjan, perusahaan
tidak dapat mencari dan dari luar dalam bentuk pinjaman, kecuali atas jaminan
Menteri Keungan. Dipihak lain departemen keuangan tidak pernah menyediakan
bantuan dana dari APBN. Akibatnya pertumbuhan perusahaan tidak bisa selaju
perusahaan swasta atau BUMN lain dan pelayanan kepada masyarakat juga sangat
terbatas.
Keterbatasan Dana Investasi Dan Modal Kerja
Karena tidak fleksibelnya perusahaan, sulit mencari sumber dana di pasar
uang atau pasar modal. Meskipun perusahaan memperoleh surplus setiap tahun,
surplus tersebut tidak cukup untuk penambahan modal kerja dan investasi
(sebagai Perjan perusahaan tidak dikenakan PPh badan).Akibatnya dari 483
Kantor cabang waktu itu, hanya 105 buah yang selesai direnovasi/bangunan baru.

Bank dan Lembaga Keuangan Lain

319

PEGADAIAN

Selebihnya bangunan berumur antara 60 s.d 80 tahun yang kelihatan kumuh dan
tidak layak lagi sebagai kantor tempat kerja dan pelayanan pada masyarakat.
Sikap Masyarakat Terhadap Pegadaian
Ada anggapan yang tertanam di masyarakat bahawa menggadai merupakan
hal yang memalukan.Kenyataan tidak semua masyarakat memiliki uang tunai,
tabungan, deposito yang siap dipakai, meskipun tergolong berpenghasilan
cukup.Disamping itu, sebagian masyarakat ada yang menginvestasikan dananya
dalam bentuk barang berharga. Dengan barang berharga tersebut masyarakat
punya pilihan menjual atau menggadaikannya ke pegadaian pada saat uang tunai
diperlukan.
Untuk memungkinkan pengembangan perusahaan, melalui persetujuan
pemerintah, telah dilakukan rekontrukrisasi di seluruh aspek kegiatan perusahaan
sampai dengan tanggal 1 April 2001 antara lain sebagai berikut :
Mengubah Satatus Hukum Dari Perjan Ke Perum
Sejak April 1990 status hukum dialihkan dari Perjan menjadi perum melalui
PP No. 10 tahun 1990, tanggal 10 april 1990. Dengan perubahan status hukum
tersebut perusahaan dikelola layaknya seperti Perseroan terbatas (PT), hanya saja
modal tidak terdiri dari saham, tetapi berbentuk Penyertaan Modal Pemerintah
(PMP).
Memperbaiki Struktur Organisasi Dan Tata Kerja
Pengalihan status pegawai dari Perjan pegadaian menjadi pegawai Perum
Pegadaian

didasrkan

atas

Keputusan

Menteri

Keuangan

RI

No.

380/KMK.01UP.9?1991 tanggal 22 april 1991. Keputusan Menteri keuangan


tersebut dilaksanakan oleh direksi Perum Pegadaian dengan SE No. 21/1991
tanggal 4 Mei 1991.Surat Edaran Direksi Perum Pegadaian ini pada intinya
memnerikan alternatif kepada seluruh pegawai negeri atau memilih sebagai
pegawai perum pegadaian.
Memperbaiki Kegiatan Operasional Perusahaan
Perubahan kegiatan usaha dilakukan dengan menaikan plafon kredit secara
bertahap, mulai dari Rp 5.000,00 s.d Rp 500.000,00 menjadi Rp 2.500.000,00
kemudian menjadi dari Rp 5.000,00 s.d Rp 20.000.000,00 lebih. Demikian pula
Bank dan Lembaga Keuangan Lain

320

PEGADAIAN

perubahan tarif sewa modal (bunga pinjaman) disesuaikan dengan analisis biaya
modal dan biaya overhead cost.
Restrukturisasi Keuangan Perusahaan
Pada awal pengalihan status hukum tahun 1990 dilakukan revaluasi aset,
yang selisihnya dijadikan tambahan modal pemerintah ditambah sejumlh tertentu
PMP berupa fresh money dari APBN untuk renovasi kantor. PMP yang diterima
pegadaian pada awal-awal perubahan status menjadi perum adalah pertama
sebesar 1,6 miliar dan 40 miliar. Setelah berstatus perum bantuan kredit likuiditas
dari Bank Indonesia dihentikan oleh Bank Indonesia. Implementasi tahunan
dimuat dalam bentuk Rencana Kerja dan Anggaran perusahaan (RKAP) yang
disahkan oleh pemilik (Menteri Keuangan).
Sumber Pendanaan
Pegadaian sebagai Lembaga Keuangan Nonbank tidak diperkenankan
menghimpun dana secara langsung dari masyarakat dalam bentuk simpanan,
misalnya giro, deposito, dan tabungan sebagaimana halnya dengan sumber dana
konvensional perbankan. Untuk memenuhi kebutuhan dananya, Perum Pegadaian
memiliki sumber dana antara lain dari:
a. Modal sendiri; modal awal Pegadaian senilai Rp 205 miliar dan secara
bertahap pemerintah memberikan tambahan modal sebagai Penyertaan
Modal Pemerintah
b. Pinjaman jangka pendek yang berasal dari perbankan
c. Pinjaman jangka panjang dari Kredit Likuiditas Bank Indonesia ( KLBI)
d. Penerbitan obligasi. Emisi obiligasi I sebesar Rp 50 miliar pada tahun 1993
dengan bunga 17.5% untuk tahun pertama dan mengambang untuk tahun
kedua sampai dengan tahun kelima. Pada tahun 1994 dilakukan kembali
emisi obligasi senilai Rp 25 miliar dengan bunga 13% pada bulan pertama.
e. Penyertaan modal pemerintah
Keuntungan Usaha Gadai
Tujuan utama usaha pegadaian adalah untuk mengatasi agar masyarakat
yang sedang membutukan uang tidak jatuh ke tangan para pelepas uang atau
tukang ijon atau rentenir yang bunganya relatif tinggi. Perusahaan Pegadaian
Bank dan Lembaga Keuangan Lain

321

PEGADAIAN

menyediakan pinjaman uang dengan jaminan barang-barang berharga. Meminjam


uang di Perum Pegadaian bukan hanya karena prosedurnya yang mudah dan
cepat, tetapi karena biaya yang dibebankan lebih ringan jika dibandingkan dengan
para pelepas uang atau tukang ijon. Hal ini dilakukan sesuai dengan salah satu
tujuan dari Perum Pegadaian dalam pemberian pinjaman kepada masyarakat
denga motto Menyelesaikan Masalah Tanpa Masalah.
Jika seseorang membutuhkan dana sebenarnya dapat diajukan ke berbagai
sumber dana, seperti meminjam uang ke bank atau lembaga keuangan lainnya.
Akan tetapi kendala utamanya adalah prosedurnya yang rumit dan memakan
waktu yang relatif lebih lama. Kemudian di samping itu, persyaratan yang lebih
sulit untuk dipenuhi seperti dokumen yang harus lengkap, membuat masyarakat
mengalami kesulitan untuk memenuhinya. Begitu pula dengan jaminan yang
diberikan harus barang-barang tertentu juga karena tidak semua barang dapat
dijadikan jaminan di bank.
Namun, di perusahaan Pegadaian begitu mudah dilakukan, masyarakat
cukup datang ke kantor Pegadaian terdekat dengan membawa barang jaminan
tertentu, maka uang pinjamanpun dalam waktu singkat dapat terpenuhi.
Jaminannya pun cukup sederhana, sebagai contoh adalah jaminan dengan jam
tangan saja sudah cukup untuk memperoleh sejumlah uang dan hal ini mustahil
dapat diperoleh di lembaga keuangan lainnya.
Keuntungan

lain

di

Pegadaian

adalah

pihak

pegadaian

tidak

mempermasalahkan untuk apa uang tersebut digunakan dan hal ini tentu bertolak
belakang dengan pihak perbankan yang harus dibuat serinci mungkin tentang
penggunaan uangnya. Begitu pula dengan sanksi yang diberikan relatif ringan,
apabila tidak dapat melunasi dalam batas waktu tertentu. Sanksi yang paling berat
adalah jaminan yang diberikan akan dilelang untuk menutupi kekurangan
pinjaman

yang

diberikan.

Jadi

keuntungan

perusahaan

pegadaian

jika

dibandingkan dengan lembaga keuangan bank atau lembaga keuangan lainnya


adalah:
a. Waktu yang relatif singkat untuk memperoleh uang, yaitu pada hari itu
juga, hal ini disebabkan prosedurnya yang tidak berbelit-belit
Bank dan Lembaga Keuangan Lain

322

PEGADAIAN

b. Persyaratan yang sangat sederhana sehingga memudahkan konsumen


untuk memenuhinya
c. Pihak Pegadaian tidak mempermasalahkan uang tersebut digunakan
untuk apa, jadi sesuai dengan kehendak nasabahnya.
Manfaat Gadai
a. Bagi Nasabah
Manfaat utama yang diperoleh nasabah yang meminjam dari perum
pegadaian adalah ketersediaan dana dengan prosedur yang relatif lebih sederhana
dan dalam waktu yang lebih cepat terutama apabila dibandingkan dengan kredit
perbankan. Disamping itu mengingat jasa yang ditawarkan oleh Perum Pegadaian
tidak hanya jasa pegadaian, nasabah juga memperolah manfaat sebagai berikut:
1) Penaksiran nilai suatu barang bergerak dari dari pihak atau institusi
yang telah berpengalaman dan dapat dipercaya.
2) Penitipan suatu barang bergerak pada tempat yang aman dan dapat
dipercaya Nasabah yang akan berpergian, merasa kurang aman
menempatkan barang bergeraknya ditempat sendiri, atau tidak
mempunyai sarana penyimpanan suatu barang bergerak dapat
menitipkan suatu barang bergerak dapat menitipkan barangnya di
Perum Pegadaian.
b. Bagi Perusahaan Pegadaian
Manfaat yang diharapkan Perum Pegadaian sesuai jasa yang diberikan
kepada nasabahnya adalah:
1) Penghasilan yang bersumber dari sewa modal yang dibayarkan oleh
peminjam dana;
2) Penghasilan yang bersumber dari ongkos yang dibayarkan oleh
nasabah memperoleh jasa tertentu dari Perum Pegadaian;
3) Pelaksanaan misi Perum Pegadaian sebagai salah satu Badan Usaha
Milik Negara yang bergerak dalam bidang pembiayaan berupa
pemberian bantuan kepada masyarakat yang memerlukan dana dengan
prosedur dan cara yang relatif sederhana
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1990, laba yang diperoleh
oleh Perum Pegadaian digunakan untuk:
a. Dana pembangunan semesta (55%);
b. Cadangan umum (5%);
Bank dan Lembaga Keuangan Lain

323

PEGADAIAN

c. Cadangan tujuan (5%);


d. Dana sosial (20%).
Peranan Pegadaian
1. Pegadaian sebagai Usaha yang unik
Dilihat dari kegiatan usahanya yang memberikan kredit kepada masyarakat,
maka pegadaian merupakan lembaga keuangan. Namun demikian, sebagai
lembaga keuangan pegadaian tidak tercatat pada Direktorat Jenderal Lembaga
Keuangan

Departemen

Keuangan.

Karena

keunikannya

ini,

pegadaian

dikelompokkan sebagai salah satu Lembaga Pembiayaan.


Keunikan juga tercermin dari produknya.Tidak ada lembaga kredit lain yang
mau memberikan kredit lima ribu rupiah. Lembaga kredit lain pasti menganggap
jumlah kredit yang seperti itu tidak efisien. Selain itu, tidak ada lembaga kredit
yang dapat menerima barang jaminan mulai dari kain, sarung, gerabah, elektronik,
peralatan rumah tangga dan peralatan bergerak lainnya.
Keunikan lainnya tercermin juga pada pelayan yang cepat dan manusiawi.
Perhatian pada masyarakat kecil telah menjiwai segala aspek kebijakannya.
Meskipun biaya kredit yang kecil jauh lebih besar dibandingkan dengan kredit
yang lebih besar, pegadaian tetap menetapkan tarif sewa modal yang lebih kecil
pada kredit yang lebih kecil.
Pengembalian pinjaman yang tidak dihitung bunga-berbunga dengan jangka
waktu 4 bulan, seolah-olah tanpa batas. Setiap 4 bulan cukup membayar sewamodal, pinjaman telah dapat diperpanjang satu periode dan demikian seterusnya.
Bila suatu saat nasabah tidak dapat melunasi kreditnya dan nasabah telah
memasrahkan barang jaminannya, pegadaian dengan senang hati akan berusaha
menjualkan barang jaminannnya di muka umum dengan harga setinggi-tingginya.
Bila ada kelebihan dari penjualan itu, dengan senang hati pula pegadaian akan
mengembalikannya kepada nasabah.
2. Pegadaian di antara lembaga perkreditan lain
Lembaga preleditan lain sangat luas cakupannya, karena ada industri
perbankan, industri lembaga pembiayaan, industri simpan pinjam, industri kartu
plastik, industri perkreditan yang informal seperti, pengijon, rentenir, dan para
pedagang barang-barang engan cicilan. Karakteristik penerima kredit yang
disediakan pegadaian adalah calon peminjam harus mempunyai kebutuhan,
Bank dan Lembaga Keuangan Lain

324

PEGADAIAN

agunan yang memenuhi syarat, harapan pendapatan yang akan datang dan rasa
sayang terhadap agunannya.
Ditinjau dari sasaran pasarnya adalah melayani masyarakat kecil, pegadaian
dapat disandingkan sejajar dengan lembaga perkreditan seperti BPR, koperasi
simpan pinjam, BRI unit desa dan badan-badan perkreditan desa lainnya.
Meskipun selama ini usaha gadai hanya boleh dilaksanakan oleh pemerintah
yaitu melalui pegadaian, banyak lembaga lain yang melakukan praktik gadai.
Bedanya mereka memungut sejumlah bunga di depan satu periode tertentu. Bila
nasabah melunasi lebih cepat dari periode kredit, bunganya tetap sama, kalau
sampai jatuh tempo kreditnya tidak dilunasi, maka barangnya sebagai pengganti.
Perlu dikemukakan bahwa lelang barang jaminan di perum pegadaian pada
ndasarnya bukan merupakan kerugian bagi perusahaan, kecuali dalam kasus
tertentu misalnya terjadi penurunan harga pasar yang cukup besar dari barang
jaminan.
3. Pegadaian sebagai jaring pengaman sosial
Ideologi mendorong dilakukannya tindakan nasionalisasi perusahaanperusahaan asing di Indonesia. Alasan ideoligis ini selalu didukung dengan
argumentasi berdasarkan erasionalitas ekonomi sehingga apabila dikaitkan dengan
alasan-alasan ideologis ini, kehadiran pegadaian di masyarakat sangat tepat.
Kehadirannya dapat membantu golongan masyarakat yang kurang mampu dalam
menghadapi persaingan pasar.
Dalam kondisi seperti ini, peran pegadaian menjadi penting karena dapat
menyediakan dana dengan sistem yang bersifat khusus yang sesuai dengan
kondisi masyarakat terutama di kota-kota kecil dan perdesaan. Peran pegadaian
sebagai jaring pengaman sosial ini telah berlangsung selama satu abad. Pada
zaman Belanda, pegadaian didirikan semata-mata untuk membantu para buruh
perkebunan, buruh pabrik, pedagang kecil di pasar dan nelayan di pesisir pantai.
Pegadaian berfungsi menjembatani kebutuhan mereka akan dana yang mendesak.
Berbicara masalah penyaluran bantuan kepada masyarakat kecil, pegadaian
juga akan mampu melakukannya. Masyarakat yang paling kecil itu sejak dulu
telah dilayani oleh pegadaian. Barang kali tidak berlebihan bila pemerintah
membantu masyarakat yang kurang beruntung seperti dengan cara meringankan
beban bunga pinjaman yang di tanggungnya.
4. Peran Pegadaian dalam menggalang ekonomi kerakyatan
Bank dan Lembaga Keuangan Lain

325

PEGADAIAN

Para ahli atau pengambil kebijakan yang menganut paham konservatif


sangat fanatik terhadap struktur yang berbasis ekonomi berskala besar. Mereka
berprinsip bahwa semakin besar skala suatu usaha semakin efisien usaha tersebut.
Prinsip ini secara logika memang benar.Tetapi kenyataan yang kita alami di
Indonesia ternyata agak menyimpang dari logika tersebut. Perusahaan-perusahaan
besar cenderung ingin menguasai pasar. Akibatnya terbentuk pasar monopoli dan
oligopoli. Kegiatan yang efisien dengan maksud menciptakan harga yang murah
akhirnya tidak tercapai dengan alasan skala ekonomis belum terpenuhi. Di luar
negeri prinsip ini sudah terbantah dengan kasus-kasus yang terjadi di Taiwan.
Dinamika ekonomi nasional di Taiwan ternyata sangat di topang oleh sebagian
besar usaha ekonomi berskala kecil.
Pegadaian sebagai lembaga perkreditan milik pemerintah tentunya
mempunya kelebihan dan kekurangan dibandingkan dengan bank. Adapun
kelebihan-kelebihan tersebut antara lain:
a.
b.
c.
d.

Persyaratan ringan dan mudah


Prosedurnya sederhana
Tidak dipungut biaya administrasi
Tidak perlu membuka rekening seperti tabungan, deposito ataupun

giro
e. Suatu saat uang diperlukan, saat itu juga uang dapat diperoleh
f. Keanekaragaman barang yang dapat dijadikan jaminan
g. Angsuran ringan karena tidak ditentukan besarnya, sehingga dapat
diangsur sesuai dengan kemampun
h. Penetapan bunga dengan sistem bunga menurun. Jadi bunga
dibebankan atas dasar sisa pinjaman
i. Apabila telah jatuh tempo pinjamannya dan hutang pokok belum
dapat dibayar, maka jangka waktu pinjaman dapat diperpanjang,
dengan membayar bunga lebih dahulu
j. Memperoleh tenggang waktu pelunasan 2 minggu setelah jatuh tempo
tanpa dibebani bunga (masa tunggu lelang)
Adapun kelemahan pegadaian yaitu:
a. Sewa modal pegadaian relatif lebih tinggi dari tingkat suku bunga
perbankan
b. Harus ada jaminan berupa barang bergerak yang mempunyai nilai
Bank dan Lembaga Keuangan Lain

326

PEGADAIAN

c. Barang bergerak yang digadaikan harus diserahkan ke pegadaian,


sehingga barang tersebut tidak dapat dimanfaatkan selama digadaikan
dan jumlah kredit gadai yang dapat diberikan masih terbatas.
Kebijakan Strategik
Kebijakan Strategik Pegadaian
a. Sasaran Umum Perusahaan
Pada akhir tahun 2008 Perum Pegadaian menjadi perusahaan yang tetap
tumbuh dan berkembang tercemin dari perkembangan usaha gadai, usaha syariah,
kredit kelayakan usaha, unit toko emas, balai lelang, gadai gabah, gadai saham,
persewaan gedung, dan usaha lainnya.
b. Bidang Operasi dan Pemasaran
Meningkatkan kualitas pelayanan di setiap kantor cabang
Ektensifikasi pemasaran untuk memperluas jangkauan pasar
Intensifikasi pemasaran melalui pemberdayaan kantor cabang yang
ada
Ekstensifikasi pasar melalui penambahan jumlah unit pelayanan
intensifikasi melalui program pemasaran terpadu
Ekstensifikasi pasar melalui penambahan jumlah outlet pelayanan
c. Bidang Keuangan
Menyempurnakan sistem pengelolaan keuangan sesuai dengan
perkembangan lingkungan internal dan eksternal perusahaan
Optimalisasi pendapatan di luar usaha
Peningkatan efisiensi dan efektifitas pengeluaran perusahaan serta
optimalisasi pendapatan di luara usaha
Peningkatan ekuitas yang mampu mendukung pencapaian target
perusahaan secara optimal
Kegiatan Usaha
1. Pinjaman Usaha Gadai
Pinjaman yang diberikan dikelompokkan sesuai dengan besarnya pinjaman (
pagu kredit), masing-masing berdasarkan nilai taksiran barang jaminan yang
bersangkutan. Berdasarkan Surat Edaran Direksi tanggal 30 Maret 2012 tentang
Petunjuk Pelaksanaan SK Direksi Nomor 84/UG.2.00212/2012 tentang Penurunan
Tarif Sewa Modal Pegadaian KCA, Perubahan Tarif Sewa Modal Pegadaian KCA

Bank dan Lembaga Keuangan Lain

327

PEGADAIAN

per 15 hari maupun tarif maksimalnya yang berlaku mulai tanggal 1 April 2012,
ditetapkan sebagai berikut:

Tabel: Tarif Sewa Modal Pegadaian


Gol

Pagu Kredit

Pinjaman
A
B1
B2
B3
C1
C2
C3
D

50.000 500.000
550.000 1.000.000
1.050.000
2.500.000
2.550.000
5.000.000
5.100.000
10.000.000
10.100.000
15.000.000
15.100.000
20.000.000
20.100.000 ke atas

Per 15
Hari
0.75%
1.20%

Tarif Sewa Modal


Lama
Baru
Per 15
Max
Max
Hari
6%
0.75%
6%
9.60%
1.15%
9.20%

120 hari
120 hari

1.15%

9.20%

120 hari

1.20%

9.60%

1.15%

9.20%

120 hari

1.20%

9.60%

1.15%

9.20%

120 hari

1.20%

9.60%

1.15%

9.20%

120 hari

1.20%

9.60%

1.15%

9.20%

120 hari

1%

8%

1%

8%

120 hari

Penyesuaian Tarif Biaya Administrasi yang mulai berlaku tanggal 1 Oktober 2004,
setiap pemberian kredit dikenakan biaya Administrasi seperti yang dapat dilihat
pada tabel dibawah ini:

Tarif Biaya Administrasi ( Rp)


1% dari UP
1% dari UP

Bank dan Lembaga Keuangan Lain

Kredit

9.60%

Direksi No. 348/OP.1.00211/2004 tanggal 29 September 2004 tentang

Golongan Pinjaman
AKN
AK

Waktu

1.20%

Besarnya biaya administrasi ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan

N
1
2

Jangka

328

PEGADAIAN

3
4
5
6
7
8
9
1

AG
BK
BG
CK1
CG1
C2
D1 dan D2
D1 & D2 Mobil

1% dari UP
1% dari UP
1% dari UP
1% dari UP
1% dari UP
1% dari UP
1% dari UP
1% dari UP, Minimum Rp 50.000

Selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. 312/UI.3.00213/2007


tanggal 9 Mei 2007 dan Surat Edaran Direksi No. 32/UI.3.00213/2007 tanggal 7
Juni 2007 tentang Perubahan Tarif Biaya Administrasi Ulang Gadai yang mulai
berlaku tanggal 1 Juli 2007, pengenaan biaya administrasi dibedakan antara gadai
baru dan ulang gadai seperti yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tarif Biaya Administrasi Gadai Baru
N
Kredit Lama Berlanjut
1 Semua golongan ( A,B,C, dan D)
2 Khusus barang jaminan Mobil

Tarif Biaya Administrasi ( Rp)


1% dari UP
1% dari UP Minimal Rp 50.000

Tarif Biaya Administrasi Ulang Gadai


N

Kredit Lama Berlanjut

Tarif Biaya Administrasi (Rp)

o
1
2
3
4

1-30 hari
31-60 hari
61-90 hari
91-120 hari

0.2% dari UP
0.4% dari UP
0.6% dari UP
0.8% dari UP

Berdasarkan SE No. 49/ OP.1.00211/2004 tanggal 11 Oktober 2004,


besarnya persentase uang pinjaman terhadap taksiran nilai barang jaminan yang
mulai berlaku tanggal 1 Oktober 2004, terakhir berdasarkan SE No.
06/UI.1.00211/2008, tanggal 30 Januari 2008 adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.

Golongan A 95% dari nilai taksiran


Golongan B 92% dari nilai taksiran
Golongan C 91% dari nilai taksiran
Golongan D 93% dari nilai taksiran

Bank dan Lembaga Keuangan Lain

329

PEGADAIAN

Produk Unit Layanan


1. Kredit Cepat Aman
Kredit Cepat Aman adalah kredit berdasarkan hukum gadai dengan prosedur
pelayanan yang mudah, aman, dan cepat. Barang jaminan yang menjadi agunan
meliputi perhiasan emas/permata, kendaraan bermotor, elektronik, kain dan alat
rumah tangga lainnya. Kredit yang diberikan mulai dari Rp 20.000,00 sampai
dengan Rp 200.000.000,00 dengan pengenaan jasa pinjaman yang dihitung per-15
hari dan jangka waktu kredit maksimum 4 bulan. Jangka waktu kredit dapat
diperpanjang dengan cara mengangsur atau mengulang gadai dan dapat dilunasi
sewaktu-waktu dengan perhitungan bunga proporsional selama masa pinjaman.
2. Jasa Taksiran
Jasa taksiran adalah pemberian layanan kepada masyarakat yang ingin
mengetahui seberapa besar nilai sesungguhnya dari barang yang dimiliki seperti
emas, berlian, batu permata, dan lain-lain.
3. Jasa Titipan
Jasa titipan adalah pemberian pelayanan kepada masyarakat yang ingin
menitipkan barang-barang surat berharga yang dimiliki terutama bagi orang-orang
yang akan pergi meninggalkan rumah dalam waktu lama, misalnya menunaikan
ibadah haji, pergi ke luar kota, atau mahasiswa yang sedang berlibur.
4. Kreasi (Kredit Angsuran Fidusia)
Kredit Angsuran Fidusia merupakan pemberian pinjaman kepada pengusaha
mikro-kecil (dalam rangka pengembangan usaha) dengan kontruksi pinjaman
secara fidusia dan pengembalian pinjamannya dilakukan melalui angsuran perbulan dalam jangka waktu kredit 12 sampai dengan 36 bulan. Perolehan kredit
dengan cara menyerahkan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) sebagai
agunan dengan bunga pinjaman 1% per-bulan, flat. Kredit Kreasi merupakan
modifikasi dari produk lama yang sebelumnya dikenal dengan nama Kredit
Kelayakan Usaha Pegadaian.
5. Krasida (Kredit Angsuran Sistem Gadai)
Kredit Angsuran Sistem Gadai merupakan pemberian pinjaman kepada para
pengusaha mikro kecil (dalam rangka pengembangan usaha) atas dasar gadai.
Pengembalian pinjamannya dilakukan melalui angsuran per-bulan dengan jangka
Bank dan Lembaga Keuangan Lain

330

PEGADAIAN

waktu kredit 12 sampai dengan 36 bulan, dan pemberian diskon untuk sewa
modal dapat diberikan apabila nasabah melakukan pelunasan kredit sekaligus.
Bunga ditetapkan sebesar 1 % perbulan, flat. Berdasarkan uang pinjaman Kredit
Kreasi berdasarkan Surat Edaran Direksi No.61/ US.2.00/2006 tanggal 13
Desember 2006 maksimum kredit Kreasi sebesar Rp 100.000.000,00 per nasabah,
sedangkan Krasida terakhir ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Direksi No.
190/US.2.00/2006 tanggal 28 Septmber 2006, batas minimum uang pinjaman
kredit Krasida sebesar Rp 20.000.000,00 per nasabah.
6. Kresna (Kredit Serba Guna)
Kredit Serba Guna merupakan pemberian pinjaman kepada karyawan dalam
rangka kegiatan produktif/konsumtif dengan pengembalian secara angsuran dalam
jangka waktu kelipatan 3 bulanan, minimum 12 bulan dan maksimum 36 bulan.
Besar kredit yang diberikan berdasarkan jumlah angsuran maksimum 1/3 dari
penghasilan bersih. Kresna merupakan modifikasi dari produk lama yang serupa
yaitu Kredit Golongan E (Kredit Pegawai). Besar pinjaman disesuaikan dengan
jumlah penghasilan masing-masing pegawai (kemampuan mengangsur) sehingga
tidak terlalu memberatkan likuiditas bulanan pegawai..
7. Jasa Lelang
Perum Pegadaian memiliki satu anak perusahaan PT Balai Lelang Artha
Gasia dengan komposisi kepemilikan saham 99.99% ( Perum Pegadaian) dan
0.01% ( Deddy Kusdedi). PT Balai Lelang Artha Gasia bergerak di bidang jasa
lelang dengan maksud menyelenggarakan penjualan di muka umum secara lelang
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
8. Krista ( Kredit Usaha Rumah Tangga)
Kredit Usaha Rumah Tangga ( Krista) merupakan pinjaman( kredit) dalam
jangka waktu 12 bulan, 24 bulan, 36 bulan yang diberikan oleh Perum Pegadaian
kepada usaha rumah tangga sangat mikro ( gurem) yang membutuhkan dana
dalam bentuk pinjaman modal kerja. Besarnya uang pinjaman Kredit Krista
berdasarkan Surat Edaran Direksi No. 91/UL.2.00.222/2008 tanggal 24 Desember
2008 maksimum kredit Krista Rp 5.000.000,00 terakhir ditetapkan berdasarkan
Surat Keputusan Direksi No.65/UL.2.00.22.2/2009 tanggal 24 Agustus 2009,
Bank dan Lembaga Keuangan Lain

331

PEGADAIAN

batas maksimum uang pinjaman kredit Krista sebesar Rp 8.000.000,00 per


nasabah.
9. Kredit Perumahan Swadaya ( Kremada)
Kredit Perumahan Swadaya ditujukan untuk masyarakat berpenghasilan
rendah untuk membangun atau memperbaiki rumah. Untuk bangunan baru
diberikan pinjaman maksimum Rp10.000.000,00 sedangkan untuk perbaikan
rumah diberikan pinjaman maksimum Rp5.000.000,00. Atas kredit ini nasabah
dikenakan biaya administrasi 9% dibayar dimuka dan sewa modal 0 (nol) %.
Pendanaan atas produk ini atas kerja sama dengan Kementerian Perumahan
Rakyat dengan dukungan plafon modal kerja sebesar Rp 5 miliar.Penyaluran
Kredit ini ditetapkan dengan Surat Keputusan Direksi No. 062/UL.2.00.22.2/
2006, tanggal 7 Desember 2006, tentang Penyaluran Kredit Perumahan Swadaya (
Kremada).
10. Kredit Tunda Jual Gabah ( PYD Golongan G)
Kredit Tunda Jual Gabah ( KTJG) merupakan pinjaman yang diberikan
kepada para petani atas dasar hukum gadai melalui agen-agen yang ditunjuk
Perum Pegadaian dengan jaminan gabah kering giling. Layanan kredit ini
ditujukan untuk membantu para petani dalam memenuhi kebutuhan dana untuk
melakukan pengolahan sawahnya mengingat belum diperolehnya dana dari hasil
penjualan produk gabah yang sengaja ditunda penjualannya sambil menunggu
kenaikan harga gabah yang cendrung menurun setelah panen.
11. Kucica
Kiriman Uang Cara Instan Cepat dan Aman ( Kucica) adalah jasa
pengiriman uang, bekerja sama dengan Western Union, perusahaan yang memiliki
jaringan luas, yang berkedudukan di Kanada. Pada SE.54/UL.2.00.22.2/2007
tanggal 11 Oktober 2007 tentang Pelaksanaan Jasa Pengiriman Uang di Kantor
Cabang Perum Pegadaian, menetapkan dimulainya operasi Jasa Kucica serta
berlakunya Pedoman Operasional Kucica.
12. Galeri
Melayani jual dan beli perhiasan (emas, berlian, dan perak) dengan
dilampiri sertifikat jaminan. Pada dasarnya hampir semua barang bergerak dapat
Bank dan Lembaga Keuangan Lain

332

PEGADAIAN

digadaikan, kecuali barang-barang milik pemerintah/ABRI, binatang ternak dan


hasil bumi, barang-barang cepat rusak ( susut atau busuk) karena proses kimiawi
atau alami, kendaraan roda empat

( mobil), serta barang-barang seni yang

nilainya relatif sukar ditentukan. Setiap barang yang digadaikan harus ditaksir
nilainya lebih dahulu untuk menentukan jumlah pinjaman yang dapat diberikan.
Prosedur Pemberian Dan Pelunasan Pinjaman
1. Pemberian pinjaman
Kredit yang diperoleh dari Perum Pegadaian pada umumnya dipergunakan
untuk menambah biaya produksi, modal kerja, biaya pendidikan, kebutuhan
sehari-hari, dan lain-lain. Nasabah datang ke kantor Pegadaian dengan membawa
barang-barang jaminan. Mayoritas barang jaminan terdiri dari perhiasan emas
berlian (terutama di cabang-cabang kota besar). Selebihnya adalah kendaraan roda
dua dan mobil, barang-barang elektronik, serta peralatan rumah tangga lainnya.
Barang jaminan diserahkan pada petugas penaksir, setelah penaksir menghitung
nilai barang jaminan lalu ke kasir untuk menerima kredit yang diajukan.
Penetapan uang pinjaman dapat mencapai sekitar 84% - 89% dari nilai taksiran.
Secara garis besar proses atau prosedur peminjaman uang di Perum
Pegadaian dapat dijelaskan berikut ini:
a. Nasabah datang langsung ke bagian informasi untuk memperoleh
penjelasan, tentang pegadaian, misalnya tentang barang jaminan,
jangka waktu pengembalian, jumlah pinjaman, dan biaya sewa modal
b. Bagi nasabah yang sudah jelas dan mengetahui prosedurnya dapat
langsung membawa barang jaminan ke bagian penaksir untuk ditaksir
nilai jaminan yang diberikan. Pemberian barang jaminan disertai
bukti diri seperti KTP atau surat kuasa bagi pemilik barang yang tidak
dapat datang
c. Bagian penaksir akan menaksir nilai jaminan yang diberikan, baik
kualitas barang maupun nilai barang tersebut, kemudian barulah
ditetapakan nilai taksir barang tersebut.
d. Setelah nilai taksir ditetapkan langkah selanjutnya adalah menentukan
jumlah pinjaman beserta sewa modal (bunga) yang dikenakan dan
kemudian diinformasikan ke calon peminjam
Bank dan Lembaga Keuangan Lain

333

PEGADAIAN

e. Jika calon peminjam setuju, maka barang jaminan ditahan untuk


disimpan dan nasabah memperoleh pinjaman, berikut surat bukti
gadai.
Nilai taksiran atas barang yang akan digadaikan tidak sama dengan besarnya
pinjaman yang diberikan. Setelah itu ditentukan, maka petugas menentukan
jumlah uang pinjaman yang dapat diberikan. Penentuan jumlah uang pinjaman ini
juga berdasarkan persentase tertentu terhadap nilai taksiran, dan presentase ini
juga telah ditentukan oleh Perum Pegadaian berdasarkan golongan yang besarnya
berkisar antara 80-90%.

Petugas penaksir
Nasabah

1. Permohonan dan
peyerahan barang bergerak
Kasir

2. Informasi penetapan
jumlah pinjaman
3. Pengambilan barang yang
digadaikan

Bagan Pemberian Pinjaman

2. Pelunasan Pinjaman
Bank dan Lembaga Keuangan Lain

334

PEGADAIAN

Untuk memproses pembayaran kembali pinjaman baik yang sudah jatuh


tempo dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Pembayaran kembali pinjaman berikut sewa modal ( bunga) dapat
langsung dilakukan di kasir dengan menunjukkan surat bukti gadai
dan melakukan pembayaran sejumlah uang
b. Pihak
Pegadaian
menyerahkan
barang

jaminan

apabila

pembayarannya sudah lunas dan diserahkan langsung ke nasabah


untuk diperiksa kebenarannya dan jika sudah benar dapat langsung
dibawa pulang
c. Pada prinsipnya pembayaran kembali pinjaman dan sewa dapat
dilakukan sebelum jangka waktu pinjaman jatuh tempo. Jadi, si
nasabah jika sudah punya uang dapat langsung menebus jaminannya
Sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan pada waktu pemberian
pinjaman, nasabah mempunyai kewajiban melakukan pelunasan pinjaman yang
telah diterima. Pada dasarnya nasabah dapat melunasi kewajibannya setiap saat
tanpa harus menunggu waktu jatuh tempo. Pelunasan pinjaman beserta sewa
modalnya (bunga) dibayarkan langsung ke kasir disertai surat gadai. Setelah
Nasabah
adanya
pelunasan atau penebusan yang disertai dengan pemenuhan kewajiban

nasabah yang lain, nasabah dapat mengambil kembali barang yang digadaikan.
Kasir

1. pelunasan
2. Informasi pelunasan pimjaman
3. Pengambilan barang yang digadaikan

Petugas penyimpanan barang jaminan

Bagan Pelunasan Pinjaman

Bank dan Lembaga Keuangan Lain

335

PEGADAIAN

Barang Jaminan Dan Lelang Barang Jaminan


1. Barang Jaminan
Jenis barang yang dapat diterima sebagai barang jaminan pada prinsipnya
adalah barang bergerak, yaitu :
1) Barang-barang perhiasan, yaitu semua perhiasan yang dibuat dari
emas, perhiasan perak, platina, baik yang berhiaskan intan, mutiara,
2)
3)
4)
5)
6)
7)

batu maupun tidak.


Barang-barang elektronik
Kendaraan
Barang-barang rumah tangga
Mesin
Tekstil
Barang-barang lain yang dianggap bernilai

Barang barang yang akan dijadikan jaminan atau agunan ditaksir terlebih
dahulu dengan cara sbb:
1)
a.

b.

Untuk barang kantong, yaitu emas dan permata dengan cara :


Untuk emas, yaitu dengan cara :
melihat harga pasar pusat dan standar taksiran logam
melakukan pengujuan karatase dan diukur beratnya
menaksir dan memberi uang pinjaman berdasarkan golongannya
Untuk permata, yaitu dengan cara :
Melihat standar taksiran permata
Melakukan pengetesan dengan jarum penguji, mengukur besarnya
berlian dan menentukan kualitas berlian
Menaksir dan memberi uang pinjaman berdasarkan golongannya

2) Untuk barang gudang, yaitu barang agunan selain emas dan permata
dengan cara :
a. Melihat harga pasar setempat (HPS) barang tersebut
b. Melakukan penaksiran dan dilanjutkan dengan perhitungan pemberian
penjaman berdasarkan golongannya.
2. Lelang Barang Jaminan
Jika sampai batas waktu kredit nasabah tidak melunasi, mencicil atau
memperpanjang kredit, barang jaminan akan dilelang pada bulan ke 5. Pelelangan
dilaksanakan oleh Pegadaian sendiri. Tanggal lelang diumumkan melalui papan
pengumuman dan media radio. Dalam hal barang jaminan telah dilelang, maka
Bank dan Lembaga Keuangan Lain

336

PEGADAIAN

nasabah masih berhak untuk merima uang kelebihan yaitu hasil penjualan dalam
lelang setelah dikurangi uang pinjaman + sewa modal dan biaya lelang. Apabila
kredit belum dapat dikembalikan pada waktunya, dapat diperpanjang dengan cara
dicicil atau digadai ulang. Kedua cara ini otomatis akan memperpanjang jangka
waktu kredit.
Jika setelah dilelang terjadi kelebihan maka uang kelebihan dapat diambil
sesudah pelelangan. Tenggang waktu pengambilan uang kelebihan ditentukan
selama 1 (satu) tahun setelah tanggal lelang. Apabila dalam waktu yang
ditentukan tidak diambil maka uang kelebihan ( kedaluwarsa) akan menjadi milik
perusahaan.
Sumber Daya Manusia
Perubahan status Pegadaian dari Perusahaan Jawatan (Perjan) menjadi
Perusahaan Umum membawa dampak perubahan misi Pegadaian, yakni misi dari
publik servis menjadi publik servis ditambah mencari keuntungan. Kualitas
sumber daya manusia ( SDM) yang sekarang ini masih belum memadai. Apabila
dibandingkan kondisi sumber daya manusia ( SDM) pada saat Perjan ke Perum
serta prediksi kebutuhan sumber daya manusia ( SDM) untuk lima tahun yang
akan datang, akan tampak sekali bahwa kualitas sumber daya manusia (SDM) di
perusahaan masih jauh dari yang diharapkan. Sebagai visualisasi, dapat dilihat
data kualitas sumber daya manusia ( SDM) ditinjau dari pendidikan formal
sebagai berikut:
a. Pengembangan Sumber Daya Manusia
1. Memberi kesempatan studi lanjut pegawai pada pendidikan formal
( MM/MBA) maupun nonformal ( penaksir, pengelola cabang, midle
management, sekretaris, statistic)
2. Memberi pengharapan pada pegawai yang berinisiatif sendiri
melanjutkan kuliah/ sekolah ke jenjang yang lebih tinggi
3. Mewajibkan setiap atasan selaku manajer sumber daya manusia untuk
membina, mendidik, dan melatih para pegawai bawahannya secara
langsung.
b. Budaya Kerja Intan
Bank dan Lembaga Keuangan Lain

337

PEGADAIAN

1.

Inovatif, dimana karyawan dituntut memiliki gagasan, kreatif, dan

2.
3.

menyukai tantangan keras.


Nilai moral tinggi, maksudnya takwa, jujur, berbudi luhur,dan loyal.
Terampil, karyawan dituntut menguasai bidang pekerjaannya, tanggap

4.
5.

cepat,dan akurat.
Adi layanan, dalam melayani nasabah harus sopan, ramah, dan simpatik.
Nuansa citra, memiliki orientasi bisnis, mengutamakan kepuasan
pelanggan, serta selalu berusaha mengembangkan diri.

Masalah Yang Dihadapi Pegadaian


Hambatan utamanya adalah budaya. Masyarakat Indonesia masih
menganggap tabu dan malu untuk menggadaikan barang bergeraknya. Pegadaian
masih dianggap sebagai tempat orang yang tidak mempunyai uang, tempat orang
miskin, sehingga orang malu untuk pergi ke pegadaian. Tidak ada perasaan
bangga menjadi nasabah pegadaian, tidak seperti kalau menjadi nasabah sebuah
bank. inilah image yang masih berkembang di masyarakat. Tentu saja pandangan
semacam ini

menghambat perkembangan pegadaian dalam menghadapi

persaingan bisnis dengan lembaga keuangan lainna. Namun pandangan ini


berangsur-angsur membaik, terutama sekali setelah keluar motto mengatasi
masalah tanpa masalah.
Disamping itu pemberian pinjaman berdasarkan hukum gadai untuk
barang-barang bergerak jelas sekali, di satu sisi membatasi gerak pegadaian dan
nasabahnya walaupun di sisi lain mampu mengeleminasi risiko yang mungkin
terjadi. Tentu saja perlu dicari solusi terbaik untuk memanfaatkan fasilitas kreit
dengan menggunakan barang tidak bergerak sebagai jaminan tetapi tidak
menimbulkan risiko yang besar.
Pembiayaan operasi pegadaian juga masih terbatas. Penjualan obligasi
yang dilakukan juga belum mampu mencukupi kegiatan pegadaian, apalagi bila
akan digunakan untuk pengembangan pegadaian agar bisa bersaing dengan
lembaga keuangan lainnya. Kualitas pegadaian juga menjadi handicap pegadaian
untuk bersaing dengan lembaga keuangan sejenis. Pegadaian belum mampu
melakukan usaha pemantauan dan pemeliharaan nasabah dan calon nasabah.

Bank dan Lembaga Keuangan Lain

338

PEGADAIAN

Belum ada data base tentang nasabah. Sistem komputerisasi yang memadai juga
belum ada.

Strategi Bersaing
Mengatasi iklim ekonomi yang lebih bebas dengan adanya world trade
organization (WTO), AFTA tahun 2003 dan APEC tahun 2020, pegadaian sebagai
lembaga yang berorientasi bisnis sekaligus sosial, perlu mempersiapkan
kemampuan bersaingnya. Oleh karena itu, pegadaian perlu menciptakan strategi
bersaing dan budaya kerja yang mendukung peningkatan kerja.
Beberapa strategi bersaing yang dapat dipaparkan adalah :
a. Pegadaian perlu memiliki misi yang jelas dan sederhana
Misi yang jelas ini akan memposisikan perusahaan pada level tertentu
dan memperjelas core business dengan competitiveness yang
dimilikina.
b. Untuk dapat mengakomodasi berbagai strategi perusahaan, pegadaian
perlu mempersipakan staf dengan memberi pendidikan dan pelatihan
manajemen.
c. Perlunya mengubah image masyarakat tentang pegadaian melalui
peningkatan kualitas pelayanan dan perangkat kerasnya agar
masyarakat tidak malu lagi menggunakan jasa pegadaian.
Risiko Usaha Pegadaian
Pegadaian yang bergerak dalam bidang penyaluran uang pinjaman atasa
dasar hukum gadai kepada masyarakat menghadapi resiko sebagai berikut:
1. Risiko Pinjaman yang Diberikan
Sebagai badan usaha milik Negara yang diberi tugas dan wewenang untuk
menyelenggaraka kegiatan usaha menyalurkan uang pinjaman atas dasar hukum
gadai, perusahaaan menghadapi resiko kredit dalam hal terjadi salah taksir
terhadap barang jaminan milik nasabah memberikan pinjaman melebihi nilai
barang jaminan atau turunnya barang jaminan yang dapat menimbulkan kerugian
bagi pegadaian bila nasabah tidak melakukan pelunasan.
2. Risiko Barang Pinjaman
Perusahaan dalam hal menyalurkan pinjaman

kepada

masyarakat

mewajibkan nasabah untuk menyerahkan barang bergerak sebagai barang


jaminan.
Bank dan Lembaga Keuangan Lain

339

PEGADAIAN

3. Risiko Pendanaan
Dalam memberikan pinjaman kepada nasabah, pegadaian menghadapi risiko
berkurangnya sumber dana dan sulitnya mancari sumber dana sehingga
kemampuan perusahaan memberikan pinjaman menjadi berkurang.
4. Risiko Persaingan
Persaingan bisnis antara lembaga keuangan, baik bank maupum nonbank
kini semakin ketat yaitu dengan cara mengucurkan kredit ke masyarakat dengan
berbagai keunggulan dan kemudahan.
5. Risiko Operasional
Merupakan resiko yang dihadapi pegadaian sehubungan dengan sistem
operasional, prosedur dan kontrol yang tidak menunjang perkembangan
kebutuhan operasional pegadaian sehingga dapat mangganggu kelancaran operasi
dan kualitas layanan, termasuk yang berdampak pada kehilangan peluang untuk
menyalurkan kredit.
6. Risiko Peraturan Pemerintah
Mengingat kegitan usaha pegadaian berhubungan dengan kepentingan
umum, biasanya pemerintah senantiasa melakukan pengawasan secara ketat
melalui berbagai peraturan. Munculya peraturan-peraturan baru yang ditetapkan
pemerintah dapat menimbulkan dampak yang cukup berarti bagi pegadaian jika
mengharuskan dilakukannya perubahan atau penyesuaian dalam kegiatan operasi
pegadaian.

Perbedaan Pegadaian dengan Bank


Pegadaian
Bank
Prosedur pemberian dana mudah dan Prosedur sulit dan lama
cepat dan tidak berbelit-belit
Untuk masyarakat yang meminjam dana Hanya peminjam besar dan terpercaya
kecil karena pegadaian merambah ke
kalangan masyarakat atas
Dengan jaminan barang sehari- hari Barang jaminan bernilai tinggi karena

Bank dan Lembaga Keuangan Lain

340

PEGADAIAN

seperti

emas

dan

lainnya
Bunga rendah

barang

dan

elektronik pinjaman dalam jumlah besar

sesuai

dengan Bunga pasar dan berfluktuasi

kesepakatan
Bila tidak bisa dibayar, barang yang Bila
digadaikan akan disita untuk dilelang

tidak

membayar

didatangi

debt

collector, sebelum diusut ke pengadilan

Perbedaan Sumber Dana Bank dan Pegadaian


Proses

Sumber Dana Bank


Memerlukan waktu beberapa hari

Sumber Dana Pegadaian


Selesai dalam waktu singkat (15

Jumlah dana
Agunan

Tidak melayani dalam jumlah kecil


Menerima harta bergerak dan harya

Menit)
Mengutamakan dalam jumlah kecil
Mengutamakan menerima harta

Taksasi

tidak bergerak
Selain pemeriksaan adm perlu

bergerak
Dilakukan di kantor pegadaian

(termasuk

dilakukan on the spot ke lokasi

agunan)
Peruntukan

aguna/usaha
Perlu mengetahui peruntukan

Tidak menanyakan peruntukan

Dana
Penyimpanan

penggunaan
Bank hanya menguasai bukti

penggunaan
Menguasai secara fisik bukti

agunan
Rasio agunan

kepemilikan
Bank mengisyaratkan aguna minimal

kepemilikan dan transaksi agunan


Dapat menberikan pinjaman antara

dengan

aantara 150%-200% dari jumlah

80-90 dari transaksi agunan

Pinjaman
Eksekusi

pinjaman
Melalui proses yang panjang

Waktu relatif singkat dengan melelang

Relatif rendah

aguan ketika jatuh tempo


Relatif tinggi, tetapi tidak terasa

agunan
Bunga/balas
Jasa

Bank dan Lembaga Keuangan Lain

karena dalam jumlah kecil

341

PEGADAIAN

Bank dan Lembaga Keuangan Lain

342

Anda mungkin juga menyukai