Anda di halaman 1dari 14

PENDAHULUAN

Penyakit demam dengue dan demam berdarah dengue (DBD) merupakan


masalah utama kesehatan dunia. Sekitar 2,5 milyar manusia tinggal di zona tropis
dan subtropis, sangat rentan terserang infeksi dengue. Infeksi dengue disebabkan
oleh 4 serotipe virus dengue (DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4), yang
ditransmisikan dari satu penderita ke penderita lainnya melalui nyamuk Aedes
aegypti. Infeksi dengue dapat menyebabkan manifestasi klinis dari gejala demam
dengue yang relatif ringan sampai gejala hemorrhagic yang mampu menyebabkan
kematian.1
Demam Dengue (DD) merupakan salah satu penyakit infeksi yang masih
menimbulkan masalah kesehatan di negara sedang berkembang, khususnya
Indonesia. Diperkirakan lebih dari dua setengah milyar orang dengan resiko
terinfeksi penyakit ini. Diperkirakan ada 20 juta kasus infeksi dengue setiap tahunnya
dengan sekitar 24.000 kematian. 1
DD dikarakteristikan dengan adanya empat manifestasi klinik utama seperti
panas tinggi 2-7 hari tanpa sebab yang jelas, fenomena perdarahan baik spontan
maupun yang diprovokasi, sering dengan hepatomegali dan pada kasus yang berat
ditandai dengan adanya kegagalan sirkulasi (syok). Perjalanan penyakit ini sering
sukar diramalkan karena sebagian penderita dengan renjatan yang berat dapat
disembuhkan walaupun hanya dengan tindakan pengobatan yang sederhana
sedangkan sebagian lain datang ke rumah sakit dalam keadaan ringan kemudian
meninggal dunia dalam waktu singkat meskipun terhadapnya dilakukan perawatan
dan pengobatan intensif. 4
Berikut akan dibahas sebuah refleksi kasus mengenai demam dengue pada
pasien anak yang dirawat di ruangan bangsal perawatan anak RSUD Undata Palu.

LAPORAN KASUS
I.

Identitas Pasien
Nama

: An. F.N

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Usia

: 13 tahun 6 bulan

Hari/Tanggal masuk

: Sabtu 08 Oktober 2016

Ruangan

: Catelia Bawah Kelas 1C

II. Anamnesis
- Keluhan utama

Demam
-

Riwayat Penyakit Sekarang:


Pasien masuk dengan keluhan demam, demam dialami sejak 3 hari sebelum
masuk rumah sakit, demam secara terus menerus. Panas turun karena minum
obat penurun panas (sanmol). pasien merasakan sakit kepala, nyeri
retroorbital dan sakit perut, mimisan (-), gusi berdarah (-) menggigil (-),
berkeringat(-), kejang (-). Batuk (-), beringus (-), sakit menelan (+),
muntah(-), nafsu makan menurun, BAB hitam (-), BAB dan BAK lancar.

Riwayat Penyakit Sebelumnya:


Pasien baru pertama kali mengalami seperti ini

Riwayat Penyakit Keluarga:


Teman sekolah pasien memiliki penyakit yang sama.

Riwayat Sosial-Ekonomi:
Menengah ke atas

Riwayat Kebiasaan dan Lingkungan:


Pasien adalah anak yang suka jajanan es.

Riwayat Kehamilan dan Persalinan:


2

Lahir normal di RSUD Undata dengan BBL 2,5 kg . PBL : 52 cm


-

Riwayat Kemampuan dan Kepandaian Bayi:


Pasien mulai merangkak pada umur 8 bulan
berjalan sekitar umur > 10 bulan

Anamnesis Makanan:
ASI hingga 1 tahun + makanan pendamping ASI usia 6 bulan

Riwayat Imunisasi:
Penderita mendapat imunisasi dasar wajib lengkap dan selesai umur 9 bulan.

III.

BCG
Hepatitis : 3 x
DPT
Polio
Campak : 1 x

:1x
:3x
:3x

Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Kesadaran
Status Gizi
Tanda Vital

: Sakit sedang
: Compos mentis
: Overweight CDC 117% (BB : 53 kg ; TB : 154 cm)
:

- Denyut Nadi : 110 kali/menit - Suhu : 39,2 oC


- Pernapasan

: 28 kali/menit

- TD

: 100/70 mmHg

Kulit

Kepala
Mata
Hidung
Telinga
Mulut

tidak hiperemis, gusi normal, tonsil T1/T1 tidak hiperemis.


Leher
: Tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening

: warna sawo matang, sianosis (-), ikterik (-), turgor kembali


cepat, edema (-) Rumple leed (+)
: Normocephal
: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
: Sekret (-/-), pernapasan cuping hidung (-/-)
: Sekret (-/-)
: Bibir tidak tampak sianosis, bibir kering (-), lidah kotor (-)

Thoraks

Inspeksi

: pergerakan dinding dada simetris bilateral, ruam (-)

Palpasi

midclavicula sinistra.
Perkusi
: sonor kanan dan kiri
Auskultasi : bunyi paru vesikular, wheezing (-/-), rhonki (-/-)
Bunyi jantung I/II murni reguler

: Vocal Fremitus kiri = kanan, Ictus cordis teraba di SIC V

Abdomen

Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
Palpasi

: tampak datar
: peristaltic (+) kesan normal
: timpani seluruh regio abdomen
: nyeri tekan (+), turgor kembali cepat < 2 detik , hepatomegali

(-), splenomegali (-)


Anggota gerak

Ekstremitas Atas
: akral hangat, edema (-)
Ekstremitas Bawah : akral hangat, edema (-)

Tulang belakang

: tidak ada kelainan

Otot-otot

: tidak ada otot yang atrofi

Pemeriksaan Laboratorium

RBC : 6,51 X 106/mm3


HGB : 13,9 g/dL
HCT : 41,5
PLT : 149 X 103/mm3
WBC : 5,48 X 103/mm3

Diagnosis

Normal : 4.0 5.5 106/mm3


Normal : 11,0-16,0 g/dL
Normal : 37,0-50,5 %
Normal : 150-400 103/mm3
Normal : 4,0-10,0 103/mm3

: Demam Dengue

Pentalaksanaan
-

IVFD Ringer Laktat


Paracetamol

32 tpm
3 x 1 tab 500 mg

Resume
4

Anak laki-laki, usia 13 tahun, masuk Rumah Sakit dengan keluhan demam 3 hari
secara terus-menerus, disertai sakit kepala, nyeri retroorbital dan sakit perut. Denyut
nadi : 110 kali/menit, suhu : 39,2 oC, Pernapasan : 30 kali/menit, tekanan darah :
100/70 mmHg, Rumple Leed Test (+). Pada pemeriksaan penunjang ditemukan
trombosit : 79 X 103/mm3.
Follow Up
Senin , 10/10/2016
Subject
Keluhan

: demam (+), sakit kepala, nyeri retroorbital, nyeri sendi, nyeri

abdomen
Objective
Keadaan umum : sakit sedang
Tanda tanda vital
TD

: 100/70 mmHg

BB: 53 kg

Nadi

: 110 x/menit

TB: 154 cm

Respirasi

: 30 x/menit

Status Gizi: Overweight

Suhu

: 38 C

Assesment
Demam Dengue
Planning
Terapi
IVFD Ringer Laktat 24 tpm
Paracetamol 3 x 1 tab 500 mg (jika panas)
Anjuran
Perbanyak minum dan istirahat
Selasa, 11/10/2016
Subject
Keluhan

: demam (-), sakit kepala (+), nyeri retroorbital (+), nyeri

sendi
Objective
Keadaan umum : sakit sedang
Tanda tanda vital
TD

: 110/60 mmHg

BB: 53 kg

Nadi

: 96 x/menit

TB: 154 cm
5

Respirasi

: 27 x/menit

Suhu

: 36,7 C

Status Gizi: Overweight

Pemeriksaan Penunjang
RBC : 5,75 X 106/mm3
HGB : 13,6 g/dL
HCT : 41,0
PLT : 57 X 103/mm3
WBC : 4,81 X 103/mm3

Normal : 4.0 5.5 106/mm3


Normal : 11,0-16,0 g/dL
Normal : 37,0-50,5 %
Normal : 150-400 103/mm3
Normal : 4,0-10,0 103/mm3

Assesment
Demam Dengue
Planning
Terapi
IVFD Ringer Laktat 24 tpm
Paracetamol 3 x 1 tab 500 mg (jika panas)
Anjuran
Perbanyak minum dan istirahat
Rabu, 12/10/2016
Subject
Keluhan

: demam (-), sakit kepala (-), nyeri retroorbital (-), nyeri sendi

(-)
Objective
Keadaan umum : sakit sedang
Tanda tanda vital
TD

: 100/70 mmHg

BB: 53 kg

Nadi

: 100 x/menit

TB: 154 cm

Respirasi

: 25 x/menit

Status Gizi: Overweight

Suhu

: 36,7 C

Pemeriksaan Penunjang
RBC : 5,89 X 106/mm3
HGB : 14,1 g/dL
HCT : 42,6
PLT : 19 X 103/mm3
WBC : 8,07 X 103/mm3

Normal : 4.0 5.5 106/mm3


Normal : 11,0-16,0 g/dL
Normal : 37,0-50,5 %
Normal : 150-400 103/mm3
Normal : 4,0-10,0 103/mm3
6

Assesment
Demam Dengue
Planning
Terapi
IVFD Ringer Laktat
24 tpm
Paracetamol
3 x 1 tab 500 mg (jika panas)
Anjuran
Perbanyak minum dan istirahat
Kamis, 13/10/2016
Subject
Keluhan
: demam (-), sakit kepala (-), nyeri retroorbital (-), nyeri sendi
Objective
Keadaan umum : sakit sedang
Tanda tanda vital
TD

: 110/60 mmHg

BB: 55 kg

Nadi

: 98 x/menit

TB: 154 cm

Respirasi

: 25 x/menit

Status Gizi: Overweight

Suhu

: 36,7 C

RBC : 5,51 X 106/mm3


HGB : 13,1 g/dL
HCT : 40,2
PLT : 67,0 X 103/mm3
WBC : 9,56 X 103/mm3

Normal : 4.0 5.5 106/mm3


Normal : 11,0-16,0 g/dL
Normal : 37,0-50,5 %
Normal : 150-400 103/mm3
Normal : 4,0-10,0 103/mm3

Assesment
Demam Dengue
Planning
Terapi
IVFD Ringer Laktat
24 tpm
Paracetamol
3 x 1 tab 500 mg (jika panas)
Anjuran
Perbanyak minum dan istirahat

DISKUSI
Demam dengue adalah penyakit demam akut selama 2-7 hari dengan dua atau
lebih manifestasi sebagai berikut : nyeri kepala, nyeri orbita, mialgia, ruam kulit,
dengan atau tanpa manifestasi perdarahan, dan trombositopenia. Fenomena
patofisiologi utama yang menentukan derajat penyakit dan membedakan antara
demam dengue dan demam berdarah dengue adalah peningkatan permeabilitas
dinding pembuluh darah, penurunan volume plasma, terjadinya hipotensi,
hemokonsentari/peningkatan

hematokrit,

serta

didapatkannya

manifestasi

perdarahan. 1
Pada kasus ini, didapatkan pasien mengeluhkan demam sudah 3 hari yang
sifatnya terus menerus. Pada infeksi virus dengue, demam tinggi timbul mendadak
dan berlangsung dua atau beberapa hari, dan diikuti dengan penurunan demam,
kemudian timbul kembali. Pada demam dengue, penurunan panas merupakan masa
penyembuhan, sedangkan pada demam berdarah dengue, periode ini merupakan
periode rentan terjadinya syok. Hal inilah yang dapat membedakan antara demam
dengue dan demam berdarah dengue. Selain itu untuk mengetahui lebih pasti
mengenai demam berdarah dengue WHO membagi DBD menjadi 4 kategori yaitu:
Derajat I

: Demam disertai gejala tidak khas dan satu- satunya manifestasi


8

perdarahan adalah uji tornikuet positif


Derajat II

: Derajat I disertai perdarahan spontan pada kulit/ perdarahan lain

Derajat III

: Ditemukannya kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat dan dalam,


tekanan nadi menurun (kurang dari 20 mmHg) atau hipotensi
disertai kulit yang dingin, lembab dan penderita gelisah

Derajat IV

: Renjatan berat dengan nadi yang tidak dapat diraba dan tekanan
darah tidak dapat di ukur2

Demam berdarah dengue, pada prinsipnya dapat dilakukan tatalaksana sesuai


dengan kasusnya. Dokter pada pelayanan primer harus paham betul fase-fase yang
akan dilalui demam dengue dan demam berdarah dengue. 6
A. Fase demam
Pada awal fase ini, biasanya ditemukan kesulitan untuk membedakan kasus
demam dengue dan demam berdarah dengue; namun pada dasarnya terapi
untuk kedua penyakit ini adalah sama, yakni simtomatik dan suportif.
Seperti:6

Istirahat

Pemberian paracetamol (tidak lebih dari 4 kali dalam 24 jam) sesuai


dengan umur untuk suhu > 380 C

Usia
Dosis (tablet 250 mg)
Mg/dose
1 tahun
tablet
60
1/2
1.5 tahun
tablet
60-120
>6 tahun
1 tablet
240
Hindari pemberian aspirin atau ibuprofen. Aspirin dapat menyebabkan
gastritis atau perdarahan saluran cerna dan memicu terjadinya reyes

syndrome (enselopati) merupakan komplikasi yang serius


Pemberian antibiotic tidak ada manfaatnya.
Pemberian terapi cairan oral yang direkomendasikan untuk pasien
dengan dehidrasi sedang yang disebabkan karena muntah dan

tingginya temperature suhu tubuh.


Makanan yang diberikan sesuai dengan selera anak.
B. Fase kritis

Fase kritis hanya berlangsung 24-48 jam, sekitar hari ke -3 sampai hari ke-5
perjalanan penyakit. Umumnya pasien tidak dapat makan dan minum oleh
Karena anoreksia dan muntah. 6
C. Fase konfalens
Dimulai saat fase kritis berakhir, di tandai saat perembesan plasma berhenti
daan reabsorbsi di mulai selama fase konfalens. Cairan (plasma dan cairan
intravena) yang sama selama fase kritis merembes keruang ekstravaskuler
diserap kembali ke ruang intravascular.6
Apabila mendapatkan seseorang anak dengan demam tinggi 2-7 hari (tanpa).
Dapat diduga menderita infeksi dengue apalagi jika di jumpai orang disekitarnya
menderita infeksi dengue, memperhatikan adakah warning sign. Selanjutnya tentukan
apakah perlu dirawat atau cukup berobat jalan. Tindakan selanjutnya berdasarkan
pada keadaan pasien. Apabila terdapat kegawatan segera dirawat diruang emergensi,
ruang rawat sehari (untuk observasi 24 jam), dengan pemantauan klinis dan
laboratorium. Pasien dapat dipulangkan dengan pesan kepada orang tua untuk
memantau warning sign dan diberitahukan kapan harus kembali kerumah sakit
segera. 7
Pemantauan pada anak yag diduga menderita infeksi dengue, yang terpenting
adalah mendeteksi terjadinya syok hipovolemik sedini mungkin. Dengan memantau
adanya warning sign sehingga dapat mencegah terjadinya mortalitas.7
WARNING SIGN

Untuk mendeteksi dini

Tidak ada perbaikan klinis

setelah demam reda


Menolak makan/minum
Muntah berulang
Nyeri perut hebat
Letargi , perubahan perilaku

Pucat, eksremitas dingin


Perdarahan : epistaksis,
10

BABhitam, hematemesis,
Diuresis menurun selama 4-6
jam.

Gambaran klinis amat bervariasi, pada demam dengue terjadi peningkatan


suhu secara tiba-tiba, nyeri kepala, mual dan muntah dan terkadang disertai
batuk ringan. Kriteria diagnosis demam dengue menurut book A yang ada
pada buku pedoman diagnosis dan tatalaksana infeksi virus dengue pada
anak yaitu :8
1. Demam 2-7 hari yang timbul mendadak, tinggi terus menerus bifasik.
2. Manifestasi berdarah baik spontan seperti petekie, purpura, ekimosis,
epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis, melena dan uji tourniquet
positif.
3. Nyeri kepala, myalgia, atralgia, nyeri retroorbital.
4. Dijumpai kasus DBD baik dilingkungan sekolah, rumah, atau sekitar
rumah.
5. Adanya leukopenia yang biasanya dijumpai pada hari pertama dan kedua
< 4000/mm3.
6. Trombositopenia < 100.000/mm3 atau hematocrit normal.
Apabila ditemukan gejala demam ditambah adanya dua atau lebih tanda
gejala lain diagnosis klinis demam dengue dapat ditegakkan.8
Pada demam dengue masa tunas berkisar antara 3-5 hari (5-8 hari). Awalnya
penyakit biasanya mendadak, disertai gejala seperti nyeri kepala, nyeri berbagai
bagian tubuh, anoreksia dan lemas. Terdapat ciri khas dari demam dengue yaitu trias
sindrom, yaitu demam tinggi, nyeri pada anggota badan, dan timbulnya ruam
kemerahan (rash). Pada pasien ini didapatkan demam, nyeri kepala, nyeri
retroorbital, dan sakit perut. 3

11

Pada umumnya, tatalaksana pasien demam dengue dapat berobat jalan, dan
tidak perlu memerlukan perawatan di rumah sakit. Pada fase demam, pasien
dianjurkan untuk tirah baring, dan dianjurkan pemberian cairan dan elektrolit per
oral. Untuk menurunkan suhu yang tinggi dapat diberikan parasetamol. Tidak boleh
dilupakan monitor suhu, jumlah trombosit, serta kadar hematokrit sampai normal
kembali. Pada pasien demam dengue saat suhu turun, umumnya merupakan tanda
penyembuhan. Meskipun demikian semua pasien harus diobservasi terhadap
komplikasi yang dapat terjadi selama 2 hari setelah suhu turun. Hal ini disebabkan
oleh karena kemungkinan kita sulit membedakan antara DD dan DBD pada fase
demam. Perbedaan akan tampak jelas pada saat suhu turun, yaitu pada DD akan
terjadi penyembuhan sedangkan pada DBD terdapat tanda awal kegawat daruratan
sirkulasi (syok). 4,5
Nasihat diberitahukan kepada orang tua tentang petanda syok yang
mengharuskan anak dibawa kerumah sakit yang harus diberikan. Petanda tersebut
antara lain adalah bisa dilihat pada tabel F dibawah ini :9
Books F. Nasihat kepada orang tua untuk pasien rawat jalan.
1. Anak harus istirahat
2. Cukup minum selain minum air putih dapat diberikan susu, jus buah, cairan
elektroli. Cukup minum ditandai dengan frekuensi buang air kecil setiap 4-6
jam.
3. Apabila suhu > 380 C kompres air hangat.
4. Pasien rawat jalan harus kembali berobat setiap hari dan dinilai oleh petugas
kesehatan sampai melewati fase kritis, mengenai : pola demam, jumlah cairan
yang masuk dan keluar (misalnya muntah, buang air kecil), tanda perembesan
plasma dan perdarahan.
5. Pasien haarus segera dibawa kerumah sakit jika ditemukan salah satu atau
lebih keadaan berikut : pada saat suhu turun keadaan anak memburuk, nyeri
perut hebat, muntah terus menerus, tangan dan kaki dingin, letargi atau
gelisah, anak tampak lemas, perdarahan ( misalnya BAB berwarna hitam ).
Sesak napas, tidak buang air kecil lebih dari 4-6 jam atau kejang..

12

Selain itu juga mengudukasi keluarga pasien untuk melakukan kegiataan


pencegahan yakni 3M : menutup, menguras, mengubur barang barang bekas yang
menampung air.8
Prognosis untuk kasus ini baik. Hal ini dapat di lihat dari respon pasien
terhadap terapi yang diberikan baik dari pemberian cairan ataupun terapi
simptomatik dengan menggunakan paracetamol.

DAFTAR PUSTAKA

1. World Health Organization (WHO). Dengue Guidelines for Diagnosis, Treatment,


Prevention and Control. France: WHO: 2009.
2. FKUI. Demam Berdarah Dengue naskah lengkap pelatihan bagi pelatih dokter
spesialis anak dan dokter spesialis penyakit dalam tatalaksana kasus DBD.
Jakarta : Badan Penerbit FKUI: 2000.
3. Sutaryo. Dengue, Edisi pertama. Yogyakarta : Medika FK UGM: 2004
4. IDAI. Buku Ajar Infeksi dan Pediatric Tropis, Edisi pertama. Jakarta : Badan
Penerbit IDAI: 2010
5. IDAI Lampung & IDAI Jakarta. Kiat Praktis Dalam Pediatrik Klinis. Jakarta :
Badan Penerbit IDAI: 2013.
6. Daud Dasril. Dr DR. Prof. Sp.(K). 2015. Tatalaksana Praktis Kesehatan Bayi Dan
Anak Di Layanan primer. Makassar Pediatric Update III Departemen Ilmu
Kesehata Anak FK-Unhas IDAI: Makassar.
7. Ikatan dokter anak cabang jawa barat perwakilan bogor, depok, sukabumi, 2015.
Bogor pediatric update 2015, depok, Sukabumi.

13

8. Srireski et. AI. 2014 pedoman diagnosis dan tatalaksana infeksi virus dengue
pada anak. IDAI. Jakarta.
9. Soedarmo PS. 2002. Infeksi Virus Dengue. In; Soedarmo dkk (ed). Buku Ajar
Ilmu Kesehatan Anak, Infeksi dan Penyakit Tropis Edisi Pertama. Jakarta: IDAI,
pp: 176-209.

14

Anda mungkin juga menyukai