Oleh:
Khairatun Nisa,
Rizki Agus Hermawan,
Hariono Mukti
5213412001
5213412039
5213412051
ABSTRAK
Permintaan ethylene di dalam negeri terus meningkat, sementara kapasitas industri
penghasil ethylene terbatas. Data BPS menunjukkan bahwa impor ethylene tahun
2015 adalah 605.000 ton dan diprediksi meningkat seiring peningkatan kebutuhan
industri berbahan baku ethylene. Di Indonesia, ethylene dikonsumsi oleh industri
ethylene glycol, ethyl benzene, serta polyethylene dan dikonsumsi oleh sektor
industri lain. Produksi bio-ethylene merupakan salah satu alternatif dalam
menciptakan industri yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan sumber alam
terbarukan sebagai bahan baku. Indonesia mempunyai potensi besar sebagai
penghasil minyak kelapa sawit yaitu sebesar 32,5 juta ton pada tahun 2015. Pabrik
kelapa sawit menghasilkan 600-700 kg limbah cair (POME) untuk setiap 1 ton
tandan buah segar (TBS) yang diolah. Limbah cair industri kelapa sawit
merupakan limbah yang mengandung padatan terlarut, emulsi minyak di dalam
air, dan senyawa organik dengan kandungan minyak dan lemak sebesar 6000
mg/L. Jumlah fraksi minyak yang terdapat pada POME relatif kecil, tetapi potensi
minyak limbah yang terakumulasi pada kolam limbah pertama dapat mencapai
1,5-2 ton per hari untuk pabrik yang mengolah 400 ton TBS per hari. Senyawa
trigliserida dan fatty acid dalam POME akan menghasilkan 96% senyawa
hidrokarbon n-parafin dimana nilai tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan
sumber bahan baku naphta, gas oil, atau kondensat yang hanya menghasilkan
35% senyawa n-parafin. Senyawa hidrokarbon n-parafin tersebut diproses melalui
steam cracking untuk menghasilkan green olefin yaitu bio-ethylene. Tahapan
proses produksi bio-ethylene berbasis POME adalah pre-treatment fraksi minyak
POME, hidrodeoksigenasi (menghasilkan senyawa hidrokarbon n-parafin), dan
proses steam cracking (menghasilkan bio-ethylene). Produksi bio-ethylene dari
POME dengan bantuan katalis NiMo/Al2O3 akan menghasilkan yield sebesar
99,8% dengan proses pemurnian bio-ethylene menggunakan green chemistry yaitu
ionic liquids. Proses produksi bio-ethylene dari bahan alam terbarukan Indonesia
yaitu POME melalui green process dapat mengatasi permasalahan kekurangan
ethylene serta dapat menjaga kelestarian lingkungan.
Kata Kunci : Bio-ethylene, POME, Green Olefin, Green Process
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Memasuki Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), persaingan negara-negara
ASEAN menjadi lebih kompetitif. Pada kompetisi tersebut, Indonesia dituntut
untuk mampu bersaing dengan negara lain dalam bidang industri (Lee &
Fukunaga, 2014) dan (Pangestu et al., 2002). Perkembangan industri di Indonesia
akan berpengaruh terhadap ketahanan ekonomi negara. Salah satu sektor industri
yang memegang peranan penting dalam memajukan perindustrian Indonesia
adalah industri kimia. Persaingan yang semakin ketat di dalam dunia industri
menuntut adanya inovasi industri yang efektif, efisien, dan ramah lingkungan
berorientasi pada pengurangan ketergantungan Indonesia terhadap produk luar
negeri sehingga dapat menjadikan Indonesia sebagai negara yang berdikari dalam
segala bidang khususnya dalam hal ini adalah industri kimia yaitu industri olefin
dan petrokimia dimana salah satu contoh komoditas industri tersebut adalah
ethylene.
Ethylene atau etena merupakan senyawa organik dengan rumus molekul
C2H4 yang diproduksi dalam jumlah besar pada pabrik petrokimia dibandingkan
dengan senyawa organik yang lain (ACS National Meeting, 2006). Olefin ini
digunakan sebagai bahan baku untuk memproduksi plastik (poliethylene), resin,
fiber, ethylene oxide, ethylene glycol, propylene dan sebagainya. Ethylene juga
dapat digunakan sebagai hormon tanaman alami untuk membantu pematangan
dan pertumuhan tumbuhan dan buah-buahan (Saltveit, 1999). Ethylene memiliki
sifat fisik yaitu merupakan olefin paling ringan, tidak berwarna, tidak berbau, dan
mudah terbakar (Kirk Othmer, 1992).
Kebutuhan ethylene di Indonesia meningkat seiring dengan peningkatan
kebutuhan pasar industri berbahan dasar ethylene. Untuk memenuhi kebutuhan
tersebut, Indonesia mengimpor ethylene setiap tahun. Data BPS dari tahun 2010
sampai tahun 2015 menunjukkan bahwa tren secara umum kebutuhan impor
ethylene di Indonesia mengalami peningkatan. Pada tahun 2015 kebutuhan impor
tersebut mencapai 705.633 ton. Berdasarkan peningkatan jumlah impor dan
mempunyai resiko hazard yang cukup tinggi karena beroperasi pada temperatur
yang rendah.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka untuk memproduksi bahan
kimia khususnya produksi ethylene diperlukan solusi berupa bahan baku alternatif
dari sumber bahan alam terbarukan atau biomassa melalui proses produksi dengan
menggunakan teknologi yang ramah lingkungan. Bahan baku dari bahan alam
terbarukan tersebut salah satunya adalah POME (Palm Mill Oil Effluent) yang
berasal dari hasil pengolahan minyak kelapa sawit. Indonesia memiliki banyak
produsen minyak kelapa sawit, yang menghasilkan produk samping berupa
POME. Menurut data Gapki pada tahun 2015, produksi minyak kelapa sawit
Indonesia mencapai 32,5 juta ton. Setiap 1 ton tandan buah segar (TBS) akan
menghasilkan limbah padat berupa serabut (fibre) 130 kg (13% /ton), cangkang
(shell) 65 kg (6,5% /ton), tandan kosong (empty fruit bunch) 230 kg (23% /ton),
sedangkan limbah cair (POME) sekitar 600-700 kg (60% /ton) (Lacrosse, 2004).
Jumlah fraksi minyak yang ada pada POME relatif kecil yaitu 0,5%-2,0% dari
berat tandan buah segar yang diolah, tetapi potensi minyak limbah yang
terakumulasi pada kolam limbah pertama dapat mencapai 1,5-2 ton per hari untuk
pabrik yang mengolah 400 ton TBS per hari (Budiyanto, 2012). Potensi tersebut
didukung dengan kelebihan POME yang lain yaitu kandungan trigliserida dan
fatty acid yang terdapat pada POME dapat menghasilkan senyawa hidrokarbon nparafin sebesar 96%. Angka tersebut jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan
sumber bahan baku ethylene dari naphta, gas oil, atau kondensat yang hanya
menghasilkan senyawa hidrokarbon n-parafin sebesar 35% (Van Geem, 2013).
Oleh karena itu, POME mempunyai potensi besar untuk dimanfaatkan dan diolah
menjadi bahan baku pengganti minyak bumi dalam proses produksi ethylene.
Sedangkan alternatif solusi proses pemurnian menggunakan distilasi kriogenik
yang membutuhkan energi dan biaya tinggi adalah penggunaan absorpsi reaktif
dimana proses ini potensial digunakan karena tidak membutuhkan energi tinggi
(Safarik & Eldridge 1998).
Selain itu, perkembangan dan tuntutan proses produksi industri yang
ramah lingkungan dan hemat energi menjadi agenda penting dalam dunia industri
pada masa sekarang dan masa depan dengan proyeksi sampai tahun 2050 (Dewick
et al, 2004). Perkembangan dan tuntutan green industry tersebut dapat dipenuhi
melalui solusi pemanfaatan disertai pengolahan bahan limbah melalui proses atau
teknologi hijau yang ramah lingkungan menjadi produk bernilai jual atau
mempunyai value-added yang dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia
sekaligus ramah terhadap lingkungan.
Berdasarkan analisis dan pertimbangan tersebut, maka pabrik bio-ethylene
dari POME mempunyai potensi yang besar dan memiliki peluang kelayakan untuk
didirkan baik dari segi ekonomi, teknologi, safety, lingkungan, dan sosial
kemasyarakatan. Kesimpulan dari analisis dan pertimbangan tersebut meliputi:
1. Pendirian pabrik bio-ethylene dari POME mampu memberikan solusi bagi
bangsa Indonesia dalam pemenuhan kebutuhan ethylene.
2. Peningkatan perekonomian bangsa melalui kemandirian bidang industri kimia
olefin dan petrokimia, khususnya melalui produksi bio-ethylene.
3. Penambahan devisa negara melalui pengurangan dan penghapusan impor
ethylene dari luar negeri.
4. Sebagai solusi penanganan limbah POME yang komprehensif dan terintegrasi
melalui pemanfaatan dan pengolahan limbah POME menjadi produk dengan
nilai tambah yang tinggi sehingga dapat mendukung kelestarian lingkungan.
5. Penggunaan teknologi proses yang ramah lingkungan dalam produksi green
olefin sehingga mampu mengurangi pencemaran udara khususnya efek rumah
kaca atau green house effect akibat pencemaran gas karbondioksida.
6. Penggunaan green chemistry yaitu ionic liquid pada proses pemurnian bioethylene sebagai upaya peningkatan efisiensi proses industri yang ramah
lingkungan.
7. Penggunaan alternatif proses sebagai pengganti distilasi kriogenik dapat
meningkatkan safety process pada pabrik bio-ethylene.
8. Penyediaan lapangan kerja baru bagi penduduk di wilayah industri bioethylene khususnya di Riau.
3. Tenaga kerja
Tenaga kerja merupakan bagian penting dari pabrik dan proses operasinya.
Pekerja baik pekerja dengan kriteria lulusan sarjana, magister maupun pekerja
dengan lulusan SD-SMA semaksimal mungkin harus direkrut dari daerah
tersebut dalam rangka peningkatan sektor ekonomi. Riau merupakan provinsi
dengan jumlah pengangguran terbuka yang masih tinggi, sehingga tenaga
kerja kasar maupun ahli akan mudah terpenuhi. Berdasarkan data BPS 2015,
tercatat pengangguran mengalami peningkatan yaitu mencapai 6,72 persen
dibanding tahun sebelumnya yaitu 4,99 persen. Pada tahun 2016, Upah
Minimum Kabupaten (UMK) khususnya Kabupaten Kampar Riau mengalami
kenaikan sebesar 11,6% dari tahun sebelumnya yaitu menjadi Rp. 2.140.000.
Oleh karena itu, pendirian pabrik di kawasan ini juga akan menciptakan
lapangan kerja baru sehingga akan mengurangi angka pengangguran sekaligus
meningkatkan perekonomian di kawasan Riau.
4. Ketersediaan lahan
Ketersediaan lahan untuk pembangunan pabrik serta kemungkinan
ekspansi pabrik di masa depan juga menjadi pertimbangan yang penting.
Kondisi tanah yang luas, datar, stabil serta bebas dari banjir merupakan faktorfaktor penting dalam pemilihan lokasi pabrik. Daerah Kabupaten Kampar
merupakan daerah datar dengan potensi lahan yang masih luas serta daerah
yang bebas dari banjir serta mempunyai tanah yang relatif stabil sehingga
daerah tersebut mempunyai potensi besar sebagai daerah pemilihan lokasi
pabrik bio-ethylene. Perkebunan sawit di Kabupaten Kampar mempunyai luas
lahan 241.000 hektar dengan potensi crude palm oil (CPO) sebanyak 966.000
ton (wikipedia.org). Ketinggian beberapa daerah di Kabupaten Kampar
khususnya di daerah Desa Sei Pinang Kecamatan Tambang adalah 26 m dari
permukaan laut. Kondisi ini tentunya sangat mendukung bagi pengembangan
berbagai komoditi pertanian, maupun perkebunan (Bappeda Kabupaten
Kampar, 2013). Pada kondisi tersebut, pabrik yang akan dibangun memenuhi
syarat lahan yaitu bebas banjir serta mempunyai kontur tanah yang stabil.
9. Kebijakan pemerintah.
Berdasarkan data Kemenperin pada tahun 2010 nomor 131/MIND/PER/12/2010, pengembangan industri berbasis pengolahan minyak
kelapa sawit dalam tahap memasuki penyusunan roadmap. Salah satu wilayah
yang bergabung dalam penyusunan roadmap tersebut adalah provinsi Riau.
Oleh karena itu, industri minyak kelapa sawit di Riau akan terus berkembang
sehingga pabrik ethylene berbahan baku POME ini akan ikut berkembang
sesuai dengan kemajuan teknologi dan industri . Selain itu, pendirian industri
bio-ethylene berbasis limbah pengolahan minyak kelapa sawit ini juga
didukung kebijakan pemerintah provinsi Riau tentang pengembangan industri
di Riau sesuai dengan peraturan pemerintah provinsi Riau nomor 9 tahun 2009
yaitu tentang rencana pembangunan jangka panjang provinsi Riau tahun 2005
2025.
produksi pada suatu pabrik. Bahan baku pembuatan bio-ethylene adalah fraksi
minyak dari Palm Oil Mill Effluent (POME) yang diperoleh dari industri
pengolahan kelapa sawit di Riau khsusunya di kawasan Kabupaten Kampar Riau
yang memiliki potensi pengolahan pabrik kelapa sawit terbesar di provinsi Riau.
1.3.2
Ekspor (ton)
Impor (ton)
2010
0,004
589.530
2011
15.856
674.595
2012
13.407
716.585
2013
11.680
628.278
2014
700
636.892
2015
19.810
705.633
(Sumber: Badan Pusat Statistik, 2016)
Kapasitas Rancangan
Proyeksi kebutuhan impor ethylene di Indonesia tahun 2021 adalah
1. Dapat memenuhi kebutuhan impor ethylene sebesar 10,6% dari total jumlah
impor ethylene.
2. Disesuaikan dengan ketersediaan bahan baku fraksi minyak dari POME.
3. Dapat memberikan keuntungan karena kapasitas rancangan yang ditetapkan
sudah diatas kapasitas minimal pabrik ethylene secara komersial dan masih
lebih kecil dari kapasitas pabrik ethylene dengan kapasitas terbesar yang sudah
didirikan. Data kapasitas minimal pabrik ethylene yang sudah didirikan adalah
50.000 ton/tahun, sedangkan kapasitas maksimal pabrik ethylene yang sudah
ddirikan adalah 900.000 ton/tahun (Kirk Othmer, 1992). Hal ini akan
memudahkan dalam perancangan alat maupun dalam tahap konstruksi saat
pabrik dibangun.
padatan terlarut, emulsi minyak di dalam air, dan senyawa organik dengan
kandungan minyak dan lemak sebesar 6000 mg/L. Limbah cair pabrik kelapa
sawit di Indonesia mencapai 29,7 juta ton per tahun (Deptan, 2014). Jumlah fraksi
minyak yang terdapat pada POME relatif kecil yaitu 0,5%-2,0% dari berat tandan
buah segar yang diolah, tetapi potensi minyak limbah yang terakumulasi pada
kolam limbah pertama dapat mencapai 1,5-2 ton per hari untuk pabrik yang
mengolah 400 ton TBS per hari. Residu minyak yang dihasilkan dari POME
memiliki beberapa karakteristik yaitu kadar asam lemak bebas 7,757%, densitas
0,907 g/cm3, dan viskositas 43 cSt (Yaakob, 2013). Komposisi asam lemak ditunjukkan
pada Tabel 1.2.
35% (Van Geem, 2013). Oleh karena itu, fraksi minyak POME sangat berpotensi
untuk memproduksi ethylene berbasis sumber alam terbarukan.
Persentase (%)
Asam Kaproat
1,2
Asam Kaprilat
1,5
Asam Miristat
1,5
Asam Palmitat
63
Asam Oleat
17,4
Asam Stearat
7,2
Asam Linoleat
4,5
Asam Arachidat
1,8
Lainnya
1,9
1.4.2
Al/SiO2
300 400oC
Etanol
2C2H5OH
Etanol
C2H4
Etena
230oC
Air
Eter terbentuk pada suhu sekitar 230oC sementara pada suhu 300 400oC
yield ethylene mencapai 94 99%. Reakor bekerja secara isotermal dalam
tube-tube yang dipanaskan. Pemurnian lebih lanjut diperlukan untuk
menghilangkan senyawa aldehid, asam-asam, CO2, dan air (Ludwig, 1980).
terutama
pengaturan
pemberian
panas
dimaksudkan
agar
Proses
Dehidrasi Etanol
Etanol
Thermal/Steam Cracking
Metana, etana, propane,
butane, naphta, biomassa.
2. Segi Proses
Jenis reaksi
300-400oC
600-1000oC
Tekanan
Atmosferik
2 - 47,7 atm
Jarang digunakan
Sering digunakan
4. Kemurnian Produk
94-95%
99,97%
6. Segi ekonomi
2.1.1
Pemilihan Proses
Dari beberapa teknologi proses produksi bio-ethylene (proses dehidrasi
Dasar Reaksi
Minyak terbarukan (minyak nabati/hewani) dapat diproses menjadi produk
Persamaan
reaksi
hidrodeoksigenasi
senyawa
trigliserida
menjadi
Trigliserida
Hidrogen
2.2.2
Dasar Proses
Proses untuk menghasilkan bio-ethylene dari Palm Oil Mill Effluent
Kandungan asam lemak bebas pada fraksi minyak dari POME lebih tinggi
dibandingkan kandungan asam lemak bebas pada minyak kelapa sawit secara
komersial (Yaakob, 2013). Oleh karena itu, minyak dari POME perlu
dilakukan perlakuan khusus terlebih dahulu untuk menurunkan nilai asam
lemak bebas. Proses yang digunakan untuk treatment minyak dari POME
adalah proses netralisasi yaitu suatu proses untuk memisahkan asam lemak
bebas (FFA) dari minyak dengan cara mereaksikan asam lemak bebas dengan
NaOH sehinga membentuk sabun (soap stock) dan H2O (Ketaren, 1986).
Netralisasi dengan menggunakan NaOH lebih menguntungkan dikarenakan
trigliserida tidak ikut tersabunkan. Reaksi antara asam lemak bebas (FFA)
dengan NaOH adalah sebagai berikut :
Pada proses ini konsentrasi NaOH yang digunakan adalah 14% dengan
jumlah yang disesuaikan dengan jumlah asam lemak bebas yang terdapat
dalam fraksi minyak pada POME (Guritno, 1997) dengan temperatur bahan
dalam proses yang digunakan adalah 50oC.
Konsentrasi kaustik soda (NaOH) yang digunakan dalam proses netralisasi
fraksi minyak POME untuk menurunkan kadar FFA adalah 18oBe. Semakin
besar asam lemak bebas (FFA), maka semakin besar konsentrasi NaOH yang
digunakan (Widarta, 2012).
2. Proses Hidrodeoksigenasi
Proses hidrodeoksigenasi termasuk dalam proses hydroprocessing yaitu
proses perengkahan dengan mengalirkan gas hidrogen untuk menjenuhkan
hidrokarbon serta menghilangkan impuritas. Proses hidrodeoksigenasi
bertujuan untuk menghilangkan senyawa kontaminan oksigen yang terikat
pada
senyawa-senyawa
hidrokarbon.
Proses
hidrodeoksigenasi
dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu perengkahan termal dan katalisis. Persamaan
reaksi yang terjadi pada proses hidrodeoksigenasi trigliserida adalah :
O
CH2O
Hidrogen
Propane
Air
proses
cracking
yang
digunakan
adalah
steam
cracking.
Pengoperasian steam cracking tergantung dari jenis bahan baku POME dan
COT (Coil Outlet Temperature). Tujuan proses steam cracking ini adalah
memecah rantai hidrokarbon jenuh menjadi rantai hidrokarbon tidak jenuh
dengan jumlah atom karbon (C) yang lebih sedikit. Proses steam cracking
hidrokarbon n-parafin akan menghasilkan beberapa senyawa yaitu methane
(12,7%), CO (0,04%), CO2 (0,01%), ethylene (37,5%), propylene (18,1%), 1butene (1,63%), 1.3butadiene (7,56%), benzene (7,02%), toluene (1,86%), dan
fuel oil (0,88%) (Van Geem, 2013).
Pada proses steam cracking hidrokarbon ini, bahan baku dikontakkan
langsung dengan steam dan dipanaskan di dalam furnace tanpa adanya gas
oksigen dalam campuran tersebut.
4. Proses Pemurnian Bio-Ethylene
Proses pemurnian bertujuan untuk memisahkan hidrokarbon olefin (bioethylene) dari non-olefin seperti parafin atau aromatik. Proses pemisahan
olefin dari non-olefin dilakukan dengan menggunakan ionic liquid. Ionics
liquid (IL) merupakan senyawa yang tersusun dari ion-ion (kation dan anion)
yang berwujud larutan pada suhu dan tekanan normal. Karakteristik dari ionic
liquids meliputi: hampir tidak memiliki tekanan uap, volatilitas rendah, nonflammability,
non-combustibility,
stabilitas
termal
tinggi,
umumnya
berviskositas rendah, range suhu besar dalam wujud larutan, laju reaksi tinggi
serta konduktivitas ionik yang tinggi. Dalam hal ini digunakan metal salts
yang dilarutkan dalam ionic liquid untuk memisahkan olefin dari non-olefin
(Munson, 2002). Konsentrasi metal salts dalam ionic liquid biasanya antara 5
20 %mol (Munson, 2002). Metal salts yang dilarutkan dalam ionic liquid
memiliki tingkat kelarutan yang kurang baik terhadap senyawa non-olefin.
Oleh karena itu fase non-olefin dapat terpisah dengan baik sehingga dapat
didistialsi tanpa membawa sisa ionic liquid kedalam distilat. Campuran yang
mengandung senyawa olefin dikontakkan langsung dengan ionic liquid
2.2.3
Kondisi Operasi
Proses produksi bio-ethylene dari fraksi minyak POME terdiri dari dua
proses utama yaitu proses hidrodeoksigenasi dan steam cracking. Setiap proses
membutuhkan kondisi operasi berbeda untuk optimasi produk. Pada kondisi
operasi (Tabel) diperoleh konversi total 95% (Smith, 2005). Kondisi operasi
setiap reaktor ditampilkan pada Tabel
Tabel 1.4 Kondisi perancangan operasi
Parameter
2.2.4
Reaktor
Hidrodeoksigenasi
Steam Cracking
Suhu, oC
350
850
Tekanan, atm
20
Deskripsi Proses
Proses produksi bio-ethylene dari Palm Oil Mill Effluent (POME) dibagi
menjadi 3 tahap yaitu tahap penyiapan bahan baku, tahap pembentukan produk,
dan tahap pemurnian produk.
2.2.4.1 Tahap Penyiapan Bahan Baku
Fraksi minyak POME bersuhu 30oC dari tangki penyimpanan T-01
menggunakan pompa (P-01) menuju mixer (M-01) yang sebelumnya dilewati
preheater terlebih dahulu untuk mencapai suhu 70oC. Di dalam mixer
ditambahkan larutan kaustik soda (NaOH) 14% dari tangki (A01-T02) sehingga
berlangsung proses netralisasi pada suhu 70oC pada tekanan atmosferik.
Campuran bahan dialirkan ke dekanter (F-01) untuk memisahkan fraksi cair
(minyak, NaOH, dan sabun hasil reaksi netralisasi) berdasarkan perbedaan
densitas.
: 0,907 g/cm3
Titik leleh
: 20 50oC
Titik didih
: 369oC
Sifat Kimia
Bilangan iod
: 48 -56
Bilangan penyabunan
: 196 205
(Krischenbauer, 1960)
2. Hidrogen
Sifat Fisika
Berat molekul
: 2,0015 g/mol
Titik didih
: -252,8oC
Titik beku
: -259,2oC
Sifat Kimia
Bereaksi dengan oksigen menghasilkan air
2H2 + O2
H2O
3. Ionic Liquids
Jenis
Densitas
: 1,436 g/cm3
Viskositas
: 52 cP
Berat molekul
: 419,34 g/mol
Kemurnian
: 99,9%
(ChemSpiper, 2016)
2.3.2
1. Bio-Ethylene
Sifat Fisika
Wujud
: Gas
Berat molekul
: 28,0536 g/mol
Titik didih
: -103,7oC
Sifat Kimia
Merupakan senyawa olefin paling ringan
Mudah terbakar
(Kirk Othmer, 1992)
BAB II
NERACA MASSA DAN NERACA ENERGI
2.1 Komposisi Palm Oil
Trigliserida
: 91,554%
: 7,756%
: 0,03%
Pengotor
: 0,01%
: 0,15%
Logam
: 0,5%
(Krischenbauer, 1960)
Trigliserida dan FFA merupakan komponen utama dalam fraksi minyak Palm Oil
Mill Effluent (POME) dan diasumsikan sebagai minyak yang akan bereaksi.
Komponen selain trigliserida dan FFA diasumsikan sebagai impuritis sebesar
0,69%.
Tabel 2.1. Persentase Berat Produk Reaktor
Komponen
Persentase (%)
n-parafin
96
Iso-parafin
Napthenes
1
(Sumber : Van Geem, 2013)
Persentase (%)
Metana
12,70
CO
0,04
CO2
0,01
Ethylene
37,50
Propylene
18,10
1-Butene
1,63
1,3-butadiene
7,56
Benzene
7,02
Toluene
1,86
Fuel Oil
0,88
(Sumber : Van Geem, 2013)
: 1 jam operasi
: 330 hari
Kapasitas rancangan
: 80.000
1tahun
1 hari
kg
ton
1000
tahun 330 hari 24 jam
ton
1 kg hidrokarbon parafin
0,375 kg bioethylen e
fraksi
minyak
dari
POME
dan
hidrogen.
Persamaan
reaksi
0,858 kg minyak
0,762 kg hidrokarbon parafin
+ F2 Xminyak 2 = F3 Xminyak 3
30.329,54 (0,91554) + 0
= F3 Xminyak 3
F3 Xminyak 3
= 27.763,663 kg
(2.2)
Analog dengan perhitungan neraca massa pada persamaan 2.2, maka dapat
dihitung neraca massa setiap komponen pada arus masuk dan keluar tangki
netralisasi M-101 (Tabel 3). Asumsi 5% FFA (free fatty acid) dapat
tersabunkan.
Tabel 2.3. Neraca massa di M-101
Komponen
Input (kg/jam)
Output (kg/jam)
Arus 1
Arus 2
Arus 3
Impuritis
191,57
191,57
Minyak
27.763,663
27.694,253
NaOH
151,64
151,64
Sabun
64,409
27.955,232
151,64
TOTAL
28.106,88
28.106,88
2. Dekanter (F-101)
Blok diagram F-101 ditampilkan pada gambar
F-01
4
5
Input (kg/jam)
Output (kg/jam)
Arus 3
Arus 4
Arus 5
Impuritis
191,57
64,145
127,424
Minyak
27.694,25
27.694,25
NaOH
151,648
151,648
Sabun
69,40
1,388
68,021
TOTAL
28.106,88
27.759,787
347,093
28.106,88
3. Reaktor (R-101)
Reaktor R-101 merupakan reaktor hydrotreating yaitu reaktor proses
hidrodeoksigenasi. Asumsi, pendekatan, dan justifikasi reaktor.
a. Reaksi pada reaktor 1
1. Komposisi umpan hidrogen dianggap tetap; hidrogen 97%, dan metana 3%
(Pertamina). Kebutuhan hidrogen pada reaksi hydrotreating adalah 5.000
SCF/barrel minyak (McCall, 2011).
2. Reaksi hydrotreating berlangsung sesuai persamaan :
O
CH2O
= 27.759,8 kg
= 27.759,8 kg x
x 0,03 kg
= 970,622 kg
c. Jumlah produk keluar reaktor
Jumlah produk keluar reaktor dapat dihitung dengan kombinasi neraca
massa total dan neraca massa komponen. Persamaan umum neraca massa
dituliskan pada persamaan
Akumulasi = input + generasi output reaksi
= input + generasi output reaksi
1. Hidrogen
Output H2
2. Metana
Output CH4
Hasil perhitungan neraca massa di sekitar reaktor (R-01) dapat dilihat pada Tabel
2.5.
16
R-101
14
Input (kg/jam)
Arus 4
Arus 6
2423,43
72,7029
27.694,25
64,14
2496,13
27.758,40
30.254,530
Output (kg/jam)
Arus 7
1452,807
43,584
26.649,39
832,794
277,597
998,352
30.254,530
4. Steam Cracker
Steam cracker digunakan untuk proses cracking hidrokarbon n-parafin
menggunakan steam pada suhu tinggi yaitu 850oC.
Steam Cracker
17
12,7%
2. CO
0,04%
3. CO2
0,01%
4. Ethylene
37,5%
5. Propylene
18,1%
6. 1-Butene
1,63%
7. 1,3-Butadiene
7,56%
8. Benzene
7,02%
9. Toluene
1,86%
0,88%
(Sumber.: Van Geem, 2013)
Hasil perhitungan neraca massa di sekitar steam cracker dapat dilihat pada Tabel
2.6.
% Produk
12,70
0,04
0,010
37,50
18,10
1,63
7,56
7,02
1,86
0,88
87,30
Output (kg/jam)
Arus 8
3525,49
11,104
2,776
10.409,92
5024,52
452,48
2098,64
1948,737
516,332
244,286
24.234,29
5. Absorber (AB-101)
Absorber (AB-101) digunakan untuk memisahkan ethylene dari methane,
CO, CO2, propylene, 1-butene, 1,3-butadiene, benzene, toluene, dan fuel oil.
Solven yang digunakan adalah ionic liquid jenis [Bmim]Tf2N yaitu 1-butyl3-methylimadozalium bis (trifluoromethylsulfonyl) (Zhang, 2015). Prinsip
dari proses pemisahan ethylene dari hidrokarbon lain adalah perbedaan
kelarutan (solubility) antara [Bmim]Tf2N dengan ethylene dan hidrokarbon
lain. Ethylene dan ionic liquid [Bmim]Tf2N memiliki tingkat kelarutan yang
sangat tinggi dibanding ionic liquid [Bmim]Tf2N dengan hidrokarbon lain
(Zhang, 2015). Perbandingan feed ratio umpan dengan ionic liquid adalah
1:2 (Wytze, 2012).
Input (kg/jam)
Output (kg/jam)
Arus 9
Arus 11
Arus 9
Arus 10
Ionic Liquid
12.117,1
12.117,1
CH4
3525,49
3525,49
CO
11,1039
11,1039
CO2
2,77598
2,77598
C2H4
10409,9
10409,9
C3H6
5024,52
C4H8
452,485
452,485
C4H6
2098,64
2098,64
C6H6
1948,74
1948,74
C7H8
516,332
516,332
Fuel Oil
244,286
244,286
24.234,3
12.117,1
13.824,374
22527,0671
TOTAL
36.351,44
36.351,44
NERACA PANAS
1. Tangki Netralisasi (M-101)
Pada M-01 diasumsikan tidak ada panas pelarutan
input output =
input =
akumulasi
output
= Q = m . Cp (Tin Tref)
= m . Cp (Tin Tref)
= (30.329,54 kg/jam) (2,40 kJ/mol.K) (343,15oK - 303,15oK )
= 2.911.635,84 kJ/jam
m (kg/jam)
Cp (kJ/kg.K)
T (oK)
H / Q (kJ/jam)
Impuritis
191,56
2,40
40
18.390,650
Minyak
27.763,663
2,40
40
2.665.331,636
NaOH
151,6477
3,3
40
20.017,49
Sabun
69,4091
0,99
40
5524,9689
Komponen
Output (kJ/kg)
Arus 1
Arus 2
Arus 5
Impuritis
18.390,650
18.390,650
Minyak
2.665.331,636
2.665.331,636
NaOH
20.017,49
20.017,49
5524,9689
5524,9689
Sabun
TOTAL
2.709.244,753
2.709.244,753
2. Dekanter
Tabel 2.10 Neraca panas di sekitar F-01
Input (kJ/jam)
Komponen
Output (kJ/kg)
Arus 1
Arus 2
Arus 5
Impuritis
18.390,650
18.390,650
Minyak
2.665.331,636
2.665.331,636
NaOH
20.017,49
20.017,49
5524,9689
5524,9689
Sabun
TOTAL
2.709.244,753
2.709.244,753
Input (kJ/jam)
Output (kJ/kg)
Minyak
18.785.916
37.440.396
Beban furnace
18.654.480
TOTAL
37.440.396
37.440.396
4. Reaktor (R-01)
Tabel 2.12 Neraca panas di sekitar R-01
Komponen
Input (kJ/jam)
Output (kJ/kg)
Minyak
18.610.538,5
H2
5.825.176
CH4
27.091,95
n-Paraffin
15.893.699,46
Iso-paraffin
`501.341,7523
Naphtenes
172.554,83
H2O vap
1.098.586,541
Panas reaksi
23.810.358
Panas kondensasi
2.187.047
Beban pendingin
16.715.402
TOTAL
42.420.896
42.420.896
Input (kJ/jam)
Output (kJ/kg)
H2
5.825.176
3.346.790
CO
5.662
CO2
1.171
CH4
27.091,95
3.913.297
C2H4
7.963.588
C3H6
3.768.391
C4H6
2.156.352
C4H8
520.357
C6H6
1.222.832
C7H8
281.142
Fuel Oil
203.978
H2O vap
532.976
637.974
Panas reaksi
60.424.740
Panas penguapan
4.029
Beban pendingin
22.450.324
TOTAL
68.206.599
68.206.599
FA0
CA0
Fv
A = NaOH
V
...(1)
Diinginkan :
FA = 28103,88 kg/j
Diketahui :
=
rA =
Maka,
FA = 30883,38 L/j
32,7551 kgmol/j
0,91 kg/L
8,578718 L/det
CA = 0,001061 kgmol/L
CAo = 0,05%
CAo = 10 CA
CA = 0,005%
= 0,010606 kgmol/L
3088,3384 L/j
Fv = FA - Fao
=
27795,046 L/j
B. Jenis pengaduk
Penentuan berdasar :
- m campuran
- V tangki
T=
70 C
=
r=
38 cP
0,91 kg/m3
0,038 Ns/m2
6,176677 m3
Dt
Zl
Zi
w
=3 ;
= 2.7 - 3.9 ;
= 0.75 - 1.3 ; Baffle = 4 ;
= 0.1 ; Pitch = 2.Di
Di
Di
Di
Di
Dipilih :
Dt/Di = 3
atau
Zl/Di = 3,9
Zi/Di = 1,2
Da/Dt = 1/3
(3)
pDt H
5V
1
=5
q
4
0.92nDa 2Dt
(4)
atau
D
nt T a
Dt
Dt
H = const = 4.3
Hubungan mixing time factor (ntT) dan Bilangan Reynolds dicari dengan Fig 9.15
Vt = f (Dt,Da,H,tT,q)
Diambil tT = 1 jam =
3600 detik
V = 0,2(q.tT) = 0,2(FA.tT) =
6,176677 m3
ZR
ZL
Zi
Zl Zl Di
1
=
x
= 3.9 x = 1.3
Dt Di Dt
3
Di
Dt
Vc =
maka,
p
4
x Dt 2 x Zl =
Dt =
p
4
atau
Zl = 1.3 Dt
atau
4Vc
Dt =
1.3p
1/ 3
x 1.3Dt 3
1,8218626 m
Zl =
1.3 Dt = 2,368421 m
Di =
1/3 Dt = 0,607288 m
Zi =
1.2 Di = 0,728745 m
Baffles = 4
w=
0.1 Di = 0,060729 m
Pitch =
2 Di = 1,214575 m
2
ZR = Vmixer / (p/4. Dt )
=
(5)
2,3684214 m
(6)
rav x Zl
= 2,155263 kg/m2
= 0,003065 psi
- Jenis bahan :
f=
17900 psi
0,8
Corrosion allowance =
C = 1/8 in
tshell =
P.ri
+C
f.E - 0.6P
(7)
0,0030654 psi
ri =
maka,
Dt / 2
tshell =
= 35,86344 in
0,1250077 in
thead =
3/16 in
icr = 2 5/8 in
r = 42 in (=rc)
0.885P.rc
+C
f.E - 0.1P
t head =
(8)
0,125008 in
3/16 in
icr = 5 1/2 in
Sf = 1.5-3.5 in
b = rc b=
OA = th + b + Sf
=
8,380 in
dipilih : 2.5 in
3
V = volume head tanpa Sf (ft )
19,544 ft3
0,553 m3
H=
H=
2,418 m
2,843 m
N=
600
p.Di
N=
WELH
2.Di
(9)
4,0363164 rpm
Jenis motor : Fixed speed belt (harga murah, mudah mengganti bagian-bagiannya)
dengan kecepatan putaran standar =
120 rpm
Bilangan Reynolds :
N Re =
NRe =
r.N.Di 2
mm
(10)
17,663491
17,66349
Np = Po =
0,9
Power pengaduk :
P=
N 3 .Di 5 .r.Np
550.gc
P=
Efisiensi motor = 0.84
(11)
0,0007258 Hp
(fig. 13.38, Peters, 1985)
Daya motor :
Daya motor =
P
=
h
0,000864 Hp
2,5 Hp
=
=
=
P BM =
RT
Xi
ELEMENT
ionic liquid
C2H4
=
=
=
factor
rho kg/m3
0,33300
0,66700
1,00000
total
rhol
54,34 Kg/jam=
0,033277 lb/s
589,5 Kg/jam=
0,361001 lb/s
0,010623 lb/cuft
BM
1436
568
437
0,001288216 g/cc
0,080463186 lb/cuft
0,033493981
U vmax
U vmax=
420
17
WV
=
rV
0,4
X BM
139,86
11,339
151,2
RR
97,396
19,975
117,37
WV
=
rV
33,98202 cuft/s
A min =
QV
u V , max
33,13347 sq.ft
D min
4 A min
=
0 ,5
6,493833 ft
77,926 in
60 in
0,029236687
17,09874 ft/s
uVminnozzle = 60 (rmix)0,5
10,25924 ft/s
Uvrata2=
13,67899117
A = Qv/uvmin nozzle = 2,484249 sq.ft
357,73 sq.in
0,5
IDnozzle=
A
ID = 2 =
p
21,34735 in
=
4"
4,5 "
=
=
38,25
5,333333 ft
(7) Pilih Full Surge Volume dari Tab 5-1 atau 5-2
temperatur control w/o alarm=
good labor factor
=
undergood control
=
asumsi sudah ada alat recorder
time =
Volumetric flow rate liq = WL/rhol =
Volume yang dibutuhkan
=
Tinggi level liquid
=
2 minute
2
2
480
0,4136
198,51
10,115
s
cuft/s
cuft
ft
=
121,38 "
8. Chek Geometri
(Hl+Hv)/D harus diantara 3 sampai 5
(Hl+Hv)/D
= 3,089725 satisfactory
Dimensi internal FD 01
L
=
185,3835066 "
D
=
60 "
4,7087
1,524
=
=
=
0,01 atm
10 %
-16,0083 psig
=
=
=
12650 psig
0,85 doub. Weld
0,125 "
= 0,080186 "
0,4375 "
=
=
<200 psig
pers 5.11
0,4375
"
"
"
"
14,55398
=
27,375
=
37,375
1,5
16,49148
"
"
"
"
"(tinggi head & bottom)
"
PERANCANGAN REAKTOR
:623 K
: 810.600 kPa
: -Gas dancair (reaktorA02-R01) Katalis:
:NiMo
: Alumina
:Silinder
: 10 tahun
: 6,4 mm
: 1,6 mm
: 810 kg/m3(dense loaded)
(Pertamina RU VBalikpapan)
Sesuai dengan hasil perhitungan neraca massa (TabelB.4) dan neraca panas
(TabelC.6), maka dapat dihitung dimensi reakt
: 1,17
:8
Flowarea (at)
: 1,075in2
Panjangtube dipilih(Ltube)
:5m
.
+
. 0,6
(D.4)
Spesifikasi:
Allowancestress (f)
17500
lb/in2
Corrosion allowanse(C):
0,125
in
Efisiensipengelasan(E) :
0,8
P operasi
P design
:
ID
Ri (jari-jari)
:
Tebal tube
:
Tebal tube
:
810,600
(Tabel13-1Brownell)
atm
141,08,2
4
1,170
:
:
0,585
in
in
0,164
in
0,165
in
Tebal pipa dibutuhkan (0,165in) lebih kecil dari pada tebal pipa actual (0,33 in) sehingga
pipa tersebut dapat digunakan.
D.5
:30.256 kg/jam
DensitasCPO
:768 kg/m3
:39,4 m /jam
Vcat =
Vcat =
,
,
Vcat = 11,25 m3
= Vcat/ Vtube
=3245 tube
(D.7)
Ao
= doNtL
(D.8)
CTP
CL
= 0,156 ft
do
= 0,125 ft
= 20.887,9 ft2
Ds
Ds
= 9,72 ft
Ds
(D.7)
=0,5 x3 m
=1,5 m
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa jarak antar baffle adalah1,5 m. Namun
pada reactor ini dipilih jarak antar baffle 1m.
Allowancestress(f)
.
+
. 0,6
(D.8)
Poperasi
=101,325 kPa
Pdesign
ri
=58,82 in
t shell
=0,2 in
= 9 in
rc
= 114 in
Maka didapat
=1,64 in
th
=5,13 in
(D.10)
(D.11)
OA
icr
sf
rC
th
ID
a
Tinggi head
a
AB
BC
AC
b
= thbsf
= ID
2
= a-icr
= r icr
=
BC2 AB2
= r AC
Data-data icr, r,th pada ts dan OD dapat dilihat pada table 5.7 hal 89-91
Brownell. Harga sf dilihat dari tabel 5.6 hal 88 Brownell. Data-data tersebut
diperoleh sebagai berikut:
a = 58,82 in
sf
icr = 9 in
rc = 114 in
AB = 49,82 in
BC = 105 in
AC = 94,43 in
b
= 21,57 in
=0,73 m
=0,01 m3/s
Diameter dalam pipa
Luas pipa
=0,0048 m2
=2,29 m/s
Tebal pipa
=11,97 mm
=0,47 in
=1.426,33 m3/jam
=0,084 m3/s
Luas pipa
=0,00821 m2
=48,27 m/s
Tebal pipa
=12,04 mm
=0,47 in
=30,23 m3/jam
=0,0084 m3/s
Luas pipa
=0,0047 m2
=1,80 m/s
Tebalpipa
=11,87 mm
=0,47 inf
=0,85
Kisolasi
=0,013 Btu/hrft0F
Suhu isolatorbagianluar T3
=500C =1220F=323,15 K
Suhu film tf
= =
= T3 tf=50 40 =100C
+
2
1
1
40
50+ 30
2
= 40 = 313,15 = 104
= 0,025
=1,1302 kg/m3
cp =1,0066 kJ/kgOC
k
=0,0272 W/mOC
=1,91E-05 kg/ms
Gr
Pr
Raf
= Gr.Pr
hc
= 0,19 [ ]
= 0,22 W/m C
Gr = bilangan Grasshof
Pr = bilangan Prandtl
qr
dimana:
= emisivitas
Ts = suhu dinding, K
Tu = suhu film, K
qr = 0,85 (5,67.10) (323,15 - 303,15)
= 118,50 W/m
129,7287
323,15303,15
= 5,29 W/m C
Penentuan tebal isolasi dilakukan dengan cara trial and error. Penyelesaian trial
and error dilakukan dengan goal seek. Hasil perhitungan dibutuhkan isolator silica
= 0,0625 m.
C2H4
H2
C2H4
Ionic
Liquid
S-01
NaOH 14%
Ionic Liquid
Impuritis
Fraksi Minyak
POME
M-01
Impuritis
NaOH
Minyak
Sabun
F-01
Impuritis
NaOH
Sabun
Minyak
R-01
CH4
H2
H2O
C3H8
n-paraffin
iso-paraffin
naphtenes
AB-01
Steam
Cracker
CO
CO2
CH4
C2H4
C3H6
C4H6
C6H6
C7H8
C8H10
Fuel oil
CO
CO2
CH4
C3H6
C4H6
C6H6
C7H8
C8H10
Fuel oil
LAMPIRAN 4
PERHITUNGAN KEEKONOMIAN
4.1 DASAR PERGHITUNGAN
330 hari per tahun
1 Pabrik beroperasi selama
2 Biaya investasi kapital dikeluarkan sebagai berikut :
a. Tahun ke -3
10%
b. Tahu ke -2
40%
c. Tahun ke -1
30%
d. Tahun ke 0
20%
Modal kerja dikeluarkan pada tahun ke 0
3 Start Up pabrik dilakukan pada tahun ke 0
4 Tingkat Produksi
a. Tahun pertama
80% kapasitas produksi pabrik
b. Tahun kedua
90% kapasitas produksi pabrik
c. Tahun ketiga produksi dn seterusnya
100% kapasitas produksi pabrik
11 Tahun
5 Umur pabrik
6 Depresiasi dihitung dengan metode Garis Lurus
7 Salvage Value 0
Harga peralatan untuk tahun 2016 dihitung berdasarkan
8 Cost Indeks
dan kapasitas tertentu
13500
9 Harga / Kurs 1 US$
4.2
Tahun
2001
Periode (x)
1
x2
1
xy
394.3
2002
395.6
791.2
2003
2004
2005
2006
2007
2008
Jumlah
3
4
5
6
7
8
36
402
444.2
468.2
499.6
525.4
575.4
3704.7
9
16
25
36
49
64
204
1206
1776.8
2341
2997.6
3677.8
4603.2
17787.9
a
343.44
b
26.59
Sehingga, persamaan Least Square Time adalah:
y
=
343.44
26.59
Tahun
2001
2002
2003
2004
2005
Periode (x)
1
2
3
4
5
x2
1
4
9
16
25
xy
394.3
791.2
1206
1776.8
2341
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
210
499.6
525.4
575.4
582.75
609.34
635.93
662.52
689.11
715.7
742.29
768.88
795.47
822.06
848.65
875.24
12452.64
36
49
64
81
100
121
144
169
196
225
256
289
324
361
400
2870
2997.6
3677.8
4603.2
5244.75
6093.4
6995.23
7950.24
8958.43
10019.8
11134.35
12302.08
13522.99
14797.08
16124.35
17504.8
148435.4
700
600
500
400
300
200
100
0
2000
2005
2010
2015
2020
Tahun
4.3
4.3.1
666.327 kg/hari
970 kg/m3
686,9350 m3
56000 US$
P(www.matche.com, F.O.B Gulf Coast U.S.A)
525.4
875,24
93287,85 US$
Reaktor (R-01)
Kapasitas
Purchased Cost 2007
726.108 cm3
34100 US$
(www.matche.com, F.O.B Gulf Coast U.S.A)
525.4
875,24
56.805,64142 US$
Pompa (P-01)
Purchased Cost 2007
7600 US$
(www.matche.com, F.O.B Gulf Coast U.S.A)
4.3.2
525.4
875,24
11121.97944 US$
Harga
Bangunan/m2 (Rp)
8000000
60000000
40000000
80000000
8000000
80000000
40000000
80
600
400
800
80
700
400
500000
1000000
500000
500000
600000
550000
550000
Harga
Bangunan
(Rp)
40000000
600000000
200000000
400000000
48000000
385000000
220000000
200
16000000
125
850000
106250000
400
7500
1000
2700
400
100
5000
700
32000000
600000000
80000000
216000000
32000000
8000000
400000000
56000000
300
7100
800
2500
300
85
1000
600
500
5000
27450
40000000
400000000
2196000000
2196
400
No
JENIS
1
2
3
4
5
6
7
Pos Kemanan
Kantor
Parkir mobil/motor
Parkir tronton/truk
Masjid
Utilitas
Laboratorium
100
750
500
1000
100
1000
500
Poliklinik
Bengkel
maintenance
Proses
Area Bahan Baku
Area Packing
Ruang Control
Kantin
Jalan/taman
Power plant
Area Pengolahan
Limbah
Perluasan
TOTAL
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
BANGUNAN
Luas
(m2)
Harga Tanah / m2
Harga Total Tanah dan Bangunan
Biaya (Rp)
16270
Rp 120000
Rp 11331250000
Juta Rupiah 11331.25
500000 150000000
600000 4260000000
500000 400000000
500000 1250000000
550000 165000000
600000
51000000
300000 300000000
600000 360000000
500000
5000
200000000
0
9135250000
9135.25
4.3.3.
Jabatan
Manajer Utama
Manajer
Staff Ahli
Kepala Bagian
Kepala Seksi
Kepala Regu
Karyawan / Operator
1. Non Shift
2. Shift
Medis
Sekretaris
Satpam
Sopir
Pesuruh
Cleaning Service
Total
4.3.4
Jumlah
Gaji/Bulan (Rp)
1
2
2
5
15
8
25000000
17000000
12000000
7000000
5000000
3000000
25000000
34000000
24000000
35000000
75000000
24000000
39
88
2000000
2000000
78000000
176000000
3
3
10
10
6
6
198
2500000
3000000
1500000
1200000
1000000
1000000
7500000
9000000
15000000
12000000
6000000
6000000
526500000
=
=
Rp 7897500000
Rp 658125000
3 x gaji pokok
Rp 1579500000
7897.5 juta
658.125 Juta
(Juta Rupiah)
Rp
57451.62588
13% AU
7468.711365
10% AU
12% AU
10% AU
5745.162588
6894.195106
5745.162588
Tanah
Bangunan
Service Facilities
Yard Improvement
Biaya Langsung Total (BL)
2 Biaya Tak Langsung
Engineering and
Supervision
Konstruksi
Kontraktor
Biaya Tak Terduga
Start Up
Biaya Tak Langsung (BTL)
Biaya Investasi Kapital Tetap (BIK)
3 Modal Kerja
Bahan Baku (untuk 1
bulan)
Utilitas (untuk 1 bulan)
Gaji Krayawan (untuk
1 bulan)
Suku Cadang
Cash On Hand
Modal Kerja Total
Biaya Investasi Kapital Total (BIKT)
4.4
4.4.1
15% AU
13% AU
12%
18%
13%
10%
15%
BL
BL
BL
BIK
BIK
BL + BTL
2196
9135.25
8617.743882
7468.711365
110722.5628
13286.70753
19930.0613
14393.93316
16266.37
24399.56
88276.63199
198999.1948
20494.75709
4440.216275
10% AU
35% BIKT
658.125
5745.162588
35664.03
67002.29095
266001.4857
Juta (Rupiah)
57451.62588
Rp/kg
4500
14000
100000
juta kg/tahun
21,882
1,2009
95,9664
98496,95
16813,84
9596664
9711974
Rp/kg
Penjualan Produk
Bio-ethylene
Total Harga Penjualan Produk
1.511.999
1.511.999
17145.3865
36005.332
131.8268
0.05
53282.5953
Perhitungan Biaya
Produksi Tahunan
Manufacturing Cost
Biaya Produksi Langsung
Bahan Baku
Gaji Karyawan (GK)
Utilitas
Perbaikan dan
Perawatan
10%
Operating Supplies
15%
Lab. Charges
10%
Patent and
Royalties
3%
Fixed Charges
Pajak Daerah
2%
Asuransi
0.50%
Depresiasi Garis Lurus
Bunga Bank
20%
Plant Overhead
50%
1
80%
2
90%
3
100%
4
100%
5
100%
6
100%
7
100%
8
100%
9
100%
10
100%
11
100%
Rata - rata
408777.456
7897.5
42626.08
459874.638
7897.5
47954.34
510971.82
7897.5
53282.6
510971.82
7897.5
53282.6
510971.82
7897.5
53282.6
510971.82
7897.5
53282.6
510971.82
7897.5
53282.6
510971.82
7897.5
53282.6
510971.82
7897.5
53282.6
510971.82
7897.5
53282.6
510971.82
7897.5
53282.6
497036.2249
7897.5
51829.43818
BIK
PP
GK
13013.09672
1951.964512
631.8
14639.73381
2195.960076
710.775
16266.3709
2439.95564
789.75
16266.3709
2439.95564
789.75
16266.3709
2439.95564
789.75
16266.3709
2439.95564
789.75
16266.3709
2439.95564
789.75
16266.3709
2439.95564
789.75
16266.3709
2439.95564
789.75
16266.3709
2439.95564
789.75
16266.3709
2439.95564
789.75
15822.7426
2373.411395
768.2113636
BPT
17442.07634
19369.79691
21297.51747
21233.4885
21169.45953
21105.43056
21041.40159
20977.37262
20913.34365
20849.31469
20785.28572
20562.22614
BIK
BIK
2602.619352
650.6548376
18090.83589
22772.92
9665.5484
2927.946771
731.9866923
18090.83589
20702.65
10873.74195
3253.27419
813.318547
18090.83589
18632.38
12081.9355
3253.27419
813.318547
18090.83589
16562.11
12081.9355
3253.27419
813.318547
18090.83589
14491.84
12081.9355
3253.27419
813.318547
18090.83589
12421.57
12081.9355
3253.27419
813.318547
18090.83589
10351.3
12081.9355
3253.27419
813.318547
18090.83589
8281.03
12081.9355
3253.27419
813.318547
18090.83589
6210.76
12081.9355
3253.27419
813.318547
18090.83589
4140.49
12081.9355
3253.27419
813.318547
18090.83589
2070.22
12081.9355
546122.5521
605969.9051
665817.2581
663682.9592
661548.6602
659414.3612
657280.0623
655145.7633
653011.4643
650877.1654
648742.8664
2% Penjualan 11759.99755
2% Penjualan 11759.99755
13229.99725
13229.99725
14699.99694
14699.99694
14699.99694
14699.99694
14699.99694
14699.99694
14699.99694
14699.99694
14699.99694
14699.99694
14699.99694
14699.99694
14699.99694
14699.99694
14699.99694
14699.99694
14699.99694
14699.99694
5500
5500
100
juta liter/tahun
3.117343
6.546424
1.318268
Rp/liter
Biaya Utilitas
Bahan Bakar Generator
Bahan Bakar Boiler
Kebutuhan Air
Bahan Kimia
Total Biaya Utilitas
4.4.2
4900
4900
juta kg/tahun
79,9992
79,9992
Pertahun
(GK+PP)
R&D
2% Penjualan 11759.99755
Biaya Produksi Total (BPT)
581402.5447
Biaya Produksi Rata-Rata (BPR)
13229.99725
645659.8968
14699.99694
709917.249
14699.99694
707782.95
14699.99694
705648.651
14699.99694
703514.3521
685407.5381
Rp
685407.5381 Juta
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
497036.2249
51829.43818
2373.411395
768.2113636
20562.22614
15822.7426
Rp
588392.2546 Juta
Rp
Rp
Rp
149.9999688
3922.615847
97015.28352
4900
BES = P* x
Su
Juta
Juta
Juta
Juta
Juta
Juta
Juta Kg
/kg
Juta/tahun
/kg
66.17343744 % kapasitas
486374.664
Juta/tahun
14699.99694
701380.0531
14699.99694
699245.7541
14699.99694
697111.4551
14699.99694
694977.1562
14699.99694
692842.8572
4.6
4.6.1
PERHITUNGAN PROFITABILITAS
Return On Investment and Pay Out Time
Tahun ke
No
-3
-2
-1
10
11
Uraian
Tingkat Produksi %
0.00%
0.00%
0%
0%
80%
90%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
19899.91948
79599.67791
59699.75843
39799.83895
Modal Kerja
Penjualan
587999.8777
661499.8624
734999.8471
734999.8471
734999.8471
734999.8471
734999.8471
734999.8471
734999.8471
734999.8471
734999.8471
5
6
Bahan Baku
Biaya Produksi (tanpa
depresiasi)
196749.668
221343.3765
245937.085
245937.085
245937.085
245937.085
245937.085
245937.085
245937.085
245937.085
245937.085
148852.19
161554.64
192555.49
190485.22
188414.96
186344.69
184274.43
182204.16
180133.9
178063.63
175993.36
Depresiasi
18090.83589
18090.83589
18090.83589
18090.83589
18090.83589
18090.83589
18090.83589
18090.83589
18090.83589
18090.83589
18090.83589
8
9
224307.1838
260511.01
278416.4362
280486.7062
282556.9662
284627.2362
286697.4962
288767.7662
290838.0262
292908.2962
294978.5662
Pajak
22430.71838
26051.101
27841.64362
28048.67062
28255.69662
28462.72362
28669.74962
28876.77662
29083.80262
29290.82962
29497.85662
10
201876.4654
234459.909
250574.7926
252438.0356
254301.2696
256164.5126
258027.7466
259890.9896
261754.2236
263617.4666
265480.7096
11
12
Cash Flow
19899.91948
79599.67791
59699.75843
106802.1299
219967.3013
252550.7449
268665.6285
270528.8715
272392.1055
274255.3485
276118.5825
277981.8255
279845.0595
281708.3025
350573.8364
13
19899.91948
99499.59738
159199.3558
266001.4857
485968.787
738519.5319
1007185.16
1277714.032
1550106.137
1824361.486
2100480.068
2378461.894
2658306.953
2940015.256
3290589.092
67002.29095
10%
67002.29095
94.27787809
POT
1.060694216
4.6.2
%
tahun dari pabrik mulai
berproduksi
70%
20%
0
0
113864.6
1
80
103513.27
22772.92
10351.33
2
90
93161.94
20702.65
10351.33
3
100
82810.61
18632.38
10351.33
4
100
72459.28
16562.11
10351.33
5
100
62107.95
14491.84
10351.33
6
100
51756.62
12421.57
10351.33
7
100
41405.29
10351.3
10351.33
8
100
31053.96
8281.03
10351.33
9
100
20702.63
6210.76
10351.33
10
100
10351.3
4140.49
10351.33
11
100
0
2070.22
10351.33
10
11
Ting. Prod
Cash Flow
Cicilan / tahun
Sisa C.F
4.7
0
106802.13
106802.13
80
219967.3013
10351.33
209615.9713
90
252550.7449
10351.33
242199.4149
100
268665.6285
10351.33
258314.2985
100
270528.8715
10351.33
260177.5415
100
100
100
272392.1055 274255.3485 276118.5825
10351.33
10351.33
10351.33
262040.7755 263904.0185 265767.2525
PERHITUNGAN SENSITIVITAS
a Biaya Investasi Total (Harga Bahan Baku Naik 10%)
1 Biaya Langsung
Alat Utama (AU)
Instalasi
Instrumentasi dan Kontrol
Pemipaan
Instalasi Listrik
Tanah
Bangunan
Service Facilities
Yard Improvement
Biaya Langsung Total (BL)
2 Biaya Tak Langsung
Engineering and Supervision
Konstruksi
Kontraktor
Biaya Tak Terduga
Start Up
Biaya Tak Langsung (BTL)
Biaya Investasi Kapital Tetap (BIK)
3 Modal Kerja
Bahan Baku (untuk 1 bulan)
Utilitas (untuk 1 bulan)
Gaji Krayawan (untuk 1
bulan)
Suku Cadang
Cash On Hand
Modal Kerja Total
Biaya Investasi Kapital Total (BIKT)
Rp
13%
10%
12%
10%
AU
AU
AU
AU
15% AU
13% AU
12%
18%
13%
10%
15%
BL
BL
BL
BIK
BIK
BL + BTL
(Juta Rupiah)
57451.62588
7468.711365
5745.162588
6894.195106
5745.162588
2196
9135.25
8617.743882
7468.711365
110722.5628
13286.70753
19930.0613
14393.93316
16266.37
24399.56
88276.63199
198999.1948
22544.23279
4440.216275
10% AU
35% BIKT
658.125
5745.162588
35664.03
69051.76666
268050.9614
100
100
100
100
277981.8255 279845.0595 281708.3025 350573.8364
10351.33
10351.33
10351.33
10351.33
267630.4955 269493.7295 271356.9725 360925.1664
10
11
80%
90%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
Manufacturing Cost
Rata-rata
216424.6348
243477.7142
270530.7935
270530.7935
270530.7935
270530.7935
270530.7935
270530.7935
270530.7935
270530.7935
270530.7935
7897.5
7897.5
7897.5
7897.5
7897.5
7897.5
7897.5
7897.5
7897.5
7897.5
7897.5
7897.5
42626.07624
47954.33577
53282.5953
53282.5953
53282.5953
53282.5953
53282.5953
53282.5953
53282.5953
53282.5953
53282.5953
51829.43361
15919.93558
17909.92753
19899.91948
19899.91948
19899.91948
19899.91948
19899.91948
19899.91948
19899.91948
19899.91948
19899.91948
19357.1944
1951.9644
2195.95995
2439.9555
2439.9555
2439.9555
2439.9555
2439.9555
2439.9555
2439.9555
2439.9555
2439.9555
2373.411259
631.8
710.775
789.75
789.75
789.75
789.75
789.75
789.75
789.75
789.75
789.75
768.2113636
13465.35549
10%
BIK
Operating Supplies
15%
PP
Lab. Charges
10%
GK
3%
BPT
11605.39769
12803.53342
14001.66914
13937.64017
13873.6112
13809.58223
13745.55326
13681.52429
13617.49532
13553.46635
13489.43738
2%
BIK
3183.987116
3581.985506
3979.983895
3979.983895
3979.983895
3979.983895
3979.983895
3979.983895
3979.983895
3979.983895
3979.983895
0.50%
BIK
795.9967791
895.4963765
994.9959738
994.9959738
994.9959738
994.9959738
994.9959738
994.9959738
994.9959738
994.9959738
994.9959738
18090.83589
18090.83589
18090.83589
18090.83589
18090.83589
18090.83589
18090.83589
18090.83589
18090.83589
18090.83589
18090.83589
20%
Pertahun
22772.92
20702.65
18632.38
16562.11
14491.84
12421.57
10351.3
8281.03
6210.76
4140.49
2070.22
Plant Overhead
50%
(GK+PP)
9665.5484
10873.74195
12081.935
12081.935
12081.935
12081.935
12081.935
12081.935
12081.935
12081.935
12081.935
351566.5969
387094.4556
422622.3137
420488.0147
418353.7158
416219.4168
414085.1178
411950.8189
409816.5199
407682.2209
405547.9219
2%
Penjualan
11759.99755
13229.99725
14699.99694
14699.99694
14699.99694
14699.99694
14699.99694
14699.99694
14699.99694
14699.99694
14699.99694
2%
Penjualan
11759.99755
13229.99725
14699.99694
14699.99694
14699.99694
14699.99694
14699.99694
14699.99694
14699.99694
14699.99694
14699.99694
R&D
2%
Penjualan
11759.99755
13229.99725
14699.99694
14699.99694
14699.99694
14699.99694
14699.99694
14699.99694
14699.99694
14699.99694
14699.99694
386846.5896
426784.4473
466722.3045
464588.0056
462453.7066
460319.4076
458185.1086
456050.8097
453916.5107
451782.2117
449647.9128
448845.1832
Rp
448845.1832 Juta
Rp
Rp
Rp
Rp
263152.681
51829.43361
2373.411259
768.2113636
Juta
Juta
Juta
Juta
263152.681
Rp
Rp
13465.35549 Juta
19357.1944 Juta
Rp
350946.2871 Juta
Rp
Rp
Rp
149.9999688
2339.642401
97898.89605
4900
25.49094872 % kapasitas
BES = P* x
Su
187358.4341
Juta/tahun
Return On Investment And Pay Out Time [Harga Bahan Baku Naik 10%]
Tahun ke
No
Juta Kg
/kg
Juta/tahun
/kg
-3
-2
-1
10
11
Uraian
Tingkat Produksi %
0.00%
0.00%
0%
0%
19899.91948
79599.67791
59699.75843
39799.83895
Modal Kerja
Penjualan
Bahan Baku
Depresiasi
Pajak
10
11
12
Cash Flow
19899.91948
79599.67791
59699.75843
108851.6056
202259.8312
232629.841
245108.994
246972.2368
248835.4708
250698.714
252561.9478
254425.1908
256288.4248
258151.6678
329066
13
19899.91948
99499.59738
159199.3558
268050.9614
470310.7926
702940.6336
948049.627
1195021.864
1443857.335
1694556.05
1947117.997
2201543.188
2457831.612
2715983.28
304504
69051.76666
10%
80%
90%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
587999.8777
661499.8624
734999.847
734999.8471
734999.8471
734999.847
734999.8471
734999.8471
734999.8471
734999.8471
734999
216424.6348
243477.7142
270530.794
270530.7935
270530.7935
270530.794
270530.7935
270530.7935
270530.7935
270530.7935
270530
148852.19
161554.64
194135.82
192065.55
189995.29
187925.02
185854.76
183784.49
181714.23
179643.96
177
18090.83589
18090.83589
18090.8359
18090.83589
18090.83589
18090.8359
18090.83589
18090.83589
18090.83589
18090.83589
18090.
204632.217
238376.6723
252242.398
254312.6677
256382.9277
258453.198
260523.4577
262593.7277
264663.9877
266734.2577
268804
20463.2217
23837.66723
25224.2398
25431.26677
25638.29277
25845.3198
26052.34577
26259.37277
26466.39877
26673.42577
26880.
184168.9953
214539.0051
227018.158
228881.4009
230744.6349
232607.878
234471.1119
236334.3549
238197.5889
240060.8319
241924
67002.29095
69051.
228086.1842
Juta
ROI
85.09060477
POT
1.175217878
%
tahun dari
pabrik
mulai
beroperasi
4.7.2
0
0
113864.6
1
80
103513.27
22772.92
10351.33
2
90
93161.94
20702.65
10351.33
3
100
82810.61
18632.38
10351.33
4
100
72459.28
16562.11
10351.33
0
0
108851.6056
1
80
202259.8312
10351.33
191908.5012
2
90
232629.841
10351.33
222278.511
3
100
245108.9938
10351.33
234757.6638
4
100
246972.2368
10351.33
236620.9068
70%
20%
108851.6056
5
100
62107.95
14491.84
10351.33
Rp
13%
10%
12%
10%
AU
AU
AU
AU
15% AU
13% AU
7
100
41405.29
10351.3
10351.33
5
6
7
100
100
100
248835.4708 250698.714 252561.9478
10351.33
10351.33
10351.33
238484.1408 240347.384 242210.6178
1 Biaya Langsung
Alat Utama (AU)
Instalasi
Instrumentasi dan Kontrol
Pemipaan
Instalasi Listrik
Tanah
Bangunan
Service Facilities
Yard Improvement
Biaya Langsung Total (BL)
6
100
51756.62
12421.57
10351.33
(Juta Rupiah)
43104.82
5603.6266
4310.482
5172.5784
4310.482
2743
9135.25
6465.723
5603.6266
86449.5886
8
100
31053.96
8281.03
10351.33
9
100
20702.63
6210.76
10351.33
10
100
10351.3
4140.49
10351.33
11
100
0
2070.22
10351.33
8
9
100
100
254425.1908 256288.4248
10351.33
10351.33
244073.8608 245937.0948
10
100
258151.6678
10351.33
247800.3378
11
100
329066.6685
10351.33
318715.3385
12%
18%
13%
10%
15%
10373.95063
19930.0613
14393.93316
16266.37
24399.56
85363.87509
171813.4637
BL + BTL
3 Modal Kerja
Bahan Baku (untuk 1 bulan)
Utilitas (untuk 1 bulan)
Gaji Krayawan (untuk 1 bulan)
Suku Cadang
Cash On Hand
Modal Kerja Total
Biaya Investasi Kapital Total (BIKT)
BL
BL
BL
BIK
BIK
42580.98
4440.22
658.13
4310.482
35664.03
87653.842
259467.3057
10% AU
35% BIKT
10
11
80%
90%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
Rata-rata
Manufacturing Cost
Biaya Produksi
Langsung
Bahan Baku
196749.668
221343.3765
245937.085
245937.085
245937.085
245937.085
245937.085
245937.085
245937.085
245937.085
245937.085
239229.71
7897.5
7897.5
7897.5
7897.5
7897.5
7897.5
7897.5
7897.5
7897.5
7897.5
7897.5
7897.5
42626.07624
47954.33577
53282.5953
53282.5953
53282.5953
53282.5953
53282.5953
53282.5953
53282.5953
53282.5953
53282.5953
51829.43361
13745.0771
15463.21173
17181.34637
17181.34637
17181.34637
17181.34637
17181.34637
17181.34637
17181.34637
17181.3464
17181.34637
16712.7642
1951.9644
2195.95995
2439.9555
2439.9555
2439.9555
2439.9555
2439.9555
2439.9555
2439.9555
2439.9555
2439.9555
2373.411259
631.8
710.775
789.75
789.75
789.75
789.75
789.75
789.75
789.75
789.75
789.75
768.2113636
12490.56471
Utilitas
Perbaikan dan
Perawatan
10%
BIK
Operating Supplies
15%
PP
Lab. Charges
10%
GK
3%
BPT
10803.70059
11901.62418
12999.54778
12935.51881
12871.48984
12807.46087
12743.4319
12679.40293
12615.37396
12551.345
12487.31602
2%
BIK
2749.015419
3092.642346
3436.269274
3436.269274
3436.269274
3436.269274
3436.269274
3436.269274
3436.269274
3436.26927
3436.269274
0.50%
BIK
687.2538548
773.1605866
859.0673185
859.0673185
859.0673185
859.0673185
859.0673185
859.0673185
859.0673185
859.067318
859.0673185
18090.83589
18090.83589
18090.83589
18090.83589
18090.83589
18090.83589
18090.83589
18090.83589
18090.83589
18090.8359
18090.83589
20%
Pertahun
22772.92
20702.65
18632.38
16562.11
14491.84
12421.57
10351.3
8281.03
6210.76
4140.49
2070.22
Plant Overhead
50%
(GK+PP)
9665.548
10873.7415
12081.935
12081.935
12081.935
12081.935
12081.935
12081.935
12081.935
12081.935
12081.935
328371.3595
360999.8135
393628.2675
391493.9685
389359.6695
387225.3705
385091.0716
382956.7726
380822.4736
378688.17
376553.876
Total Manufacturing
Cost
General Expenses :
Administrasi
2%
Penjualan
10583.9978
11906.99752
13229.99725
13229.99725
13229.99725
13229.99725
13229.99725
13229.99725
13229.99725
13229.9972
13229.99725
2%
Penjualan
10583.9978
11906.99752
13229.99725
13229.99725
13229.99725
13229.99725
13229.99725
13229.99725
13229.99725
13229.9972
13229.99725
R&D
Biaya Produksi Total
(BPT)
2%
Penjualan
10583.9978
11906.99752
13229.99725
13229.99725
13229.99725
13229.99725
13229.99725
13229.99725
13229.99725
13229.9972
13229.99725
360123.3529
396720.806
433318.2592
431183.9602
429049.6613
426915.3623
424781.0633
422646.7644
420512.4654
418378.17
416243.867
416352.1572
Rp
416352.1572 Juta
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
239229.71
51829.43361
2373.411259
768.2113636
12490.56471
16712.7642
Rp
323404.0951 Juta
Rp
Rp
Rp
149.9999688
1617.020476
92948.06204
4410
BES = P* x
Su
Juta
Juta
Juta
Juta
Juta
Juta
Juta Kg
/kg
Juta/tahun
/kg
16.63958887 % kapasitas
146761.1739
Juta/tahun
Return On Investment And Pay Out Time [Harga Bahan Baku Turun 10%]
Tahun ke
No
-3
-2
-1
10
11
Uraian
Tingkat Produksi %
0.00%
0.00%
0%
0%
19899.91948
79599.67791
59699.75843
39799.83895
80%
90%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
Modal Kerja
Penjualan
529199.8899
595349.876
661499.8624
661499.8624
661499.862
661499.8624
661499.8624
661499.8624
661499.8624
661499.8624
661499.862
Bahan Baku
196749.668
221343.377
245937.085
245937.085
245937.085
245937.085
245937.085
245937.085
245937.085
245937.085
245937.08
144148.19
156262.64
186675.49
184605.22
182534.96
180464.69
178394.43
176324.16
174253.9
172183.63
170113.3
Depresiasi
18090.83589
18090.8359
18090.83589
18090.83589
18090.8359
18090.83589
18090.83589
18090.83589
18090.83589
18090.83589
18090.8358
170211.196
199653.024
210796.4515
212866.7215
214936.981
217007.2515
219077.5115
221147.7815
223218.0415
225288.3115
227358.581
Pajak
17021.1196
19965.3024
21079.64515
21286.67215
21493.6981
21700.72515
21907.75115
22114.77815
22321.80415
22528.83115
22735.8581
10
153190.0764
179687.721
189716.8063
191580.0493
193443.283
195306.5263
197169.7603
199033.0033
200896.2373
202759.4803
204622.723
11
12
Cash Flow
19899.91948
79599.67791
59699.75843
108851.6056
171280.9123
197778.557
207807.6422
209670.8852
211534.119
213397.3622
215260.5962
217123.8392
218987.0732
220850.3162
310367.401
13
19899.91948
99499.59738
159199.3558
268050.9614
439331.8737
637110.431
844918.0732
1054588.958
1266123.08
1479520.44
1694781.036
1911904.875
2130891.949
2351742.265
2662109.66
69051.76666
10%
87653.84
Keuntungan
bersih ratarata per
tahun :
Profr
191582.3334
Juta
ROI
73.83679147
POT
1.354338373
%
tahun dari pabrik mulai
beroperasi
Tahun
Ting. Prod
80
90
100
100
100
100
100
100
Pinjaman
70%
Bunga
20%
113864.6
Cicilan / tahun
10
11
100
100
100
20702.63
10351.3
103513.27
93161.94
82810.61
72459.28
62107.95
51756.62
41405.29
31053.96
22772.92
20702.65
18632.38
16562.11
14491.84
12421.57
10351.3
8281.03
6210.76
4140.49
2070.22
10351.33
10351.33
10351.33
10351.33
10351.33
10351.33
10351.33
10351.33
10351.33
10351.33
10351.33
10
11
Cash Balance
Tahun
Ting. Prod
80
90
100
100
100
100
100
100
100
100
100
218987.0732
220850.3162
310367.4012
Cash Flow
108851.6056
Cicilan / tahun
Sisa C.F
108851.6056
171280.912
197778.5573
207807.6422
209670.8852
211534.1192
213397.3622
215260.5962
217123.8392
10351.33
10351.33
10351.33
10351.33
10351.33
10351.33
10351.33
10351.33
10351.33
10351.33
10351.33
160929.582
187427.2273
197456.3122
199319.5552
201182.7892
203046.0322
204909.2662
206772.5092
208635.7432
210498.9862
300016.0712
KESIMPULAN
xii
DAFTAR PUSTAKA
ACS, 2006. 232ND ACS NATIONAL MEETING. Chemical & Engineering
News
Archive,
84(34),
pp.59236.
Available
at:
http://dx.doi.org/10.1021/cen-v084n034.p059.
Anon, 2006. 232ND ACS NATIONAL MEETING. Chemical & Engineering
News
Archive,
84(34),
pp.59236.
Available
at:
http://dx.doi.org/10.1021/cen-v084n034.p059.
Badan
Meteorologi
Klimatologi
dan
Geofisika.
2016.
http://meteo.bmkg.go.id/prakiraan/propinsi/06. diakses pada 15 Maret 2016.
Badan Pusat Statistik. 2016. Ekspor dan Impor Berdasarkan Komoditi. BPS
Indonesia.
Basiron, Y. 2005. Palm Oil. Di dalam: Shahidi F, editor. Baileys Indusrrial Oil
and Fat Products: Ed ke-6 Volume ke-2 Edible Oil and Fat Products: Edible
Oil. Hoboken. John Wiley & Sons, Inc.
Blas, F.J. & Gubbins, K.E., 1998. Modeling new adsorbents for ethylene r ethane
separations by adsorption via p -complexation. , pp.117124.
Budiyanto., Hasan B.D., dan Anita F.A. 2012. Optimalisasi Kinerja Pembuatan
dan Peningkatan Kualitas Biodiesel dari Fraksi Minyak Limbah Cair
Pengolahan Kelapa Sawit dengan Memanfaatkan Gelombang Ultrasonik.
Jurnal Teknologi Industri Pertanian. 22 (1): 10-14. Universitas Bengkulu.
Bengkulu.
Chaudhuri, U., R., 2011. Fundamentals of Petroleum and Petrochemical
Engineering, Taylor and Francis Group, LLC, USA.
Departemen Pertanian. 2014. Pedoman Pengelolaan Limbah Industri Kelapa
Sawit. Jakarta.
Dewick, P., Green, K. & Miozzo, M., 2004. Technological change, industry
structure and the environment. Futures, 36(3), pp.267293. Available at:
http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0016328703001575
[Accessed March 10, 2016].
Guzman A, Torres JE, Prada LP, Nunez ML. Hydroprocessing of crude palm oil
at pilot plant scale. Catalysis Today 2010;156 (1-2):38-43.
Hancsok, J., Kasza, T., Kovacs, S., Solymosi, P., Hollo, A,. 2011. Production of
Bioparaffins from Natural Trygliceerides. Department of Hydrocarbon and
Coal Processing. University of Pannonia. Hungary.
Hasanudin., Said, M., Faizal, M., 2012. Hydrocracking of Oil Residue From Palm
Oil Mill Effluent to Biofuel. Sustainable Enviromental 22 (6): 395-400.
Sriwijaya University. Palembang.
Ho, W.S.W. et al., 1988. Olefin separations via complexation with cuprous
diketonate. Industrial & Engineering Chemistry Research, 27(2), pp.334
337. Available at: http://dx.doi.org/10.1021/ie00074a021.
and
Mendoza, C,C., Velez, J.F., Garzon, L., Molina, A,. 2010. CFD Analysis of The
Heat Transfer Coefficient During Hydrotreatment of Palm Oil. Universidad
Nacional De Colombia. Colombi.
Munson, L, C., Boudreau, C, L., Driver, S, M., Schinski, L, W. 2002. Separation
of Olefins From Paraffins Using Ionis Liquids Solutions. Patent US
6.339.182 B1. Chevron U.S.A. Inc. US
Padin, J., Yang, R.T. & Munson, C.L., 1999. New Sorbents for Olefin/Paraffin
Separations and Olefin Purification for C4 Hydrocarbons. Industrial &
Engineering Chemistry Research, 38(10), pp.36143621. Available at:
http://dx.doi.org/10.1021/ie980779+.
Pangestu, M. et al., The Evolution of Competition Policy in Indonesia. Review of
Industrial
Organization,
21(2),
pp.205224.
Available
at:
http://dx.doi.org/10.1023/A:1019633829374.
Rachmaniah, O., Baidawai, A., Latif, I. 2009. Produksi Biodiesel Berkemurnian
Tinggi dari Crude Palm Oil (CPO) dengan Tetrahidrofuran Fast SinglePhase Process. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya. 12(3): 166174.
Rase, H.F., and M. H. Barrow. 1977. Project Engineering of Process Plant. John
Willey and Son. New York.
Safarik, D.J. & Eldridge, R.B., 1998. Olefin/Paraffin Separations by Reactive
Absorption: A Review. Industrial & Engineering Chemistry Research,
37(7), pp.25712581. Available at: http://dx.doi.org/10.1021/ie970897h.
Saltveit, M.E., 1999. Effect of ethylene on quality of fresh fruits and vegetables.
Postharvest Biology and Technology, 15(3), pp.279292. Available at:
http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S092552149800091X
[Accessed February 29, 2016].
Son, S.J. et al., 2005. Selective Absorption of Isoprene from C5 Mixtures by
Complexation with Cu(I). Industrial & Engineering Chemistry Research,
44(13), pp.47174720. Available at: http://dx.doi.org/10.1021/ie049358k.
Smith, R,. 2005. Chemical Process Design and Integration. John Wiley and Son
Ltd. Chicester.
Van Geem. K., Dijkmans, T., Anthonykutty, J,M. 2013. Production of BioEthylene Alternatives for Green Chemicals and Polymers. Laboratory for