Anda di halaman 1dari 14

6.

Hambatan Komunikasi
Dari sejumlah aspek dan tingkatan komunikasi di atas dapatlah dipahami bahwa komunikasi
pada dasarnya merupakan perilaku yang kontekstual. Artinya, tiap orang yang melakukan
komunikasi perlu mempertimbangkan konteks tempat dia berkomunikasi. Baik isi ataupun
bentuk komunikasi interpersonal, misalnya, tidak bisa dilakukan menurut komunikasi
kelompok atau massa. Begitupun sebaliknya.
Selain pemahaman tentang konteks ini, orang juga perlu memahami faktor-faktor yang
menjadi penghambat komunikasi. Adanya hambatan komunikasi jelas akan menyulitkan
hubungan antar pihak yang terlibat dalam komunikasi. Berikut ini akan diuraikan sekilas
hambatan-hambatan yang mengganggu proses komunikasi.
Kerangka Acuan (Frame of Reference)
Suatu pesan dapat diartikan secara berbeda atau bahkan bertolakbelakang oleh penerima. Para
pakar komunikasi memahami masalah ini sebagai ketidakefektifan komunikasi yang
disebabkan perbedaan kerangka acuan (frame of reference), yakni, meskipun pengirim dan
penerima pesan telah menggunakan bahasa yang sama (baik bahasa Indonesia, Inggris, atau
lainnya) tapi karena endapan pengalaman keduanya berbeda, maka peluang terjadinya
perbedaan pemahaman atas pesan yang sama sangat besar. Hambatan ini dapat digambarkan
dalam model berikut:

Bidang pengalaman Bidang pengalaman


pengirim penerima

Sender Encoding
Message Decoding Receiver

Dari sudut pandang Sigmund Freud, perbedaan karena acuan ini nampak jelas dalam polapola yang dapat dibedakan berdasarkan apa yang disebut parent system, adult system, dan
child system. Perbedaan system ini selain memunculkan perbedaan penafsiran juga cenderung
mendorong terjadinya konflik.
Menyimak Secara Selektif (Selective Listening)
Meskipun menyimak (listening) merupakan hal yang positif dalam komunikasi, apabila itu
dilakukan secara selektif justru akan menghambat arus informasi baru. Ini karena di dalam
usaha menyeleksi informasi itu tak jarang muncul sikap a priori atau juga kecenderungan
menolak apa yang tidak sesuai dengan pandangan atau kepentingan diri sendiri.
Kredibilitas Pengirim Pesan
Bagaimana receiver menangkap dan memperlakukan suatu pesan sangat dipengaruhi oleh
pengirimnya. Apabila kredibilitas pengirim pesan meragukan, sangat mungkin receiver akan
memandang rendah pesan yang diterimanya. Pesan atau informasi dari pimpinan yang kurang
jujur akan dipandang dengan sebelah mata oleh bawahannya. Begitu juga sebaliknya, laporan
dari bawahan yang pernah ketahuan kecurangannya, membuat atasannya selalu curiga dan
berusaha menceknya berulang-ulang.
Masalah Semantik
Kata atau ungkapan dalam komunikasi tidaklah selamanya memiliki makna yang sama bagi
setiap orang. Suatu ungkapan mungkin sangat panting bagi seorang pimpinan, namun
tidaklah demikian bagi bawahannya, begitu juga sebaliknya. Ungkapan Tunjangan Hari
Raya barangkali sangat penting bagi karyawan di tingkat bawah, namun belum tentu bagi
seorang direktur. Begitu juga sebaliknya, istilah lobby adalah sangat penting bagi para
pengambil keputusan namun tidak demikian bagi para karyawan.
Tidak adanya kesamaan pemahaman atas makna-makna di balik kata atau ungkapan yang
digunakan sangat memungkinkan terjadinya distorsi komunikasi. Distorsi semacam ini
biasanya disebut sebagai masalah semantik atau masalah kebahasaan.
Beban Laik Komunikasi (Communication Overload)

Terlalu banyaknya informasi yang masuk juga akan sangat mengganggu receiver untuk
menentukan informasi mana yang pantas didahulukan dan ditindaklanjuti dan mana yang bisa
diabaikan. Ibarat anak sekolah yang dijejali padatnya bahan pelajaran dari sekolah, seorang
pimpinan atau bawahan yang selalu dibanjiri pesan atau informasi justru akan mengalami
frustrasi dan merasa tertekan. Ini karena kemampuan otak manusia untuk menyerap informasi
sangat terbatas. Oleh sebab itu, communication overload justru akan membuat pesan yang
dikirim berlalu dengan sia-sia.

29 Hambatan-hambatan komunikasi
ada beberapa hambatan terhadap komunikasi yang efektif, yaitu :
1. Mendengar. Biasanya kita mendengar apa yang ingin kita dengar. Banyak hal atau
informasi yang ada di sekeliling kita, namun tidak semua yang kita dengar dan tanggapi.
Informasi yang menarik bagi kita, itulah yang ingin kita dengar.
2. Mengabaikan informasi yang bertentangan dengan apa yang kita ketahui.
3. Menilai sumber. Kita cenderung menilai siapa yang memberikan informasi. Jika ada anak
kecil yang memberikan informasi tentang suatu hal, kita cenderung mengabaikannya.
4. Persepsi yang berbeda. Komunikasi tidak akan berjalan efektif, jika persepsi si pengirim
pesan tidak sama dengan si penerima pesan. Perbedaan ini bahkan bisa menimbulkan
pertengkaran, diantara pengirim dan penerima pesan.
5. Kata yang berarti lain bagi orang yang berbeda. Kita sering mendengar kata yang
artinya tidak sesuai dengan pemahaman kita. Seseorang menyebut akan datang sebentar lagi,
mempunyai arti yang berbeda bagi orang yang menanggapinya. Sebentar lagi bisa berarti satu
menit, lima menit, setengah jam atau satu jam kemudian.
6. Sinyal nonverbal yang tidak konsisten. Gerak-gerik kita ketika berkomunikasi tidak
melihat kepada lawan bicara, tetap dengan aktivitas kita pada saat ada yang berkomunikasi
dengan kita-, mampengaruhi porses komunikasi yang berlangsung.
7. Pengaruh emosi. Pada keadaan marah, seseorang akan kesulitan untuk menerima
informasi. apapun berita atau informasi yang diberikan, tidak akan diterima dan
ditanggapinya.
8. Gangguan. Gangguan ini bisa berupa suara yang bising pada saat kita berkomunikasi,
jarak yang jauh, dan lain sebagainya.
Itulah beberapa hal yang dapat menghambat terjadinya komunikasi yang efektif. dari anekdot
tadi dapat kita lihat bahwa kata nyanyi di artikan berbeda antara si nenek dengan si cucu.
Nenek mengartikan kata nyanyi dengan arti sebenarnya, sedangkan si cucu, -karena telah
biasa menggunakan kata nyanyi untuk buang air kecil-, mengartikan nyanyi sebagai buang
air kecil.
sumber : http://yusrizalfirzal.wordpress.com/2009/10/13/hambatan-hambatan-dalamkomunikasi/

Hambatan komunikasi
Di dalam komunikasi selalu ada hambatan yang dapat mengganggu kelancaran jalannya
proses komunikasi. Sehingga informasi dan gagasan yang disampaikan tidak dapat diterima
dan dimengerti dengan jelas oleh penerima pesan atau receiver.
Menurut Ron Ludlow & Fergus Panton, ada hambatan-hambatan yang menyebabkan
komunikasi tidak efektif yaitu adalah (1992,p.10-11) :
1. Status effect
Adanya perbedaaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap manusia.Misalnya karyawan
dengan status sosial yang lebih rendah harus tunduk dan patuh apapun perintah yang
diberikan atasan. Maka karyawan tersebut tidak dapat atau takut mengemukakan aspirasinya
atau pendapatnya.
2. Semantic Problems
Faktor semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai alat untuk

menyalurkan pikiran dan perasaanya kepada komunikan. Demi kelancaran komunikasi


seorang komunikator harus benar-benar memperhatikan gangguan sematis ini, sebab
kesalahan pengucapan atau kesalahan dalam penulisan dapat menimbulkan salah pengertian
(misunderstanding) atau penafsiran (misinterpretation) yang pada gilirannya bisa
menimbulkan salah komunikasi (miscommunication). Misalnya kesalahan pengucapan
bahasa dan salah penafsiran seperti contoh : pengucapan demonstrasi menjadi demokrasi,
kedelai menjadi keledai dan lain-lain.
3. Perceptual distorsion
Perceptual distorsion dapat disebabkan karena perbedaan cara pandangan yang sempit pada
diri sendiri dan perbedaaan cara berpikir serta cara mengerti yang sempit terhadap orang lain.
Sehingga dalam komunikasi terjadi perbedaan persepsi dan wawasan atau cara pandang
antara satu dengan yang lainnya.
4. Cultural Differences
Hambatan yang terjadi karena disebabkan adanya perbedaan kebudayaan, agama dan
lingkungan sosial. Dalam suatu organisasi terdapat beberapa suku, ras, dan bahasa yang
berbeda. Sehingga ada beberapa kata-kata yang memiliki arti berbeda di tiap suku. Seperti
contoh : kata jangan dalam bahasa Indonesia artinya tidak boleh, tetapi orang suku jawa
mengartikan kata tersebut suatu jenis makanan berupa sup.
5. Physical Distractions
Hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap proses berlangsungnya
komunikasi. Contohnya : suara riuh orang-orang atau kebisingan, suara hujan atau petir, dan
cahaya yang kurang jelas.
6. Poor choice of communication channels
Adalah gangguan yang disebabkan pada media yang dipergunakan dalam melancarkan
komunikasi. Contoh dalam kehidupan sehari-hari misalnya sambungan telephone yang
terputus-putus, suara radio yang hilang dan muncul, gambar yang kabur pada pesawat
televisi, huruf ketikan yang buram pada surat sehingga informasi tidak dapat ditangkap dan
dimengerti dengan jelas.
7. No Feed back
Hambatan tersebut adalah seorang sender mengirimkan pesan kepada receiver tetapi tidak
adanya respon dan tanggapan dari receiver maka yang terjadi adalah komunikasi satu arah
yang sia-sia. Seperti contoh : Seorang manajer menerangkan suatu gagasan yang ditujukan
kepada para karyawan, dalam penerapan gagasan tersebut para karyawan tidak memberikan
tanggapan atau respon dengan kata lain tidak peduli dengan gagasan seorang manajer.
sumber : http://manajemenkomunikasi.blogspot.com/2009/12/hambatan-komunikasi.html
1. Hambatan dari Proses Komunikasi

Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas
bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi
emosional.

Hambatan dalam penyandian/simbol

Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga
mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan
penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.

Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media


komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat
mendengarkan pesan.

Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si
penerima

Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima
/mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari
informasi lebih lanjut.

Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan


apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas
dan sebagainya.

2.

Hambatan

Fisik

Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat
komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi dan
sebagainya.
3.

Hambatan

Semantik.

Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua


yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima.
4.

Hambatan

Psikologis

Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya;


perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan.
F. Cara Mengatasi Hambatan Komunikasi
1. Membuat suatu pesan secara berhati-hati, tentukan maksud dan tujuan komunikasi
serta komunikan yang akan dituju.
2. Meminimalkan gangguan dalam proses komunikasi, komunikator harus
berusahadapat membuat komunikan lebih mudah memusatkan perhatian pada pesan
yang disampaikan sehingga penyampaian pesan dapat berlangsung tanpa gangguan
yang berarti.

3. Mempermudah upaya umpan balik antara si pengirim dan si penerima pesan, Cara
dan waktu penyampaian dalam komunikasi harus direncanakan dengan baik agar
mengahasilkan umpan balik dari komunikan sesuai harapan.
sumber : http://rtn-alwaysforyou.blogspot.com/2010/01/e-hambatan-komunikasi.htm
ada beberapa hambatan terhadap komunikasi yang efektif, yaitu :
1. Mendengar. Biasanya kita mendengar apa yang ingin kita dengar. Banyak hal atau
informasi yang ada di sekeliling kita, namun tidak semua yang kita dengar dan tanggapi.
Informasi yang menarik bagi kita, itulah yang ingin kita dengar.
2. Mengabaikan informasi yang bertentangan dengan apa yang kita ketahui.
3. Menilai sumber. Kita cenderung menilai siapa yang memberikan informasi. Jika ada anak
kecil yang memberikan informasi tentang suatu hal, kita cenderung mengabaikannya.
4. Persepsi yang berbeda. Komunikasi tidak akan berjalan efektif, jika persepsi si pengirim
pesan tidak sama dengan si penerima pesan. Perbedaan ini bahkan bisa menimbulkan
pertengkaran, diantara pengirim dan penerima pesan.
5. Kata yang berarti lain bagi orang yang berbeda. Kita sering mendengar kata yang
artinya tidak sesuai dengan pemahaman kita. Seseorang menyebut akan datang sebentar lagi,
mempunyai arti yang berbeda bagi orang yang menanggapinya. Sebentar lagi bisa berarti satu
menit, lima menit, setengah jam atau satu jam kemudian.
6. Sinyal nonverbal yang tidak konsisten. Gerak-gerik kita ketika berkomunikasi tidak
melihat kepada lawan bicara, tetap dengan aktivitas kita pada saat ada yang berkomunikasi
dengan kita-, mampengaruhi porses komunikasi yang berlangsung.
7. Pengaruh emosi. Pada keadaan marah, seseorang akan kesulitan untuk menerima
informasi. apapun berita atau informasi yang diberikan, tidak akan diterima dan
ditanggapinya.
8. Gangguan. Gangguan ini bisa berupa suara yang bising pada saat kita berkomunikasi,
jarak yang jauh, dan lain sebagainya.
Itulah beberapa hal yang dapat menghambat terjadinya komunikasi yang efektif. dari anekdot
tadi dapat kita lihat bahwa kata nyanyi di artikan berbeda antara si nenek dengan si cucu.
Nenek mengartikan kata nyanyi dengan arti sebenarnya, sedangkan si cucu, -karena telah
biasa menggunakan kata nyanyi untuk buang air kecil-, mengartikan nyanyi sebagai buang
air kecil.
sumber : http://yusrizalfirzal.wordpress.com/2009/10/13/hambatan-hambatan-dalamkomunikasi/

Hambatan komunikasi
Di dalam komunikasi selalu ada hambatan yang dapat mengganggu kelancaran jalannya
proses komunikasi. Sehingga informasi dan gagasan yang disampaikan tidak dapat diterima
dan dimengerti dengan jelas oleh penerima pesan atau receiver.
Menurut Ron Ludlow & Fergus Panton, ada hambatan-hambatan yang menyebabkan
komunikasi tidak efektif yaitu adalah (1992,p.10-11) :
1. Status effect
Adanya perbedaaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap manusia.Misalnya karyawan
dengan status sosial yang lebih rendah harus tunduk dan patuh apapun perintah yang
diberikan atasan. Maka karyawan tersebut tidak dapat atau takut mengemukakan aspirasinya
atau pendapatnya.

2. Semantic Problems
Faktor semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai alat untuk
menyalurkan pikiran dan perasaanya kepada komunikan. Demi kelancaran komunikasi
seorang komunikator harus benar-benar memperhatikan gangguan sematis ini, sebab
kesalahan pengucapan atau kesalahan dalam penulisan dapat menimbulkan salah pengertian
(misunderstanding) atau penafsiran (misinterpretation) yang pada gilirannya bisa
menimbulkan salah komunikasi (miscommunication). Misalnya kesalahan pengucapan
bahasa dan salah penafsiran seperti contoh : pengucapan demonstrasi menjadi demokrasi,
kedelai menjadi keledai dan lain-lain.
3. Perceptual distorsion
Perceptual distorsion dapat disebabkan karena perbedaan cara pandangan yang sempit pada
diri sendiri dan perbedaaan cara berpikir serta cara mengerti yang sempit terhadap orang lain.
Sehingga dalam komunikasi terjadi perbedaan persepsi dan wawasan atau cara pandang
antara satu dengan yang lainnya.
4. Cultural Differences
Hambatan yang terjadi karena disebabkan adanya perbedaan kebudayaan, agama dan
lingkungan sosial. Dalam suatu organisasi terdapat beberapa suku, ras, dan bahasa yang
berbeda. Sehingga ada beberapa kata-kata yang memiliki arti berbeda di tiap suku. Seperti
contoh : kata jangan dalam bahasa Indonesia artinya tidak boleh, tetapi orang suku jawa
mengartikan kata tersebut suatu jenis makanan berupa sup.
5. Physical Distractions
Hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap proses berlangsungnya
komunikasi. Contohnya : suara riuh orang-orang atau kebisingan, suara hujan atau petir, dan
cahaya yang kurang jelas.
6. Poor choice of communication channels
Adalah gangguan yang disebabkan pada media yang dipergunakan dalam melancarkan
komunikasi. Contoh dalam kehidupan sehari-hari misalnya sambungan telephone yang
terputus-putus, suara radio yang hilang dan muncul, gambar yang kabur pada pesawat
televisi, huruf ketikan yang buram pada surat sehingga informasi tidak dapat ditangkap dan
dimengerti dengan jelas.
7. No Feed back
Hambatan tersebut adalah seorang sender mengirimkan pesan kepada receiver tetapi tidak
adanya respon dan tanggapan dari receiver maka yang terjadi adalah komunikasi satu arah
yang sia-sia. Seperti contoh : Seorang manajer menerangkan suatu gagasan yang ditujukan
kepada para karyawan, dalam penerapan gagasan tersebut para karyawan tidak memberikan
tanggapan atau respon dengan kata lain tidak peduli dengan gagasan seorang manajer.
sumber : http://manajemenkomunikasi.blogspot.com/2009/12/hambatan-komunikasi.html
1. Hambatan dari Proses Komunikasi

Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas
bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi
emosional.

Hambatan dalam penyandian/simbol

Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga
mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan
penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.

Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media


komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat
mendengarkan pesan.

Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si
penerima

Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima
/mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari
informasi lebih lanjut.

Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan


apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas
dan sebagainya.

2.

Hambatan

Fisik

Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat
komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi dan
sebagainya.
3.

Hambatan

Semantik.

Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua


yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima.
4.

Hambatan

Psikologis

Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya;


perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan.
F. Cara Mengatasi Hambatan Komunikasi
1. Membuat suatu pesan secara berhati-hati, tentukan maksud dan tujuan komunikasi
serta komunikan yang akan dituju.
2. Meminimalkan gangguan dalam proses komunikasi, komunikator harus
berusahadapat membuat komunikan lebih mudah memusatkan perhatian pada pesan
yang disampaikan sehingga penyampaian pesan dapat berlangsung tanpa gangguan
yang berarti.

3. Mempermudah upaya umpan balik antara si pengirim dan si penerima pesan, Cara
dan waktu penyampaian dalam komunikasi harus direncanakan dengan baik agar
mengahasilkan umpan balik dari komunikan sesuai harapan.
sumber : http://rtn-alwaysforyou.blogspot.com/2010/01/e-hambatan-komunikasi.htm

Hambatan-hambatan Komunikasi
Komunikasi adalah Suatu proses penyampaian pesan atau informasi dari
suatu pihak ke pihak yang lain dengan tujuan tercapai persepsi atau
pengertian yang sama.
Berikut ini adalah hambatan hambatan dalam Komunikasi :
1. Hambatan dari Proses Komunikasi
Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan
belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh
perasaan atau situasi emosional.
Hambatan dalam penyandian/simbol
Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga
mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si
pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu
sulit.
Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media
komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga
tidak dapat mendengarkan pesan.
Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan
sandi oleh si penerima
Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat
menerima /mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru
dan tidak mencari informasi lebih lanjut.
Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak
menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak
tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.
2. Hambatan Fisik

Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca


gangguan alat komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan,
gangguan alat komunikasi dan sebagainya.
3. Hambatan Semantik.
Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang
mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara
pemberi pesan dan penerima.
4. Hambatan Psikologis
Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi,
misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim
dan penerima pesan.

TUJUAN ,UNSUR DAN CARA MENGATASI HAMBATAN KOMUNIKASI


(YANG SEHARUSNYA)
1. Tujuan komunikasi
Menurut Riant Nugroho (2004:72) tujuan komunikasi adalah menciptakan pemahaman
bersama atau mengubah persepsi, bahkan perilaku.
Sedangkan menurut Katz an Robert Kahn yang merupakan hal utama dari komunikasi adalah
pertukaran informasi dan penyampaian makna suatu system social atau organisasi. Akan
tetapi komunikasi tidak hanya menyampaikan informasi atau pesan saja, tetapi komunikasi
dilakukan seorang dengan pihak lainnya dalam upaya membentuk suatu makna serta
mengemban harapan-harapannya (Rosadi Ruslan, 2003:83). Dengan demikian komunikasi
mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan betapa efektifnya orang-orang
bekerja sama dan mengkoordinasikan usaha-usaha untuk mencapai tujuan.
Pada umumnya tujuan komunikasi tujuan anatara lain, yaitu:
1)

Supaya yang kita sampaikan dapat mengerti, sebagai komunikator kita harus menjelaskan
kepada komunikan (penerima) dengan sebaik-baiknya dan tuntas sehingga mereka dapat

mengerti dan mengakui apa yang kita maksud.


2) Memahami orang lain. Kita sebagai komunikator harus mengerti benar aspirasi masyarakat
tentang apa yang diinginkan kemauannya.

3) Supaya gagasan dapat diterima orang lain. Kita berusaha agar gagasan kita dapat diterima
orang lain dengan pendekatan persuasive bukan memaksakan kehendak.
4)
Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu, menggerakan sesuatu itu dapat
bermacam-macam, mungkin berupa kegiatan. Kegiatan dimaksud di sini adalah kegiatan
yang lebih banyak mendorong, namun yang penting harus diingat adalah bagaimana cara baik
untuk melakukan (Widjaja, 200:66-67).
2. Unsur - Unsur Komunikasi
Dalam proses komunikasi ada tiga unsur yang mutlak harus dipenuhi karena merupakan suatu
bentuk kesatuan yang utuh dan bulat . Bila salah satu unsur tidak ada , maka komunikasi
tidak akan pernah terjadi . Dengan demikian , setiap unsur dalam komunikasi itu memiliki
hubungan yang sangat erat dan salaing ketergantungan satu dengan lainnya . Artinya ,
keberhasilan komunikasi ditentukan oleh semua unsur tersebut .
Unsur - unsur komunikasi yaitu :
1) Komunikator / pengirim / sender .
Merupakan orang yang menyampaikan isi pernyataannya kepada komunikan . Komunikator
bisa tunggal , kelompok , atau organisasi pengirim berita . Komunikator bertanggung jawab
dalam hal mengirim berita dengan jelas , memilih media yang cocok untuk menyampaikan
pesan tersebut , dan meminta kejelasan apakah pesan telah diterima dengan baik . Untuk itu ,
seorang komunikator dalam menyampaikan pesan atau informasi harus memperhatikan
dengan siapa dia berkomunikasi , apa yang akan dia sampaikan , dan bagaimana cara
menyampaikannya .
2) Komunikan / penerima / receiver .
Merupakan penerima pesan atau berita yang disampaikan oleh komunikator . Dalam proses
komunikasi , penerima pesan bertanggung jawab untuk dapat mengerti isi pesan yang
disampaikan dengan baik dan benar . Penerima pesan juga memberikan umpan balik kepada
pengirim pesan untuk memastikan bahwa pesan telah diterima dan dimengerti secara
sempurna .
3) Saluran / media / channel .
Merupakan saluran atau jalan yang dilalui oleh isi pernyataan komunikator kepada
komunikan dan sebaliknya . Pesan dapat berupa kata - kata atau tulisan , tiruan , gambaran
atau perantara lain yang dapat digunakan untuk mengirim melalui berbagai channel yang
berbeda seperti telepon , televisi , fax , photo copy , email , sandi morse , semaphore , sms ,
dan sebagainya . Pemilihan channel dalam proses komunikasi tergantung pada sifat berita
yang akan disampaikan ( Wursanto , 1994 ) .

3. Mengatasi hambatan komunikasi


Ketika anda sedang bercakap-cakap dengan orang lain di beranda rumah anda tiba-tiba lewat
kendaraan motor dengan suara knalpot yang bising, seketika pula anda menghentikan
pembicaraan karena merasa terganggu. Hal ini dalam dunia komunikasi disebut noise
(gangguan komunikasi). Proses komunikasi tidak akan berjalan lancar jika terjadi gangguan
dalam komunikasi.
Gangguan atau hambatan itu secara umum dapat dikelompokkan menjadi hambatan internal
dan hambatan eksternal , yaitu:
1. Hambatan internal, adalah hambatan yang berasal dari dalam diri individu yang terkait
kondisi fisik dan psikologis.
Contohnya : jika seorang mengalami gangguan pendengaran maka ia akan mengalami
hambatan komunikasi. Demikian pula seseorang yang sedang tertekan (depresi) tidak akan
dapat melakukan komunikasi dengan baik.
2. Hambatan eksternal, adalah hambatan yang berasal dari luar individu yang terkait dengan
lingkungan fisik dan lingkungan sosial budaya.
Contohnya : suara gaduh dari lingkungan sekitar dapat menyebabkan komunikasi tidak
berjalan lancar.
Contoh lainnya : perbedaan latar belakang sosial budaya dapat menyebabkan salah
pengertian.
Ada beberapa cara untuk mengatasi hambatan komunikasi, antara lain:
1. Gunakan umpan balik (feedback)
setiap orang yang berbicara memperhatikan umpan balik yang diberikan lawan bicaranya
baik bahasa verbal maupun non verbal, kemudian memberikan penafsiran terhadap umpan
balik itu secara benar.
2.

Pahami perbedaan individu atau kompleksitas individu dengan baik. Setiap individu
merupakan pribadi yang khas yang berbeda baik dari latar belakang psikologis, sosial,
ekonomi, budaya dan pendidikan. Dengan memahami, seseorang dapat menggunakan taktik
yang tepat dalam berkomunikasi.

3. Gunakan komunikasi langsung (face to face)


Komunikasi langsung dapat mengatasi hambatan komunikasi karena sifatnya lebih persuasif.
Komunikator dapat memadukan bahasa verbal dan bahasa non verbal. Disamping kata-kata
yang selektif dapat pula digunakan kontak mata, mimik wajah, bahasa tubuh lainnya dan juga
meta-language (isyarat diluar bahasa) yang membuat komunikasi lebih berdaya guna.
4. Gunakan bahasa yang sederhana dan mudah.

Kosa kata yang digunakan hendaknya dapat dimengerti dan dipahami jangan menggunakan
istilah-istilah yang sukar dimengerti pendengar. Gunakan pola kalimat sederhana (kanonik)
karena kalimat yang mengandung banyak anak kalimat membuat pesan sulit dimengerti.

Anda mungkin juga menyukai