Anda di halaman 1dari 4

1.

Manusia Sebagai Makhluk Berbudaya : Manusia sebagai makhluk yang


berbudaya tidak lain adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal
budinya untuk menciptakan kebahagiaan, karena yang membahagiakan hidup
manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil, maka hanya manusia
yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang
berhak menyandang gelar manusia berbudaya. Dua kekayaan manusia yang
paling utama adalah akal dan budi., Dengan akal budinya manusia mampu
mencipta, berkarsa dan berasa., Mampu mencipta benda-benda baru untuk
memenuhi hajat hidupnya; Baik yang bersifat jasmani Maupun rohani dan juga
Muncul tuntutan hidup yang lebih daripada makhluk lain.
2. Pengertian Etika : Dari kata yunani kuno yaitu Ethos (tunggal) yang berati adat
istiadat kebiasaan, akhlak yang baik. Etha (jamak) yang berati adat istiadat.
Kesimpulan etika adalah ilmu tentang apa yang biasa dilakukan, ilmu tentang adat
kebiasaan.
3. Etika Menurut K.Bertens : 1. Etika sebagai praktis adalah nilai nilai dan
norma-norma moral sejauhdipraktekan atau justru tidak dipraktekan, walaupun
seharusnya dipraktekan.Sehingga etika dalam sebagai praksis dapat dikatakan
sebagai apa yang dilakukansejauh sesuai atau tidak sesuai dengan nilai dan norma
moral yang dengan katalain etika dalam sudut pandang praksis berarti moral atau
moralitas. 2. Etika sebagai refleksi berarti pemikiran moral. Dengan demikian
makadalam sudut pandan refleksi, kita berfikir tentang apa yang
dilakukan dankhususnya tentang apa yang harus dilakukan dan tidak boleh
dilakukan. 3. Etika Sebagai Ilmu Mempunyai tradisi yang sudah lama. Tradisi ini
samapanjangnya dengan sejarah seluruh filsafat. Karena etika dalam
cabang inimerupakan suatu cabang filsafat.
4. Etika Dibedakan Jadi 2 : Etika Perangai adalah adat istiadat atau kebiasaan
yang menggambaran perangai manusia dalam kehidupan bermasyarakat di aderahdaerah tertentu, pada waktu tertentu pula. Etika perangai tersebut diakui dan
berlaku karena disepakati masyarakat berdasarkan hasil penilaian perilaku. Contoh:
berbusana adat, pergaulan muda-mudi, aturan perkawinan, upacara adat Etika
Moral adalah berkenaan dengan kebiasaan berperilaku yang baik dan benar
berdasarkan kodrat manusia. Apabila etika ini dilanggar timbullah kejahatan, yaitu
perbuatan yang tidak baik dan tidak benar. Kebiasaan ini berasal dari kodrat
manusia yang disebut moral. Contoh: berkata dan berbuat jujur, menghargai hak
orang lain, menghormati orangtua dan guru, membela kebenaran dan keadilan,
menyantuni anak yatim/piatu.
5. Jenis-Jenis Etika : a. Etika umum, membahas prinsip-prinsip dasar dari etika atau
dari moral, pengertian etika, fungsi etika, tujuan etika. b. Etika khusus, membahas
prinsipdasar dari moral pada masing-masing bidang kehidupan manusia. Etika
khusus terdiri dari : - Etika Individu, - Etika Sosial, Etika Sosial meliputi : Etika
Keluarga, Etika Profesi, Etika Politik, Etika Lingkungan Hidup, Etika Ideologi
6. Sifat Etika : 1. Universal, secara eksistensial etika ada dimana-mana, 2. Parsial,
secara substansial etika berlaku pada suatu kelompok tertentu, sesuai dengan
kesepakatan menurut ruang dan waktu.
7. Fungsi Etika : 1. Sarana untuk memperoleh orientasi kritis berhadapan dengan
berbagai moralitas yang membingungkan. 2. Etika ingin menampilkan
keterampilan intelektual yaitu keterampilan untuk berargumentasi secara
rasional dan kritis. 3. Orientasi etis ini diperlukan dalam mengambil sikap yang
wajar dalam suasana pluralisme.

Etika (ethics) berarti moral sedangkan etiket (etiquette) berarti sopan santun.
Persamaan Antara Etika Dengan Etiket : 1. Etika dan etiket menyangkut perilaku
manusia. Istilah tersebut dipakai mengenai manusia tidak mengenai binatang karena
binatang tidak mengenal etika maupun etiket. 2. Kedua-duanya mengatur perilaku
manusia secara normatif artinya memberi norma bagi perilaku manusia dan dengan
demikian menyatakan apa yag harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan.
Justru karena sifatnya normatif maka kedua istilah tersebut sering dicampuradukkan.
Perbedaan Etika dan Etiket :
ETIKA : 1. Etika berlaku kapanpun, baik dalam pergaulan dengan orang lain maupun
dalam kehidupan pribadi. Dengan kata lain, etika berlaku bagi siapa saja meskipun
tidak ada orang yang menyaksikan. Contoh : Mencuri adalah perbuatan yang dilarang,
meskipun ketika melakukan hal itu tidak ada orang lain yang menyaksikan. 2. Etika
bersifat absolut, artinya etika memiliki ketentuan atau prinsip yang tidak bisa ditawartawar lagi, di mana perbuatan baik mendapatkan pujian, sedangkan perbuatan buruk
harus mendapatkan sanksi atau hukuman. Contoh : Larangan untuk membunuh, dan
larangan mencuri, di mana ketika seseorang melakukan pembunuhan atau pencurian,
maka ia harus mendapatkan sanksi atau hukuman. 3. Etika berkaitan dengan cara
dilakukannya suatu perbuatan yang sekaligus memberikan norma dari perbuatan itu
sendiri. Contoh : Mengambil barang-barang milik orang lain tanpa seizin pemiliknya
merupakan suatu perbuatan yang dilarang, karena perbuatan tersebut sama saja
dengan mencuri. 4. Etika memandang manusia dari segi dalam (bathiniah).
Contohnya : Orang yang benar-benar baik, tentu ia akan bersikap etis. Dan jika orang
itu bersikap etis, maka mustahil ia memiliki sifat munafik.
ETIKET : 1. Sedangkan etiket hanya berlaku dalam pergaulan saja, artinya etiket
hanya berlaku ketika ada orang lain yang menyaksikan perbuatan yang kita lakukan,
dan ketika tidak ada saksi mata, maka etiket tidak berlaku. Contoh : Mengangkat kaki
ke atas meja, bersendawa, maupun berbicara ketika sedang makan bersama orang lain
dianggap perbuatan (cara makan) yang tidak sopan dan melanggar etiket dan tidak
boleh dilakukan. Akan tetapi ketika jika perbuatan tersebut dilakukan ketika sedang
sendirian (tidak ada saksi mata) maka cara makan yang demikian itu tidaklah
melanggar etiket dan boleh dilakukan. 2. Sedangkan Etiket bersifat relative, artinya
sesuatu yang menurut suatu budaya dianggap sebagai hal yang tidak sopan, akan
tetapi belum tentu budaya lain memiliki anggapan yang sama. Bisa saja hal itu
dianggap sebagai hal yang wajar atau hal yang sopan. Contohnya adalah : seseorang
yang memiliki kebiasaan makan tanpa menggunakan sendok maupun garpu alias
makan dengan menggunakan tangan, bagi sebagian kalangan dianggap sebagai hal
yang wajar dan tidak apa-apa dilakukan. Akan tetapi bagi sebagian kalangan lainnya
menganggap hal itu sebagai perbuatan yang tidak sopan. 3. Sedangkan Etiket
berkaitan dengan tata cara dari suatu perbuatan yang harus dilakukan oleh
manusia. Contoh : ketika menyerahkan sesuatu kepada orang lain, hendaknya
perbuatan itu dilakukan dengan menggunakan tangan kanan. Dan jika perbuatan
tersebut dilakukan dengan tangan kiri, maka dianggap telah melanggar etika. 4. Lain
halnya dengan etiket, di mana etiket memandang seseorang dari segi luarnya (secara
lahiriyah), artinya meskipun seseorang selalu berpegang pada etiket, akan tetapi ia
bisa saja bersifat munafik. Contoh : Akhir-akhir ini banyak sekali serigala berbulu
domba, di luar tampak baik, akan tetapi di dalam hatinya menyimpan berbagai macam
niat buruk. Sekarang ini, banyak sekali orang-orang yang memiliki penampilan serta
tutur kata yang baik, akan tetapi ternyata hal itu digunakan untuk mengelabuhi orang
lain agar niat dan tindak kejahatnya bisa berhasil.

Moral Menurut Para Sarjana : 1. Menurut Chaplin (2006),Moral yang sesuai


dengan aturan yang mengaturhukumsosial atau adat atau perilaku. 2. Menurut
Hurlock (1990),Moral adalah sopan santun, kebiasaan, adat istiadat dan aturan
perilakuyangtelahmenjadikebiasaanbagianggotasuatubudaya.3.MenurutWantah
(2005),Moral adalah sesuatu yang harus dilakukan atau tidak ada hubungannya
dengankemampuanuntukmenentukansiapayangbenardanperilakuyangbaikdan
buruk.
Macammacam Moral : 1. Moral murni, yaitu moral yang terdapat pada setiap
manusia,sebagaisuatupengejawantahandaripancaranIlahi.Moralmurnidisebut
jugahatinurani. 2. Moralterapan,adalahmoralyangdidapatdariajaranpelbagai
ajaranfilosofis,agama,adat,yangmenguasaipemutaranmanusia.
Moralmerupakanpengetahuanyangmenyangkutbudipekertimanusiayangberadab.
Moraljugaberartiajaranyangbaikdanburukperbuatandankelakuan(akhlak).
Moralisadalahorangyangmengajarkanataumempelajaritentangmoral.
Moralisasi,berartiuraian(pandangan,ajaran)tentangperbuatandankelakuanyang
baik. kualitasperbuatanmanusiawi,sehinggaperbuatandikatakanbaikatauburuk,
benaratausalah.
Sumaryono (1995) mengemukakan tiga factor penentu moralitas perbuatan
manusia,yaitu:
MOTIVASIadalahhalyangdiinginkanparapelakuperbuatandenganmaksuduntuk
mencapaisasaranyanghendakdituju.Jadi,motivasiitudikehendakisecarasadar,
sehingga menentukan kadar moralitas perbuatan. Sebagai contoh ialah kasus
pembunuhandalamkeluarga:1.Yangdiinginkanpembunuhadalahmatinyapemilik
harta yang berstatus sebagai pewaris. 2. Sasaran yang hendak dicapai adalah
penguasahartawarisan.3.Moralitasperbuatanadalahsalahdanjahat
TUJUANAKHIR(sasaran)adalahdiwujudkannyaperbuatanyangdikehendakinya
secarabebas.Moralitasperbuatanadadalamkehendak.Perbuatanitumenjadiobjek
perhatiankehendak,artinyamemangdikehendakiolehpelakunya.Sebagaicontoh,
ialahkasusdalampembunuhankeluargayangdikemukakandiatas:1.perbuatanyang
dikehendaki dengan bebas (tanpa paksaan) adalah membunuh. 2. diwujudkannya
perbuatan tersebut terlihat pada akibatnya yang diinginkan pelaku, yaitu matinya
pemilikharta(pewaris).3.moralitas perbuatanadalahkehendakbebas melakukan
perbuatanjahatdansalah.
LINGKUNGAN PERBUATAN
adalah segala sesuatu yang
secaraaksidentalmengelilingiataumewarnaiperbuatan.Termasukdalampengertian
lingkungan perbuatan adalah: 1. manusia yang terlihat, 2. kualiitas dan kuantitas
perbuatan.3.cara,waktu,tempatdilakukannyaperbuatan,4.frekuensiperbuatan
Halhal ini dapat diperhitungkan sebelumnya atau dapat dikehendaki ada pada
perbuatanyangdilakukansecarasadar.Lingkunganinimenentukankadarmoralitas
perbuatanyaitubaikataujahat,benaratausalah.

Anda mungkin juga menyukai