Anda di halaman 1dari 10

Istilah - Istilah Kelistrikan

Istilah Istilah Kelistrikan


Berikut ini adalah beberapa istilah - istilah dalam dunia kelistrikan dan penjelasannya, istilah
-istilah ini umum dipakai dalam lingkungan kerja PLN dan instalatir listrik :
Alat Pembatas dan alat Pengukur (APP) : Alat milik PT PLN (Persero) yang berfungsi untuk
membatasi daya listrik yang dipakai serta mengukur pemakaian energi listrik
Ampere (A) : Satuan Arus Listrik
Watt Satuan : Daya listrik nyata
Volt Ampere (VA) : Satuan daya (daya buta)
Volt (V) : Satuan Tegangan Listrik
Badan Usaha (BUPTL) Penunjang Tenaga Listrik : Instalatir yang bergerak dalam
pembangunan dan pemasangan peralatan ketenagalistrikan
Biaya Beban (BB) : Komponen biaya dalam rekening listrik yang besarnya tetap, dihitung
berdasarkan daya tersambung
Biaya Keterlambatan (BK) : Biaya yang dibebankan pada pelanggan karena tidak memenuhi
kewajiban membayar tagihan PLN tepat pada waktunya
Biaya Penyambungan (BP) : Biaya yang harus dibayar kepada PLN oleh calon pelanggan atau
pelanggan untuk memperoleh penyambungan baru atau tambah daya
Curah ( C ) : Golongan tarif untuk keperluan penjualan secara Curah (Bulk) kepada Pemegang
Izin Usaha
Current Transformer atau Trafo Arus (CT) : Alat untuk menurunkan arus listrik untuk keperluan
pengukuran energi
Daya Tersambung : Besarnya daya yang disepakati oleh PLN dan pelanggan dalam Perjanjian
Jual Beli Tenaga Listrik yang menjadi dasar perhitungan biaya beban
Faktor daya atau Cos Phi : Perbandingan antara pemakaian daya dalam Watt dengan pemakaian
daya dalam Volt-Ampere
Hertz (HZ) : Satuan frekuensi listrik
Jam Nyala : Pemakaian kWh dalam satu bulan dibagi dengan kVA tersambung
Jaringan Tenaga Listrik (JTL) : Sistem penyaluran / pendistribusian tenaga listrik milik PLN
yang dioperasikan dengan TR, TM, TT atau TET
Jaringan Tegangan Ekstra Tinggi (JTET) : JTL yang dioperasikan dengan TET yang mencakup
seluruh bagian jaringan tersebut beserta perlengkapannya
Jaringan Tegangan Tinggi (JTT) : JTL yang dioperasikan dengan TT yang mencakup seluruh
bagian jaringan tersebut beserta perlengkapannya
Jaringan Tegangan Menengah (JTM) : JTL yang dioperasikan dengan TM yang mencakup
seluruh bagian jaringan tersebut beserta perlengkapannya
Jaringan Tegangan Rendah (JTR) : JTL yang dioperasikan dengan TR yang mencakup seluruh
bagian jaringan tersebut beserta perlengkapannya
JBST Jual Beli Tenaga Listrik Secara Terbatas
Kilo Meter Sirkuit (kms) : Satuan panjang jaringan transmisi atau distribusi tenaga listrik tiga
fasa
Kilo Volt Ampere (kVA) : Seribu Volt Ampere, adalah satuan daya
Kilo Volt (kV) : Seribu Volt, adalah satuan tegangan listrik
Kilo Watt (kW) : Satuan daya listrik nyata (aktif)

Kilo Watt Hour (kWh) : Satuan energy listrik nyata (aktif)


kVA max-Meter Alat untuk mengukur pemakaian daya tertinggi dalam satuan kVA untuk kurun
bulan dibagi dengan kVA tersambung waktu satu bulan, khusus bagi pelanggan B3, I4 dan I3
tanur busur, T
kVARh Kilo Volt Ampere Reactive Hour, satuan energy listrik semu (reaktif)kVARh Meter Alat
ukur pemakaian energi listrik semu (reaktif)
kWh Meter Alat ukur pemakaian energi listrik
kWh Meter Tarif Ganda : kWh Meter yang mempunyai dua register, satu register untuk
mengukur pemakaian energy pada WBP dan satu register lainnya untuk mengukur energy pada
LWBP
kWh Meter Tarif Tunggal : kWh Meter yang mempunyai satu register untuk mengukur
pemakaian energi
LWBP : Luar Waktu Beban Puncak (jam 22.00 18.00)
LPB ( Listrik Pra Bayar) : Produk layanan PLN dengan sistem voucer isi ulang listrik
M/TR, TM, TT : Tarif Multiguna yang diperuntukan bagi pengguna listrik yang memerlukan
pelayanan khusus, baik di Tegangan Rendah, Tegangan Menengah maupun Tegangan Tinggi
MVA : Mega Volt Ampere (Sejuta Volt Ampere)
Pajak Penerangan Jalan Umum (PPJU) : Pajak yang dibayar oleh semua pelanggan PLN,
dipungut oleh PLN dan selanjutnya disetor ke kas Pemerintah Daerah
Papan Hubungi Bagi (PHB) : Bagian instalasi listrik milik pelanggan yang digunakan untuk
membagi-bagikan aliran listrik
PB : Penyambungan Baru
PD : Penambahan Daya/Perubahan Daya
Pemutusan Rampung : Penghentian untuk seterusnya penyaluran tenaga listrik ke instalasi
pelanggan dengan mengambil sebagian atau seluruh peralatan untuk penyaluran tenaga listrik ke
instalasi pelangganPemutusan Sementara Penghentian penyaluran tenaga listrik ke instalasi
pelanggan untuk sementara
Penerangan Jalan Umum (PJU) : Penerangan untuk jalan dan prasarana umum yang dipasang
secara resmi oleh pemda atau badan resmi lainnya dan mendapat pasokan tenaga listrik dari PLN
secara legal
Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL) : Pemeriksaan oleh PLN terhadap instalasi PLN
dan instalasi pelanggan dalam rangka penertiban pemakaian/pemanfaatan tenaga listrik
Potensial Transformator (Trafo Tegangan) Alat untuk menurunkan tegangan listrik yang
diperlukan khusus bagi pengukuran energi listrik atau peralatan pengaman
Saluran Masuk Pelayanan (SMP) : Kabel milik PLN yang menghubungkan antara jaringan
Tegangan Rendah dengan APP yang terpasang di rumah pelanggan
Sambungan Langsung : Sambungan JTL atau SL termasuk peralatannya sedemikian sehingga
tenaga listrik disalurkan tanpa melalui APP
Sambungan Tenaga Listrik (STL) : Penghantar di bawah atau di atas tanah termasuk
peralatannya sebagai bagian instalasi PLN yang merupakan sambungan antara JTL milik PLN
dengan instalasi pelanggan
SPJTL : Surat perjanjian jual beli tenaga listrik antara PLN dan pelanggan
Tagihan Listrik Perhitungan biaya atas pemakaian daya dan energi listrik oleh pelanggan setiap
bulan
Tagihan Susulan (Tagsus) : Tagihan kemudian sebagai akibat adanya penyesuaian dengan
ketentuan atau sebagai akibat adanya pelanggaran

Tarif Dasar Listrik (TDL) : Ketentuan pemerintah yang berlaku mengenai golongan tarif dan
harga jual tenaga listrik yang disediakan oleh PLN
Tegangan Ekstra Tinggi (TET) :Tegangan sistem diatas 245.000 Volt
Tegangan Tinggi (TT) : Tegangan sistem diatas 35.000 Volt sampai dengan 245.000 Volt
Tegangan Menengah (TM ) : Tegangan sistem diatas 1.000 Volt sampai dengan 35.000 Volt
Tegangan Rendah (TR) : Tegangan sistem sampai dengan 1.000 Vo
Titik Penyambungan Bersama : Titik terdekat dengan pelanggan dimana tersambung juga
pelanggan yang lain pada JTR atau JTM atau JTT atau JTET
Vudeng / Leter U / Sirkit Utama : Saluran yang menghubungkan APP dan PHB pelanggan
Waktu Beban Puncak (WBP): Waktu jam 18.00 sampai dengan jam 22.00 waktu setempat
semoga bemanfaat dan mohon maaf bila ada kekurangan

Teori Dasar Listrik


Posted on Maret 15, 2010 by Hasrul Bakri

1. Arus Listrik
adalah mengalirnya elektron secara terus menerus dan berkesinambungan pada konduktor akibat
perbedaan jumlah elektron pada beberapa lokasi yang jumlah elektronnya tidak sama. satuan
arus listrik adalah Ampere.
Arus listrik bergerak dari terminal positif (+) ke terminal negatif (-), sedangkan aliran listrik
dalam kawat logam terdiri dari aliran elektron yang bergerak dari terminal negatif (-) ke terminal
positif(+), arah arus listrik dianggap berlawanan dengan arah gerakan elektron.

Gambar 1. Arah arus listrik dan arah gerakan elektron.


1 ampere arus adalah mengalirnya elektron sebanyak 62810^16 atau sama dengan 1 Coulumb
per detik melewati suatu penampang konduktor
Formula arus listrik adalah:
I = Q/t (ampere)
Dimana:
I = besarnya arus listrik yang mengalir, ampere
Q = Besarnya muatan listrik, coulomb
t = waktu, detik
2. Kuat Arus Listrik
Adalah arus yang tergantung pada banyak sedikitnya elektron bebas yang pindah melewati suatu
penampang kawat dalam satuan waktu.
Definisi : Ampere adalah satuan kuat arus listrik yang dapat memisahkan 1,118 milligram perak
dari nitrat perak murni dalam satu detik.

Rumus rumus untuk menghitung banyaknya muatan listrik, kuat arus dan waktu:
Q=Ixt
I = Q/t
t = Q/I
Dimana :
Q = Banyaknya muatan listrik dalam satuan coulomb
I = Kuat Arus dalam satuan Amper.
t = waktu dalam satuan detik.
Kuat arus listrik biasa juga disebut dengan arus listrik
muatan listrik memiliki muatan positip dan muatan negatif. Muatan positip dibawa oleh proton,
dan muatan negatif dibawa oleh elektro. Satuan muatan coulomb (C), muatan proton +1,6 x
10-19C, sedangkan muatan elektron -1,6x 10-19C. Muatan yang bertanda sama saling tolak
menolak, muatan bertanda berbeda saling tarik menarik
3. Rapat Arus
Difinisi :
rapat arus ialah besarnya arus listrik tiap-tiap mm luas penampang kawat.

Gambar 2. Kerapatan arus listrik.


Arus listrik mengalir dalam kawat penghantar secara merata menurut luas penampangnya. Arus
listrik 12 A mengalir dalam kawat berpenampang 4mm, maka kerapatan arusnya 3A/mm
(12A/4 mm2), ketika penampang penghantar mengecil 1,5mm, maka kerapatan arusnya menjadi
8A/mm2 (12A/1,5 mm).
Kerapatan arus berpengaruh pada kenaikan temperatur. Suhu penghantar dipertahankan sekitar
300C, dimana kemampuan hantar arus kabel sudah ditetapkan dalam tabel Kemampuan Hantar
Arus (KHA).

Tabel 1. Kemampuan Hantar Arus (KHA)


Berdasarkan tabel KHA kabel pada tabel diatas, kabel berpenampang 4 mm, 2 inti kabel
memiliki KHA 30A, memiliki kerapatan arus 8,5A/mm. Kerapatan arus berbanding terbalik
dengan penampang penghantar, semakin besar penampang penghantar kerapatan arusnya
mengecil.
Rumus-rumus dibawah ini untuk menghitung besarnya rapat arus, kuat arus dan penampang
kawat:
J = I/A
I=JxA
A = I/J
Dimana:
J = Rapat arus [ A/mm]
I = Kuat arus [ Amp]
A = luas penampang kawat [ mm]
4. Tahanan dan Daya Hantar Penghantar
Penghantar dari bahan metal mudah mengalirkan arus listrik, tembaga dan aluminium memiliki
daya hantar listrik yang tinggi. Bahan terdiri dari kumpulan atom, setiap atom terdiri proton dan
elektron. Aliran arus listrik merupakan aliran elektron. Elektron bebas yang mengalir ini
mendapat hambatan saat melewati atom sebelahnya. Akibatnya terjadi gesekan elektron
denganatom dan ini menyebabkan penghantar panas. Tahanan penghantar memiliki sifat
menghambat yang terjadi pada setiap bahan.
Tahanan didefinisikan sebagai berikut :
1 ? (satu Ohm) adalah tahanan satu kolom air raksa yang panjangnya 1063 mm dengan
penampang 1 mm pada temperatur 0 C
Daya hantar didefinisikan sebagai berikut:

Kemampuan penghantar arus atau daya hantar arus sedangkan penyekat atau isolasi adalah
suatu bahan yang mempunyai tahanan yang besar sekali sehingga tidak mempunyai daya hantar
atau daya hantarnya kecil yang berarti sangat sulit dialiri arus listrik.
Rumus untuk menghitung besarnya tahanan listrik terhadap daya hantar arus:
R = 1/G
G = 1/R
Dimana :
R = Tahanan/resistansi [ ?/ohm]
G = Daya hantar arus /konduktivitas [Y/mho]

Gambar 3. Resistansi Konduktor


Tahanan penghantar besarnya berbanding terbalik terhadap luas penampangnya dan juga
besarnya tahanan konduktor sesuai hukum Ohm.
Bila suatu penghantar dengan panjang l , dan diameter penampang q serta tahanan jenis ? (rho),
maka tahanan penghantar tersebut adalah :
R = ? x l/q
Dimana :
R = tahanan kawat [ ?/ohm]
l = panjang kawat [meter/m] l
? = tahanan jenis kawat [?mm/meter]
q = penampang kawat [mm]
faktot-faktor yang mempengaruhi nilai resistant atau tahanan, karena tahanan suatu jenis material
sangat tergantung pada :
panjang penghantar.

luas penampang konduktor.


jenis konduktor .
temperatur.
Tahanan penghantar dipengaruhi oleh temperatur, ketika temperatur meningkat ikatan atom
makin meningkat akibatnya aliran elektron terhambat. Dengan demikian kenaikan temperatur
menyebabkan kenaikan tahanan penghantar
5. potensial atau Tegangan
potensial listrik adalah fenomena berpindahnya arus listrik akibat lokasi yang berbeda
potensialnya. dari hal tersebut, kita mengetahui adanya perbedaan potensial listrik yang sering
disebut potential difference atau perbedaan potensial. satuan dari potential difference adalah
Volt.
Satu Volt adalah beda potensial antara dua titik saat melakukan usaha satu joule untuk
memindahkan muatan listrik satu coulomb
Formulasi beda potensial atau tegangan adalah:
V = W/Q [volt]
Dimana:
V = beda potensial atau tegangan, dalam volt
W = usaha, dalam newton-meter atau Nm atau joule
Q = muatan listrik, dalam coulomb
RANGKAIAN LISTRIK
Pada suatu rangkaian listrik akan mengalir arus, apabila dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Adanya sumber tegangan
2. Adanya alat penghubung
3. Adanya beban

Gambar 4. Rangkaian Listrik.

Pada kondisi sakelar S terbuka maka arus tidak akan mengalir melalui beban . Apabila sakelar S
ditutup maka akan mengalir arus ke beban R dan Ampere meter akan menunjuk. Dengan kata
lain syarat mengalir arus pada suatu rangkaian harus tertutup.
1. Cara Pemasangan Alat Ukur.
Pemasangan alat ukur Volt meter dipasang paralel dengan sumber tegangan atau beban, karena
tahanan dalam dari Volt meter sangat tinggi. Sebaliknya pemasangan alat ukur Ampere meter
dipasang seri, hal inidisebabkan tahanan dalam dari Amper meter sangat kecil.
alat ukur tegangan adalah voltmeter dan alat ukur arus listrik adalah amperemeter
2. Hukum Ohm
Pada suatu rangkaian tertutup, Besarnya arus I berubah sebanding dengan tegangan V dan
berbanding terbalik dengan beban tahanan R, atau dinyatakan dengan Rumus :
I = V/R

V=RxI
R = V/I
Dimana;
I = arus listrik, ampere
V = tegangan, volt
R = resistansi atau tahanan, ohm
Formula untuk menghtung Daya (P), dalam satuan watt adalah:
P=IxV
P=IxIxR
P = I x R
3. HUKUM KIRCHOFF

Pada setiap rangkaian listrik, jumlah aljabar dari arus-arus yang bertemu di satu titik adalah nol
(?I=0).

Gambar 5. loop arus KIRChOFF


Jadi:
I1 + (-I2) + (-I3) + I4 + (-I5 ) = 0
I1 + I4 = I2 + I3 + I5

Anda mungkin juga menyukai