B. Prosedur Pelaksanaan
1) Ukur lebar sungai (L)
2) Tentukan titik-titik pias tempat pengujian, lebih banyak pias akan
lebih teliti.
3) Ukur kedalaman masing-masing titik pias (H)
4) Untuk tiap pias kedalaman, ukur/tentukan titik 0,2H, 0,6H, dan 0,8H
pengukuran
ini
sesuai
dengan
kedalaman
sungai
yang
bersangkutan.
5) Pasang alat ukur current meter pada 0,2H, 0,6H, atau 0,8H (ingat H
dihitung dari atas permukaan air menuju bawah.
6) Lihat kondisi baling-baling dan pastikan bekerja dengan baik.
7) Hidupkan alat pencatat putaran, tentukan lama waktu putaran dan
di Indonesia umumnya 40-70 detik dan catat jumlah putaran balingbaling tersebut (buat dalam table)
8) Lakukan untuk hal yang sama pada pias lainnya.
C. Penentuan jumlah titik.
Distribusi kecepatan aliran pada sebuah bidang vertical dianggap
berbentuk kurvanya kurang lebih parabolis, eliptis, atau bentuk lainnya.
Berdasarkan anggapan tsb maka pengukuran di ukur hanya beberapa
titik
kemudian
dihitung
hasilnya
secara
aritmatik.
Metode
V +V
V = 0,2 0,8
2
Metode dua titik dilakukan apabila kedalaman kurang dari 0,76 m,
titik kedalaman pada 0,8 dan 0,2 akan kurang dari 0,15 m baik dari
permukaan ataupun dari dasar sungai
3) Metode tiga titik
Pengukuran kecepatan dilakukan pada titik 0,2H, 0,6H, dan 0,8H
dari permukaan, kecepatan rata-rata adalah
V +V
1
V = V 0,6 + 0,2 0,8
2
2
( (
))
Alasan pengukuran tiga titik adalah karena apabila aliran pada 0,8
H terganggu oleh gesekan material dan lain sebagainya.
4) Metode lima titik
Pada metode 5 titik kecepatan aliran rata-rata di hitung dengan
rumus :
V +3 V 0,2 +2 V 0,6 +3 V 0,8 +V b
V = s
10
Vs = kecepatan dipermukaan
Vb = kecepatan di dasar