Chapter 26
Chapter 26
OKSIGEN HIPERBARIK
DAN PENYAKIT
PERNAFASAN
Gerson Joahari
2015.04.2.0059
4. APLIKASI KLINIS
Insufisiensi Pernafasan
Lukich et al (1978) melakukan HBO pada 1,3-1,5 ATA selama 50-60 menit.
Enam belas pasien dengan penyakit restriktif dan obstruktif serta insufisiensi
3
5. KONTRAINDIKASI
Keracunan Nitrogen Dioksida
Schechter et al (1975) memproduksi keracunan nitrogen dioksida secara
eksperimental pada anjing. Keracunan tersebut menyebabkan tingginya
mortalitas dikarenakan edema paru dan kegagalan pernafasan. Mortalitas
dan efek patologi pada paru meningkat pada hewan yang diterapi HBO
dibandingkan dengan kontrol. Dengan dasar ini, penggunaan HBO pada
kasus keracunan nitrogen dioksida pada manusia merupakan kontraindikasi.
Keracunan Paraquat
Rebello dan Mason (1978) mempelajari paru pada 11 kasus kematian karena
keracunan paraquat dan dibandingkan dengan paru pada kasus keracunan
oksigen. Mereka membuat hipotesis bahwa paraquat menyebabkan toksisitas
dengan mensensitisasi paru terhadap oksigen dalam tekanan atmosfer. HBO
merupakan kontraindikasi pada kasus ini. Locket (1973) mengindikasikan
HBO sangat berguna pada kasus keracunan paraquat.
Emfisema
HBO disarankan sebagai terapi tambahan pada emfisema untuk mengurangi
udara yang terperangkap, mengoksigenasi darah tanpa menyebabkan
hiperkapnea, dan untuk merubah perusi pulmonar. Chusid et al (1972)
mengkaji laporan anekdot sebelumnya dari perbaikan subjek dalam beberapa
kasus dengan penggunaan HBO dan tidak mendapatkan data objektif yang
telah diproduksi untuk mendukung pernyataan ini. Mereka merawat 4 pasien
emfisema dengan HBO dan neginvestigasi secara penuh status respirasi pre
dan post HBO dengan investigasi objektif. Mereka tidak menemukan
perbaikan, dan memasukkan emfisema sebagai salah satu kontraindikasi
HBOT.
Shok Paru
Meskipun HBO sangat berguna pada perawatan shok, telah dilaporkan
bahwa distres pernafasan serius, yang disebut shok paru, dapat diperbaiki
dengan HBO. Ouda et al (1977) menginduksi shok paru pada tikus dengan
menginjeksikan endotoksin. Mereka menunjukkan penurunan dari
mukopolisakarida dari epitelium alveolar dan penurunan fosfolipid dari lapisan
alveolar yang diobservasi dalam shok endotoksik dapat dihindari setelah 2
jam HBO pada 3 ATA, tetapi tidak setelah 4 jam HBO pada tekanan yang
sama, dimana menginduksi kerusakan paru diluar pengaru endotoksin.
Mereka menyimpulkan perawatan HBO mungkin efektif pada kerusakan yang
diinduksi endotoksin jika seseorang mengobservasi secara tepat. Ouda et al
tidak menyebutkan kondisi-kondisi yang sesuai untuk merawat pasien
manusia; kita tidak menyadari adanya laporan klinis penggunaan HBO untuk
shok paru, dan masih dalam daftar kontraindikasi.
Pneumothoraks
Pasien dengan pneumothoraks akan memiliki masalah selama dekompresi
dan tidak seharusnya ditempatkan di ruangan hiperbarik sampai dilakukan
pemasangan chest tube, sebagai contoh thorakotomi tertutup.
6. KESIMPULAN
HBOT tidak memiliki keuntungan lebih dibandingkan terapi normobarik
oksigen yang dipakai secara luas pada insufisiensi pernafasan. Fokus utama
penggunaan HBO pada penyakit paru adalah timbulnya kondisi patologi pada
paru oleh induksi oksigen pada toksisitas pulmonar. Toksisitas pulmonar
bukan merupakan masalah pada pasien dengan paru sehat yang menerima
HBO sampai 3 ATA selama 90 menit sekali atau dua kali perhari.
Tidak ada indikasi absolut atau ideal untuk HBO pada penyakit paru.
Penelitian lebih jauh dan percobaan terkontrol diperlukan untuk menilai
laporan efek menguntungkan pada asma dan bronkitis. Hal ini tidak berarti
jika dilakukan pada 1,5 ATA. Pasien yang menjalani HBOT untuk indikasi lain
harus menjadi subjek pemeriksaan menyeluruh paru melalui x-ray dada dan
pembelajaran fungsi pulmonal. Harus diingat bahwa pneumothoraks dan lesi
paru yang tenang merupakan kontraindikasi dari HBOT.