Anda di halaman 1dari 9

Malin Kundang

Pada suatu waktu, di desa terpencil ada sebuah keluarga nelayan di pesisir
pantai

wilayah

Sumatera

Barat.

Karena

kondisi

keuangan

keluarga

memprihatinkan, sang Ayah memutuskan untuk mencari nafkah di negeri seberang


dengan mengarungi lautan yang luas.
Ayah

: Bu, Ayah ingin merantau ke negeri seberang.

Ibu

: (Ibu terkejut) Mengapa ayah ingin merantau?

Ayah

: Karena ayah tidak bisa membiarkan kondisi keuangan kita seperti ini
terus.

Ibu

: Tapi yah (gelisa)

Ayah

: Mau bagaimana lagi, jalan satu satunya yang ayah bisa lakukan
adalah merantau ke negeri seberang untuk mencari uang yang
banyak.

Ibu

: Baik lah yah, kalau itu memang yang terbaik untuk kita semua.

Ayah pun berpamitan kepada ibu. (Didepan rumah)


Ayah

: Bu, ayah pergi merantau ya. Jaga dirimu dan anak kita Malin dengan
baik baik. Jika aku sudah mendapatkan uang yang banayak, aku
akan kembali kesini lagi.

Ibu

: (dengan muka pasrah) baiklah yah, aku akan menuggumu disini


sampai kau pulang. Hati hati ya, jangan lupakan aku dan anak mu
ini.

Ayah pun berangkat dengan menggunakan perahu.


Ayah Malin tidak pernah kembali ke kampung halamannya sehingga
ibunya harus menggantikan posisi ayah Malin untuk mencari nafkah.
Malin termasuk anak yang cerdas tetapi sedikit nakal.Ia sering mengejar
ayam dan memukulnya dengan sapu. Suatu hari ketika Malin sedang mengejar
ayam, ia tersandung batu dan lengan kanannya luka terkena batu. Luka tersebut
menjadi berbekas dilengannya dan tidak bisa hilang. Karena merasa kasihan
dengan ibunya yang banting tulang mencari nafkah untuk membesarkan dirinya.
Malin memutuskan untuk pergi merantau agar dapat menjadi kaya raya setelah
kembali ke kampung halaman kelak.

Malin

: Bu, aku ingin merantau.

Ibu

: Mengapa kamu ingin merantau nak. Temani ibu saja disini.Biarkanlah.


Ayah saja yang merantau ke negeri seberang.

Awalnya Ibu Malin Kundang kurang setuju, mengingat suaminya juga tidak pernah
kembali setelah pergi merantau tetapi Malin tetap bersikeras.
Malin

: Aku juga ingin seperti ayah bu. Aku merasa kasihan sama ibu, yang
setiap hari harus membanting tulang untuk mencari nafkah. Aku ingin
mencari nafkah untuk kita bu.

Akhirnya sang Ibu rela melepas Malin pergi merantau.


Ibu

: Malin, baiklah ibu akan mengijinkan kamu untuk merantau jika kamu
mengehendaki itu. Jangan lupakan ibu mu ini ya Malin. Ibu akan selalu
menunggumu disini sampai kau datang kembali ke sini.

Malin

: Baik bu, aku akan kembali kesini lagi.(Sambil membopong barang)


Malin

pergi

merantau

dengan

menumpang

kapal

orang

saudagar.Selama berada di kapal, Malin Kundang banyak belajar tentang


ilmupelayaran pada anak buah kapal yang sudah berpengalaman.
Di tengah perjalanan, tiba-tiba kapal yang dinaiki Malin Kundang di
serang oleh bajak laut.
Bajak laut

: Hei kalian ?!! Serahkan semua harta kalian yang ada di kapal ini.

Malin

: Siapa kalian?! Mengapa kalian meminta harta kami.

Bajak laut

: Kami bajak laut. Serahkan harta kalian sekarang !!!

Para awak kapal pun tidak terima dengan perilaku para Bajak Laut.Akhirnya
mereka pun berperang melawan Bajak Laut.(Malin Kundang langsung mengumpat
di sebuah ruang kecil yang tertutup oleh kayu).
Tapi pada akhirnya, semua barang dagangan para pedagang yang berada
di kapal dirampas oleh bajak laut.Bahkan sebagian besar awak kapal dan orang
yang berada di kapal tersebut dibunuh oleh para bajak laut.Malin Kundang
beruntung, dia sempat bersembunyi di sebuah ruang kecil yang tertutup oleh kayu
sehingga tidak dibunuh oleh para bajak laut.

Malin Kundang terkatung-katung di tengah laut, hingga akhirnya kapal yang


ditumpanginya terdampar di sebuah pantai.Dengan tenaga yang tersisa, Malin
Kundang berjalan.
Malin

: (Sambil celingak celinguk) Sepertinya ada sebuah desa disana.


Mungkin aku bisa meminta pertolongan disana.
Malin Kundang pun menuju ke desa yang terdekat dari pantai itu.Desa

tempat Malin terdampar adalah desa yang sangat subur.


Dengan keuletan dan kegigihannya dalam bekerja, Malin lama kelamaan
berhasil menjadi seorang yang kaya raya.Ia memiliki banyak kapal dagang dengan
anak buah yang jumlahnya lebih dari 100 orang. Setelah menjadi kaya raya, Malin
Kundang mempersunting seorang gadis untuk menjadi istrinya.
Berita Malin Kundang yang telah menjadi kaya raya dan telah menikah
sampai juga kepada ibu Malin Kundang.
Ketika ibu sedang menyapu di teras
Tetangga

: Bu, bu, (memanggil sambil menemui Ibu Malin)

Ibu

: Iya bu, ada apa?

Tetangga

: Ibu sudah tahu belum, bahwa si Malin anak ibu sudah menikah.

Ibu

: (Tersenyum terkejut) Benarkah?! Syukurlah, akhirnya ia sudah


menemukan dambaan hatinya. Aku doakan agar dia bahagia
selalu dengan istrinya.
Ibu Malin Kundang merasa bersyukur dan sangat gembira anaknya telah

berhasil.Sejak saat itu, ibu Malin setiap hari pergi ke dermaga, menantikan
anaknya yang mungkin pulang ke kampung halamannya.Setelah beberapa lama
menikah, Malin dan istrinya melakukan pelayaran disertai anak buah kapal serta
pengawalnya yang banyak.
Ibu Malin yang melihat kedatangan kapal itu ke dermaga melihat ada dua
orang yang sedang berdiri di atas geladak kapal.Ia yakin kalau yang sedang berdiri
itu adalah anaknya, Malin Kundaang beserta istrinya.
Ibu

: Apakah itu Malin anakku? Apakah ia bersama istrinya?


(Memegang dada sambil memikirkan apa yang ia lihat)

Malin dan istrinya turun dari perahu denga para pengawal di belakangnnya.Ibu
Malin pun menuju ke arah kapal. Setelah cukup dekat

Ibu

: Malin... Apakah benar kau Malin, dari mana saja kamu malin.Ibu
kangen dengan mu, kamu sekarang sudah menjadi saudagar kaya
ya.

Tetapi melihat wanita tua yang berpakaian lusuh dan kotor memeluknya, Malin
Kundang menjadi marah meskipun ia mengetahui bahwa wanita
tua itu adalah ibunya, karena dia malu bila hal ini diketahui oleh
istrinya dan juga anak buahnya.
Malin

: Siapa kau ini? Aku bukan anak mu.Aku adalah orang yang kaya
raya, aku tidak mungkin memiliki Ibu seperti kamu. Aku jijik melihat
kamu! Ibu ku sudah lama meninggal!

Ibu

: (Berkaca-kaca) Malin...

Tetangga

: Malin !Kamu jangan sembarang berbicara, ini ibu mu.Ibu yang


selalu merawat mu.Mengapa kamu semudah itu tidak memngingat
ibu mu sendiri?! (Geram)

Malin

: Aku sudah bilang tadi, kalau Ibu ku sudah meninggal sejak lama.
Jadi dia jangan mengaku sebagai ibu ku.

Istri Malin

: Akang, apakah benar wanita tua itu adalah ibu mu?

Malin

: Bukan istri ku, dia bukan ibu ku. Kamu percayalah sama aku.
Masa aku berbohong sama kamu.

Istri Malin

: Tapi, kenapa ya aku merasa yakin kalau ibu itu memang ibu kamu
kang.

Malin

: Percayalah kepada ku istriku.

Istri nya mencoba untuk percaya kepada suaminya (Malin)


Tetangga

: Ibu, apa yang menjadi ciri-ciri anak ibu yang bisa membuktikan
bahwa dia adalah anak ibu?

Ibu

: (Dengan percaya diri) Malin mempunyai tanda lahir di lengan


sebelah kanan nya.

Tetangga

: Sekarang kamu tunjukkan lengan kanan mu? Jika benar kamu


mempunyai tanda lahir di lengan kanan mu, berarti kamu benar
anak ibu ini.Sekarang perlihatkan lengan kanan mu.

Malin

: Baiklah. (Ketika lengannya di lihat, benar bahwa ada tanda lahir di


lengan kirinya. Berarti benar ia adalah anak ibu itu)

Tetangga

: Jadi kalo begitu sudah jelas semua bahwa kamu adalah anak ibu
ini

Malin

: Tidak mungkin. Ini Pasti sebuah kemustahilan.Apakah kalian


mengggunaka sihir untuk membuat tanda ini di lengan ku.

Tetangga

: Kamu sudah tidak bisa mengelak lagi nak. Kamu adalah Malin
Anak kandung ibu ini.

Malin

: Aku tidak percaya. Ayo pengawal, kita berlayar lagi.Ayo istriku, kita
pergi dari sini.

Pengawal

: Baik tuan.(sambil menunduk sedikit)

Istri Malin

: Tunggu! (Membentak) Aku sekarang yakin bahwa kamu memang


benar anak ibu ini.Aku tidak suka mempunyai suami yang durhaka
kepada ibunya.

Malin

: Apa katamu? Baiklah, kalau kamu tidak ingin pergi dengan ku, aku
akan pergi berlayar sendiri. Ayo pengawal!

Pengawal

: Baik tuan. (sambil menunduk sedikit)

Mendapat perlakukan seperti itu dari anaknya, ibu Malin Kundang sangat
marah.Ia tidak menduga anaknya menjadi anak durhaka. Karena kemarahannya
yang memuncak, ibu Malin menyumpahkan anaknya
Ibu

: Baiklah, kalau kamu tidak mengakui aku ini sebagai ibu mu, aku
akan menyumpahi kamu menjadi batu.

Malin

: Terserah apa katamu!


Benar, ketika Malin berbalik badan untuk meninggal tempat itu, doa sang

Ibu di kabulkan dan akhirnya Malin menjadi batu. Semua orang langsung terkejut
melihat kejadian itu.

At one time, in a remote village there is a family of fishermen on the coast of West
Sumatra. Due to poor financial condition of the family, the father decided to make a living
in the country side to navigate the vast ocean.

MALIN KUNDANG
Dad

: Mom, Dad wants to migrate to other lands.

Mother

: (Mother shocked) Why do you want to go abroad?

Dad

: Because my father could not let our financial condition as it continues.

Mom

: But yeah ... (gelisa)

Dad

: Can not help it, the one - only the father could do was wander into the
country side to find the money that much.

Mom

: Well was well, if that is indeed the best for us all.

The father took his leave to the mother. (In front of the house)
Dad

: Mom, dad go wander yes. Take care of yourself and your child Malin well
- good. If I've got the money banayak, I will be back here again.

Mother

: (with advance resignation) Okay, well, I'll menuggumu here until you
return. Liver - liver yes, do not forget me and your children's.

Father set off by boat.


Malin's father never returned to his hometown so that her father had to replace Malin for a
living.
Malin including smart kid but a bit naughty. He often chasing chickens and hit him with a
broom. One day when Malin was chasing a chicken, he tripped over a stone and a stone hit
his right arm injuries. The wound became scar dilengannya and can not be lost. Feeling
sorry for her mother who worked hard to earn a living to raise her. Malin decided to go
wandering in order to become rich after returning home later.
Malin

: Mom, I want to go abroad.

Mom

: Why do you want to go abroad, son. Accompany the mother was here.
Let. Father who migrated to the country side.

Originally Mrs. Malin Kundang not agree, considering her husband never returned after
away from home but Malin insisted.

Malin

: I also want to be like father bu. I feel sorry for the mother, who every day
must toil to earn a living. I want to make a living for us bu.

Mother finally willing to remove Malin go wander.


Mom

: Malin, let the mother will allow you to wander if you mengehendaki it.
Do not forget your mother is yes Malin. Mom will always be waiting here
until you come back here.

Malin

: Well ma'am, I'll be back here again. (While carrying goods)

Malin go wander aboard the merchant. During their stay in the boat, Malin Kundang a lot to
learn about seamanship on the crew who are already experienced.
Along the way, suddenly climbed Malin Kundang ship attacked by pirates.
Pirates

: Hey you guys? !! Commit all your treasures in this ship.

Malin

: Who are you ?! Why do you ask our property.

Pirates

: We are pirates. Submit your treasure now !!!

The crew members were not received by the behavior of the pirates. Finally they were
fighting against the Pirates. (Malin Kundang directly cussed in a small space that is
enclosed by timber).
But in the end, all the merchandise traders who were on the ship seized by pirates. Even
most of the crew and the people who were on the ship were killed by the pirates. Malin
Kundang lucky, he was hiding in a small space that is enclosed by a timber that is not killed
by the pirates.
Malin Kundang adrift at sea, until finally board the ship stranded on a beach. With the
remaining power, Malin Kundang running.
Malin

: (While celingak celinguk) There seems to be a village there. Maybe I


could ask for help there.

Malin Kundang headed for the nearest village from the coast. Malin village where villagers
stranded is very fertile.
With tenacity and perseverance in work, Malin gradually managed to become a wealthy
man. It has a lot of merchant ships with men of more than 100 people. Having become rich,
Malin Kundang marry a girl to be his wife.
News Malin Kundang who have become wealthy, and have been married to the mother also
Malin Kundang.

When the mother was sweeping on the patio


Neighbors

: Bu, bu, (call he met Mrs. Malin)

Mother

: Yes ma'am, what is it?

Neighbor

: I already know yet, that the child's mother was married Malin.

Mother

: (Smiling surprised) Really ?! Thankfully, he finally has found his heart's


desires. I do'akan her to be happy always with his wife.

Mrs. Malin Kundang feel grateful and very happy his son had succeeded. Since then, the
mother Malin every day to go to the pier, waiting for her son who might return to his
hometown. After a long marriage, Malin and his wife set sail with the crew as well as the
many bodyguards.
Malin mother who saw the arrival of the ship to the dock saw two people standing on the
deck of the ship. He believes that it is his standing, Kundaang Malin and his wife.
Mom: Is that my Malin? Are he and his wife? (Holding the chest as he thought about what
he saw)
Malin and his wife got off the boat in belakangnnya premises guards. Mrs. Malin was
heading toward the ship. Once close enough
Mom

: Malin ... Is it true you Malin, from anywhere you master. Mom misses
you, you are now a wealthy merchant yes.

But look at the old woman who dressed shabby and dirty hugged, Malin Kundang become
angry even though he knew that the old woman was her mother, because she was
embarrassed when it is known by his wife and his children.
Malin

: Who are you? I'm not your child. I was a wealthy man, I might not have a
mother like you. I was disgusted to see you! My mother is long dead!

Mother

: (Teary) Malin ...

Neighbors

: Malin! You do any talking, your mom. Mothers who always take care of
you. Why do ye not that easy memngingat your own mother ?! (Furious)

Malin

: I told you, that my mother had died long ago. So he is not claiming to be
my mother.

Wife Malin

: Akang, is it true that the old woman was your mother?

Malin

: Not my wife, she's not my mother. You believe with me. Period I lie with
you.

Malin Wife

: But, why yes I feel sure that the mother is your mother kang.

Malin

: Believe to my wife.

His wife tried to believe in him (Malin)


Neighbors

: Mom, what are the characteristics of the child's mother who could prove
that he was the child's mother?

Mother

: (with confidence) Malin has a birthmark on the right side of his arm.

Neighbor

: Now you show your right arm? If you really have a birthmark on your
right arm, then you correct the child's mother. Now show your right arm.

Malin

: All right. (When the arm in view, it is true that there is a birthmark on her
left arm. It means true that he was the child's mother)

Neighbor

: So if that is clear of all that you are the child's mother

Malin

: Not possible. This is definitely an impossibility. Do you mengggunaka


magic to make this mark on my arm.

Neighbor

: You can not escape anymore, son. You are Malin Children's biological
mother.

Malin

: I do not believe it. Let's bodyguard, we sail again. Let my wife, we go


from here.

Guards

: Good lord. (Looking down a bit)

Wife Malin

: Wait! (Yelling) I am now convinced that you are indeed the child's
mother. I do not like to have a husband who rebel against his mother.

Malin

: What did you say? Well, if you do not want to go with me, I'll go sailing
alone. Come on guard!

Guards

: Good lord. (Looking down a bit)

Gets treated like that of his son, mother Malin Kundang very angry. He is not expected her
to be a rebellious child. Because of mounting anger, his mother Malin menyumpahkan
Mom

: Well, if you do not acknowledge me as your mother, I would sternly warn


you to stone.

Malin

: Whatever you say!

True, when Malin turned body to die there, the prayers of the Mother in grant and finally
Malin into stone. Everyone was immediately surprised at the incident.

Anda mungkin juga menyukai