DEFINISI
Abses Bartolini didefinisikan sebagai penghasilan pus yang membentuk
bengkak pada
satu dari kelenjar Bartolini yang terletak di samping labia pada alat kelamin
wanita.
Abses
Bartolini biasa terjadi sendiri karena infeksi pada kelenjar Bartolini
ataupun dari infeksi
sekunder yang berlaku pada kista Bartolini.
II. EPIDEMIOLOGI
Dua persen wanita mengalami abses Bartolini atau kista kelenjar pada
suatu saat
dalam kehidupannya.
2,3
Abses umumnya hampir terjadi tiga kali lebih banyak daripada kista.
Salah satu penelitian kasus kontrol menemukan bahwa wanita berkulit putih
dan hitam yang
lebih cenderung untuk mengalami abses bartolini atau kista bartolini
daripada wanita
hispanik, dan bahwa perempuan dengan paritas yang tinggi memiliki risiko
terendah. Involusi
bertahap dari kelenjar Bartolini dapat terjadi pada saat seorang wanita
mencapai usia 30
tahun. Hal ini mungkin menjelaskan lebih seringnya terjadi abses Bartolini
dan kista selama
usia reproduksi. Sekitar 1 dalam 50 wanita akan mengalami kista Bartolini
atau abses di
dalam hidup mereka. Jadi, hal ini adalah masalah yang perlu dicermati.
Kebanyakan kasus
terjadi pada wanita usia antara 20 sampai 30 tahun. Namun, tidak
menutup kemungkinan
dapat terjadi pada wanita yang lebih tua atau lebih muda.
3
III. ANATOMI DAN FISIOLOGI
Dikutip dari kepustakaan 3
Kelenjar bartolini merupakan salah satu organ genitalia eksterna, kelenjar
bartolini
atau glandula vestibularis major, berjumlah dua buah berbentuk bundar,dan
berada di sebelah
dorsal dari bulbus vestibuli. Saluran keluar dari kelenjar ini bermuara
pada celah yang
terdapat di antara labium minus pudendi dan tepi hymen.
3
Glandula ini homolog dengan
glandula bulbourethralis pada pria. Kelenjar ini tertekan pada waktu coitus
dan mengeluarkan
sekresinya untuk membasahia tau melicinkan permukaan vagina di bagian
caudal. Kelenjarbartolini diperdarahi oleh arteri bulbi vestibuli, dan
dipersarafi oleh nervus pudendus dan
nervus hemoroidal inferior. Kelenjar bartolini sebagian tersusun dari
jaringan erektil dari
bulbus, jaringan erektil dari bulbus menjadi sensitif selama rangsangan
seksual dan kelenjar
ini akan mensekresi sekret yang mukoid yang bertindak sebagai lubrikan.
Drainase pada
kelenjar ini oleh saluran dengan panjang kira-kira 2 cm yang terbuka ke arah
orificium vagina
sebelah lateral hymen, normalnya kelenjar bartolini tidak teraba pada
pemeriksaan palapasi.
Kelenjar Bartholini berfungsi mensekresikan cairan ke permukaan vagina.
Mukosa
kelenjar dilapisi oleh sel-sel epitel kubus. Cairan ini mengalir ke dalam duktus
sepanjang 2,5
cm dan dilapisi oleh sel-sel epitel transisional. Duktus ini bermuara diantara
labia minor dan
hymen dan dilapisi pada bagian ini terdiri atas epitel skuamosa. Oleh karena
itu, kelenjar ini
dapat berkembang menjadi karsinoma sel skuamosa atau
adenokarsinoma. Kelenjar ini
mengeluarkan lendir untuk memberikan pelumasan vagina. Kelenjar Bartolini
mengeluarkan
jumlah lendir yang relatif sedikit sekitar satu atau dua tetes cairan tepat
sebelum seorang
wanita orgasme. Tetesan cairan pernah dipercaya menjadi begitu penting
untuk pelumas
vagina, tetapi penelitian dari Masters dan Johnson menunjukkan bahwa
pelumas vagina
berasal dari bagian vagina lebih dalam. Cairan mungkin sedikit membasahi
permukaan labia
vagina, sehingga kontak dengan daerah sensitif menjadi lebih nyaman bagi
wanita.
3,6,7
IV. ETIOPATOGENESIS
Abses Bartolini biasa terjadi sendiri karena infeksi pada kelenjar
Bartolini ataupun dari
infeksi sekunder yang berlaku pada kista Bartolini. 2,
3
:
a) Infeksi langsung pada kelenjar Bartolini
3
4
c) Marsupialisasi: Digunakan juga untuk abses kelenjar bartholin karena
memberi hasil
yang sama efektifnya. Marsupialisasi adalah suatu tehnik membuat muara
saluran
kelenjar bartholin yang baru sebagai alternatif lain dari pemasangan word
kateter.
Komplikasi berupa dispareuni, hematoma, infeksi.
3,4
Proses epithelisasi pada tindakan bedah terjadi setelah 4-6 minggu, word
catheter akan
dilepas setelah 4-6 minggu, meskipun epithelisasi biasa terbentuk pada 3-4
minggu. Bedrest
selama 2-3 hari mempercepat penyembuhan. Meskipun dapat
menimbulkan terjadinya
selulitis, antibiotik tidak diperlukan. Antibiotik diberikan bila terjadi selulitis
(jarang).
Terapi antibiotik spektrum luas diberikan apabila kista atau abses kelenjar
bartholini
disertai dengan adanya selulitis.
1,4
Biopsi eksisional dilakukan untuk pengangkatan
adenokarsinoma pada wanita menopause atau perimenopause yang
irregular dan massa
kelenjar Bartholini yang nodular. Penatalaksanaan dari kista duktus bartholin
tergantung dari
gejala pada pasien. Kecuali kalau terjadi rupture spontan, abses jarang
sembuh dengan
sendirinya.
3
Pengobatan Medikamentosa
Antibiotik sebagai terapi empirik untuk pengobatan penyakit menular
seksual
biasanya digunakan untuk mengobati infeksi gonococcal dan chlamydia.
Idealnya, antibiotik harus segera diberikan sebelum dilakukan insisi dan
drainase. Beberapa antibiotik yang digunakan dalam pengobatan abses
bartholin:
1. Ceftriaxone
Sebuah monoterapi efektif untuk N gonorrhoeae. Ceftriaxone adalah
sefalosporin generasi ketiga dengan efisiensi broad spectrum terhadap
bakteri
gram-negatif, efficacy yang lebih rendah terhadap bakteri gram-positif,
dan
efficacy yang lebih tinggi terhadap bakteri resisten. Dengan mengikat
pada