Kelompok 4 Pik
Kelompok 4 Pik
Oleh :
Agung Christian Rompas
362016050
362016051
362016058
362016090
362016143
A. KASUS
1) JPU Jessica
Jaksa Penuntut Umum mengajukan pertanyaan yang berulang-ulang bahkan sampai
diperingatkan oleh hakim, jaksa memaksakan agar terdakwa mengakui apa yang
jaksa katakan. Pertanyaan-pertanyaan jaksa penuntut umum dalam sidang Jessica
Kumala Wongso yang didakwa membunuh rekannya I Wayan Mirna Salihin dengan
racun sianida disorot pengamat hukum dan dianggap "tak sesuai hukum acara pidana
serta kode etik".
2) Cangkok Ginjal
Cangkok Ginjal merupakan langkah medis yang dipakai untuk menangani kondisi
ginjal yang sudah tidak berfungsi dengan baik atau biasa disebut gagal ginjal.
Melalui metode ini, dokter akan melakukan pembedahan untuk mengganti ginjal
yang telah rusak dengan ginjal sehat dari pendonor.
3) Kloning
Kloning berasal dari bahasa Inggris cloning yang berarti suatu usaha untuk
menciptakan duplikat suatu organisme melalui proses aseksual atau dengan arti lain,
membuat fotokopi atau pengadaan dari suatu mahluk hidup dengan cara aseksual
4) Suntik Mati
Suatu tindakan menyuntikan racun berdosis tinggi pada seseorang untuk
menyebabkan kematian. Penggunaan utamanya adalah untuk eutanasia (untuk
memfasilitasi kematian sukarela pada pasien-pasien dengan kondisi terminal atau
sakit kronis), bunuh diri, dan hukuman mati.
B. ANALISIS
1) JPU Jessica
ETIKA
Kasus JPU Jessica melanggar etika karena merupakan perbuatan yang
Kasus JPU Jessica melanggar etiket karena dianggap tak sesuai dengan kode
etik yang ada yaitu perbuatan yang memaksa, tidak adil, tidak menunjukkan
2) Cangkok Ginjal
ETIKA
Cangkok Ginjal tidak melanggar etika karena merupakan perbuatan yang
benar yaitu sudah melakukan kewajibannya sebagai manusia untuk
AGAMA
Cangkok ginjal tidak melanggar agama karena merupakan perbuatan yang
3) Kloning
ETIKA
melanggar etiket.
AGAMA
Kloning melanggar agama karena Tuhan menciptakan setiap individuindividu dengan keunikan masing-masing. Dan juga melanggar hukum
dikarenakan manusia
dengan mencoba
4) Suntik Mati
ETIKA
Suntik mati melanggar etika karena di dalam Kode Etik Kedokteran yang
ditetapkan Mentri Kesehatan Nomor: 434/Men.Kes./SK/X/1983 disebutkan
pada pasal 10: Setiap dokter harus senantiasa mengingat akan kewajibannya
melindungi hidup makhluk insani. Kemudian di dalam penjelasan pasal 10
itu dengan tegas disebutkan bahwa naluri yang kuat pada setiap makhluk
yang bernyawa, termasuk manusia ialah mempertahankan hidupnya. Usaha
untuk itu merupakan tugas seorang dokter. Dokter harus berusaha
memelihara dan mempertahankan hidup makhluk insani, berarti bahwa baik
menurut agama dan undang-undang Negara, maupun menurut Etika
Kedokteran, seorang dokter tidak dibolehkan:
o Menggugurkan kandungan (abortus provocatus).
o Mengakhiri hidup seseorang penderita, yang menurut ilmu dan
pengalaman tidak mungkin akan sembuh lagi (euthanasia).
Jadi sangat tegas, para dokter di Indonesia dilarang melakukan suntik mati.
Di dalam kode etika itu tersirat suatu pengertian, bahwa seorang dokter harus
mengerahkan segala kepandaiannya dan kemampuannya untuk meringankan
penderitaan dan memelihara hidup manusia (pasien), tetapi tidak untuk
mengakhirinya.
ETIKET
Suntik mati melanggar etiket karena suntik mati sama dengan membunuh.
Sedangkan membunuh itu salah di mata semua orang dan menurut semua
Sejak
C. TABEL
JPU Jessica
Cangkok
Ginjal
ETIKA
ETIKET
AGAMA
HUKUM
MORAL
Kembali
ke setiap
individu
Tergantung
Kloning
Suntik Mati
tujuannya