Apu-apu atau kayu apu (Pistia stratiotes) merupakan tumbuhan air yang biasa dijumpai
mengapung di perairan tenang atau kolam yang dapat digunakan untuk menyerap logam - logam
dalam limbah industri. Penelitian ini menggunakan limbah rumah tangga dan kayu apu
digunakan sebagai media untuk mengurangi dampak pencemaran pada air. Berdasarkan hasil
analisis kualitas lingkungan maka dapat disimpulkan berdasarkan hasil analisis kualitatif
beberapa komponen resiko yang memiliki resiko tinggi yaitu pencemaran air permukaan, sungai
di Desa Tlatar Boyolali memiliki resiko kecil, dengan komponen yang paling berpengaruh adalah
limbah cair menurut analisis semi kuantitatif serta pengaruh limbah secara keseluruhan terhadap
manusia dan lingkungan sekitar pabrik tidak signifikan.
Kata kunci : kayu apu, limbah rumah tangga
1. PENDAHULUAN
2. Di dalam suatu sistem Daerah Aliran
Sungai,sungai yang berfungsi sebagai
wadah pengaliran air selalu berada di
posisi paling rendah dalam landskap
bumi, sehingga kondisi sungai tidak
dapat dipisahkan dari kondisi Daerah
Aliran Sungai (PP 38 Tahun 2011).
Kualitas air sungai dipengaruhi oleh
kualitas pasokan air yang berasal dari
daerah
3.
tangkapan
sedangkan
kualitas
pasokan air dari daerah tangkapan berkaitan
dengan aktivitas manusia yang ada di
dalamnya (Wiwoho, 2005). Perubahan
kondisi kualitas air pada aliran sungai
merupakan dampak dari buangan dari
penggunaan lahan yang ada (Tafangenyasha
dan Dzinomwa, 2005) Perubahan pola
pemanfaatan lahan menjadi
4.
lahan
pertanian,
tegalan
dan
permukiman serta meningkatnya aktivitas
industri akan memberikan dampak terhadap
kondisi hidrologis dalam suatu Daerah
Aliran Sungai.
5.
6. Selain itu, berbagai aktivitas manusia
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
yang berasal dari kegiatan industri,
rumah tangga, dan pertanian akan
menghasilkan limbah yang memberi
sumbangan pada penurunan kualitas
air sungai (Suriawiria, 2003). Lebih
lanjut
dinyatakan
harus
ada
transformasi kerangka kontekstual
dalam pengelolaan industri, yakni
keyakinan bahwa: operasi industri
secara keseluruhan harus menjamin
system lingkungan alam berfungsi
sebagaimana mestinya dalam batasan
ekosistem lokal hingga biosfer.
Efisiensi bahan dan energi dalam
29.
Pemanfaatan limbah padat yang
berbahan baku plastik diolah kembali
menjadi barang yang guna pakai seperti tas,
pernak-pernik dan lain-lain.
30.
31.
Dari uraian rona lingkungan yang
dijelaskan dan penjelasan tentang proses
pengelolaan limbah sebagaimana disebutkan
di atas, dapat diidentifikasi dan diperkirakan
resiko limbah rumah tangga dan pariwisata
terhadap komponen lingkungan seperti pada
Tabel 1.
32. Tabel 1. Identifikasi Resiko
33. Komponen
34. Pengaruh
Lingkungan
Limbah
35. Tata guna lahan
36. Ada
(tanah)
37. Kualitas udara
38. Ada
39. Kebisingan
40. Ada
41. Kualitas air
42. Ada
43. Flora air
44. Ada
45. Fauna air
46. Ada
47. Struktur
48. Ada
kependudukan
49. Pendidikan
50. Tidak ada
51. Agama
52. Tidak ada
53. Tingkat
54. Ada
kesehatan
masyarakat
55. Tingkat
56. Ada
pendapatan
57. Estetika
58. Ada
lingkungan
59. Sikap, budaya,
60. Tidak ada
dan perilaku
61.
masyarakat
62.
63. Prakiraan resiko terhadap tata guna
lahan yaitu berasal dari buangan
limbah yang dapat memcemari air
sungai dan air tanah. Akibat dari
pencemaran mengakibatkan sungai
84.
85. Tabel 2. Matriks Tingkat Resiko
86.
87.
88. Tabel 3 menunjukkan matrik nilai
sensitivitas dan Tabel 4 menunjukkan
nilai resiko yang mungkin dapat
terjadi.
89. Tabel 3. Nilai Matriks Sensitivitas
90.
91.
92. Tabel 4. Nilai Resiko
93.
97.
98. Menurut kriteria aspek lingkungan
tidak signifikan bila hasil evaluasi
menunjukkan nilai 1 196.000,