Anda di halaman 1dari 37

ASUHAN KEPERAWATAN DALAM

PERAWATAN PALIATIF
RUGAIYAH ADAM, SST,SPd, MPsi

PENDAHULUAN
Asuhan Keperawatan : Suatu
proses / rangkaian kegiatan pd
praktek kep. yg langsung
diberikan kpd klien pd berbagai
tatanan pelay. kes, dlm upaya
pemenuhan KDM (Kebutuhan
Dasar Manusia)

Perawatan paliatif merup.


pendekatan yang bertujuan
memperbaiki kualitas hidup
px & klg yg mhadapi mslh yg
berhub. dg peny. yg dpt
mengancam jiwa,
penanganan nyeri &
masalah2 lain, fisik,
psikososial & spiritual.

Dampak dari peny. Kronis (Kanker, HIV AIDS, peny.


degeneratif, peny. paru obstruktif kronis, stroke,
gagal jatung/heart failure)
Pasien mengalami masalah pd aspek bio-psikososio-spiritual
Banyak diantara mereka sgt menderita krn tdk
mendpt tx simptomatik yg efektif
Ketidak berdayaan menjalani akhir kehidupan

Perlunya Perawatan Paliatif

TUJUAN PERAWATAN PALIATIF


Mencegah & mengurangi penderitaan serta
memberikan bantuan utk memperoleh kualitas
hidup yg terbaik bg px & keluarga.

PENERAPAN KEPERAWATAN
PALIATIF

1. Masalah nyeri
2. Gangguan Integritas Kulit (luka
kanker)
3. Kelelahan pikiran (emotional
distress)

Nyeri
adalah apa yg dikatakan menyakitkan oleh px
baik perasaannya / fisiknya yaitu sgl sesuatu yg
digambarkan / dilukiskan oleh px ttg apa yg
dirasakannya.
Riwayat nyeri : lokasi, intensitas, kualitas, pola,
faktor pencetus, pengaruhnya thd
aktivitas(ADL), pengalaman nyeri sebelumnya,
sumber koping
Penyebab nyeri : Fisik, psikologis, spiritual,
kultural, sosial

Pengkajian Nyeri
lokasi nyeri
Nyeri Nosiseptif Somatik (tulang dan bukan
tulang yaitu kulit, soft tissue, fasia tendon, otot)
Nyeri Nosiseptif viseral : nyeri terasa sakit yang
dalam berdenyut, tajam, rasa tertarik, rasa
terjepit , rasa diremas, bila terjadi obstruksi organ
berongga dapat dirasakan perih sekali,Dapat juga
disertai tanda-tanda keterlibatan saraf autonom
seperti mual-mual, berkeringat, takhikardi

Nyeri neuropatik :
Nyeri spontan (tanpa rangsangan), stimulus
independent, nyeri bersifat kontinyu maupun
paroksismal. Karakter nyeri: rasa terbakar,
sengatan listrik, di tikam/ ditusuk, matirasa /
kebas/ kaku, menggelenyar / geli / gatal /
kesemutan
Nyeri timbul dengan rangsangan (stimulus
dependent

Lamanya nyeri (frekuensi dan durasinya)


Transient pain (sementara), berlangsung hit. mnt
Nyeri akut berlangsung < satu bulan
Nyeri kronis berlangsung > satu bulan
Breakthrough pain yaitu nyeri yang terjadi / timbul
pada saat pasien sedang dalam jangka waktu
pemberian obat analgesic (diantara dua jadwal
pemberian obat).

Derajad nyeri (intensitas) & progresivitasnya


numerical rating scale dg Wong-Baker face scale

Penilaian nyeri berdasarkan WHO Three Step


Analgesic Ladder di kelomp. mjadi :
Ringan (VAS 1- 3) : Tdk mengganggu kegiatan
sehari2 & px dpt tidur
Sedang (VAS 4 6) : Mengganggu kegiatan
sehari2 tapi px dpt tidur
Berat (VAS 7 10) : Mengganggu kegiatan
sehari2 & px tdk dpt tidur
Penilaian derajat nyeri berdasarkan data
pengalaman nyeri px selama satu minggu,
disimpulkan nyeri paling berat, nyeri paling ringan &
rata2 nyeri yg diderita

Penanganan Nyeri
Non Pharmacologi :

Stimulasi cutaneus berupa masase,


kompres hangat dingin, Acupressure
Immobilisasi
Distraksi dan relaksasi

Pharmacologi : Pemberian analgetik &


penanganan efek samping yg berhub.
dg obat2 nyeri
(Pemilihan obat sesuai jenis & derajat
nyeri menggunakan prinsip sesuai the
WHO three step analgesic ladder )

Ajarkan cara pemberian obat anti


nyeri pd px & klgnya

Poliklinik Paliatif dan Bebas Nyeri RSUD. Dr Soetomo Surabaya


JADWAL PEMBERIAN OBAT

Obat harus diminum sesuai jadwal dan tepat waktu

Jam pemberian
TG
L

Nama
obat

Jml
Obat R/

Aturan
Minum

Jam 8
pagi

Jam 12
siang

Jam 4
sore

Jam 8
malam

Jam 12
malam

Jam 4
pagi

Jml Obat yg
diterima

VAS

Kontrol tgl

KET

Jadwal pemberian obat nyeri di antara 2 waktu jadwal minum obat


Jam minum obat ( di tulis saat minum obat nyeri ) di antara 2
jadwal waktu minum obat
TGL

Nama obat

Jml
Jml
Obat yg
obat
di
sisa
terima

Jml
Obat
R/
Jam
8 - 12
pagi

Jam
12- 4
siang

Jam
4-8
sore

Jam
8-12
malam

Jam 12-4
malam

Jam
4-8
pagi

Kontrol
tgl

1. Poliklinik Paliatif & Bebas Nyeri : 031-5501485, 031-5501429 (Jam Kerja)


2. ................................................... : ................................................................
3. ................................................... : ................................................................

KET

LUKA KANKER
Luka terbuka akibat pecahnya massa
kanker.
Luka kanker mudah basah, mudah
berdarah, berbau, jar. sangat rapuh &
sulit utk disembuhkan
Prinsip utama Memberikan balutan:
Mencegah perdarahan
Menjaga kelembapan luka /menyerap
cairan luka
Mampu menghilangkan bau
Memberikan rasa aman & nyaman

Pengkajian Luka :
Keadaan luka : red, yellow, black, perdarahan.

OLD WOUND CARE

MODERN WOUND CARE

Perawatan Luka Konvensional


1. Konvensional :

a. Tdk mengenal perawatan luka lembab.


b.Kasa lengket pd area luka.
c. Luka dlm kondisi kering.
d.Pertumb jar. lambat.
e. Infeksi lbh banyak.
f. Balutan luka hanya menggunakan kasa.
g. Luka terbuka/tertutup

2. Modern :
a.Perawatan luka lembab
b.Kasa tidak lengket pada area luka
c. Luka dalam kondisi lembab
d.Pertumbuhan jaringan lebih cepat
e.Infeksi sedikit
f. Balutan luka modern
g.Luka tertutup dengan balutan luka.

PERAWATAN LUKA KANKER

(3M) Mencuci, Membuang jaringan Necrotik, Memilih Topikal tepat

1. Cuci luka kanker dg cairan anti


miroba (PHMB : Poli HexaMethylene
Biguanide) / sabun cair utk luka
bilas dg cairan NaCl 0,9% hingga
bersih,
2. Membuang jar. Mati terangkat.
(tidak menggunting) autolysis
debridement
3. Kemudian luka dirawat sesuai dg
kondisinya dg menggunakan Topical
Therapy yang sesuai
4. Tutup luka, balut luka dg ketebalan
yg sesuai

Calcium Alginat
dressing primer dan masih
memerlukan balutan sekunder.
Membentuk gel di atas permukaan
luka
berfungsi menyerap cairan luka yg
berlebihan dan menstimulasi proses
pembekuan darah.

Foam/absorbant dressing
Balutan ini berfungsi untuk menyerap
cairan luka yang jumlahnya sangat banyak
Indikasi: eksudat sedang sampai berat.

Hydrocolloid
Fungsi :

Luka suasana lembap


Melindungi trauma
Menghindarkan risiko infeksi
Menyerap eksudat minimal
dressing primer / sekunder,
support autolysis untuk mengangkat jaringan nekrotik /
slough..

Indikasi: luka berwarna kemerahan dengan epitelisasi,


eksudat minimal

Vidio Nyeri pelepasan dengan


balutan kasa

Vidio Melepas dengan dresing


modern

PROSES PENYEMBUHAN LUKA


1. Fase inflamasi (peradangan) 1-4 hari dari
luka.
2. Fase rekontruksi/granulasi (pertumbuhan
jaringan) 5 21 hari dari luka.
3. Fase maturasi/epitelisasi (kesempurnaan
kulit) 22 1 atau 2 tahun

Kelelahan Pikiran (Ketegangan Otot)


Emosional Distres
Pengertian : Suatu cara untuk
merelaksasikan ketegangan sekelompok otot
Tujuan : Membantu pasien mengatasi
ketegangan emosi

Lakukan Relaksasi (20 menit)


1. Silakan px duduk & relaksasi sejenak (12 menit).
2. Pejamkan mata & tarik nafas yg dlm
keluarkan perlahan.
3. Sambil mengeluarkan nafas bayangkan
beban pikiran yg masih dirasakan keluar
bersama nafas.
4. Ulangi tarik nafas yg dlm & keluarkan
perlahan 5 - 10 X / berapapun sampai
merasa lebih fresh & segar

Lakukan Relaksasi (20 menit)


5. Jika masih memiliki waktu.
Gunakanlah u/ relaksasi lebih dlm,
teruskanlah rileksasi dg
membayangkan tempat yg nyaman
yg pernah kunjungi.
6. Nikmati suasana itu hadir kembali.
Dengarkan suara2 yg dengar disana
7. Rasakan santainya udara membuat
terasa nyaman & rileks. Sehingga
ketika nanti terbangun, akan
menjadi sangat rileks

KESIMPULAN
Perawatan paliatif dpt memenuhi keb.
perbaikan kualitas hidup pasien & klgnya yg
tdk hanya menekankan pd gejala fisik, tetapi
juga terhadap aspek2 emosional, psikososial
dan spiritual.
Memberikan sist. dukungan utk
mengusahakan px sedapat mungkin tetap aktif
sampai akhir kehidupannya.

Referensi
Campbell L Margaret , 2013, Nurse to Nurse :
Perawatan Paliatif (Palliative Care), Salemba Medika,
Jakarta
Pambayun Lestari Ellys, 2012, Communication
Quotient : Kecerdasan Komunikasi dalam Pendekatan
Emosional dan Spiritual, Rosda, Bandung
Maria Nadia, 2007,Modul Pendampingan Paliatif dari
sudut Pandang Psikologi, Garwita Institut, Jember
Jatim
Yosep Iyus,(2007), Keperawatan Jiwa, Refika Aditama,
Bandung
Ferrell, B.R. & Coyle, N. (Eds.) (2007). Textbook of
palliative nursing, 2nd ed. New York, NY: Oxford
University Press

Referensi
KEPMENKES RI NOMOR: 812/ MENKES/SK/VII/2007
Tentang Kebijakan Perawatan Palliative Menteri
Kesehatan Republik Indonesia
Ministri of Health, 2006,Guidelines on palliative care
for cancer and AIDS patients,medical Publising house,
HanoI
Woodruff Asperula Melbourne 4th edn 2004.
Standards for Providing Quality Palliative Care for all
Australians. Palliative Care Australia.Palliative
Medicine.
Arnold Dorothee,1998 , Spiritual Care and Palliative
Care: Opportunities and Challeges for Pastoral Care,
WWW. Who.int/cancer/Palliative/definition/en/
diambil pada tanggal 11 Januari 2010

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai