Anda di halaman 1dari 7

Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Vol.

1 Nomor 2 Tahun 2015

MODIFIKASI SISTEM PENDINGINAN (SIRIP DAN AIR) PADA SALURAN PELUMAS


SEPEDA MOTOR
Taufiq Hidayat, ST, M.Si
UNU Surakarta
E-mail: viqgradak@yahoo.co.id

ABSTRAK
Fungsi oli adalah sebagai pelumas pada komponen-komponen mesin agar tidak terjadi
gesekan, selain berfungsi sebagai pelumas oli juga berfungsi sebagai media pendingin kendaraan
bermotor meskipun prosentasenya cukup kecil. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan
fungsi oli sebagai pendinginan komponen mesin selain itu dampak dari suhu oli yang terjaga maka
umur pakai akan lebih lama. Manfaat dari peneliitian ini adalah sebuah informasi kepada para
pengguna pemakai sepeda motor dalam usaha meningkatkan efisiensi pemakaian bahan bakar.
Untuk melaksanakan penelitian ini dilakukan dengan tahapan penentuan variabel, persiapan bahan,
pembuatan media penelitian, setting alat pada sepeda motor, pengambilan data dan kesimpulan.
Pengambilan data dilakukan dengan dua jenis alat pendinginan, sepeda motor dipakai untuk jalan
lurus dan menanjak, kecepatan sepeda motor dengan 3 variasi. Hasil dari penelitian ini berupa
laporan penelitian dan artikel ilmiah. Kesimpula dari penelitian ini adalah sepeda motor
mempergunakan oil cooler bersirip, motor berjalan dengan kecepatan 30 km/j-50 km/j pada jalan
lurus berbelok tingkat penurunannya mencapai 38% sedangkan dengan oil cooler tanpa sirip
mencapai 20.93%. Pada jalan menanjak dengan kecepatan 30 km/j-50 km/j mempergunakan oil
cooler bersirip mencapai 30.77% dan tanpa sirip 11.54%.
Kata kunci: Oli, Sirip, Air, Efisiensi, Sepeda Motor
dari oli (sebagai pendingin) sekarang ini
dipasaran sudah disediakan komponen
pendingin bersirip, akan tetapi biasanya
komponen yang tersedia dipakai untuk motor
cc diatas 120. Untuk motor cc kecil harus
melakukan perubahan/pengkondisian.
Oli adalah bahan penting bagi kendaraan
bermotor., masyarakat umum beranggapan
bahwa fungsi utama oli hanyalah sebagai
pelumas mesin. Padahal oli memiliki fungsi
lain yang tak kalah penting, yakni antara lain
sebagai;
Pendingin,
Pelindung Karat,
Pembersih dan Penutup Celah pada Dinding
Mesin. Oli akan membuat gesekan antar
komponen di dalam mesin menjadi lebih
halus, sehingga mesin dapat bekerja
maksimal. Selain itu Oli juga bertindak
sebagai fluida yang memindahkan panas
ruang bakar yang mencapai 1000-1600 derajat
Celcius ke bagian lain mesin yang lebih
dingin. Dengan tingkat kekentalan yang
disesuaikan dengan kapasitas volume maupun
kebutuhan mesin. Maka semakin kental oli,
tingkat kebocoran akan semakin kecil, namun
disisi lain mengakibatkan beban kerja bagi

PENDAHULUAN
Tingkat
persaingan
produk-produk
sepeda motor jenis 4 tak sekarang ini
sangatlah kompetitip, baik dari sisi bentuk
bodi, penampilan sampai ke tingkat
penggunaan teknologi. Tingkat kemajuan
teknologi pada kendaraan keluaran baru
sangatlah penuh dibungkus dengan kemajuan
teknologi.
Salah satu hal yang terjadi pada era
kemajuan teknologi adalah perubahan sistem
pelumasan pada sistem mekanisme katub
yang tadinya memakai pola tekan yang
disalurkan secara knvensional yaitu melalui
perantara komponen yang lain, kondisi seperti
ini akan menyebabkan tingkat kerugian
penyaluran oli yang tinggi. Pada motor
keluaran baru kondisi seperti ini ditiadakan
dengan tambahan pompa oli dan disalurkan
secara khusus melalui saluran khusus oli yang
tanpa perantara hingga titik yang dikehendaki
yaitu mekanisme katub, dapat tercapai secara
maximal. Saluran ini terdapat didalam engine
dan terdapat nipel sambungan di bagian
sebelah busi. Untuk memaximalkan kinerja
34

Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Vol. 1 Nomor 2 Tahun 2015

pompa oli akan bertambah. Oleh sebab itu,


peruntukkan bagi mesin kendaraan Baru
(dan/atau relatif Baru berumur dibawah 3
tahun) direkomendasikan untuk menggunakan
oli dengan tingkat kekentalan minimum
SAE10W.
Seperti dijelaskan diatas bahwa selain
berfungsi sebagai pelumas oli juga berfungsi
sebagai pendingin ( 8% dari total heat
balance). Untuk mengoptimalkan funsi
pendinginan
maka
perlu
dilakukan
pengkondisian khusus pada saluran oli yang
akan menuju ke komponen-komponen. Salah
satu saluran oli yang berada di sepeda motor
adalah di dekat busi, ada yang saluran terbuka
(seperti shogun) tetapi adapula yang ada
didalam ditutup dengan plat aluminium
(seperti sepada motor honda). Saluran ini bisa
diputus untuk ditambahi dengan saluran
pendingin.
Perumusan dari penelitian ini adalah
seberapa
besar
efektifitas
dari
penambahan/modifikasi saluran oli terhadap
pemakaian bahan bakar bensin. Pengambilan
data
dari
penelitian
ini
dengan
memvariabelkan bentuk saluran pendinginan,
jalan dan kecepatan motor.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mencari langkah-langkah solusi penghematan
bahan bakar bensin. Sedangkan kontribusi
kepada masyarakat adalah informasi dan
rekomendasi tentang cara peningkatan
efisiensi pemakaian bahan bakar bensin.
Hipotesa dari penenlitian ini adalah
bahwa
dengan
peningkatan
fungsi
pendinginan yang lebih optimal maka
pemakaian bahan bakar akan turun.

Bambang Sugiarto, Setyo Bismo1 ,


Arinal, (2004), Penelitian ini membahas
tentang pengaruh campuran oksigenat dan
campuran aditif pasaran sebagai aditif pada
Premium pada motor Otto empat langkah
hubungannya dengan performa mesin dan
konsumsi bahan bakar. Hasil dapat
disimpulkan Penambahan aditif oksigenat A
0,25% maupun aditif pasaran P 0,1%
premium terbukti dapat meningkatkan daya
serta penghematan konsumsi bahan bakar.
Dimana hasil yang didapatkan untuk
penambahan aditif oksigenat A 0,25% lebih
baik dari aditif pasaran.
Giyanto dan Yulianto T.H.,2010,
melakukan penelitian tentang pemakaian sudu
pengarah (swirli) pada input output karburator
sepeda motor. Hasil dari penelitian ini dapat
disimpulkan terjadinya peningkatan efisiensi
pemakaian bahan bakar bensin 21%-25%
dengan penempatan sudu di depan, akan tetapi
terjadi pemborosan apabila dipakai dua sudu
yang diletakkan di input-output karburator
sebesar 15%.
Sutrisno, at.al. 2007. Melakukan
penelitian tentang penambahan sistem
pendinginan mula pada radiator dengan
saluran bersirip, dari hasil penelitian ini dapat
disimpulkan Hasil yang didapat adalah Jenis
sauran bersirip yang paling irit pemakaian
bahan bakarnya adalah saluran bersirip dari
bahan logam dengan jumlah sirip 5. Besaran
penurunan
pemakaian
bahan
bakar
dibandingkan dengan kondisi normal adalah
sebesar: 0.3033 Lt/Jam.
Sutrisno,
at.al,
2007.
melakukan
penelitian tentang penelitian perubahan sirip
standart pada saluran oli dirubah dalam
bentuk saluran sirip kotak pada sepeda motor,
hasil dari penelitian ini adalah Hasil penelitian
ini menunjukan adanya perubahan besaran
pemakaian bahan bakar bensin atau terjadi
penghematan bahan bakar berkisar 6 28
mililiter tiap 17.1 km, dengan pemakaian sirip
kotak/bulat dengan pengendara sendiri dan
berboncengan.

TINJAUAN PUSTAKA
Guna membedah tingkat kinerja mesin
diesel berbahan bakar etanol sebagai
pengganti solar pada penelitian ini, sebagai
dasar penulis beberapa literatur / jurnal yang
dijadikan pertimbangan acuan adalah:

METODE PENELITIAN
Tahapan Penelitian
MULAI
Pembuatan saluran pendingin

PERSIAPAN:
- MOU
Pembuatan alat pendingin
- Setting alat

Over houl saluran pelumasan


pada sepeda motor

35

Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Vol. 1 Nomor 2 Tahun 2015

Setting alat di sepeda motor

UJI KINERJA ALAT

Motor dihidupkan indikator


keberhasilan dilihat dari
sirkulasi oli

PROSES PENGAMBILAN
DATA

Siap pengambilan data

SELESAI

Gambar1 Flow Chart Metode Penelitian


Lokasi penelitian : Lab. Teknik Mesin
UNU Surakarta dan jalan raya. Waktu:
30 hari kerja efektif (Juli Agustus
2014)
Yang diamati/Sumber data adalah
populasi: sepeda motor, sampel:
konsumsi bensin, variabel oil cooler, sub
variabel jenis oil cooler, jenis jalan,
kecepatan motor.
Model yang digunakan/dikembangkan

Gambar 2. Oil cooler tanpa sirip dan


bersirip

Tahapan proses pengambilan data penelitian


ALAT PENDINGIN (2 MACAM)

SEPEDA MOTOR

JALAN LURUS

JLN. MENANJAK

VARIASI KECEPATAN

DATA TERAMBIL
36

Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Vol. 1 Nomor 2 Tahun 2015

Gambar 3. Flow chart tahapan pengambilan data


Teknik pengumpulan data: metode
penelitian (True Experiment), instrumen:
penelitian (oil cooler, alat takar),

Instumen pengambil data: media


(subyek) penelitian: Shogun 110 R, alat
ukur (buret), rorm isian pengambil data.

PEMBAHASAN
Data
yang
diambil
dengan
menenpuh jarak 3 km pada kondisi jalan
lurus datar berbelok dan menajak lurus.
Sepeda motor yang dipakai adalah
shogun 1998 sedangkan pendinginan oli
yang dipasang di saluran ke kepala
solinder (gambar 4) ada dua jenis yaitu
bersirip dan tanpa sirip. Bersirip
bertujuan untuk memperluas area
pendinginan sehingga targetnya adalah
pemakaian bahan bakar akan paling irit.
Hasil dari pengambilan data dilakukan
tiga hari pada waktu suhu udara luar
sama dan hasilnya seperti pada tabel 1.

Gambar 4. Saluran Oli Standart

Tabel 1. Nilai Rata Rata Jumlah Bahan Bakar Per 3 Km


No

Jenis jalan

Lurus berlik u

Menanjak
lurus

Rata-rata Q (ml/3km)
Qs
Qsr
Qtsr
166.67
103.33
153.33
143,33
96.67
113.33
123.33
83.33
106.67
133.33
110.00
126.67
86.67
60.00
76.67
96.67
73.33
88.00

V (Km/j)
V1 = 30
V2 = 40
V3 = 50
V1 = 30
V2 = 40
V3 = 50

Nb:
Pengambilan data Q dilakukan per 3 km dan per item 3x ambil data
Jalan yang dipilih adalah jenis jalan lurus berliku dan menanjak
Qs = Jumlah bahan bakar pada motor standart
Qsr = Jumlah bahan bakar pada motor ditambah pendingin bersirip
Qtsr = Jumlah bahan bakar pada motor ditambah pendingin tanpa
Sirip
Hasil tingkat penurunan pemakaian
bahan bakar bensin pada kondisi
standart dan perubahannya setelah
dimodifikasi dengan penambahan oil

cooler bersirip dengan yang tidak


bersirip, seperti tampak pada tabel 1 dan
gambar 5 dan gambar 6.

37

Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Vol. 1 Nomor 2 Tahun 2015

Q (ml/km

180
170
160
150
140
130
120
110
100
90
80
70

Qs

2
V (km/j)

Gambar 5 Hubungan kecepatan dan Konsumsi bahan bakar


lurus berbelok

pada jalan

140
130

Q (ml/km)

120
110
100
90
80

Qs

70

Qsr

60

Qtsr

50
1

2
V (km/j)

Gambar 6 Hubungan kecepatan dan Konsumsi bahan bakar


menanjak lurus
Prosentase
penurunan
terhadap
pemakaian bahan bakar bensin dengan
mempergunakan oil cooler bersirip dan
tanpa sirip dapat dilihat pada tabel 2

pada jalan

Tabel 2 Penurunan pemakaian bahan


Bakar bensin
Jenis
jalan

V
(Km/j)

V1 = 30
Lurus
V2 = 40
berbelok
V3 = 50
Mena V1 = 30
n-jak V2 = 40
lurus V3 = 50

%
Qs-Qsr
38,00
32,55
32,43
17,50
30,77
24,14

QsQtsr
8,00
20,93
13,51
5,00
11,54
8,97

Dari data tabel 2 dapat dilihat bahwa


pada jenis jalan lurus datar dan

38

Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Vol. 1 Nomor 2 Tahun 2015

menanjak lurus didapat hasil lebih irit


bahan bakarnya di posisi jalan
menanjak. Hal ini disebabkan oleh:
1. Jalan lurus datar terdapat
belokannya.
Dikarenakan
adanya
belokan
akan
menyebabkan
perubahan
kecepatan dan pergantian gigi
persneling sehingga terjadi
kebutuhan bahan bakar saat
akselerasi untuk mencapai
kecepatan yang diinginkan.
2. Jumlah
belokan
akan
mempengaruhi
jumlah
pemakaian bahan bakar.
Tabel 5 menunjukan antara
pemakaian oil cooler bersirip
dengan
tanpa
sirip
(lampiran:instrumen) didapat hasil
yaitu pada jalan lurus berbelok pada
kecepatan 30 km/jam-50 km/j
dengan oil cooler bersirip tingkat
penurunannya
mencapai
38%
sedangkan dengan oil cooler tanpa
sirip mencapai 20.93%. Pada jalan
menanjak dengan kecepatan 30
km/j-50 km/j mempergunakan oil
cooler bersirip mencapai 30.77%
dan tanpa sirip 11.54%.
Sirip yang ada pada oil cooler
akan
memberikan
dampak
perluasan area proses pendinginan
panas yang dibawa oleh air menuju
logam (dinding + sirip). Semakin
luas
sirip
akan
semakin
memperluas bidang pendinginan
sehingga perpindahan panas dari
konveksi

konduksi
konveksi
konduksi udara
(oli dinding pipa air dinding
box dan sirip udara. Luas area
sirip mempercepat perpindahan
panas dari air sehingga suhu air
cepat turun yang pada aknirnya
mempengaruhi suhu oli. Suhu oli
yang terjaga maka suhu kerja mesin
juga akan terjaga dari over heating
sehingga konsumsi bahan bakar
akan semakin irit.
Salah satu komponen syarat
terjadinya
pembakaran adalah
adanya suhu awal pembakaran.
Suhu ini yang berasal dari suhu

udara luar dan suhu mesin akibat


pembakaran sebelumnya.
Funsi oli mesin pada kendaraan
bermotor adalah sebagai pelumas
dan
menjaga
dari
keausan
permukaan logam selain itu fungsi
sekundernya adalah membantu
sistem pendinginan mesin. Jadi
apabila kemampuan oli dalam funsi
sekundernya dinaikkan maka ada
hubungan secara langsung terhadap
pemakaian bensin. Hasil dari
penelitian
yang
dilakukan
menunjukkan adanya hubungan
pemakaian oil cooler terhadap
tingkat
konsumsi
pemakaian
bensin.
KESIMPULAN
Hasil dari pelaksanaan penelitian
dengan judul Modifikasi Sistem
Pendinginan (Sirip Dan Air) Pada
Saluran Pelumas Guna Meningkatkan
Efisiensi Bahan Bakar Bensin adalah:
Kesimpulan
dari
pelaksanaan
penelitiannya terjadinya peningkatan
efisiensi tingkat pemakaian bahan bakar
bensin, baik dengan oil cooler sirip dan
non sirip. Dengan mempergunakan oil
cooler bersirip, motor berjalan dengan
kecepatan 30 km/j-50 km/j pada jalan
lurus berbelok tingkat penurunannya
mencapai 38% sedangkan dengan oil
cooler tanpa sirip mencapai 20.93%.
Pada jalan menanjak dengan kecepatan
30 km/j-50 km/j mempergunakan oil
cooler bersirip mencapai 30.77% dan
tanpa sirip 11.54%.
DAFTAR PUSTAKA
Bambang Sugiarto, Setyo Bismo dan
Arinal, 2007. Analisa Kinerja
Mesin Otto Berbahan Bakar
Premium Dengan Penambahan
Aditif Oksigenat dan Aditif
Pasaran. Seminar Nasional
Tahunan
Teknik
Mesin,
SNTTM-VI, 2007. Jurusan
Teknik Mesin, Universitas Syiah
Kuala 252
Giyanto dan Yulianto Teguh H., 2010.
Pengaruh Pemanfaatan Sudu
40

Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Vol. 1 Nomor 2 Tahun 2015

Pengarah PADA Input, Output


Saluran
Karburator
Hubungannya Dengan Tingkat
Pemakaian
Bahan
Bakar
Bensin.Dibiayai Oleh Kopertis
Wilayah
Vi
Kementrian
Pendidikan Nasional, Sesuai
Dengan
Surat
Perjanjian
Pelaksanaan Penelitian Dosen
Muda Dan Studi Kajian Wanita:
........./006.2/PP/SP/2010,
Tanggal 01 Maret 2010. LP3M
POLSA.
Sutrisno, Taufiq Hidayat dan Harjanto.
2007. Peningkatan
Efisiensi
Pemakaian
Bahan
Bakar
Dengan
Pemanfaatan
Pendinginan
Mula
Pada
Radiator
Dengan
Saluran
Bersirip Terpenggal. Dibiayai
oleh Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Propinsi Jawa
Tengah Tahun Anggaran 2007.
Lemlit UNU Surakarta.
Sutrisno,
Taufiq Hidayat.
2007.
Perubahan Bentuk Profil Saluran
Bersirip Hubungannya Dengan
Tingkat Efisiensi Pemakaian
Bahan Bakar Pada Sepeda
Motor. Dibiayai dari DIPA
Kopertis Wilayah VI Tahun
Anggaran
2007.
Nomor:
/006.2/PP3/ 2007. LP3M UNU
Surakarta

41

Anda mungkin juga menyukai