Anda di halaman 1dari 8

Percobaan II

Pengenalan Desain Dengan FPGA


Agadi Samridho (13115004)
Asisten : Gde KM Atmajaya (13112011)
Tanggal Percobaan : 08/11/2016
EL2102R Sistem Digital
Laboratorium Teknik Elektro
Institut Teknologi Sumatera
AbstrakFPGA (Field
Programmable
Gate
Array)
merupakan sebuah IC yang sering digunakan untuk
mengimplementasikan rangkaian digital. Pada praktikum kali
ini dilakukan bebrapa percobaan antara lain mendesain full
adder dengan pendekatan skematik dan bahasa VHDL,
mendesain 4-bit Ripple Carry Adder dengan VHDL, mendesain
4-bit adder dengan skematik, melakukan simulasi sederhana
denfan menggunakan Modelsim, membuat Testbench dan
melakukan proses tapping sinyal dari sebuah desain. Hasil yang
didapatkan dari percobaan kemudian dicocokan dengan hasil
perhitungan /truth tabel.

Field Programmable Gate Array (FPGA) merupakan sebuah


IC digital yang sering digunakan untuk
mengimplementasikan rangkaian digital. FPGA berbentuk
komponen elektronika dan semikonduktor yang terdiri dari
komponen gerbang terprogram (programmable logic) dan
sambungan terprogram (interkoneksi). Secara umum alur
perancangan rangkaian digital dengan menggunakan FPGA
dari ALTERA dapat digambarkan seperti flowchart pada
Gambar 1.2.

Kata KunciFPGA, VHDL, skematik

I.

PENDAHULUAN

PGA adalah gerbang-gerbang digital dimana


interkoneksi antar masing-masing gerbang tersebut
dapat dikonfigurasi antara satu sama lainnya, dan dapat
dirancang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan user atau
pemakai tanpa melalui tahap burn. Hardware yang digunakan
pada FPGA berupa bahasa pemrograman VHDL dan
Modelsim. VHDL (Very High Speed Integrated Hardware
Description Language) termasuk bahasa pemodelan yang
digunakan untuk merancang atau memodelkan rangkaian
digital. Pemakaian FPGA mempunyai banyak keuntungan
dibandingkan pemakaian IC TTL dan CMOS. Selain jumlah
gerbangnya yang jauh lebih banyak, kemudahan, kecepatan
dan flexibilitas proses rancang bangun merupakan kelebihan
FPGA serta konsumsi dayanya juga jauh lebih sedikit. Pada
praktikum kali ini, akan dilakukan beberapa percobaan
sehingga diharapkan praktikan dapat memahami tujuan yang
ingin dicapai, antara lain :
1. Mempelajari teknik perancangan rangkaian digital
dengan target FPGA.
2. Dapat melakukan perancangan rangkaian digital
dengan target FPGA baik menggunakan
pendekatan skematik maupun bahasa VHDL.

Gambar 2.1 Flowchart Umum Proses Percancangan

B. Full Adder

II. LANDASAN TEORETIS


A. FPGA (Field Programmable Logic Array)

Keunggulan FULL-ADDER bila dibandingakan dengan


HALF-ADDER adalah kemampuan-nya menampung dan
menjumlahkan bit CARRY-in (Cin) yang berasal dari
CARRY-out (Cout) dari tahapan sebelumnya. Oleh
karenanya fungsi FULL-ADDER itu sendiri adalah
menjumlahkan ketiga bit input yaitu bit A, bit B dan Cin

untuk manghasilkan dua bit output yaitu S dan Cout.


Dengan menginterpresentasikan fungsi dan melihat
format operasi rangkaian FULL ADDER, table kebenaran
dapat disusun untuk setiap kemungkinan kombinasi ketiga
bit input. Diasumsikan input berasal dari sumber logika
positif dan output berupa ACTIVE HIGH.
Langkah selanjutnya adalah membuat K-Map orde 2
dari table kebenaran tersebut. K-Map ini akan membantu
merumuskan fungsi logika dari S dan Cout.

Gambar 3.1 Gelombang Sinyal Full Adder dengan


Pendekatan Skematik
Tabel 3.1 Truth Table Rangkaian Full Adder
A
B
C
Aout Bout Cout Carr
y
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1

Su
m
1
1
0

Dari percobaan didapatkan bentuk sinyal seperti pada gambar


3.1. Hasil tersebut sesuai dengan truth table untuk rangakaian
rangkaian skematik full adder (tabel 3.1).

Tabel 2.1 Tabel kebenaran dan K-map dari FULL


ADDER

Gambar 2.2 Salah satu bentuk rangkaian Full Adder

III. HASIL DAN ANALISIS


A. Mendesain Full Adder dengan Skematik

Hasil implementasi pada FPGA yaitu seven segment yang


pertama untuk menampilkan Carry out dan Sum. Sedangkan
seven segment yang kedua untuk menampilkan keluaran A/A
out, B/B out, dan C/C out. Pada percobaan ini FPGA
menggunakan system Active Low, artinya seven segment akan
menyala saat diberi input logika 0 dan mati saat diberi input
logika 1.

Kaki-kaki telah terprogram seperti pada gambar diatas,


didapatkan hasil implementasi LED pada FPGA mengeluarkan
hasil yang benar sebagai berikut :

Gambar 3.2 Hasil Implementasi pada FPGA ketika Input


Bernilai 1 0 0

Dari percobaan didapatkan bentuk sinyal seperti pada Gambar


3.5. Hasil tersebut sesuai dengan truth table untuk rangakaian
rangkaian skematik full adder (Tabel 3.2).
Hasil implementasi pada FPGA yaitu hanya menggunakan
seven segment pertama untuk menampilkan Carry out dan
Sum. Pada percobaan ini FPGA menggunakan system Active
Low, artinya seven segment akan menyala saat diberi input
logika 0 dan mati saat diberi input logika 1.
Gambar 3.3 Hasil Implementasi pada FPGA ketika Input
Bernilai 0 1 0

Kaki-kaki telah terprogram seperti pada gambar diatas,


didapatkan hasil implementasi LED pada FPGA mengeluarkan
hasil yang benar sebagai berikut :
Gambar 3.4 Hasil Implementasi pada FPGA ketika Input
Bernilai 1 1 0
Ketika pin A, B, dan C masing-masing diberikan nilai logika
1, 0 dan 0 (pada switch FPGA), maka output yang dihasilkan
pada Aout, Bout, dan Cout masing-masing adalah 1, 0, 0 dan
output yang dihasilkan pada Carry dan Sum masing-masing
adalah 0 dan 1. Aout, Bout dan Cout berperan pada seven
segment kedua, sedangkan Carry dan Sum berperan pada
seven segment pertama. Karena sistem menggunakan active
low power, dimana LED akan menyala ketika nilai logika
adalah 0 dan LED akan mati ketika nilai logika adalah 1 maka
pada bagian seven segment pertama LED Sum akan mati dan
pada seven segment kedua LED Aout akan mati seperti terlihat
pada Gambar 3.2. Begitu pun dengan hasil-hasil implementasi
yang lainnya pada FPGA.

Gambar 3.6 Hasil Implementasi pada FPGA ketika Input


Bernilai 1 1 1

B. Mendesain Full Adder dengan Pendekatan


Bahasa VHDL
Gambar 3.7 Hasil Implementasi pada FPGA ketika Input
Bernilai 1 0 0

Gambar 3.5 Gelombang Sinyal Full Adder dengan


Pendekatan Bahasa VHDL
Tabel 3.2 Truth Table Rangkaian Full Adder
A
B
C
Carry
Sum
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
0
0
1

Gambar 3.8 Hasil Implementasi pada FPGA ketika Input


Bernilai 1 1 0

Ketika pin A, B, dan C masing-masing diberikan nilai logika


1, 1 dan 1 (pada switch FPGA), maka output yang dihasilkan
pada Carry dan Sum masing-masing adalah 1 dan 1. Karena
sistem menggunakan active low power, dimana LED akan
menyala ketika nilai logika adalah 0 dan LED akan mati
ketika nilai logika adalah 1 maka pada bagian seven segment
LED Carry akan mati dan LED Sum akan mati seperti terlihat
pada Gambar 3.6. Begitu pun dengan hasil-hasil implementasi
lainnya pada FPGA.
Gambar tampilan sinyal rangkaian full adder dengan
menggunakan pendekatan Bahasa VHDL sama dengan sinyal
rangkaian full adder dengan menggunakan pendekatan
skematik. Hal ini ditunjukkan dari kedua pendekatan tersebut
sesuai dengan truth table. Hal ini membuktikan kesamaan
sinyal gelombang yang didapatkan untuk rangkaian full adder
baik menggunakan pendekatan skematik maupun pendekatan
Bahasa VHDL. Sehingga kita dapat menggunakan pendekatan
skematik maupun Bahasa VHLD dalam implementasi dengan
FPGA.
C. Mendesain 4-Bit Ripple Carry Adder dengan
VHDL
4-Bit Ripple Carry adder yaitu menerima masukan A = 4 bit
dan B = 4 bit serta Cin = 1 bit lalu mengembalikan hasil
berupa Cout = 1 bit dan Sum = 4 bit. Percobaan ini dilakukan
dengan pendekatan Bahasa VHDL. Hasil gelombang sinyal
yang dihasilkan seperti gambar berikut :

Gambar 3.10 Pembuktikan Hasil gelombang sinyal 4-bit


Ripple Carry Adder dengan VHDL
A
B
Sum
Cout

0001
0000
0001
0

Terbukti bahwa gelombang sinyal hasil simulasi dengan


bahasa VHDL sesuai dengan perhitungan manual. Begitu pun
dengan yang lainnya.
D. Mendesain 4-Bit Adder dengan Skematik

Gambar 3.11 Hasil gelombang sinyal 4-bit Ripple Carry


Adder dengan skematik
Gambar 3.9 Hasil gelombang sinyal 4-bit Ripple Carry
Adder dengan VHDL
Gambar diatas menunjukan hasil 4 bit carry adder. Apabila
dihitung secara manual sebagai berikut :
Ambil salah satu titik/garis :

Dapat dilihat bahwa gelombang sinyal yang dihasilkan dengan


pendekatan skematik sama persis dengan gelombang yang
dihasilkan dengan pendekatan Bahasa VHDL. Hal ini
menujukan bahwa kita dapat menggunakan pendekatan
Bahasa VHDL maupun skematik dalam meranacang rangkaian
digital 4 bit Ripple Carry Adder dikarenakan kedua
pendekatan tersebut menampilkan hasil yang sama benarnya.

E. Simulasi Sederhana Menggunakan Modelsim

Gambar 3.12 Hasil simulasi sederhana meggunakan


Modelsim
A

C-in

C-out

Dapat dilihat pada gambar di garis merah, ketika A bernilai 1,


B bernilai 1, dan C bernilai 1, maka hasil Sum nya yaitu
berniali 1 dan Carry out bernilai 1. Hasil tersebut sesuai
dengan truth table. Begitu pun dengan yang lainnya. Oleh
karena itu, hal ini menunjukan bahwa untuk merancang suatu
rangkaian digital, kita juga dapat menggunakan software
Modelsim dengan hasil yang sama benarnya dengan
menggunakan Quartus.

IV. SIMPULAN
Kesimpulan yang didapatkan dari percobaan
modul II ini, yaitu

Hasil gelombang sinyal menunjukkan hasil yang sama dengan


percobaan 1 yang menggunakan Quartus. Hasil gelombang
sinyal pada percobaan ini didapatkan dengan mengatur clock
A, B, dan C dengan 50ps, 100ps dan 200ps. Kita dapat
menguji kebenaran dari gelombang sinyal tersebut dengan
mengambil 1 garis seperti berikut :

Dalam melakukan perancangan rangkaian


digital dapat menggunakan dua aplikasi
software, yaitu ALTERA Quartus II dan
Modelsim
Dalam melakukan perancangan rangkaian
digital dapat menggunakan dua pendekatan
yaitu pendekatan skematik dan pendekatan
bahasa VHDL.
Fungsi rangkaian Adder (Full Adder dan Ripple
Carry Adder) yaitu untuk menjumlahkan
bilangan biner dengan menggunakan fungsi
gerbang logika.
Keuntungan menggunakan Modelsim adalah
dapat melakukan proses testbench dan
tapping sinyal.
Keuntungan menggunakan ALTERA Quartus
adalah cara penggunaannya lebih mudah
apabila dibandingkan dengan menggunakan
Modelsim.
REFERENSI

Hutabarat, Mervin T. 2016. Praktikum Sistem


Digital. Penerbit ITB. Bandung.
Brown, Stephen and Vranesic, Zvonko. 2009.
Fundamentals of Digital Logic with VHDL Design.
McGraw-Hill. America.

Gambar 3.13 Pembuktikan Hasil Simulasi Sederhana


Menggunakan Modelsim

LAMPIRAN

Posisi Kaki yang Terhubung pada Seven Segment dan Switch Untuk DE1

Switch
Switch[0]
Switch[1]
Switch[2]
Switch[3]
Switch[4]
Switch[5]
Switch[6]
Switch[7]
Switch[8]
Switch[9]

Cyclone II Pin
PIN_L22
PIN_L21
PIN_M22
PIN_V12
PIN_W12
PIN_U12
PIN_U11
PIN_M2
PIN_M1
PIN_L2

Rangkaian Skematik Full Adder

Rangkaian Singkat Skematik Ripple Carry Adder


VCC

f ull_adder

f ull_adder

Cout

Cout

Cin

C(0)

FA0

Kode VHDL Untuk Desain Full Adder

Kode VHDL Untuk Desain 4-Bit Ripple Carry Adder

Cin
FA1

Skematik Rangkaian 4-Bit Adder

Anda mungkin juga menyukai