Anda di halaman 1dari 23

Proses Industri Kimia

Feasibility Study
Guci Keramik dari Tanah Lempung

Yorike Bonita
1213027
AKADEMI KIMIA ANALISIS CARAKA NUSANTARA
2013/2014
Cimanggis, Depok

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa , karena
atas

kehendak-Nya

lah

saya

selaku

penulis

bisa

menyelesaikan

makalah ini tepat pada waktunya .Adapun maksud dan tujuan penulis
membuat makalah ini , adalah untuk memenuhi salah satu tugas dari mata
kuliah Proses Industri Kimia, dan juga untuk menambah wawasan mengenai
karakteristik dari bahan keramik. Dalam pembuatan dan penyusunan
makalah ini tentu saja penulis mengakui bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan,, baik dari segi isi, teori dan sistematika penulisannya maka
dari itu belum luasnya wawasan kami, sangat terbantu bila pembaca
memberikan keritik dan saran yang bersifat membangun dan dapat
menyempurnakan makalah ini dari segi manapun.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua baik untuk hari ini dan untuk masa yang akan datang. Amin

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Keramik pada awalnya berasal dari
bahasa Yunani keramikos yang artinya suatu bentuk dari tanah liat
yang telah mengalami proses pembakaran.
Keramik adalah semua benda-benda yang terbuat dari tanah liat atau
lempung yang mengalami suatu proses pengerasan dengan pembakaran suhu
tinggi. Pengertian keramik yang lebih luas dan umum adalah Bahan yang
dibakar tinggi termasuk didalamnya semen, gips, metal dan lainnya.
Bahan keramik terdiri dari fasa yang merupakan senyawa unsur logam
dan bukan logam. Contohnya adalah Al 2O3, gelas anorganik, produk lempung
sampai bahan piezo elektrik yang rumit seperti Pb (Zr,Ti) O3.
Umumnya senyawa keramik lebih stabil dalam lingkungan termal dan
kimia dibandingkan dengan elemennya Al 2O3 adalah senyawa yang terdiri dari
elemen aluminium dan oksigen. Karena senyawa mempunyai koordinasi atom
yang lebih komplek dari masing-masing komponen, daya tahan terhadap slip
umumnya lebih baik, sehingga pada umunya keramik lebih keras dan selalu
kurang ulet dibandingkan dengan bahan logam atau polimer. Karakteristik
dielektrik, semikonduktif dan magnetik dari beberapa jenis keramik tertentu
sangat penting artinya untuk ilmuwan dan teknisi yang merancang atau
menggunakan alat peralatan untuk rangkaian elektronik.
Kurangnya beberapa elektron bebas keramik membuat sebagian besar
bahan keramik secara kelistrikan bukan merupakan konduktor dan juga menjadi
konduktor panas yang jelek. Di samping itu keramik mempunyai sifat rapuh,
keras, dan kaku. Keramik secara umum mempunyai kekuatan tekan lebih baik
dibanding kekuatan tariknya.

Sifat Keramik
A. Sifat Mekanik
Ikatan keramik dapat dibilang sangat kuat, dapat kita lihat dari kekakuan
ikatan dengan mengukur kemampuan keramik menahan tekanan dan
kelengkungan. Walaupun keramik memiliki ikatan yang kuat dan tahan pada
temperatur tinggi, material ini sangat rapuh dan mudah pecah bila dijatuhkan
atau ketika dipanaskan dan didinginkan seketika.
B. Sifat panas
a) Kapasitas panas
Kapasitas panas adalah energi yang diperlukan unutk meningkatkan
temperatur material, satuannya cal/molC. Kapasitas panas keramik
meningkat terhadap peningkatan temperatur.
b) Konduktivitas Termal
Laju aliran panas melalui material disebut dengan konduktivitas termal.
Satuannya adalah cal/sec.cm2C.cm. jumlah transfer panas dikontrol oleh
jumlah energi panas, sifat pembawa panas dalam bahan, dan jumlah
dissipation (hamburan panas)
c) Ekspensi Termal
Secara matematis, data ekspansi termal dirumuskan:
=

l
loT

C. Sifat Kimia
Keramik lebih resisten terhadap korosi dibanding plastik dan logam. Keramik
biasanya tidak bereaksi dengan sebagian besar cairan, gas, aklali dan asam.
Jenis-jenis keramik memiliki titik leleh yang tinggi dan beberapa diantaranya
masih dapat digunakan pada temperatur mendekati titik lelehnya. Keramik
juga stabil dalam waktu yang lama.
D. Sifat Fisika
Sebagian besar keramik adalah ikatan dari karbon, oksigen atau nitrogen
dengan material lain seperti logam ringan dan semilogam. Hal ini
menyebabkan keramik biasanya memiliki densitas yang kecil. Sebagian
keramik yang ringan mungkin dapat sekeras logam yang berat. Keramik yang
keras juga tahan terhadap gesekan. Senyawa keramik yang paling keras

adalah berlian, diikuti boron nitrida pada urutan kedua dalam bentuk kristal
kubusnya. Aluminum oksida dan silikon karbida biasa digunakan untuk
memotong, menggiling, menghaluskan dan menghaluskan material-material
keras lain.
E. Sifat Magnetik
Keramik yang mengandung besi oksida (Fe2O3) dapat memiliki gaya
magnetik mirip dengan magnet besi, nikel dan cobalt. Keramik berbasis besi
oksida ini biasa disebut ferrite. Keramik magnetis lainnya adalah oksida-oksida
nikel, senyawa mangan dan barium. Keramik ber-magnet biasanya digunakan
pada motor elektrik dan sirkuit listrik dan dapat dibuat dengan resistensi tinggi
terhadap demagnetisasi. Ketika elektron-elektron disejajarkan sedemikian
rupa, keramik dapat menghasilkan medan magnet yang sangat kuat dan sukar
demagnetisasi (menghilangkan medan magnet) dengan memecah barisan
elektron tersebut.
K2O.Al2SO3.6SiO2 + CO2 + 2H2O K2CO3 + Al2O3.2SiO2.2H2O + 4SiO2
Feldspar potas

kaolinit

silica

F. Sifat Elektrik
Beberapa jenis keramik dapat menghantarkan listrik. Contohnya Chromium
dioksida yang mampu menghantarkan listrik sama baiknya dengan sebagian
besar logam. Jenis keramik lain seperti silikon karbida, kurang dapat
menghantarkan listrik tapi masih dapat dikatakan sebagai semikonduktor.
Keramik seperti aluminum oksida bahkan tidak menghantarkan listrik sama
sekali. Beberapa keramik seperti porcelain dapat bertindak sebagai insulator
(alat untuk memisahkan elemen-elemen pada sirkuit listrik agar tetap pada
jalurnya masing-masing) pada temperatur rendah tapi dapat menghantarkan
listrik pada temperatur tinggi.

I.2. Konsep
Aspek aspek:

Aspek pemasaran : Menyalurkan kepada seluruh element masyarakat.

Aspek Produksi : Membuat keramik dengan nilai seni yang tinggi dan memiliki nilai
jual yang mahal.

Aspek social Ekonomi: Menciptakan lapangan kerja baru , meningkatkan taraf


ekonomi para pengepul lempung.

I.3. Rencana Pelaksanaan

Membuat keramik dari tanah liat yang mempunyai nilai seni dan nilai jual yang tinggi.

Bahan yang digunakan pada proses pembuatan keramik:


-

Lempung (clay mineral)


Clay

mempunyai

kandungan

silika

alumina

terhidrasi

(Al2O3.2SiO2.2H2O),
fungsinya untuk mempermudah pembentukan keramik, mempunyai
sifat plastis (mudah dibentuk), mempunyai daya ikat pada bahan baku
non plastis.
-

Ballclay
Ballclay sejenis tanah liat yang bersifat plastis, mengandung kadar
silika dan alumina yang tinggi. Ballclay biasanya berwarna abu-abu tua
karena adanya karbon. Semakin banyak karbon yang terkandung
didalamnya, maka akan semakin bersifat plastis. Ballclay digunakan
hanya untuk membantu selama proses pembentukan, karena kuarsa
dan feldspar tidak bersifat plastis. Sifat sifat ballclay :
1. Memiliki ukuran pertikel yang halus
2. Sifat plastis yang tinggi
3. Memiliki kekuatan kering yang tinggi
4. Penyusutan pada saat pengeringan dan pembakaran tinggi
5. Warna setelah pembakaran abu abu muda karena unsur besinya
lebih tinggi dibandingkan kaolin

Feldspar

Komposisi

dasar

feldspar

adalah

Potas

(K2O.Al2O3.SiO2),

soda

(NaO.Al2O3.6SiO2),. bahan ini merupakan kelompok mineral yang


berasal dari batuan karang. Pada saat keramik dibakar, feldspar
meleleh dan membentuk lelehan glass yang menyebabkan partikel
partikel clay bersatu, sehingga memberi kekuatan dan kekerasan pada
keramik. Bahan ini sangat berguna karna mengandung soda dan
potash serta tidak larut dalam air. feldspar merupakan bahan nonplastis, sehingga dapat mengurangi penyusutan pada waktu proses
pengeringan dan pembakaran.
-

Pasir (sand)
Mengandung silica (quarz), yang berfungsi sebagai pembentuk fasa
gelas, bahan pengisi, dapat juga membantu meningkatkan melting point.

Talc
Sebagai bahan pelebur (flux) menambah daya rekat glasir dan body
keramik, mencegah timbulnya keretakan pada glasir keramik. Membuat
permukaan glasir pada keramik menjadi lebih matt.

Kaolin
Sebagai bahan pengikat, meningkatkan daya tahan, kekerasan, dan
kilap. Pencerah warna tanah dan untuk mengontrol pembentukan gelas.

Bahan untuk pengglasiran


ZnO, BaCO3, ZrSiO4 merupakan beberapa bahan untuk proses
pengglasiran. Pengglasiran bertujuan untuk memperhalus permukaan
keramik, melindungi, memberikan dekorasi, dan memperindah dengan
variasi warna. Glasir dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti :
kuas, sikat, celup dan semprot.

Alat yang digunakan pada proses pembuatan keramik:


-

Crushing

Ayakan (filtering)

Mixer

Cetakan yang terbuat dari gypsum

Wadah bak untuk glazir

Tanur (furnace)

Tank penampung

Prosedur pembuatan keramik


Pengolahan Bahan:
-

Pengurangan ukuran butir


Pengurangan ukuran butir dapat dilakukan dengan crushing.

Penyaringan (filtering)
Penyaringan dimaksudkan untuk memisahkan material dengan ukuran
yang tidak seragam. Ukuran butir biasanya menggunakan ukuran
mesh. Ukuran yang lazim digunakan adalah 60 100 mesh.

Pencampuran dan Pengadukan (mixing)


Pencampuran
campuran

dan

bahan

pengadukan
yang

bertujuan

homogen/seragam.

untuk

mendapatkan

Pengadukan

dapat

dilakukan dengan cara manual maupun dengan mixer (agilator).


Pembentukan:
-

Pembentukan dengan teknik cetak


Dalam teknik ini, produk keramik tidak dibentuk secara langsung
dengan tangan, tetapi menggunakan bantuan cetakan/mold yang
dibuat dari gipsum. Teknik cetak dapat dilakukan dengan 2 cara: cetak
padat dan cetak tuang (slip). Teknik cetak tuang bahan yang digunakan
berupa badan tanah liat slip (lumpur atau bubur). Keunggulan dari
teknik cetak ini adalah benda yang diproduksi mempunyai bentuk dan
ukuran yang sama persis. Berbeda dengan teknik putar atau
pembentukan langsung.
Pengeringan:
Setelah benda keramik selesai dibentuk, maka tahap selanjutnya adalah
pengeringan. Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk menghilangkan air
plastis yang terikat pada badan keramik. Ketika badan keramik plastis
dikeringkan akan terjadi 3 proses penting:
1)

Air pada lapisan antarpartikel lempung

mendifusi

ke

permukaan,

menguap,

sampai

akhirnya partikel-partikel saling bersentuhan dan


penyusutan berhenti
2)
Air dalam pori hilang tanpa terjadi susut
3)
Air yang terserap pada permukaan partikel
hilang.

Tahap-tahap

ini

menerangkan

mengapa

harus

dilakukan

proses

pengeringan secara lambat untuk menghindari retak/cracking terlebih pada


tahap 1. Proses yang terlalu cepat akan mengakibatkan keretakkan
dikarenakan hilangnya air secara tiba-tiba tanpa diimbangi penataan
partikel tanah liat secara sempurna, yang mengakibatkan penyusutan
mendadak.
Untuk menghindari pengeringan yang terlalu cepat, pada tahap awal benda
keramik diangin-anginkan pada suhu kamar. Setelah tidak terjadi
penyusutan, pengeringan dengan sinar matahari langsung atau mesin
pengering dapat dilakukan.
a) pembakaran I:
Pembakaran merupakan inti dari pembuatan keramik dimana proses
ini mengubah massa yang rapuh menjadi massa yang padat, keras,
dan kuat. Pembakaran dilakukan dalam sebuah tungku (furnace) suhu
tinggi.

Ada

beberapa

parameter

yang

mempengaruhi

hasil

pembakaran: suhu sintering (matang), atmosfer tungku dan mineral


yang terlibat.
Pada proses pemanasan, partikel-partikel bubuk menyatu dan
memadat. Proses pemadatan ini menyebabkan objek keramik
menyusut hingga 20% dari ukuran aslinya. Tujuan dari proses
pemanasan ini adalah untuk memaksimalkan kekerasan keramik
dengan mendapatkan struktur internal yang tersusun rapih dan sangat
padat.
Pembakaran biskuit merupakan tahap yang sangat penting karena
melalui pembakaran ini suatu benda dapat disebut sebagai keramik.
Biskuit (bisque) merupakan suatu istilah untuk menyebut benda
keramik yang telah dibakar pada kisaran suhu 700 1000oC.
Pembakaran biskuit sudah cukup membuat suatu benda menjadi kuat,
keras, kedap air. Untuk benda-benda keramik berglasir, pembakaran
biskuit merupakan tahap awal agar benda yang akan diglasir cukup
kuat dan mampu menyerap glasir secara optimal.

Pengglasiran:

Pengglasiran merupakan tahap yang dilakukan sebelum dilakukan


pembakaran glasir. Benda keramik biskuit dilapisi glasir dengan cara
dicelup atau di-spray. Fungsi glasir pada produk keramik adalah untuk
menambah keindahan, supaya lebih kedap air, dan menambahkan
efek-efek tertentu sesuai keinginan.
b) Proses pembakaran II:
Pada

proses

pembakaran

tahap

kedua

ini,

dilakukan

untuk

mengeringkan lapisan glasir agar lapisan glasir merekat pada body


keramik. Proses ini dilakuka pada suhu 900C.

BAB II
ANALISIS

II.1. Neraca Bahan


Bahan utama
-

Tanah lempung 2000 kg

Kaolin 650 kg

Pasir silika 300 kg

500 buah guci keramik

Talc 325 kg

20 cm berdiameter 10 cm

Feldspar 250 kg

Air secukupnya
Bahan Glasir
- ZnO
- BaCO3
- ZrSiO4

II.2. Neraca Energi

Mixer (agilator) 1800 watt

Gas elpiji 12 kg 4 tabung/500 buah guci

Listrik @150 kwh

Bahan bakar 25 Liter

II.3. Neraca Biaya


Out flow
Biaya investasi
1

Luas tanah dan bangunan (milik sendiri)

Peralatan produksi:

Mixer @Rp 7.500.000 x 1

Rp 7.500.000,-

Crushing @Rp 24.000.000 x 1

Rp 24.000.000,-

Furnace (tanur) @Rp 42.000.000 x 1

Rp 42.000.000,-

Mesin pengayak @Rp 10.000.000 x 1

Rp 10.000.000,-

Bak untuk penggelasiran @Rp 750.000 x1

Rp 750.000,-

Total biaya investasi

Rp 84.250.000,-

Mesin dan peralatan mengalami penyusutan sebagai berikut:

furnace digunakan selama 1 tahun


1/12 bln xRp 42.000.000
crushing digunakan selama 1 tahun
1/12 bln x Rp 24.000.000
mixer digunakan selama 1 tahun
1/12 bln x Rp 7.500.000
mesin pengayak digunakan selama 1 tahun
1/12 bln x Rp10.000.000
bak untuk penggelasiran digunakan selama 1 tahun
1/12 bln x R 750.000
total penyusutan mesin dan peralatan

Rp

35.000.000,-

Rp

2.000.000,-

Rp

625.000,-

Rp

833.333,-

Rp
Rp

62.500,38.520.833,-

Bahan baku

Tanah lempung (2000kg)

Rp

2.400.000,-

Kaolin

Rp

3.750.000,-

Pasir Silika (300Kg)

Rp

840.000,-

Talc (325 kg)

Rp

100.000,-

Feldspar (250Kg)

Rp

125.000,-

Bahan gelasir
-

(650 kg)

ZnO Rp 24.000,- x 200 kg


BaCO3
Rp 2.800,- x 200 kg
ZrSiO4
Rp 28.000,- x 200 kg

Rp
Rp

4.800.000,Rp
560.000,5.600.000,Rp 18.175.000,-

Lain - lain

Cetakan gypsum

Pameran galeri
Website (pulsa/bulan)
Transportasi
Gaji pegawai 4 orang x 800.000
Biaya listrik perbulan @150 kwh x1.145,Bahan bakar solar (per produksi) 25 L x 5.500

Rp 12.500,- x 250

Total untuk lain lain

Rp

3.125.000,-

Rp

750.000,Rp
100.000,800.000,3.200.000,171.750,1.375.000,-

Rp
Rp
Rp
Rp

Rp

9.521.750,-

Total untuk mesin produksi

Rp

84.250.000,-

Total unutk bahan baku

Rp

18.175.000,-

Total untuk lain lain

Rp

9.521.750,-

Total pengeluaran awal produksi

Rp

111.946.750,-

Perhitungan biaya produksi selama satu tahun


1 Gaji karyawan 12x Rp 3.200.000,Penyusutan mesin dan peralatan selama satu
2
tahun
3 Biaya investasi 12 x Rp 84.250.000
Total biaya tetap selama satu tahun

1 Bahan baku pertahun 12 x Rp 15.825.000,-

Rp 38.400.000,Rp 38.520.833,Rp
1.011.000.000,Rp
1.087.920.833,Rp 189.900.000,-

2 Air 12 x Rp 100.000
Rp 1.200.000,3 Listrik 12 x Rp 171.750
Rp 2.061.000,4 Bahan bakar solar (per produksi) 12 x Rp Rp 16.500.000,1.375.000
5 Cetakan gypsum 12 x Rp 3.125.000,Rp 37.500.000,6 Biaya transportasi 12 x Rp 800.000,Rp 9.600.000,7 Website 12 x Rp 100.000
Rp 1.200.000,8 Biaya pameran galeri 12 x Rp 750.000
Rp 9.000.000,Total biaya tidak tetap selama satu tahun
Rp 266.961.000,Total biaya produksi = Rp 1.087.920.833 + Rp 266.961.000
= Rp 1.354.881.833,-

In Flow
Inflow (penerimaan) diperoleh dari modal awal dan pendapatan dari hasil
produksi pengolahan tanah lempung.
Pendapatan
Hasil produksi guci keramik 500 buah (per bulan), Kemungkinan guci
keramik rusak 5% = 450 buah/bulan

Guci keramik yang dihasilkan (per tahun) 450 x 12 = 5.400 buah/tahun


Harga jual satuan dengan ukuran tinggi 23 cm dan diameter 15 cm Rp 375.000
450 X Rp 375.000 = Rp 168.750.000,Jadi pendapatan dari guci keramik
Total penghasilan dalam satu bulan 1 x produksi

=Rp 168.750.000,-

Total penghasilan dalam satu tahun 12x produksi = Rp 2.025.000.000,-

Analisis Ekonomi
Harga Pokok Produksi
HPP

= total biaya selama 1 tahun jumlah produksi selama 1 tahun


= Rp 1.354.881.833 5.400
= Rp 250.904 ,-

Harga Jual
HJ= HPP + ( % keuntungan x HPP)
= 250.904 + (50 % x Rp 250.904)
=376356,0647
Laba bersih pertahun
Rp 1.620.000.000 - Rp 1.354.881.833

Analisis Uji Kelayakan


Break Event Point (BEP)
BEP

biaya variabel
= biaya tetap (1- hasil penjualan )
Rp 266.961.000
= Rp 1.087.920.833 (1- Rp 2.025 .000.000 )
= Rp 1.253.123.330,-

= Rp 799.040.167,-

Return Of Invesment (ROI)


ROI

= (hasil penjualan total biaya produksi) x %


= (Rp 2.025.000.000 Rp 1.354.881.833) x %
= 1,49 %

Analisis Pay Of Time (POT)


POT

= (modal tetap laba bersih) x tahun


= (Rp 84.250.000 1.069.040.167) x tahun
= 0.078

Analisa Swott
Dalam rangka penyusunan peta panduan pengembangan
klaster industry Keramik perlu dirumuskan strategi pengembangan
yang tepat sesuai dengan posisi strategis industri Keramik saat ini dan
kondisi idealnya dengan mengkaji faktor internal dan eksternal industri
Keramik. Hal ini untuk memetakan dengan baik strategi kebijakan dan
arah pengembangan yang akan dicapai serta tahapan-tahapan untuk
mencapai kondisi tersebut. Dalam rangka mengidentifikasi posisi
strategis industri Keramik dengan lebih akurat dilakukan analisa
SWOT. Indikator internal sistem digambarkan melalui kekuatan
(Strength) dan kelemahan (Weaknessess) sedangkan indikator
eksternal sistem digambarkan melalui peluang (Opportunity) dan
ancaman (Threats).
1.

Strength (Kekuatan)
Tersedianya Sumber Daya Alam.
- Bahan baku : clay, kaolim, pasir silika dan feldspar.
- Energi : bahan bakar gas, minyak dan batubara.
Kemampuan memproduksi keramik high quality.
Penguasaan desain.
Adanya dukungan Asosiasi dan Pemerintah Daerah.

2. (weakness) Kelemahan
Belum adanya fasilitasi penyiapan (pemurnian dan
pencampuran) bahan baku.

Bahan glazur dan pigmen yang mempunyai nilai tinggi masih


diimpor.

Pasokan gas bumi tidak stabil dan harga jual dalam US Dollar,
sedangkan penjualan dalam negeri menggunakan Rupiah.

Sumber daya manusia yang terlatih dan terdidik sedikit.

Jarak antara pusat industri keramik dan sumber bahan baku


cukup jauh dan jalur distribusi belum efisien.
3.3.Opportunity (Peluang )

Potensi pasar dalam negeri tetap terbuka, karena konsumsi


perkapita untuk guci keramik masih rendah .

Potensi pasar ke negara-negara tujuan ekspor seperti Amerika,


Uni Eropa, Timur Tengah, Afrika dan NEgara-negara ASEAN
cukup besar.

Dukungan pemerintah terhadap pengembangan industri.

3. Threat (Ancaman )
Maraknya impor dari China dengan harga murah.
Beberapa negara tertentu menjadi tujuan ekspor China dan Indonesia
Persaingan terhadap produk keramik di pasar global baik di bidang

kualitas maupun harga


Adanya tuntutan Negara tujuan ekspor yang makin tinggi terutama

masalah mutu dan desain.


Belum diberlakukannya SNI Wajib produk keramik

BAB III
TARGET
Target achievement:
Guci keramik ini di pasarkan secara online shop dan mengikuti pameranpameran gallery serta menjual pada masyarakat lingkungan sekitar. Target pasar
dalam penjualan ini adalah kalangan ekonomi keatas sebagai kebutuhan tersier.

BAB IV
KAJIAN LINGKUNGAN

IV.1. Sosial Kemasyarakatan


-

Menciptakan lapangan usaha baru dalam bidang industry kerajinan k eramik.

Dapat mengurangi angka pengangguran di daerah sekitar produksi.

Memperkenalkan karya seni keramik ke masyarakat luas.

Menambah perekonomian penduduk sekitar.

IV.2. Kelestarian Alam


Melimpahnya bahan baku lempung dari yang sudah tersedia oleh alam,
dapat membuat para pengrajin atau pengusaha menciptakan karya seni berupa
kerajinan keramik yang cantik, tanpa ada pencemaran. Karena bahan yang
digunakan merupakan bahan yang ramah lingkungan dan tidak mengakibatkan
pencemaran yang serius. Pada makalah ini kita membuat dan mendesain
keramik jenis guci.

BAB V
KESIMPULAN
Dari bahan baku Lempung yang merupakan sumber daya alam berlimpah
di bumi dapat menciptakan suatu karya seni yang menarik berupa kerajinan guci
keramik. Mempunyai nilai jual lebih tinggi dari pada gerabah karena pada proses
ini pembentukannya melakukan tahap glasir dan menggunakan suhu yang tinggi
sekitar 20000C sehingga hasil akhir lebih menarik karena lebih terlihat indah
akibat dari proses pengglasiran.

Lampiran Gambar

Proses Slip Casting

Contoh Cetakan

Proses pengisian bahan baku pada cetakan

Proses pelepasan cetakan


BAB V
DAFTAR PUSTAKA
http://e-journal.uajy.ac.id/1707/1/0EA16019.pdf
http://e-journal.uajy.ac.id/1707/2/1EA16019.pdf
http://www.anneahira.com/kerajinan-keramik.htm
http://danupratamasetiawan.blogspot.com/2009/07/keramik-plered.html

http://www.suaramerdeka.com/harian/0509/12/pan24.htm l

Hartomo. J. Anton. 1992. Mengenal Keramik Canggih Cerdas dan


Biokeramik. Yogyakarta. Andi Offset.
Austin. T. George. 1996. Industri Proses Kimia. Jakarta. Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai