Bismillahirahmanirahim
Alkhamdulillahi rabbil 'alamin, Wa bihi nasta'iinu 'alaa umuuriddunya
waddiin, wash shalatu was salamu 'alaa asyrafil anbiya i wal mursalin, wa
'ala aalihi wa ash-habihi ajma'in, amma ba'du
Mari kita bersyukur kehadirat Allah Swt, atas limpahan taufiq, hidayah dan
inayah-Nya, pada hari ini kita dapat berkumpul di sini
Baiklah saya disini akan membawakan dakwah mengenai halal bihalal dan
idul fitri
Berkaitan dengan Idul Fitri,
Apa sih Hari Idul Fitri itu dan mengapa kita merayakannya?
Hari Id berarti hari berkumpul atau hari bertemu. Ia berasal dari
bahasa Arab`da ya`du yang berarti kembali: jadi sesuatu di anggap
kembali jika ia memiliki asal lalu meninggalkan asal kemudian kembali ke
asal. Contohnya, seperti orang mudik.
`da ya`du juga bisa berarti berulang: jika sesuatu itu memiliki
awal terus berakhir dan diulangi lagi. Contohnya, seperti perputaran bulan
dalam setahun. Di mulai dari Januari berakhir pada Desember dan di mulai
lagi bulan Januari, maka diantara akhir Desember dan awal Januari yang
berikutnya disebut Id, karena akhir dan awalnya bertemu atau berkumpul
untuk mengulang perputarannya kembali. Atau dalam bulan hijrah,
dimulai dari Muharram berakhir pada Dzul Hijjah, maka diantara akhir
Dzul Hijjah dan awal Muharram terdapat pengulangan dan terjadi
pertemuan, hal semacam ini bisa disebut dengan kata Id. Begitu Juga
dalam perputaran hari yang berakhir dalam tujuh hari dan dimulai lagi
dengan hari yang sama.
Dengan makna semacam itu, praktek kembali ke kampung halaman
atau yang biasa diistilahkan dengan kata mudik lebaran yang dilakukan
oleh masyarakat kita yang merantau sejalan dengan makna kata Id
secara bahasa, yaitu kembali dan berkumpul.
Itu tadi arti kata Id, sekarang, apa arti kata Fitri. Dalam bahasa Arab
kata fitri bisa berarti sarapan, dan bisa berarti alami atau asli juga bisa
berarti ciptaan.
Jadi,
Idul
Fitri
bisa
berarti, kembali sarapan dan
juga
bisa
berarti kembali pada aslinya atau asalnya, yaitu kembali seperti saat
diciptakan (tidak memiliki noda dan dosa, karena noda dan dosanya telah
dihapus dengan amalan-amalan ibadah selama bulan ramadhan).
Kalau kita memilih makna yang pertama, yaitu: kembali sarapan maka hal
ini riil. Semua orang Islam yang berpuasa berhak merayakannya. Karena