Anda di halaman 1dari 45

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Indonesia memanglah negeri yang kaya akan segala hal. Bermacam-macam
budaya, ras, suku, dan juga agama menjadi satu dan saling berdampingan antara satu
dengan yang lainya. Tidak hanya itu, indonesia memiliki keanekaragaman keindahan
alam yang semakin mempercantik negeri ini. Selain keanekaragaman alam yang dimiliki
indonesia, indonesia

juga memiliki keanekaragaman agama. Diantara, agama islam,

hindu, budha, kristen, konghucu dan lain-lain.


Keberagaman agama dalam sebuah masyarakat akan menciptakan toleransi antar
para pemeluk agamanya. Toleransi merupaka sikap dan tindakan yang menghargai
oerbedaan agama suku, etnis, pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dari
dirinya ( hasan, 2010: 9 ).
Semua agama menghargai manusia maka dari itu semua umat beragama juga
wajib saling menghargai. Dengan demikian antar umat beragama yang berlainan akan
terbina kerukunan hidup, saling gotong royong dan saling membantu satu sama lain.
Selain itu kunci untuk keberhasilan mempertahankan persatuan bangsa indonesia yang
multikulturalisme adalah toleransi beragama.
Sebagai mahluk sosial, manusia selalau berhubungan dengan individu dan
kelompok lainnya. Dalam kehidupan sosial, manusia cenderung untuk berkelompok
dengan manusia lain yang memiliki kesamaan dengannya. Namun kadangkala setiap
masyarakat banyak muncul yang namanya perbedaan pendapat juga, dan hal itu
1

menimbulkan perpecahan di masyarakat itu sendiri. Dengan begitu dibutuhkan adanya


sikap netral atau toleransi untuk menjembatani permasalahan tersebut.
Toleransi berarti kemampuan manusia menanggug keadaan, hal, dan halangan
yang biasa dialaminya dalam hidup. Dengan kata lain, toleransi merupakan tindakan
seseorang untuk hidup bersama dengan kelompok yang berbeda dengan damai melalui
penerimaan dan oemahaman seseorang untuk bisa menerima dengan perbedaan yang
dimiliki orang lain.
Sikap toleran bukan hal yang mudah. Seseorang harus melawan kecenderungan
keinginan dan perasaanya. Toleransi juga bukan hal yang muncul secara alami, melainkan
sebuah hasil dari kebudayaan manusia, dengan begitu toleransi harus dipelajari dengan
benar-benar tanpa mementingkan ego.
Masalah toleransi tidak hanya dialami oleh orang dewasa, melainkan hal tersebut
dapat terjadi pula kepada anak kecil dan remaja. Toleransi menjadi topik yang menarik
untuk dibahas karena kepentingannya. Penerapan toleransi yang benar adalah kunci
perdamaian dan keharmonisan dalam lingkungan apa pun.
Toleransi menurut KBBI (Alwi, et al., 2002:1478) adalah sifat atau sikap toleran.
Sikap toleran yang dimaksud adalah sikap menenggang (menghargai, membiarkan,
membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakukan, dsb.)
yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri. Toleransi beragama dapat
diartikan sebagai sikap menenggang terhadap ajaran atau sistem yang mengatur tata
keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah
yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia dan lingkungannya.

Pada masyarakat yang multiagama, Harold Howard (Saefullah dalam Suryana,


2011: 133) mengatakan bahwa ada tiga prinsip umum dalam merespon keanekaragaman
agama: pertama, logika bersama, Yang Satu yang berwujud banyak. Kedua, agama
sebagai alat, karenanya wahyu dan doktrin dari agamaagama adalah jalan atau dalam
tradisi Islam disebut syariat untuk menuju Yang Satu. Ketiga, pengenaan kriteria yang
mengabsahkan, maksudnya mengenakan kriteria sendiri pada agama-agama lain.
Dalam pengertian yang luas toleransi lebih terarah pada pemberian tempat yang
luas bagi keberagaman dan perbedaan yang ada pada individu atau kelompok-kelompok
lain. Oleh sebab itu, perlu ditekankan bahwa tidak benar bilamana toleransi dimaknai
sebagai pengebirian hak-hak individu atau kelompok tertentu untuk disesuaikan dengan
kondisi atau keadaan orang atau kelompok lain, atau sebaliknya mengorbankan hak-hak
orang lain untuk dialihkan sesuai dengan keadaan atau kondisi kelompok tertentu.
Toleransi justru sangat menghargai dan menghormati perbedaan-perbedaan yang
ada pada masing-masing individu atau kelompok tersebut, namun di dalamnya diikat dan
disatukan dalam kerangka kebersamaan untuk kepentingan yang sama. Toleransi adalah
penghormatan, penerimaan dan penghargaan tentang keragaman yang kaya akan
kebudayaan dunia kita, bentuk ekspresi kita dan tata cara sebagai manusia. Hal itu
dipelihara oleh pengetahuan, keterbukaan, komunikasi, dan kebebasan pemikiran, kata
hati dan kepercayaan. Toleransi adalah harmoni dalam perbedaan (UNESCO APNIEVE,
dalam Endang, 2013: 92)
Dalam penelitian ini, penulis mencoba mengangkat masalah toleransi yang
dialami oleh masyarakat desa balonggarut kecamatan krembung kabupaten sidoarjo
berkaitan dengan peran masyarakatnya dalam meningkatkan toleransi antar pemeluk
agama di desa balonggarut ini.

Dengan gambaran realitas di atas dan berangkat dari adanya salah satu keunikan
dalam realitas yang cukup menarik, bahwa ada satu daerah di Sidoarjo yang bertepat di
desa Balong Garut Kecamatan Krembung yang masyarakatnya rukun dan harmonis
meskipun desa tersebut berada dalam komposisi masyarakat yang dari sisi agama
heterogen, yakni agama islam sebagai mayoritas dan hindu sebagai agama yang
minoritas. Akan tetapi dalam kehidupan sosialnya tetap berdampingan sejak lama tanpa
terjadi konflik sampai saat ini. Tidak hanya itu di daerah tersebut juga terdapat tempat
peribadatan seperti Masjid dan Pura yang letaknya tidak terlalu jauh. Posisi tersebut juga
tidak menjadi suatu hal yang mempengaruhi ataupun menjadi suatu pemicu terjadinya
konflik antar umat beragama dalam kehidupan masyarakat desa BalongGarut Krembung .
Dengan situasi sosial itulah menjadi salah satu ketertarikan penyusun untuk melakukan
penelitian tentang Peran masyarakat dalam menciptakan toleransi antar umat
beragama.
Desa Balonggarut adalah salah satu desa yang terdapat di kecamatan Krembung,
Kabupaten Sidoarjo. Desa Balonggarut sendiri masuk dalam kecamatan Krembung yang
memiliki luas sebesar 155 Ha dan kondisi wilayah geografis kelurahan dibatasi.
Penduduk desa Balonggarut terdiri dari 1.154 jiwa . Penganut agama Islam terdiri dari
1.132 Jiwa dan penganut agama Hindu terdiri dari 25 Jiwa. Sebagian wilayah
Balonggarut merupakan daerah pertanian.
Di Balunggarut ini ada beberapa home industri yang sedang berkembang seperti
pabrik tempe. Ketinggian tanah kelurahan ini adalah 7 km di atas permukaan laut.
Dengan Suhu rata-rata sebesar 25-30 derajat Celcius dan curah hujan rata-rata 1500-2000
mm/tahun. Jarak desa dengan kecamatan sekitar 2 km, jarak dari pusat pemerintahan kota
adalah 7 km dan jarak dengan ibukota propinsi sebesar 30-40 km.

Prasarana olahraga yang ada di desa Balonggarut antara lain lapangan sepak bola
yang berada di depan Balai Desa Balonggarut. Prasarana kesehatan yang ada di desa ini
antara lain , Posyandu dan rumah bersalin : sedang untuk sarana kesehatannya antara
lain , bidan 2 orang. Prasarana energi dan penerangan di desa Balonggarut yang ada
hanyalah listrik dari PLN.
Pendidikan Peduduk desa Balonggarut mayoritas lulusan SLTA, yakni sebesar 575
orang. Urutan kedua yakni 210 orang belum atau tidak tamat SD. Lulusan SMP yakni 195
orang kemudian untuk lulusan SD sebesar 117 orang dan untuk lulusan dari perguruan
tinggi sebanyak 50 orang yang terbagi dari lulusan DI/D2 : 9 orang, S1 : 39 orang dan
S2 : 3 orang.
Seperti halnya desa lain, adat istiadat dan kepercayaan yang turun menurun masih
dipelihara di desa Balonggarut. Desa tersebut mengandung kompleksitas yang saling
berkaitan satu sama lain diantara unsur-unsurnya, yang sebenarnya desa masih dianggap
sebagai standar dan pemelihara sistem kehidupan bermasyarakat dan kebudayaan asli
seperti tolong menolong, keguyuban, persaudaraan, gotong royong, kepribadian dalam
berpakaian, adat istiadat, kesenian kehidupan moral susila dan lain-lain yang mempunyai
ciri yang jelas. Keberadaan masjid dengan Pura yang tidak terlampau jauh tidak
mengurangi atau bahkan menghilangkan sifat-sifat luhur masyarakat pedesaan akan tetapi
malah membuat persatuan semakin kuat dan bisa saling menumbuhkan sikap toleransi
antar pihak.
Adapun praduga yang melatar belakangi kerukunan masyarakat Desa Balonggarut
tersebut, terjadi karena adanya faktor sosial budaya yang masih melekat dan berkembang
di daerah tersebut. Sosial budaya yang di maksud adalah sebuah norma-norma, nilai-nilai

etika daerah karena desa Balonggarut merupakan bagian terkecil dari daerah kepulauan
Jawa, maka yang di pahami tentang etika disini adalah etika Jawa.
Oleh karena itu etika jawa di asumsikan mempunyai suatu pengaruh yang
signifikan dalam membentuk pola hubungan sosial untuk menciptakan dan mewujudkan
suatu kondisi rukun dalam masyarakat Desa Balonggarut. Meskipun masyarakatnya
dalam hal keyakinan agama berbeda-beda. Keragaman beragama dalam segala segi
kehidupan merupakan realitas yang tidak mungkin untuk dihindari. Keragaman tersebut
menyimpan potensi yang dapat memperkaya warna hidup. Setiap pihak, baik individu
maupun komunitas dapat menunjukkan eksistensi dirinya dalam interaksi sosial yang
harmonis. Namun, dalam keragaman tersimpan juga potensi destruktif yang meresahkan
yang dapat menghilangkan kekayaan khazanah kehidupan yang sarat keragaman.
Toleransi terhadap keragaman mengandung pengertian bahwa setiap orang harus
mampu melihat perbedaan pada diri orang lain atau kelompok lain sebagai sesuatu yang
tidak perlu dipertentangkan. Sesuatu yang berbeda pada orang lain hendaknya dipandang
sebagai bagian yang dapat menjadi kontribusi bagi kekayaan budaya sehingga perbedaanperbedaan yang ada akan memiliki nilai manfaat apabila digali dan dipahami dengan
lebih arif.
diperlukan keteladanan para pemimpin agama (ulama, pastur, pendeta, dan lain
sebagainya) dan pemimpin organisasi keagamaan dalam kehidupan sosial masyarakat
baik dalam berbicara, bersikap, maupun berperilaku. Para pemimpin ini perlu
menunjukkan sikap dan tindakan yang bersahabat dengan individu maupun kelompok
yang menganut agama lain, atau agama yang sama tetapi berbeda faham.
Suasana sejuk yang jauh dari konflik perlu diusahakan oleh para pemimpin ini.
Bukan sebaliknya menjadi provokator dalam menghidupkan fanatisme buta pada agama
6

sehingga menganggap kelompok beragama lain sebagai musuhnya. Dan oleh sebab itu
dalam hal ini sangat dibutuhkan peran masyarakat untuk meningkatkan toleransi antar
umat beragama yang satu dengan yang lainnya.
Dalam toleransi terdapat butir-butir refleksi yaitu:
a. kedamaian adalah tujuan, toleransi adalah metodenya.
b. Toleransi adalah terbuka dan reseptif pada indahnya perbedaan.
c. Toleransi menghargai individu dan perbedaannya, mengahapus topeng dan
ketegangan yang di sebabkan oleh ketidak pedulian. Menyediakan kesempatan
untuk menemukan dan menghapus stigma yang disebabkan oleh kebangsaan,
d.
e.
f.
g.
h.

agama, dan apa yang diwariskan.


Toleransi adalah saling menghargai satu sama lain melalui pengertian.
Benih dari intoleransi aalah ketakutan dan ketidakpedulian.
Benih dari toleransi adalah cinta, disiram degan kasih dan pemeliharaan.
Jika tidak cinta tidak ada tolernasi.
Yang tahu menghargai kebaikan dalam diri orang lain dan situasi memiliki

toleransi.
i. Toleransi juga berarti kemampuan mengahdapi situasi sulit.
j. Toleransi terhadap ketidaknyamanan hidup dengan membiarkan berlalu,
ringan, membiarkan orang lain ringan.
k. Melalui pengertian dan keterbukaan

pikiran

orang

yang

toleran

memperlakukan orang lain secara berbeda, dan menunjukkan toleransinya.


Akhirnya hubungan yang berkembang. ( Tilman, 2004:94 )

B. RUMUSAN MASALAH
Dari penjabaran latar belakang di atas kami menemukan beberapa masalah antara
lain:

1. Bagaimana upaya meningkatkan toleransi antar umat beragama di desa


balonggarut ?
2. Apakah masyarakat berperan dalam meningkatkan toleransi antar umat beragama?
3. Bagaimana bentuk toleransi antar umat beragama di desa balonggarut ?
C. TUJUAN PENELITIAN
Berangkat dari rumusan masalah yang sudah tersaji, penelitian ini memiliki tujuan
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui upaya meningkatkan toleransi antar umat beragama di desa
balonggarut.
2. Untuk mengetahui peran masyarakat dalam meningkatkan toleransi antar umat
beragama.
3. Untuk mengetahui bentuk toleransi antar umat beragama di desa balonggarut.
D. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat dalam penelitian ini terbagi atas dua kategori, yaitu manfaat teoritis dan
manfaat praktis. Adapun uraian dari kedua manfaat tersebut antara lain :
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan dan
pengalaman khususnya dibidang Sosiologi.
b. Untuk dapat mengaplikasikan teori yang telah didapat di bangku perkuliahan
dan dapat digunakan sebagai referensi bagi semua pihak terutama bagi
mahasiswa Prodi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Sunan
Ampel Surabaya.
2. Manfaat praktis
a. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi kepada masyarakat
umum khususnya masyarakat desa Balong garut kecamatan krembung
kabupaten sidoarjo, mengenai peran masyarakat dalam meningkatkan toleransi
antar umat beragama.
b. Bagi peneliti, dapat memberikan kontribusi pengetahuan dan wawasan sehingga
dapat di lakukan penelitian lanjutan.
8

E. PENELITIAN TERDAHULU
Penelitian tentang upaya meningkatkan toleransi antar umat beragama didesa
Balonggarut sudah pernah diteliti oleh Mawardi dari Fakultas Ushuludin UIN Ar-Raniry,
Banda Aceh pada tahun 2015. Hasil penelitian yang ditunjukkan oleh Mawardi kerukunan
berasal dari bahasa Arab dari kata rukun jamaknya arkan berarti:Asas atau dasar.2
Kerukunan hidup umat beragama, mengandung arti hidup rukun walaupun antar maupun
intern umat beragama. Menurut Yustiani menjelaskan bahwa:
Pengertian kerukunan umat beragama adalah terciptanya suatu hubungan yang
harmonis dan dinamis serta rukun dan damai diantara sesama umat beragama
diIndonesia. 3 Adapun dalam konsep Islam, kerukunan diberi istilah tasamuh(toleransi)
yang berarti kerukunan sosial kemasyarakatan. Dalam tinjauan Mawardidan Marmiati
menyebutkan bahwa: Kerukunan adalah suatu bentuk akomodasi yang tidak
membutuhkan penyelesaian dari fihak lain karena kedua belah fihak saling menyadari dan
mengharapkan situasi yang kondusif dalam kehidupan bermasyarakat.
Adapun menurut Ali menyebutkan bahwa: Toleransi berasal dari bahasa latin
tolerare yang berarti menahan diri, bersikap sabar, membiarkan orang lain berpendapat
berbeda, berhati lapang dan tenggang rasa terhadap orang yang berlainan pandangan,
keyakinan, dan Agama5 Menurut Baidhawy , mendeskripsikan bahwa: Toleransi adalah
kesiapan dan kemampuan batin bersama orang lain yang berbeda secara hakiki meskipun
terdapat konflik dengan pemahaman anda tentang yang baik dan jalan hidup yang layak.
Toleransi di sini bukanlah dalam bidang akidah islamiah, karena akidah telah digariskan
secara tegas dalam Alquran dan Sunnah.
Selanjutnya Fachruddin menambahkan bahwa: Yang dilarang dalam toleransi
adalah mendukung keyakinan pemeluk agama lain dengan mengorbankan keimanan Islam
9

(akidah) seseorang. Adapun dalam bidang akidah, seorang muslim hendaknya meyakini
bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang benar sesuai dengan firman Allah Swt
dalam QS.3:19 dan 85, yang artinya sebagai berikut: Sesungguhnya agama yang diridhai
Allah hanyalah Islam ... Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekalikali tidaklah akan diterima agama itu dari padanya, dan dia di akhirat termasuk orangorang yang rugi.
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia selalu dihadapkan dengan fenomena
pluralitas. Pluralitas warna kulit (putih, kuning, hitam, sawo matang dan sebagainya).
Pluralitas etnik (Aceh, China, Arab, Jawa, Sunda, Banjar, dan sebagainya). Pluralitas
agama (Islam, Kristen-Katolik, Kristen Protestan, Hindu, Budha, Konghuchu, Tao, dan
sebagainya). Pluralitas bahasa (Arab, Inggris, Prancis, Jerman, Indonesia, dan sebagainya).
Adanya perbedaan seperti penulis paparkan di atas merupakan kehendak Allah Swt atau
sunnatullah dikarenakan jika Tuhan menghendaki manusia di muka bumi ini akan
memeluk satu agama dan beriman semuanya. Salah satu dari beberapa ayat Alquran secara
eksplisit menyatakan bahwa perbedaan merupakan sunnatullah yaitu QS.10:99, yang
artinya sebagai berikut: Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua
orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu hendak memaksa manusia
supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya?.
F. DEFINISI KONSEP
Pada dasarnya, konsep merupakan unsur pokok dari sebuah penelitian, dan
suatu konsep sebenarnya adalah definisi singkat dari sejumlah fakta atau data yang ada.
Oleh karena itu agar tidak terjadi kesalah pahaman, peneliti memberikan batasan istilah
atau definisi yang digunakan dalam penelitian ini. Dengan demikian, istilah atau definisi
yang dimaksud memiliki pengertian terbatas.

10

Penelitian yang berjudul Peran Masyarakat Dalam Meningkatkan Toleransi


Antar Umat Beragama di Desa Balonggarut Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo.
Maka untuk memperoleh suatu gambaran dalam memahami pembahasan ini, penulis akan
menegaskan mengenai definisi konsep. Adapun pengertian dan maksud judul penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Peran Masyarakat
Merupakan Ikut sertanya seluruh anggota masyarakat dalam memecahkan
permasalahan-permasalahan masyarakat tersebut. (Notoatmodjo,2007)
2. Toleransi
Merupakan Pemberian kebebasan kepada sesama manusia atau kepada sesama
warga masyarakat untuk menjalankan keyakinannya atau mengatur hidupnya dan
menentukan nasibnya masing-masing, selama dalam menjalankan dan menentukan
sikapnya itu tidak melanggar dan tidak bertentangan dengan syarat-syarat atas
terciptanya ketertiban dan perdamaian dalam masyarakat.1
3. Umat beragama
Merupakan negara yang memiliki beragam agama. Agama-agama yang ada di
Indonesia seperti Islam, kristen, Katolik, Hindhu, Buddha, Konghucu, dan
sebagainya. Keberagamaan tersebut tidak serta merta menjadi hambatan untuk
memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa.2

1 Umar Hasyim, Toleransi dan Kemerdekaan Beragama dalam Islam Sebagai Dasar menuju Dialoq
dan Kerukunan Antar Umat Beragama, (Surabaya: Bina Ilmu, 1979), 22.
2 http://www.siswamaster.com/2016/05/pengertian-dan-bentuk-kerukunan-umatberagama.html#ixzz4LzOxhJ6e
11

G. METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan suatu cara atau proses yang digunakan di dalam
melakukan penelitian. Sebagaimana metode penelitian dibutuhkan oleh peneliti untuk
tahapan didalam melakukan penelitian. Metode penelitian ini muncul karena terjadi
perubahan paradigma dalam memandang suatu realitas/fenomena/gejala. Dalam
paradigma ini realitas sosial dipandang sebagai sesuatu yang holistik/ utuh, kompleks,
dinamis, dan penuh makna3.
1. Jenis Penelitian
Untuk mengkaji lebih dalam mengenai peran masyarakat dalam meningkatkan
toleransi antar umat beragama , peneliti menggunakan pendekatan dan jenis
penelitian kualitatif

jenis deskriptif. Dimana

jenis penelitian ini menghasilkan

temuan-temuan data tanpa menggunakan prosedur statistik atau dengan cara lain dari
pengukuran (kuantifikasi). melainkan menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
Dalam pendekatan kualitatif, peneliti menekankan sifat realitas yang
terbangun secara sosial serta hubungan erat antara peneliti dan subyek yang diteliti
serta, penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah. Penelitian kualitatif
deskriptif ialah penelitian yang berusaha mendiskripsikan suatu gejala, peristiwa,
serta kejadian yang terjadi saat sekarang.
Penelitian deskriptif memusatkan perhatiannya pada aktual atau aksi
sebagaimana

adanya

saat

penelitian

berlangsung

serta

peneliti

berusaha

mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa

3 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif ( Bandung: Alfabeta, 2014 ), 1.


12

memberikan perlakuan khusus terhadap peristiwa tersebut.4 Sebab, dalam penelitian


tersebut permasalahan yang timbul bisa saja berubah (belum jelas), kompleks, dan
dinamis, serta penuh makna. Sehingga peneliti perlu adanya penelitian secara
menyeluruh dan mendalam (holistik).
Alasan penulis memilih jenis data kualitatif, karena dalam penelitian kualitatif
pemalsuan data dapat dihindari, hal ini disebabkan adanya tehnik menguji keabsahan
data pada data yang diragukan. Pada penelitian jenis kualitatif ini peneliti dapat
dengan mudah menggali data dengan cara menyatu atau berbaur dengan obyek
penelitian. Dan dapat secara langsung terjun ke lapangan guna menggali lebih dalam
lagi data yang dibutuhkan.
2.

Pendekatan Penelitian
Strauss dan corbin dalam buku basics of qualitative research menyebutkan

bahwa penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak


diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Contohnya dapat
berupa penelitian tentang kehidupan, riwayat, dan perilkaku seseorang. Disamping
itu juga tentang peranan organisasi, pergerakan sosial, atau hubungan timbal-balik.5
Maka dari itu, peneltian menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis
fenomenologi. Karena terkait langsung gejala-gejala yang muncul di sekitar
lingkungan manusia terorganisasir. Penelitian yang menggunakan fenomenologi
berusaha memahami makna peristiwa serta interaksi pada orang-orang dalam situasi
4 Juliansyah Noor. Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2012). Hlm. 34.
5 Anselm Strauss & Juliet Corbin, Basics of Qualitative Research; Grounded
Theory Procedures and Techniques, Penj. Muhammad Shodiq & Imam Muttaqien,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), 4-5.
13

tertentu. Fenomenologi ini menghendaki adanya sejumlah asumsi yang berlainan


dengan cara yang digunakan untuk mendekati perilaku orang dengan menemukan
fakta atau penyebab.
3. Lokasi Dan Waktu Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Lokasi yang dipilih peneliti adalah di Desa Balonggarut, Kecamatan
Krembung, Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur. Adapun alasan peneliti
memilih lokasi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Lokasi tidak jauh dari Surabaya
2. Hemat biaya
b. Waktu Penelitian
Waktu dalam proses penelitian ini adalah ketika peneliti melakukan observasi
atau pengamatan selama kurang lebih 3 minggu, yaitu pada tanggal 5-27
september 2016 dan tinggal bersama menjadi warga masyarakat desa Balonggarut
di lokasi penelitian, studi pra lapangan, melakukan studi lapangan atau proses
penelitian dan pembuatan laporan penelitian.
4. Pemilihan Subjek Penelitian
Dalam pendekatan kualitatif, ada beberapa istilah yang digunakan untuk
menunjuk subjek penelitian. Ada yang mengistilahkan informan karena informan
memberikan informasi tentang suatu kelompok atau entitas tertentu, dan informan
bukan diharapkan menjadi representasi dari kelompok atau entitas tersebut. Istilah
lain adalah partisipan, partisipan digunakan terutama apabila subjek mewakili suatu
kelompok tertentu, dan hubungan antara peneliti dengan subjek penelitian dianggap
bermakna bagi subjek. Kedua istilah tersebut secara substansial dipandang sebagai
instrumen utama dalam penelitian kualitatif6.
6 Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif ( Bandung :
Pustaka Setia, 2012 ), 88.
14

Subjek penelitian merupakan pihak pihak yang menjadi pendukung dalam mencari
dan

menentukan

permasalahan

dalam

penelitian

peran

masyarakat

dalam

meningkatkan toleransi antar umat beragama di Desa Balonggarut, Kecamatan


Krembung Kabupaten Sidoarjo. Alasan peneliti mengambil subjek informan tersebut
karena peneliti beranggapan bahwa informan tersebut dapat memberikan informasi
yang sesuai dibutuhkan oleh peneliti.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan peneliti adalah purposeful
sampling, yaitu sampel dipilih bergantung pada tujuan penelitian tanpa memerhatikan
kemampuan generalisasinya. Dalam penelitian ini tidak ada aturan yang baku tentang
jumlah minimal dari partisipan. Hanya saja, pengumpulan data diakhiri bila peneliti
tidak lagi menemukan informasi baru. Pernyataan atau pengakuan tidak ditemukannya
informasi baru dipengaruhi oleh pertimbangan dana dan waktu yang telah
dianggarkan sejak dimulainya penelitian7.
5. Tahap-Tahap Penelitian
a. Tahap pra- lapangan
- Penjajakan lapangan
Dalam tahap ini, peneliti menggali informasi tentang kegiatan dan kebiasaan
dari masyarakat desa balunggarut kecamatan krembung kabupaten sidoarjo
sendiri, serta melihat kebiasaan maysrakat dalam mengambil peran dalam
meningkatkan toleransi antar umat beragama itu sendiri. Kemudian menyusun
latar belakang dan rumusan masalah.
1. Menyusun rancangan penelitian. Pada tahap ini peneliti membuat
proposal penelitian.
2. Memilih apangan peneltian. Yaitu, di desa balunggarut, kecamatan
krembung, keabupaten sidoarjo.
7 Ibid., 88 89.
15

3. Memilih dan memanfaatkan informan. Dalam tahap ini, peneliyi


harus selektif dalam memilih informan.peneliti memilij orang yang
sudah banyak mengetahui latar penelitian. Menyiapkan perlengkapan
oenlitian yaitu: alat tulis ( buku catatan, bulpoint, map ), handphone
untuk merekam suara dan kamera.
b. Tahap lapangan
1. Interview
Dalam tahap ini, peneliti akan melakukan interview mendalam
dengan mencari informan sebanyak mungin agar diperoleh data yang
maksimal. Informan adalah tokoh masyarakat, tokoh agama, dan
masyarakat umum.
2. Pengumpulan data
Setelah interview dilakukan, peneliti akan mengumpulkan data
dilakukan degan menyaring beberapa informasi yang dibutuhkan. Setelah
itu barulah akan dilakukan proses analisis data.
3. Tahap menulis laporan
Sebagai hasil dari penlitian yang dilakukan oleh peneliti yang
disusun secara terstruktur ( dengan bentuk format yang rapi dan dapat di
pertanggung jawabkan).
6. Jenis Dan Sumber Data
a. Jenis data
Menurut sumber data dalam penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua
yaitu, data primer dan data sekunder.
-

Data Primer
16

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber
pertama dilapangan yakni berupa hasil wawancara langsung dari informan yang
diteliti. Data ini adalah data dari hasil observasi dan wawancara peneliti.
Sebelumya peneliti menyusun pertanyaan terlebih dahulu sebelum turun
lapangan untuk melakukan wawancara. Di sini peneliti harus bisa memilih siapa
yang akan dijadikan informan sehingga peneliti bisa mendapat informasi dan
keterangan sebanyak banyaknya sesuai dengan kebutuhan.
Wawancara ini dilakukan peneliti dengan mendatangi rumah warga
yang sebelumnya sudah ditentukan peneliti untuk membantu memberikan
informasi yang relevan. Dalam subjek penelitian ini peneliti mengambil key
informan di antaranya Kepala Desa Balonggarut, bapak RT, bapak RW, tokoh
agama, dan juga masyarakat umum , tokoh masyarakat desa balonggarut dari
pihak warga muslim maupun Hindu Desa Balonggarut Kecamatan Krembung
Kabupaten Sidoarjo.

Data Sekunder
Data sekunder ialah data data yang mendukung data utama. Data

yang sengaja ditulis oleh pembuatnya sebagai dokumen sejarah atau dokumen
tertulis yang telah diabadikan. Data ini sebagai data pelengkap adanya data utama
yang telah diperoleh oleh peneliti dilokasi penelitian yaitu di Desa Balonggarut,
Kecamatan Krembung, Kabupaten Sidoarjo. Data ini berupa arsip desa yang
meliputi profil desa yang mencakup tentang keadaan topografi dan monografi
desa Balonggarut .
b. Sumber data

17

Sumber data primer dalam penelitian ini adalah informan yang sudah
dipilih oleh peneliti, yaitu kepala desa, tokoh agama dan mayarakat yang benarbenar mengerti seluk beluk kegiatan maulid Nabi di desa Balonggarut.
Sedangkan sumber data sekunder diperoleh dari lapangan, yaitu masyarakat
Desa Balonggarut lain, kerabat atau teman dari informan utama, serta sumbersumber lain seperti: buku umum, jurnal, internet, dan lain-lain yang membantu
peneliti dalam melengkapi data.
7. Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara Mendalam (Indepth Interview)
Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna
dalam suatu topik tertentu. Wawancara ada dua jenis yaitu, wawancara relatif
berstruktur dan wawancara bebas.
Wawancara relative berstruktur adalah wawancara yang dilakukan dengan
mengajukan sejumlah pertanyaan disertai alternatif jawabannya, namun sangat
terbuka bagi perluasan jawaban. Sedangkan wawancara tidak berstruktur identik
dengan wawancara bebas yaitu dengan mengajukan sejumlah pertanyaan kepada
informan yang mengundang jawaban atau komentar subjek secara bebas.
Pandangan, pendapat, sikap, dan keyakinan subjek yang diwawancarai tidak
banyak dipengaruhi oleh pewawancara. Dan biasanya berlangsung secara
informal, luwes dan sering kali memakan waktu lama.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik wawancara tidak
berstruktur atau bebas, agar peneliti dapat memperoleh data yang akurat dan
mendalam dari informan.

18

b. Observasi Partisipatif
Nasution ( 1988 ) Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan.
Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data yaitu fakta mengenai dunia
kenyataan yang diperoleh melaui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering
menggunakan bantuan alat alat tertentu 8. Teknik pengumpulan data yang utama
dan dimanfaatkan sebesar-besarnya artinya penelitian ini terlibat dengan kegiatan
sehari-hari orang yang sedang diamati atau sedang digunakan sebagai sumber data
penelitian. Dalam pelaksanaan observasi peneliti terjun langsung ke lapangan
dengan melibatkan diri langsung pada aktifitas subyek. Observasi yang dimaksud
peneliti adalah melakukan pengamatan pada fenomena pernikahan dini dan hidup
bersama ditengah tengah masyarakat desa Mondoluku.
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang
sedang diamati. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang
dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka-dukanya pula. Kegiatan
yang dimaksud adalah kegiatan sumber data atau seseorang yang menjadi subyek
penelitian fokus pada kegiatan organisasi yang digeluti, yaitu kegiatan masyarakat
Desa Karangasem Kecamatan Jetis Kabupaten Lamongan. Dengan observasi
partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai
pada mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang tampak.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan data historis yang berisi data sosial dan fakta
dokumentasi, peneliti mencari dan mengumpulkan data-data tertulis yang
berhubungan dengan permasalahan yang tengah diteliti. Data-data yang dimaksud
8 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung : Alfabeta, 2014 ), 64.
19

yaitu dokumen atau data-data tertulis milik pemerintahan Desa Karangasem


Kecamatan

Jetis

Kabupaten

Lamongan

yang

berkaitan

dengan

fokus

permasalahan termasuk foto-foto yang berkaitan dengan penelitian.


Dokumentasi ini bisa diperoleh peneliti melalui gambar, rekaman
suara, atau tulisan yang diperoleh peniliti melalui subjek secara langsung di
lapangan sebagai penguat data9. Dokumentasi yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah kegiatan menyimpan data dari informan baik dengan bentuk tulisan,
gambar dan rekaman.
8. Teknik analisis data
Analisis data merupakan proses pencandraan (description) dan penyusunan
transkrip interview serta material lain yang telah terkumpul. Dengan tujuan agar
peneliti dapat menyempurnakan pemahaman terhadap data tersebut untuk kemudian
menyajikannya dengan lebih jelas. Analisis data dalam penelitian kualitatif dibagi
menjadi dua, yaitu: analisis data ketika peneliti masih di lapangan dan analisis data
setelah kembali dari lapangan.
Menurut Bogdan-Biklen (1982), analisis data yang dilakukan ketika peneliti
masih di lapangan, dilakukan dengan Sembilan prinsip dasar berikut:10
a. Lingkup studi dipersempit
Mempersempit ruang lingkup studi mmengandung makna bahwa
setelah peneliti dapat menjelajahi tempat-tempat penelitian, menghubungi
9 Abdurrahman Dudung, Pengantar Metode Penelitian (Yogyakarta: Kurnia Alam
Semesta, 2003), 65.
10Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif, (Bandung :CV Pustaka Setia, 2002 ), 210.
20

berbagai subyek dan mengembangkan fokus dengan menyegerakan penelitian


yang didasari atas kebutuhan dan minat, menentukan fokus lingkup
pengumpulan data.
b. Menjaga konsistensi kerja pada usaha penyelesaian studi
Peneliti menentukan tipe studi dan mengumpulkan data tipe studi yang
sudah ditentukan serta sesuai dengan penelitian yang dilakukan.
c. Mengembangkan pertanyaan analitik
Peneliti ketika mengajukan pertanyaan kepada informan, melihat situasi
dan kondisi terlebih dahulu, dalam artian gaya bahasa dan sikap yang dilakukan
peneliti harus disesuaikan dengan keadaan.
d. Berburu secara runtut untuk memperluas dan mempertajam data
Ketika berhasil mendapatkan catatan data lapangan secara periodic,
peneliti segera merefleksikan pemikiran pada data apa yang perlu dicari lebih
lanjut untuk mempertajam data.
e. Membuat komentar tertulis secara tajam atas ide-ide yang muncul
Catatan komentar yang dibuat peneliti akan menuntut peneliti untuk
menstimulasikan pemikiran yang kritis tentang apa yang dilihatnya.
f. Membuat ikhtisar secara akurat
Catatan yang dibuat peneliti dengan membuat ikhtisar beserta komentarkomentarnya, dapat memberikan wawasan bagi peneliti untuk merefleksikan isuisu

yang

muncul

dalam

situasi

tempat

penelitian

menghubungkannya dengan isu dan teori yang lebih luas.


21

dan

bagaimana

g. Mengonfrontasikan ide-ide dan tema pada subyek penelitian.


Jika

ada

informasi

yang

masih

diragukan,

peneliti

perlu

mengklarifikasikan kepada subyek penelitian.


h. Mengeksplorasi literature seawall mungkin
Setelah peneliti berada di lapangan untuk beberapa saat, peneliti mengaji
literartur substantive dalam bidang penelitian.
i. Bermain dengan metafora, analogi, dan konsep-konsep.
Adakalanya fenomena lapangan yang ditemui bukanlah fenomena dalam
makna sesungguhnya. Peneliti harus pandai-pandai memaknai data-data yang
masuk baik secara eksplisit maupun implisit, dengan menghubungkan dengan
situasi tempat penelitian yang lain.
Selanjutnya yaitu, analisis data pasca pendataan di lapangan Setelah
peneliti melakukan penelitian di lapanagn, peneliti segera menganalisis data-data
yang telah diperoleh. Diawali dengan pengelompokan data-data yang diperoleh,
kemudian barulah satu per satu dianalisis.
9. Teknik pemeriksaan keabsahan data
Untuk menghindari kesalahan/ kekeliruan data yang telah terkumpul, perlu dilakukan
pengecekan dan keabsahan data, ketentuan pengamatan dilakukan dengan teknik
pengamatan, rinci dan terus menerus selama proses penelitian berlangsung yang
diikuti dengan kegiatan wawancara serta intensif kepada subyek agar data yang
dihasilkan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.
a. Perpanjangan pengamatan

22

Peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara


ulang dengan sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru. Dengan
perpanjangan pengamatan, hubungan peneliti dengan informan akan semakin
akrab, sehingga secara tidak langsung tidak ada nada jarak lagi, semakin terbuka,
timbul rasa saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan
lagi.
b. Analisis kasus negatif
Kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai atau berbeda dengan hasil
penelitian hingga pada saat tertentu. Melakukan analisis kasus negatif berarti
peneliti melakukan mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan
data yang telah ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau
bertentangan dengan temuan peneliti, maka data yang ditemukan sudah dapat
dipercaya.
H. Sistematika Pembahasan
Dalam penulisan laporan ini agar tidak terdapat kesulitan dalam memahami
ataupun dalam pembacaanya, maka perlu disusun penulisan skripsi secara ilmiah dan
sistematika. Oleh karena itu maka dari penulisan perlu disebut dalam sistematika
pembahasan, sebagai berikut:
BAB I yang berisi tentang: Pendahuluan, yang berfungsi sebagai pengontrol
dalam memahami pembahasan pada bab - bab berikutnya. Pada bab ini terdiri dari latar
belakang Penelitian, rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kajian
Penelitian Terdahulu, Definisi Konsep, Metode Penelitian dan Sistematika Pembahasan.
BAB II yang berisi tentang: Kajian Teoritis, adalah uraian tentang landasan teori
yang bersumber dari kepustakaan. Pada bab ini terdiri dari Kajian Pustaka dan Kajian
23

Teori yang akan memperkuat data yang disajikan oleh peneliti dalam skripsi yang
nantinya akan diujikan.
BAB III yang berisi tentang: Penyajian Data dan analisis data, berisi tentang
gambaran mengenai data-data yang diperoleh baik data primer maupun data sekunder,
deskripsi umum objek penelitian serta deskripsi hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
peneliti selama 3 bulan . Analisis Data, yakni menganalisis hasil temuan penelitian serta
konfirmasi temuan dengan teori berdasarkan buku-buku rujukan yang telah dipilih sesuai
dengan tema.
BAB IV yang berisi tentang: Penutup, yakni peneliti menuliskan kesimpulan dari
permasalahan dalam penelitian, selain itu juga memberikan saran bagi para pembaca
untuk lebih mengetahui baik dan buruknya hal-hal yang dilakukan.

I. Jadwal Penelitian
Peneliti akan melaksanakan penelitian pada tanggal 5-27 september 2016. Peneliti
harus membuat tabel agar proses penelitian berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Adapun tabel proses penelitiannya sebagai berikut:
N

Minggu 1

Kegiatan
Survey

Lapangan
Observasi

Minggu 2

1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6

dan
2

wawancara
Pembuatan

Laporan

Minggu 3

24

BAB II
KAJIAN TEORI

Untuk mengkaji lebih dalam mengenai peran masyarakat dalam meningkatkan


toleransi antar pemeluk umat beragama di desa balonggarut kecamatan krembung kabupaten
sidoarjo. Peneliti menggunakan teori yang di cetuskan oleh Ali Syariati tentang kemanusiaan.
Berikut paparannya:
A. Biografi Ali Syariati
Ali Syariati lahir 23 Nopember 1933 di desa Mazinan, pinggiran kota Masyhad
dan Sabzavar, propinsi Khorasan Iran dengan nama kecil Muhammad Ali Mazinani.
Ayahnya, Muhammad Taqi Syariati adalah seorang ulama yang mempunyai silsilah
panjang keluarga ulama dari Masyhad, kota tempat pemakaman Ali Al-Ridha. Kehidupan
Syariati atau Ali Mazinani berakar di pedesaan dan di sanalah pandangannya pertama kali
dibentuk. Guru pertama kalinya adalah ayahnya sendiri yang memutuskan mengajar di
25

kota Masyhad. Pada awal 1940-an, ayah Ali Mazinani mendirikan usaha penerbitan
bernama Pusat Penyebaran Kebenaran Islam (The Center for Propagation of Islamic
Truth) yang bertujuan untuk kebangkitan Islam sebagai agama yang syarat dengan
kewajiban dan komitmen sosial. Pada dekade ini, ayah Syariati membentuk cabang
organisasi Nehzat-I Khodaparastan-I Sosiyalist (The Movement of God-worshiping
Socialist, Gerakan Penyembah Tuhan Sosialis. Sementara dari pihak ibu, kakeknya, Akhun
Hakim adalah sosok ulama yang kisah hidupnya turut menginspirasi Ali Mazinani.
Pamannya adalah murid dari ulama terkemuka Adib Nishapuri, yang setelah belajar
filsafat, fiqh, dan sastra, mengikuti jejak leluhurnya memilih kembali ke Mazinan.11
Ali Syariati merupakan anak yang dibesarkan dengan tradisi keislaman yang kuat,
sang ayah Muhammad Taqi Syariati berasal dari keluarga ulama sejak beberapa generasi
walaupun pada akhirnya lebih memilih untuk bergerak dalam bidang akademik dengan
menjadi tenaga pendidik bagi generasi-generasi muda Iran pada waktu itu. Muhammad
Taqi Syariati merupakan ayah sekaligus guru bagi Ali Syariati yang mengajarkan banyak
hal dan mendasar bagi perkembangan Ali Syariati. Ia mengajarkan bahwa moralitas dan
etikalah yang mengangkat status dan kehormatan sosial seseorang dan bukanlah uang.
Pada 1955, Syariati masuk Fakultas Sastra Universitas Masyhad yang baru saja
diresmikan. Selama di universitas, sekalipun menghadapi persoalan administratif akibat
pekerjaan resminya sebagai guru full-time, Syariati paling tinggi rangkingnya di kelas.
Bakat, pengetahuan dan kesukaannya kepada sastra menjadikannya popular di kalangan
mahasiswa. Karena prestasi akademisnya di Universitas ini, dia mendapat beasiswa untuk
melanjutkan studi keluar negeri. Pada April 1959, Syariati pergi ke Paris sendirian. Istri
dan putranya yang baru lahir, bernama Ehsan bergabung dengannya setahun kemudian.12

11 Ali Rahnema, Ali Syariati Biografi Politik Intelektual Revolusioner, Jakarta :


Erlangga 2002. Hlm 17
12 Ibid, hlm 109
26

Selama di Paris, Syariati berkenakan dengan karya-karya dan gagasan-gagasan


baru yang mencerahkan, yang mempengaruhi pandangan hidup dan wawasannya
mengenai dunia. Dia mengikuti kuliah-kuliah para akademisi, filosof, penyair, militan, dan
membaca karya-karya mereka, terkadang bertukar pikiran dengan mereka, serta
mengamati karya-karya seniman dan pemahat. Dari masing-masing mereka ia mendapat
sesuatu, dan kemudian mengaku berutang budi kepada mereka. Di sinilah Syariati
berkenalan dengan banyak tokoh intelektual barat antara lain Louis Massignon yang
begitu dihormatinya, Frantz Fanon, Jacques Berque dan lain-lain.
Walaupun berada di Paris, namun pribadi Syariati yang penuh dengan semangat
perjuangan menegakkan kebenaran dan keadilan, ia tetap berjuang menentang rezim Iran.
Antara 1962 dan 1963, waktu Syariati tampaknya habis tersita untuk aktivitas politik dan
jurnalistiknya. Pemikiran-pemikirannya yang cemerlang dan gerakan politiknya yang
menggugah semangat kaum muda menjadikan dia sebagai figur oposan yang sangat
spektakuler dalam merubah tatanan politik atas yang dihegemoni Syah Pahlevi. Karena
wataknya yang kritis, sekembalinya di Iran dengan gelar doktoral tahun 1963, ia menjadi
sosok yang kharismatis yang kuliah-kuliahnya di universitas Masyhad sangat memukau
dan memikat audiens, karena isi kuliahnya yang membangkitkan orang untuk berpikir.
Karena begitu kharismatis, akhirnya pemerintahan Syah Pahlevi berang. Karena
merasa terancam, pada 16 Mei 1977, Syariati meninggalkan Iran. Tentara Syah, SAVAK
akhirnya mengetahui kepergian Ali Syariati mereka mengontak agen mereka di luar
negeri. Di London Inggeris, pada 19 Juni 1977 jenasah Ali Syariati terbujur di lantai
tempat ia menginap. Kematian yang tragis seorang pejuang Islam yang teguh
memperjuangkan keyakinannya. Ia syahid dalam memperjuangkan apa yang dianggapnya
benar.13
B. Pandangan Syariati Tentang Kemanusiaan

13 Ibid, hlm 194


27

Ali Syariati sangat menaruh perhatian pada humanisme yang seolah-olah ia


merupakan agama baru bagi masyarakat barat, terutama di Eropa. Namun ia mengritik
dengan tajam apa yang dikemukakan oleh orang-orang Barat mengenai humanisme,
sementara mereka itu dalam kenyataannya cenderung untuk menghancurkannya.
Menurutnya, terdapat empat pengertian mengenai humanisme yang dikenal selama ini.
Pertama, humanisme menurut pengertian liberalisme Barat. Kedua, humanisme menurut
pengertian Marxisme. Ketiga, humanisme eksistensialis. Keempat, humanisme agama.14
Humanisme agama lebih menitikberatkan pandangannya pada falsafah penciptaan.
Manusia diciptakan oleh Tuhan dan oleh karena itu ia mempunyai hubungan yang unik
dengan Tuhannya. Manusia dari perspektif religius ini dapat juga dibedakan antara yang
menganggap ketinggian harkat dan nilai manusia, disamping ada yang mencerminkan
kerendahan derajat manusia.
Dari beberapa sudut pandangan mengenai manusia dan kemanusiaan, dapat ditarik
beberapa aspek bahwa bagi para humanis, manusia dipandang dalam perspektif yang
cukup komplek, diantaranya adalah manusia dapat dilihat sebagai : makhluk tertinggi,
makhluk independen, makhluk yang sadar, makhluk yang mampu menyadari dirinya,
makhluk yang kreatif, makhluk yang idealistis, dan makhluk yang bermoral.
Menurut Syariati, polarisasi masyarakat terdiri atas dua kutub yang dialektis.
Dalam konsepnya dia mengistilahkan kutub Habil dan kutub Qabil, mengambil nama dan
karakter dua anak Adam as. Syariati menyebut kutub Qabil sebagai kelas penguasa, yang
merupakan pemilik kekuasaan, diantaranya politik, ekonomi dan kekuasaan religius.
Kekuasaan politik disimbolkan dengan tokoh Firaun sebagai lambang penindas, kekuasaan
ekonomi dilambangkan oleh tokoh Qarun sebagai lambang kapital dan kapitalisme.
Menurutnya Islam adalah kekuatan yang menjadi pisau tajam yang memprakarsai
sebuah perjalanan baru sejarah sosial Islam. Islam tidak semata-mata memuat deretan do'a
namun juga perlawanan yang bergelora untuk memberikan manfaat kepada sebanyak14 Ali Syariati, Humanisme Antara Islam dan Mazhab Barat, Bandung: Pustaka
Hidayah, 1996, h. 89
28

banyaknya manusia. Jean Paul Sartre berkata, "Saya tidak memiliki agama, namun jika
harus memilih salah satu, kupilih agamanya Syariati", ujarnya.
Ali Syariati mengambil nilai-nilai revolusioner perjuangan Nabi kedalam filsafat
pergerakannya. Keterlibatan, partisipasi dan kebersamaan nabi dengan masyarakat
khususnya masyarkat tertindas adalah contoh nyata bahwa Nabi sebagai proklamator
ideologi yang menggerakkan masyarakat dari penindasan dan penjajahan manusia oleh
manusia atau oleh dirinya sendiri (hawa nafsu) selanjutnya menuju pembebasan manusia
secara hakiki. Nabi adalah manusia yang terlahir dalam sejarah masyarakat yang tertindas
dan sejarah kebobrokan moral. Nabi datang untuk membangun dan merubah kerusakan
moral, keterbelengguan, kezaliman serta ketertindasan yang eksploitatif. 15
Hal inilah yang membedakan antara misi kenabian yang diwakili oleh ulama dan
intelektual disatu sisi dengan ilmuan dan filosof di sisi lain. Kalau ilmuan hanya mencari
keterangan tentang fakta dan substansi , dan terbatas pada sikap menggunakan penilaian
dan pertimbangan tentang realitas eksternal secara subjektif dan impersonal. Sedangkan
filosof lebih dari sekedar ilmuan, ia mempertanyakan dan berusaha untuk mencari hal
ihwal yang umum yang tidak terjangkau oleh ilmu pengetahuan dan mempertanyakan
kemungkinan ideal dan memasuki kebenaran dan substansi dari fenomena. Berbeda dari
keduanya, intelektual berusaha melibatkan diri dalam persoalan dan melakukan judgement
de valuer. Ia memberi penilaian dan melakukan kritik terhadap kenyataan untuk
membentuk lingkungan mental dan sosial tertentu serta mengusulkan gagasan untuk
merubah status quo dan sekaligus terlibat langsung dalam perubahan dengan ideologi yang
dianutnya.16
Syariati melihat adanya integralisme atau kesatuan pola pikir yang diperlihatkan
seseorang yang memiliki mazhab pemikiran. Kesatuan, keterpaduan (integralisme) dan

15 Ali Syariati, Tugas Cendekiawan Muslim, h. 49


16 Ali Syariati, Ideologi Kaum Intelektual, hal. 72
29

harmonisasi pemikiran seseorang yang memiliki mazhab pemikiran adalah ciri khas
totalitas pandangannya.
Jika seseorang percaya pada mazhab pemikiran, maka kepercayaannya, emosi,
jalan hidup, politik, pandangan-pandangan sosial, konsep-konsep intelektual, keagamaan
dan etikanya tidak terpisah, melainkan saling berkaitan. Semuanya itu hidup dengan satu
spirit, mewujud secara harmonis dalam satu bentuk. Karena dia memiliki mazhab
pemikiran, maka keyakinan-keyakinan politik, ekonomi atau bahkan kesusasteraannya
berjalan secara harmonis, selaras dan terpadu. Semuanya ini melahirkan suatu bentuk
umum dan bentuk ini disebut mazhab ideologi.17
C. Pemikiran Ali Syariati : Religius Humanistik
Hampir semua peradaban umat manusia dipastikan mempunyai pandangan tentang
dunia. Pandangan tentang dunia pada umumnya diikat dengan predikat kultural, religious
dan saintifik. Dan menurut Ali syariati bahwa Al-quran adalah sumber inspirasi untuk
membangun pandangan tentang dunia yang darinya semestinya berbagai disiplin ilmu
lahir.18
Pandangan tentang dunia kata Syariati adalah pemahaman yang dimiliki seseorang
tentang wujud atau eksistensi. Misalnya, seseorang yang menyakini bahwa dunia ini
mempunyai Pencipta Yang Sadar dan mempunyai kekuatan atau kehendak, dan bahwa dari
catatan dan rekaman akurat yang disimpan, ia akan menerima ganjaran atas amal
perbuatannya atau dia akan dihukum lantaran amal perbuatannya itu, maka ia adalah orang
yang mempunyai pandangan tentang dunia religius. Dengan demikian, idealism Hegel,
materialisme dialektik Marx, eksistensialisme Heiddeger, Taoisme Lao Tsu semuanya
adalah pandangan tentang dunia. Setiap pandangan tentang dunia ataupun mazhab
pemikiran pasti akan memperbincangkan konsep manusia sebagai konsep sentral.19
17 Ali Syariati, Islam Mazhab Pemikiran Dan Aksi, h. 20
18 Hamid Fahmi Zarkasyi, Worldview, http://insistnt.com. Diakses pada 15 September 2016
19 Ali Syariati, Islam: Mazhab Pemikiran dan Aksi., Op.cit., hlm 20
30

Pandangan tentang dunia seseorang dipengaruhi oleh aspek-aspek spiritual dan


material yang khas dari masyarakatnya. Menurut Henry Bergson, dunia yang dipandang
oleh seorang individu yang hidup dalam suatu masyarakat tertutup merupakan suatu dunia
yang terkungkung. Begitu juga sebaliknya, seorang individu yang hidup dalam masyarakat
yang terbuka memandang dunia luar sebagai sesuatu yang tidak terbatas, ekspansif dan
senantiasa bergerak. Masyarakat dan agama selalu menentukan visi manusia tentang dunia
yang kemudian mempengaruhi tindakan-tindakannya. Oleh karena itu, membahas
pandangan tentang dunia pada hakikatnya membahas tentang manusia sebagai subjek.
Karena pandangan tentang dunia mempengaruhi seseorang dalam mengambil pilihan
tindakannya, maka mempelajari pandangan hidup suatu komunitas sosial atau bangsa
berarti mempelajari tipe-tipe dari bentuk-bentuk dan pola kebudayaan serta berbagai
karakteristik yang dikembangkan oleh komunitas atau bangsa tersebut.20
Di tengah dominasi pandangan tentang dunia yang materialistik sekarang ini, Ali
Syariati menegaskan dirinya pada pilihan pandangan dunia religius. Jenis pandangan
dunia ini yakin bahwa jagat raya adalah sesuatu yang datang dari Tuhan, sadar dan
responsif terhadap tuntutan-tuntutan spiritual serta aspirasi manusia. Hanya saja, kerangka
dasar pandangan dunia yang bersifat religius yang dimaksud adalah cara pandang yang
berbasis pada hasil riset ilmiah yang bersifat saintifik bukan bentuk yang ortodoks atau
ekstrim. Ali Syariati mengambil pilihan pandangan hidup sintetik di antara kutub ekstrim
di atas yaitu pandangan hidup religius humanistik yang mensublimasi unsur manusia
sebagai makhluk yang progresif, selalu mencari kesempurnaan dan sangat manusiawi.21
Pemikiran Syariati bersifat multi dimensi, memahami pemikiran Ali Syariati
terkait dengan berbagai macam hal dan diskursus keilmuan tentu bukan merupakan hal
yang mudah, mengingat posisinya yang begitu getol dalam menanggapi segala hal yang
20 Ibid 24-25
21 Ibid 35
31

dihadapi, bisa dikata bahwa Syariati adalah salah satu tokoh yang melahirkan berbagai
macam diskurus kewacanaan terkait dengan kompleksnya kehidupan. Ghulam Abbas
Tawassuli, memuji Syariati sebagai sosok yang memiliki kesadaran dan intuisi yang
tajam, keberanian berpikir, dan ketinggian jiwa, dan hal tersebut adalah sebagian dari
karakter manusia terpuji yang dimiliki oleh Ali Syariati.
Pandangan dunia akhirnya bermetamorfosa dan membentuk ideologi sebagai
keyakinan dan cita-cita yang dianut oleh kelompok tertentu. Ali Syariati melakukan
redefenisi tentang pemahaman ideologi. Dimulai dari pendekatan etimologis, Ali Syariati
menjelaskan bahwa ideologi terdiri atas dua kata, idea danlogi. Idea berati pemikiran,
gagasan, keyakinan, cita-cita, dan kata logi yang berarti logika, ilmu, atau pengetahuan,
dengan demikian ideologi adalah ilmu tentang cita-cita atau keyakinan. Menurut
pengertian ini, seorang ideolog adalah seorang pembela suatu ideologi atau keyakinan
tertentu. Dengan demikian, ideologi terdiri dari berbagai keyakinan dan cita-cita yang
dianut oleh suatu kelompok tertentu, kelas sosial tertentu, atau suatu bangsa.
Menurut Ali Syariati, ideologi adalah fitrah yang paling penting dan bernilai serta
merupakan kesadaran diri yang istimewa dalam diri manusia. Kesadaran ideologis,
menurut Ali Syariati merupakan kesadaran khusus yang khas bagi manusia tanpa
terkecuali. Hal tersebut dikarenakan, ideologi menjadi kebutuhan manusia yang paling
mendasar untuk memberi arah atau petunjuk dalam mengungkap kebenaran sampai ke
tingkat melakukan verifikasi atas tindakan masyarakat serta kondisi-kondisi sosial yang
melingkupinya. Secara sederhana, ideologi berperan dalam pemberian cara pandang,
membentuk pemahaman, serta mengarahkan prilaku manusia dalam berinteraksi dengan
dunianya.
Peranan kesejarahan manusia dalam menjalani hidup di dunia ini kata Syariati
adalah bergerak pada dua kutub yang saling berhadapan. Kutub pertama merupakan kutub
negatif yang diwakili oleh mereka yang menghambat kemajuan dengan melakukan
kejahatan-kejahatan, dekadensi, penindasan, memperbudak, menegakkan tirani atas
32

rakyat, dan sebagainya. Kutub kedua adalah kutub positif kemanusiaan yang menentang
tirani dan ketidakadilan demi tegaknya perdamaian, keadilan dan persaudaraan. Kedua
kutub tersebut selalu berebut ruang dominasi dalam mengisi ruang sejarah umat manusia.
Ali Syariati menawarkan gagasan pandangan tentang dunia religius humanistik untuk
memerangi dualisme tersebut sehingga manusia akan menemukan keesaan yang orisinil
dalam rangka membangun kesadaran manusia pada misinya sebagai wakil atau khalifah
Tuhan di muka bumi. Menurutnya, manusia adalah makhluk merdeka dan memiliki
potensialitas tanpa batas untuk menentukan nasibnya sendiri dan bukan ditentukan oleh
kekuatan eksternal dengan membangun semangat Tauhid.22
Ali Syariati memahami agama bukan sebagai kumpulan doktrin yang lebih
berdimensi ritual saja. Menurutnya, agama adalah sumber lahirnya kesadaran (awareness),
landasan etik (morality), tanggungjawab (responsibility) dan kehendak bebas (free will)
yang mampu menggerakkan pemeluknya menjadi kekuatan pembebas dari determinasi
ideologi-ideologi multitheism yang menindas.
Dalam Islam sendiri, Ali Syariati menyerukan penerapan konsep Islam tentang alamr bi al-maruf wa al-nahy an al-munkar (mengajak kepada kebaikan dan mencegah dari
perbuatan mungkar) ke wilayah sosial politik. Konsep Islam ini merupakan sebuah
tanggung jawab sosial yang diwajibkan atas semua orang. Di tangan para agamawan
tradisional, konsep Islam ini hanya dipahami dalam batas-batas ibadah. Konsep ini
sebenarnya bisa diimplikasikan dan dimanifestasikan ke dalam kehidupan kontemporer,
yaitu untuk mencegah kemungkaran sosial politik.
Dengan pemahaman semacam itu, Syariati sebenarnya mengumandangkan
bahwa mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran bukan monopoli
agamawan, tapi menjadi tanggung jawab social; dan dalam konteks wilayah sosial politik,
tanggung jawab sosial itu menjadi kewajiban setiap Muslim. Kewajiban itu tidak hanya
22 Dalam pandangan Ali Shariati, Tauhid as the unity of nature with metanature, of man with
nature, of man with man, of God with the world and with man. Lihat Robert Heck and Dawud
Reznik, The Islamic Thought of Ali Shariati, p. 9
33

berupa nasihat, tapi sebagai ajakan yang mengikat dan didukung oleh kekuatan.
Kewajiban itu mustahil dilaksanakan tanpa memerangi ketidakadilan dan perilaku jahat.

BAB III
ANALISIS DATA

A. PENYAJIAN DATA DEMOGRAFI


Desa balunggarut merupakan sebuah desa yang terletak di kecamatan krembung
kabupaten sidoarjo. Letak desa balunggarut ini sebelah utara terdapat desa kebaron,
sebelah selatan desa krembung, sebelah barat yaitu desa keret. Desa balunggarut ini bisa
dibilang, desa yang sudah berkembang karena di sekitar sudah banyak terdapat home
industri dan juga pabrik-pabrik yang masih beroperasi.
Desa balunggarut ini mempunyai lembaga pendidikan formal seperti sekolah
( SD, TK, PAUD ). Dan disitu tidak hanya sekolah dasar yang berbasis islam, melainkan
terdapat juga sekolah dasar hindu yang keberadaan masih eksis dan letaknya pun tidak
terlalu jauh dengan sekolah dasar yang berbasis islam tersebut.
Berikut akan kami paparkan data-data tentang penduduk dan juga pekerjaan
masyarakat desa balunggarut.
1. Jumlah Penduduk

Jumlah
Jumlah penduduk tahun ini
1.154 Orang

Jenis Kelamin
Laki-laki

Perempuan

553 Orang

601 Orang

34

2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia


Usia
0-5 Tahun
6-16 Tahun
17-30 Tahun
31-50 Tahun
51-65 Tahun
66 Tahun Keatas
Jumlah Total

Dewasa

Jumlah
41 Orang
79 Orang
246 Orang
388 Orang
189 Tahun
82 Tahun
1.025 Orang

: 905 Orang

Anak-anak : 120 Orang


3. Kepercayaan (agama)
N

Agama

Jumlah Orang

o
1
2
3
4
5
6
7

Islam
Kristen
Hindu
Katolik
Budha
Konghucu
Kepercayaan

1.332 Orang
25 Orang
Jumlah Total

1.157 Orang

4. Jumlah Pendidikan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Pendidikan
Belum/Tidak Tamat SD
Tamat SD
SLTP/Sederajat
SLTA/Sederajat
D1/D2
D3
S1
S2
S3
Jumlah Total

Jumlah Orang
210 Orang
117 Orang
195 Orang
575 Orang
9 Orang
39 Orang
3 Orang
1.148 Orang
35

5. Jumlah Status Perkawinan


No
1
2
3
4

Perkawinan
Belum Kawin
Kawin
Cerai Hidup
Cerai Mati

Jumlah Orang
431 Orang
649 Orang
12 Orang
61 Orang
Jumlah Total

1.152 Orang

6. Jumlah Mata Pencaharian


N
O
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Mata Pencaharian

Jumlah Orang

Tidak/Belum Bekerja
Petani
Guru
Pegawai Negeri Sipil
TNI
Polri
Perawat
Bidan
Karyawan Swasta
Wiraswasta
Pelajar/Mahasiswa
Ibu Rumah Tangga
Dosen
Purnawirawan TNI
Purnawirawan Polri
Jumlah Total

121 Orang
128 Orang
11 Orang
11 Orang
4 Orang
2 Orang
2 Orang
454 Orang
135 Orang
180 Orang
99 Orang
1 Orang
2 Orang
1.150 Orang

B. Hasil Wawancara

36

Peneliti telah melakukan wawancara kepada para informan yang sudah terpilih
demi menjawab judul tentang laporan penelitian kami yaitu, peran masyarakat dalam
meningkatkan toleransi antar pemeluk umat beragama. Yakni meliputi umat islam dan
juga hindu, berikut hasil wawancara yang kami dapat:
Disini memang ada dua agama anatra islam dan hindu, akan tetapi agama islam
paling banyak dan agama hindu hanya sebagian saja terkait dengan toleransinya disini
antara pemeluk agama islam dan hindu masih tidak bisa saling terbuka sesama umat
beragama entah kenapa padahal satu desa akan tetapi masalah keterbukaan belum sampai
saat ini masih tertutup antara umat beragama23.
Dari hasil wawancara tersebut, kurang keterbukaan antar pemeluk agama disini
tidak mempengaruhi toleransi yang terjalin diantara umat islam dan hindu. Meskipun
kurang adanya keterbukaan, namun keterbukaan disini tentunya yang bersifat pribadi.
Wawancara dengan bapak yunus : ( Selasa, tgl, 16 sep 2016 jam 12 : 00 di serambi
mushalla desa balunggarut) Menurut beliau, toleransi dan kesadaran diri masing-masing
itu menjadi salah satu kunci dalam menjaga toleransi antar umat beragama. Kalau kita
sadar apa tujuan kita memeluk agama itu, maka mungkin tidak ada lagi perpecahan atau
kekerasan yang berlatar belakang agama. Jika memang masih ada, berarti orang tersebut
hanya menjadikan agama sebagai status saja tanpa benar-benar menghayati atau
menjalankan isi dan aturan dari agama tersebut24.
Beberapa tahun terakhir, bahkan baru-baru ini tentu masyarakat tahu betul tentang
teror-teror bom oleh teroris yang mengatas namakan Agama, seperti komplotan Noordin
23 Wawancara dengan ibu mulyani, kamis tanggal 14 september 2016. 15:30 dirumah beliau
24 Wawancara dengan bapak yunus, selasa, 16 september 2016. 12:00 di serambi masjid desa
balunggarut.
37

M Top yang beberapa tahun lalu sempat membuat panik warga Indonesia karena mereka
semua sempat menjadi buronan. Jadi untuk desa Balunggarut ini toleransi antara umat
beragama masih belum ada.
Wawancara dengan bapak parto : (Rabu, tgl , 20 sep 2016 jam 09 : 45 di rumah
beliau Rt 06 desa balonngarut). Jadi begini nak umam ya namanya... disini kan ada dua
agama saja yaitu Islam dan Hindu ketika umat islam mengadakan sebuah acara
keagamaan orang hindu tidak mau andil dalam acara tersebut begitu pula orang hindu
ketika mengadakan acara orang islam juga diam saja di rumah masing-masing dan juga
anehnya bapak kepala desa juga kadang tidak pernah di undang pada dalam rangka acara
orang hindu tersebut jadi disini sangat tertutup sekali antara pemeluk agama islam dan
hindu sempat dulu ada acara orang hindu banyak mobil parkir berjejeran akan tetapi hasil
dari parkir mobil tersebut tidak tau kemana dan tidak masuk kas desa balunggarut karena
sangat tertutup jadi masyarakat tidak berani menanyakan terkait hal tersebut25.
Wawancara dengan bapak budi : ( Senin, Tgl , 22 sep 2016 jam 11 : 20 di sawah
beliau) Menurut beliau orang hindu disini beda dengan orang hindu yang lainnya padahal
sedikit tapi orangnya tertutup sesama umat beragama beliau juga ada kenalan orang non
muslim namun dengan beliau sangat welcome sekali meski beda agama imbuh beliau
pada saat disela-sela di wawancarai, apalagi umat islam jarang juga komonikasi dengan
orang hindu kecuali ada kepentingan yang serius akaibat kesenggangan ini toleransi tidak
ada antar umat beragama. Beliau juga mengatakan bahwa lingkungan untuk desa
balunggarut sangat agamis sekali dan juga lebih didominasi oleh umat Islam.26

25 Wawancara dengan bapak parto : (Rabu, tgl , 20 sep 2016 jam 09 : 45 di rumah beliau Rt 06 desa
balonngarut).
26 Wawancara dengan bapak budi : ( Senin, Tgl , 22 sep 2016 jam 11 : 20 di sawah beliau)
38

Wawancara dengan ibu dina : ( Sabtu, 24 sep 2016, jam 16 : 10 di rumah beliau).
Jangan cari perbedaannya, karena kalo cari perbedaannya tidak akan sampai di satu
tujuan. Kita ini hidup memiliki satu tujuan yang sama. Saya sendiri suka mendengarkan
ceramah islam yang ada setiap pagi. Karena apa Ya itu tadi kita hidup memiliki tujuan
yang sama. Saya juga sering mengucapkan salam yang ada di Islam ketika ingin mau
masuk ke suatu rumah orang masyarakat yang beragama islam. Jadi menurut saya agar
umat Islam dan Hindu disini bisa terbuka dan juga tingkat toleransi bisa tinggi biasakan
lah ngomong meski hanya omongan biasa bukan karena ada perlu sebenarnya kami tidak
tertutup sama orang muslim kok27.
D. Analisis Data
Dari data yang di himpun oleh kelompok kami, maka kami mencoba untuk
menganalisis kasus tersebut. Setelah peneliti melakukan pengamatan mulai tanggal 5
September 2016 sampai dengan tanggal 27 September 2016 peneliti menemukan bahwa
masyarakat desa balonggarut terdapat keberagaman agama yang dianut antara lain :
1. Islam 1132 orang
2. Hindu 25 orang
Peneliti menyadari bahwa hubungan masyarakat antar agama di desa balonggarut tergolong
baik sehingga peneliti secara hati-hati melakukan beberapa wawancara yang tidak secara
langsung menjurus ke keagamaan dan untuk menjaga beberapa hal yang menurut peneliti
sensitif. Peneliti kemudian melakukan penggalian data secara bertahap agar keakuratan data
dapat terstruktur dan kegiatan penggalian data tersebut dilakukan pada tanggal 14 September
2016 jam 14.00 15.30 kepada bapak lurah desa balonggarut bapak mochammad kusairi.
Peneliti ingin mengetahui seberapa rukunnya hubungan antar beragama masyarakat
desa balonggarut
27 Wawancara dengan ibu dina : ( Sabtu, 24 sep 2016, jam 16 : 10 di rumah beliau).
39

teng mriki niki warga e urip rukun1, tentrem. Sak dereng e mboten enten konflik lan
masalah sing mbarai warga desa balonggarut pecah. Sampun dados tiang tuo sampe sak niki
pun urip kudu tentrem. La sak pancen sanes agomo e tapi sakjane sami mawon mbah nenek
moyang e
(disini warganya hidup rukun, tentram. Sebelumnya tidak ada konflik dan masalah yang
mengakibatkan warga desa balonggarut pecah. Sudah dari orang tua dulu mengajarkan untuk
hidup rukun. Dan memang berbeda agama tetapi sebenarnya sama saja dari nenek moyang
yang sama) Kemudian peneliti kembali menggali beberapa informasi mengenai kehidupan
selain agama juga perekonomian. Kesempatan kali ini peneliti mendapatkan seseorang ibu
bernama maschanah yang bermata pencaharian sebagai pedagang warung di desa balunggarot
persis di pertigaan menuju pura penataran agung Margo Wening.
nggeh teng mriki katah mas, sing makaryo teng sabin. Sabin ten mriki garapan e nggeh
enten sing garap tebu nggeh enten sg garap pari, tapi ten mriki paling katah nggeh garap
tebu mas. Teng mriki nggeh enten tiang makaryo pabrek mas, tapi kedik nggeh tasek katah
sing makaryo teng sabin
(ya disini banyak mas, yang bekerja di sawah sebagai petani. Sawah disini ada dua jenis
tanaman yaitu tebu dan padi, tapi disini paling banyak ya menggarap padi. Ya juga ada mas
yang bekerja dipabrik tapi sedikit mas. Masih banyak yang bekerja disawah sebagai petani).
Banyak fenomena yang menarik untuk peneliti gali sebagai bahan dari praktikum
penelitian kolektif namun peneliti juga menyadari akan keberadaan peneliti yang membuat
fokus masyarakat terhadap kehidupan yang telah ada menjadi serba sensitif sehingga dari sisi
informan peneliti sangat berhati-hati dalam menggali informasi.
Demikian dari hasil wawancara dari berbagai informan diperoleh data yang berbeda,
ada yang mengatakan bahwa toleransi di antara umat beragama kurang, dan ada juga yang
mengatakan bahwa diantara keduanya hidup saling berdampingan satu sama lain. Banyak

40

sekali kejadian atau kegiatan-kegiatan yang menjadikan antara kedua belah pihak rukun tanpa
ada sebuah konflik.
Dapat dibilang jarang sekali adanya konflik diantara umat islam dan juga hindu,
karena pada dasarnya mereka semua menghargai satu sama lain. Namun toh pada
kenyataanya, terdapat sedikit kecanggungan diantara keduanya. Hal itu di karenakan ajaran
atau pedoman yang diikuti berbeda satu lain.
Keduanya mengajarkan untuk menjunjung tinggi toleransi antar umat beragama, dan
karena pada kasus ini agama hindu hanyalah minoritas, jadi tidak menimbulkan masalah
karena massanya yang sedikit pula. Berbeda dengan umat islam, meskipun di desa
balonggarut ini adalah menduduki tingkat mayoritas, umat islam tidak merasa bahwa dialah
yang menguasai desa tersebut, semuanya hidup berdampingan satu sama lain.
Selama peneliti melakukan praktikum tiga minggu, banyak sekali peristiwa yang
memperlihatkan betapa rukun dan saling menghormati antara umat islam dan juga hindu.
Mereka orang hindu, sangat antusias dan juga ramah menyambut kedatangan kami dengan
tangan terbuka. Dan dari situ dapat dilihat bahwa memang sebelum-sebelumnya mereka
sangat menjunjung tinggi toleransi antar umat beragama.
Upaya-upaya

yang

dapat

dilakukan

masyarakat

desa

Balunggarut

dalam

meningkatkan toleransi yaitu, mereka saling gotong royong, mengahargai sesama. Namun
tidak dapat dipungkiri juga, bahwa umat hindu memiliki sikap yang agak tertutup. Seperti
halnya kegiatan warga baik itu senam rutin setiap minggu, ataupun kegiatan di balai desa,
semua warga baik itu umat hindu dan umat islam berkumpul menjadi satu dan tidak ada
perbedaan. Bahkan tidak ketara mana yang umat hindu maupun umat islam, perbedaan
tersebut baru akan nampak jiika mereka sudah menjalankan kewajiban seperti sembahyang
bagi umat hindu dan juga shalat bagi umat islam.

41

Dalam meningkatkan toleransi di desa balunggarut. Sangat perlu yang namanya peran
masyarakat itu sendiri, baik itu tokoh agama kedua belah pihak, tokoh masyarakat desa
balunggarut dan juga masyarakat umum. Semuanya baik itu anak kecil atau besar, tua atau
muda, laki-laki atau perempuan, dapat ikut andil dapat meningakatkan toleransi diantara umat
beragama yaitu hindu dan islam.
Toleransi antar umat beragama dapat dibuktikan dengan adanya saling menghormati,
gotong-royong dalam segala kegiatan dan juga saling tegur sapa. Seperti fenomena pada
tanggal 17 september 2016 tepatnya hari sabtu, warga hindu mengadakan acara besar yaitu
hari rayanya orang hindu. Disitu banyak sekali berdatangan umat hindu dari luar desa
balunggarut dan umat islam membantu dalam menertibkan lalu lintas dan juga parkir. Dari
situ bisa ditarik kesimpulan bahwa mereka saling tolong menolong dan bekerja sama.
Adanya perbedaan agama tidak mendorong kita untuk menciptkan konflik, namun
justru merupakan keberkahan, bagaimana dengan adanya perbedaan itu, kita dapat
menjadikan perbedaan itu menjadi sebuah hal yang positif untuk bersatu dalam menciptakan
indonesia negara yang lebih baik.
Setiap manusia diberikan kebebasan untuk berbuat, bergerak maupun berkendak
menurut dirinya sendiri dan juga di dalam memilih satu agama dan kepercayaan. Kebebasan
ini diberikan sejak menusia lahir sampai nanti ia meninggal dan kebebasan atau kemerdekaan
yang manusia miliki tidak dapat digantikan atau direbut oleh orang ain dengan cara apapun.
Karena kebebasan itu datangnya dari Tuhan YME yang harus dijaga dan dilindungi. Di setiap
negara termasuk indonesia melindungi kebebasan-kebebasan setiap manusia baik dalam
undang-undang maupun dalam peraturan yang ada.

42

BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Toleransi hidup antar umat beragama yang diharapkan adalah kerukunan antar para
pemeluk agama dalam semangat saling mengerti, memahami antara satu dengan yang
lainnya. Dengan kata lain secara bahasa mengerti artinya memahami, tahu tentang sesuatu
hal, dapat diartikan mengerti keadaan orang lain, tahu serta paham mengenai masalahmasalah sosial kemasyarakatan, sehingga dapat merasakan apa yang orang lain rasakan.
Dengan semangat saling mengerti, memahami, dan tenggang rasa maka akan
menumbuhkan sikap dan rasa berempati kepada siapa pun yang sedang mengalami kesulitan
dan dapat memahami bila berada di posisi orang lain. Sehingga akan terwujud dan terpelihara
kerukunan antar umat beragama.
Ketika kerukunan sudah terbangun dengan baik antar umat beragama maka sikap dari
kedua belah pihak tersebut akan berubah dan biasanya sudah mulai nyaman sesama pemeluk
agama (Islam, Hindu, Budha, Kristen, Tionghoa). Dan masyarakat pun tidak canggung lagi
untuk saling terbuka antara satu dengan yang lainnya.
B. Saran
Agar Toleransi hidup umat beragama dapat terwujud dan senantiasa terpelihara, perlu
memperhatikan upaya-upaya yang mendorong terjadinya kerukunan secara mantap dalam
bentuk memperkuat dasar-dasar kerukunan internal dan antar umat beragama, serta antar
umat beragama dengan pemerintah.

43

DAFTAR PUSTAKA
Umar Hasyim, Toleransi dan Kemerdekaan Beragama dalam Islam Sebagai Dasar menuju
Dialoq dan Kerukunan Antar Umat Beragama, (Surabaya: Bina Ilmu, 1979)
http://www.siswamaster.com/2016/05/pengertian-dan-bentuk-kerukunan-umatberagama.html#ixzz4LzOxhJ6e
Dalam pandangan Ali Syariati, Tauhid as the unity of nature with metanature, of man with
nature, of man with man, of God with the world and withman. Lihat Robert Heck and
Dawud Reznik, The Islamic Thought of Ali Shariati, p. 9
Ali Syariati, Islam Mazhab Pemikiran Dan Aksi, h. 20
Hamid Fahmi Zarkasyi, Worldview, http://insistnt.com. Diakses pada 15 September 2016
Ali Syariati, Tugas Cendekiawan Muslim, h. 49
Ali Syariati, Ideologi Kaum Intelektual, hal. 72
Ali Syariati, Humanisme Antara Islam dan Mazhab Barat, Bandung: Pustaka Hidayah,
1996, h. 89
Ali Rahnema, Ali Syariati Biografi Politik Intelektual Revolusioner, Jakarta : Erlangga 2002.
Hlm 17
Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif, (Bandung :CV Pustaka Setia, 2002 ), 210
Abdurrahman Dudung, Pengantar Metode Penelitian (Yogyakarta: Kurnia
Alam Semesta, 2003), 65
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung : Alfabeta, 2014 ), 64.
Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif
( Bandung : Pustaka Setia, 2012 ), 88
Anselm Strauss & Juliet Corbin, Basics of Qualitative Research; Grounded
Theory Procedures and Techniques, Penj. Muhammad Shodiq & Imam
Muttaqien, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), 4-5
Juliansyah Noor. Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2012). Hlm. 34.

44

45

Anda mungkin juga menyukai