Anda di halaman 1dari 6

KEPUTUSAN DIREKTUR

RSIA MUSLIMAT JOMBANG


NOMOR /2014
TENTANG
PANDUAN HIGH ALERT MEDICATIONS
(OBAT-OBATAN DENGAN KEWASPADAAN TINGGI)
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK MUSLIMAT
DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK MUSLIMAT JOMBANG
Menimbang :
a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Ibu dan Anak
Muslimat Jombang, maka diperlukan adanya pendekatan untuk memperbaiki
keamanan obat-obatan yang perlu diwaspadai (high alert)
b. bahwa agar mutu pelayanan dalam hal keselamatan pasien di Rumah Sakit Ibu dan
Anak Muslimat Jombang dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya panduan `high
alert medications (obat-obatan dengan kewaspadaan tinggI) sebagai landasan bagi
penyelenggaraan pelayanan mutu di Rumah Sakit Ibu dan Anak Muslimat Jombang;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b,perlu
ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Muslimat Jombang.
Mengingat :
1.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

2.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit

3.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 tentang Pekerjaan Kefarmasian

4.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1197 /Menkes/SK/X/2004


tentang Standar Pelayanan Farmasi Di Rumah Sakit

5.

Peraturan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
1691/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit

Nomor

M E M U T U S K AN :
Menetapkan :
Pertama

: KEPUTUSAN DIREKTUR RSIA MUSLIMAT TENTANG KEBIJAKAN


PELAYANAN FARMASI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK MUSLIMAT
JOMBANG

Kedua

Kebijakan panduan obat high alert medications Rumah Sakit Ibu dan Anak
Muslimat Jombang sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.

Ketiga

Panduan obat high alert medications Rumah Sakit Ibu dan Anak Muslimat
Jombang dilaksanakan oleh seluruh karyawan Rumah Sakit Ibu dan Anak
Muslimat Jombang.

Keempat

Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di


kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di J o m b a n g
Pada tanggal 22 November 2014
Direktur
Rumah Sakit Ibu dan Anak
Muslimat Jombang,

(Dr. H. Suparmin, SpOG, Msi)

Lampiran

Keputusan Direktur RSIA Muslimat


Nomor
Tanggal

:
:

KEBIJAKAN PANDUAN HIGH ALERT MEDICATIONS


(OBAT-OBATAN DENGAN KEWASPADAAN TINGGI)
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK MUSLIMAT JOMBANG

1. PERSIAPAN DAN PENYIMPANAN


a. Lokasi penyimpanan high alert medications terdapat di gudang logistik farmasi,
unit gawat darurat, kamar operasi, dan ruang rawat inap dengan restriction acces.
b. High alert medications disimpan di dalam troli emergency atau lemari yang
memiliki kunci di ruang rawat inap.
c. Di semua tempat penyimpanan harus diberikan label yang jelas dan dipisahkan
dengan obat-obatan rutin lainnya. Jika high alert medications harus disimpan di
unit rawat inap pasien, dikunci tempat penyimpanan dengan diberikan label.
Peringatan: high alert medications pada tutup luar tempat penyimpanan.
d. Jika menggunakan dispensing cabinet untuk menyimpan high alert medications.
Diberikan pesan pengingat di tutup kabinet agar perawat waspada dan berhati-hati
dengan high alert medications. Setiap kotak atau tempat yang berisi high alert
medications harus diberi label dan disegel.
e. Infus intravena high alert medications diberikan label yang jelas dengan
menggunakan huruf atau tulisan yang berbeda dengan sekitarnya.
f. Pada unit farmasi obat-obatan high alert medications diberi label high alert pada
kartu stok atau warna merah pada template stok obat pada layar komputer
2. PERESEPAN
a. Jangan diberikan instruksi hanya secara verbal untuk high alert medications
b. Resep harus tulisan asli dokter dengan penulisan yang jelas, lengkap dan benar.
c. Instruksi ini harus mencakup minimal:
Nama pasien dan nomor rekam medis
Tanggal dan waktu instruksi dibuat
Nama obat (generik), dosis, rute pemberian, dan tanggal pemberian setiap
obat
Kecepatan dan durasi kecepatan obat
d. Dokter harus mempunyai diagnosis, kondisi, dan indikasi penggunaan obat high
alert secara tertulis.
e. Sistem instruksi elektronik akan memberikan informasi terbaru secara periodik
mengenai standar pelayanan, dosis, dan konsentrasi obat (yang telah disetujui
KFT) serta informasi yang dibutuhkan untuk optimalisasi keselamatan pasien.
f. Jika memungkinkan, peresepan high alert medications harus terstandar dengan
menggunakan instruksi tercetak.

g. Setiap unit harus mempunyai daftar obat high alert dan panduan penanganan obat
high alert.
h. Setiap staf klinis terkait harus tahu penanganan obat high alert.
i. Obat high alert harus disimpan terpisah, akses terbatas, diberi label yang jelas.
3. PEMBERIAN OBAT
a. Perawat harus selalu melakukan pengecekan ganda (double check) terhadap
semua high alert medications sebelum diberikan kepada pasien
b. Pengecekan ganda terhadap high alert medications
Tujuan: mengidentifikasi obat-obatan yang memerlukan verifikasi atau
pengecekan ganda oleh petugas kesehatan lainnya (mis. Perawat kedua) sebelum
memberikan obat untuk meningkatkan keselamatan dan akurasi.
Kebijakan:
i.
Pengecekan ganda diperlukan sebelum memberikan high alert
medications tertentu dan di saat pelaporan pergantian jaga atau saat
melakukan transfer pasien.
ii.
Pengecekan ganda ini akan dicatat pada rekam medis pasien atau pada
catatan pemberian obat pasien dan diberi label oleh perawat
iii.
Pengecekan pertama harus dilakukan petugas yang berwenang
menginstruksikan, meresepkan, atau memberikan obat-obatan, antara lain
perawat, apoteker/tenaga kefarmasian, dan dokter.
iv. Pengecekan kedua akan dilakukan oleh petugas berwenang, teknisi, atau
perawat lainnya. (petugas tidak boleh sama dengan yang mengecek
pertama).
v. Kebutuhan minimal untuk melakukan pengecekan ganda atau verifikasi
oleh orang kedua dilakukan pada kondisi-kondisi seperti berikut:
Setiap akan memberikan injeksi obat
Untuk infus:
Saat terapi inisial
Saat terdapat perubahan konsentrasi obat
Saat pemberian bolus
Saat pergantian jaga perawat atau transfer pasien
Setiap terjadi perubahan dosis obat
Pengecekan tambahan dapat dilakukan sesuai dengan instruksi dari
dokter.
High alert medications yang memerlukan pengecekan ganda untuk semua
dosis termasuk bolus: infus magnesium sulfat pada pasien obstetrik, insulin,
infus kateter saraf epidural dan perifer
High alert medications yang memerlukan pengecekan ganda jika terdapat
perubahan kantong infus dan perubahan dosis/kecepatan pemberian: infus
opioid, infus epidural, infus kateter saraf perifer.
Prosedur:

Untuk dosis inisial atau inisasi infus baru

Petugas kesehatan mempersiapkan obat dan hal-hal di bawah ini untuk


melakukan pengecekan ganda oleh petugas kedua:
1. Obat-obatan pasien dengan label yang masih intak
2. Rekam medis pasien, catatan pemberian medikasi pasien, atau
resep/ instruksi tertulis dokter
3. Obat yang akan diberikan ke pasien lengkap dengan labelnya
Petugas kedua akan memastikan hal-hal berikut ini:
1. Obat yang telah disiapkan dan sesuai dengan instruksi
2. Perawat harus memverifikasi bahwa obat yang akan diberikan
ke pasien sesuai dengan instruksi dokter
3. Obat memenuhi 5 (lima) persyaratan
4. Membaca label dengan suara lantang kepada perawat untuk
memverifikasi kelima persyaratan ini: tepat pasien, tepat obat,
tepat dosis, tepat rute pemberian, tepat frekuensi atau interval
obat.
5. Pada beberapa kasus, harus tersedia juga kemasan vial obat
untuk memastikan bahwa obat yang disiapkan adalah obat yang
benar.
6. Setelah petugas kedua selesai melakukan pengecekan ganda dan
obat telah sesuai, maka dilakukan pencatatan pada rekam medis
7. Petugas kedua harus menulis dicek oleh dan diisi dengan nama
pengecek
8. Dilakukan pengecekan ganda sebelum obat diberikan kepada
pasien
9. Pastikan infus obat berada pada selang atau jalur yang benar
dan dilakukan pengecekan selang infus mulai dari larutan,
cairan infus, pompa hingga tempat insersi selang.
10. Pastikan pompa infus disetting dengan kecepatan pemberian
yang tepat, termasuk ketepatan data berat badan pasien.
Untuk pengecekan saat pergantian jaga perawat atau transfer pasien:
1. Petugas kedua akan memastikan hal-hal berikut ini:
Obat yang diberikan kepada pasien harus memenuhi kelima
persyaratan. Dan perawat pada shift berikutnya akan membaca
label dengan lantang dan jelas kepada perawat shift sebelumnya
untuk memverifikasi kelima persyaratan tersebut.
2. Setelah pengecekan selesei dan kedua perawat yakin bahwa
obat telah tepat dan benar, dilakukan pencatatan pada rekam
medis pasien.
c. Sebelum memberikan obat, perawat mengecek nama pasien, membertahukan
kepada pasien mengenai nama obat yang diberikan, dosis dan tujuannya (pasien
dapat juga berperan sebagai pengecek, jika memungkinkan)
d. Semua pemberian high alert medications intravena dan bersifat kontinu harus
diberikan melalui pompa infus IV. Pengecualian dapat diberikan pada pasien di
NICU (Neonates Intensive Care Unit) atau pada pasien dengan resiko tinggi
kelebihan cairan (volume over load). Setiap selang infus harus diberikan label

dengan nama obat yang diberikan di ujung distal selang dan pada pintu masuk
pompa (untuk mempermudah verifikasi dan meminimalkan kesalahan).
e. Pada situasi darurat, pelabelan dan pengecekan ganda dapat menghambat
penatalaksanaan dan berdampak pada pasien, perawat atau dokter pertama harus
memastikan bahwa kondisi klinis pasien buruk dan perlu ditangani secepatnya
sehingga pengecekan ganda dapat ditunda. Petugas yang memberikan obat yang
harus menyebutkan dengan lantang semua terapi obat sebelum diberikan kepada
pasien.
f. Obat yang tidak digunakan dikembalikan ke apotek dan dilakukan peninjauan
ualng oleh ahli farmasi/apoteker apakah terjadi kesalahan obat yang belum
diberikan
g. Dosis berlebih atau ekstra yang digunakan ditinjau ulang oleh apoteker untuk
mengetahui indikasi penggunaan dosis ekstra.

Ditetapkan di J o m b a n g
Pada tanggal 22 November 2014
Direktur
Rumah Sakit Ibu dan Anak
Muslimat Jombang,

(Dr. H. Suparmin, SpOG, Msi)

Anda mungkin juga menyukai