OLEH:
KANIA MANDALA (15003048)
SEKSI: 201521270085
DOSEN:
A. Siswa Beresiko
Anak beresiko adalah anak-anak yang teridentifikasi memiliki potensi untuk mengalami
kegagalan dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah. Ada tiga alasan untuk meyatakan
bahwa anak memiliki potensi untuk gagal di sekolah atau berksulitan belajar :
a. Hasil pemeriksaan medis
Melalui pemeriksaan medis pada masa bayi dan masa kanak-kanak dapat
diprediksikan bahwa adanya kemungkinan kelak menjadi anak berkesulitan belajar,
meskipun prediksi ilmiah tidak selamanya tepat tetapi dapat digunakan untuk usaha
intensif dalam mencegah terjadinya penyimpangan pada anak di masa datang.
b. Resiko biologis
Resiko biologis menunjuk pada suatu kemungkinan yang didasarkan atas riwayat
medis dan kesehatan yang data menimbullkan kesulitan belajar disekolah. Contoh resiko
biologis adalah prematuritas dan orang tua yang berkesuitan belajar,meskipun tidak pasti
tetapi banyak kasus disekolah bahwa anak berkesulitan belajar adalah anak-anak yang
memiliki latar belakang prematuritas. Sehingga dapat diwaspadai akan pertumbuhan dan
perkembangannya.
c. Resiko lingkungan.
Terkait dengan adanya kekurangan stimulasi lingkukngan sosial yang menyebabkan
pertumbuhan dan perkembangan anak tidak optimal. Stimulasi tersebut mencakup
fisik,emosi, kognitif,dan intuisi. Dari penyebab lingkugan tersebut dapat diketahui, di
prediksikan dan diinterfensi penyebab anak dalam berkesulitan belajar.
a. Pengertian
Pendidikan adalah hak seluruh warga negara tanpa membedakan asal-usul, status
sosial ekonomi, maupun keadaan fisik seseorang, termasuk anak-anak yang mempunyai
kelainan sebagaimana di amanatkan dalam UUD 1945 pasal 31. . Dalam UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, hak anak untuk
memperoleh pendidikan dijamin penuh tanpa adanya diskriminasi termasuk anak-anak
yang mempunyai kelainan atau anak yang berkebutuhan khusus. Anak dengan
kebutuhan khusus (special needs children) dapat diartikan secara simpel sebagai anak
yang lambat (slow) atau mangalami gangguan (retarded) yang tidak akan pernah
berhasil di sekolah sebagaimana anak-anak pada umumnya. Banyak istilah yang
dipergunakan sebagai variasi dari kebutuhan khusus, seperti disability, impairment, dan
Handicap. Menurut World Health Organization (WHO), definisi masing-masing istilah
adalah sebagai berikut:
1) Disability : keterbatasan atau kurangnya kemampuan (yang dihasilkan dari
impairment) untuk menampilkan aktivitas sesuai dengan aturannya atau masih dalam
batas normal, biasanya digunakan dalam level individu.
2) Impairment: kehilangan atau ketidaknormalan dalam hal psikologis, atau struktur
anatomi atau fungsinya, biasanya digunakan pada level organ.
3) Handicap : Ketidak beruntungan individu yang dihasilkan dari impairment atau
disability yang membatasi atau menghambat pemenuhan peran yang normal pada
individu.
Anak berkebutuhan khusus (Heward) adalah anak dengan karakteristik khusus
yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada
ketidakmampuan mental, emosi atau fisik.
(IQ : 20-35), Tunagrahita sangat berat (IQ dibawah 20). Pembelajaran bagi individu
tunagrahita lebih dititik beratkan pada kemampuan bina diri dan sosialisasi.
4) Tunadaksa
Tunadaksa adalah individu yang memiliki gangguan gerak yang disebabkan oleh
kelainan neuro-muskular dan struktur tulang yang bersifat bawaan, sakit atau akibat
kecelakaan, termasuk celebral palsy, amputasi, polio, dan lumpuh. Tingkat gangguan
pada tunadaksa adalah ringan yaitu memiliki keterbatasan dalam melakukan aktifitas
fisik tetap masih dapat ditingkatkan melalui terapi, sedang yaitu memilki keterbatasan
motorik dan mengalami gangguan koordinasi sensorik, berat yaitu memiliki keterbatasan
total dalam gerakan fisik dan tidak mampu mengontrol gerakan fisik.
5) Tunalaras
Tunalaras adalah individu yang mengalami hambatan dalam mengendalikan
emosi dan kontrol sosial. individu tunalaras biasanya menunjukan prilaku menyimpang
yang tidak sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku disekitarnya. Tunalaras dapat
disebabkan karena faktor internal dan faktor eksternal yaitu pengaruh dari lingkungan
sekitar.
6) Kesulitan belajar
Adalah individu yang memiliki gangguan pada satu atau lebih kemampuan dasar
psikologis yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa, berbicara dan menulis
yang dapat mempengaruhi kemampuan berfikir, membaca, berhitung, berbicara yang
disebabkan karena gangguan persepsi, brain injury, disfungsi minimal otak, dislexia, dan
afasia perkembangan. individu kesulitan belajar memiliki IQ rata-rata atau diatas ratarata, mengalami gangguan motorik persepsi-motorik, gangguan koordinasi gerak,
gangguan orientasi arah dan ruang dan keterlambatan perkembangan konsep.
C. Pendekatan Pembelajaran Sesuai Dengan Keberagaman Peserta Didik
Dalam hal layanan pendidikan khusus tidak hanya faktor kebijakan saja yang
menentukan tetapi juga tim work yang mendukung, berikut ini adalah komponen tim work :
a. Guru pendidikan khusus adalah mereka yang memberikan pembelajaran sehari-hari dan
dukungan lain bagi siswa berkebutuhan khusus.
b. Billingual special educator adalah guru yang memiliki pengetahuan baik di bidang dwi
bahasa maupun pendidikan khusus.
c. Early childhood special educator adaah mereka yang memberikan pelayanan pada balita,
mereka dapat melakukan berkerja sama dengan guru-guru pre sekolah dalam hal
pendidikan umum.
d. speech/ language pathologist adalah mereka yang mendiagnosis anak-anak berkebutuhan,
mendesain tindakan dan layanan yang tepat serta memonitor kemajuannya.
e. School psychologist adalah mereka yang memiliki kompetensi untuk menentukan
kebutuhan anak-anak berkebutuhan khusus.
f. School counselor adalah mereka yang menangani bukan saja siswa biasa tetapi juga
siswa dengan kebutuhan khusus, pada sekolah regular.
g. school social worker adalah mereka yang meng koordinasika usaha-usaha pendidik,
keluarga dan orang-orag lembaga terkait untuk memastikan bahwa siswa dapat menerima
semua pelayanan yang mereka butuhkan.
h. School Nurse adalah mereka yang bertanggung jawab dalam memeriksa dan menjaga
kesehatan siswa, serta mengatur distribusi obat-obatan yang dibutuhkan siswa.
i. Educational interpreter adalah mereka yang membantu siswa yang mengalami kesulitan
mendengar dengan menggunakan bahasa isyarat.
j. General educational teacher adalah guru pada kelas regular yang memiliki kemampuan
untuk untuk memeberikan pelayanan bagi anak berkebutuhan khusus.
k. Pareducator adalah para profesinal yang bekerja di bawah arahan guru atau professional
dalam memberikan pelayanan bagi siswa berkebutuhan khusus.
l. Parents Orang tua siswa yang memberikan kontribusi terhadap sekolah mengenai
perkembangan serta kehidupn anaknya di luar sekolah.
m. Additional High Specialized Service Provider adalah mereka yang memiliki keahlian
spesifik di bidang tertentu guna menangani siswa yang membutuhkan pelayanan khusus
secara unik.
Keberagaman adalah untuk melayani kebutuhan belajar peserta didik tertentu
atau kelompok kecil peserta didik, dari pola pembelajaran yang lebih khusus untuk
seluruh kelas agar peserta didik menyukainya. Beberapa prinsip mendasar yang
mendukung keberagaman.
Keberagaman datang dari hasil penilaian yang efektif dan terus menerus dari
kebutuhan belajar peserta didik.
Dalam kelas yang bervariasi, perbedaan peserta didik diharapkan dapat
dihargai dan didokumentasikan sebagai dasar untuk merencanakan pembelajaran.
Prinsip ini mengingatkan kita akan hubungan dekat antara penilaian dan tugas.
Kita bisa mengajar lebih efektif jika kita tahu kebutuhan dan minat peserta
didik. Dalam kelas yang bervariasi, seorang guru melihat semua hal yang
dikatakan
peserta
didik
mereka
untuk membuat
keputusan
tentang kelas. Hasilnya peserta didik menjadi pembelajar yang lebih mandiri.
mendapatkan akses materi pelajaran yang dipelajari. Beberapa cara guru bisa
Menggunakan
dan memberikan tantangan kepada peserta didik yang bekerja dengan materi teks;
Mengulang kembali pembelajaran untuk peserta didik yang membutuhkan
objek
dengan
tape
beberapa
recorder,
peserta
poster
didik
dan
untuk
untuk
video
membantu
mendukung
sebagai
cara
kemampuan
pembelajaran.
Hasil/produk. Guru dapat membedakan hasil belajar yang dicapai peserta didik.
Berbagai hasil belajar tersebut dapat digunakan peserta didik untuk
menunjukkan apa yang telah dipelajari dan dipahami. Misalnya, sebuah produk bisa
berupa portofolio karya peserta didik, penampilan solusi dari suatu soal/masalah,
laporan akhir, soal-soal eksplorasi. Hasil belajar yang baik membuat peserta didik
memikirkan
kembali
apa
yang
DAFTAR RUJUKAN
Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : PT REMAJA
ROSDAKARYA
Mustaqin & Abdul Wahib. 2003. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT RINEKA CIPTA