PEMBAHASAN
A. Pengertian Studi Kasus
Cohen, Manion, dan Morrison (2007:253) mengemukakan bahwa studi
kasus dapat diartikan sebagai suatu teknik mempelajari seseorang individu atau
kelompok secara mendalam untuk membantunya memperoleh penyesuaian diri
yang baik. Menurut Moxfild (1930) studi kasus (Case Study) adalah bentuk
penelitian yang mendalam tentang suatu aspek lingkungan sosial termasuk
manusia di dalamnya. Studi kasus dapat mengenai perkembangan suatu hal, dapat
pula mengungkap sebab akibat, atau juga penelitian yang ingin memberi
gambaran tentang keadaan yang ada. Menurut Cresswel (2010), studi kasus
merupakan strategi penelitian yang menyelidiki secara cermat suatu program,
peristiwa, aktivitas, proses, atau sekelompok individu. Kasus-kasus dibatasi oleh
waktu dan aktivitas, dan peneliti mengumpulkan informasi secara lengkap dengan
menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah
ditentukan. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa studi
kasus merupakan salah satu bentuk penelitian kualitatif dengan mengkaji secara
mendalam tentang obyek yang diteliti.
Sifat khas studi kasus adalah untuk mempertahankan keutuhan dari obyek,
ini berarti bahwa data yang dikumpulkan dalam studi kasus dipelajari sebagai
suatu keseluruhan yang terintegrasi. Tujuannya adalah untuk mengembangkan
pengetahuan yang mendalam mengenai obyek yang bersangkutan, maka dari itu
studi kasus bersifat eksploratif. Ada dua hal yang memainkan peranan sangat
penting dalam metode studi kasus, yaitu masalah generalisasi dan reliabilitasi.
Studi kasus umum dipakai dalam rangka studi yang eksploratif saja, bukan
menguji suatu hipotesa melainkan untuk memperkembangkan hipotesa. Tujuan
utama studi kasus adalah untuk memberi pemahaman baru ke dalam gejala-gejala
sosial dan terutama dalam sistem sosial (Vredenbregt, 1980).
Creswell mengemukakan beberapa karakteristik dari suatu studi kasus
yaitu: (1) mengidentifikasi kasus untuk suatu studi; (2) Kasus tersebut
merupakan sebuah sistem yang terikat oleh waktu dan tempat; (3) Studi kasus
lanjut
Creswell
mengemukakan
beberapa
saran
dalam
3. Dalam memilih suatu kasus diperlukan dasar pemikiran dari peneliti untuk
melakukan strategi sampling yang baik sehingga dapat pula mengumpulkan
informasi tentang kasus dengan baik pula
4. Memiliki banyak informasi untuk menggambarkan secara mendalam suatu
kasus tertentu. Dalam merancang sebuah studi kasus, peneliti dapat
mengembangkan sebuah matriks pengumpulan data dengan berbagai informasi
yang dikumpulkan mengenai suatu kasus
5. Memutuskan batasan sebuah kasus. Batasan-batasan tersebut dapat dilihat
dari aspek waktu, peristiwa dan proses.
B. Kelebihan dan Kekurangan Studi Kasus
Masing-masing
metode
penelitian
tentu
memiliki
kelebihan
dan
kekurangan, demikian pula dengan metode studi kasus. Menurut Sevilla (1993),
keuntungan metode kasus adalah pertama, peneliti dapat menemukan dengan
menggali
lebih
dalam
seluruh
kepribadian
seseorang
yakni
dengan
dalam sebuah teori interaktif. Studi berlanjut dengan melihat kemampuan dan
ketidakmampuan membaca siswa akan memprediksi kegagalan dan keberhasilan
siswa dalam membaca dan menulis. Hal ini berhubungan erat dengan faktor
internal dan eksternal. Kemudian studi berlanjut dengan mengeksplorasi
pengalaman seorang siswa yang berusia 81/2 tahun. Dalam kasus penembakan di
kampus, kita tidak memposisikan studi di dalam dasar teori tertentu sebelum
pengumpulan data, tetapi setelah pengumpulan data sehingga acapkali dikenal
dengan teori-setelah.
Menurut Creswell dalam studi kasus kualitatif, seseorang dapat menyusun
pertanyaan maupun sub pertanyaan melalui isu dalam tema yang dieksplorasi,
juga sub pertanyaan tersebut dapat mencakup langkah-langkah dalam prosedur
pengumpulan data, analisis dan konstruksi format naratif. Sub pertanyaan yang
dapat memandu peneliti dalam melakukan penelitian studi kasus sebagai berikut :
materi kasus)
Bagaimana peneliti menginterpretasikan tema-tema dalam teori sosial dan
psikologi yang lebih luas? (pelajaran yang dipelajari dari kasus berdasarkan
literatur)
D. Observasi Partisipatif
Penulis menggunakan teknik Observasi Partisipatif, yaitu observasi
dimana peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati
atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian(Sugiyono, 2005:64).
Sumber data dalam penelitian ini adalah pemustaka, sehingga penulis mengamati
seluruh kegiatan yang ada di dalam ruang UPT Perpustakaan Politeknik Negeri
alat
Masalah pribadi (ada konflik dalam dirinya dan kurang percaya pada diri
sendiri)