Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK
: 2 (DUA)
NAMA KELOMPOK
1.
2.
3.
4.
5.
6.
M. ISKANDAR AL-HAKIM
MAYA PUSPITASARI
KENNY PERMATA HATI
NURRUNNISA
SHINTYA FEBRIZA
SARI RISKI HASIBUAN
KELAS
: 2 KIMIA B
DOSEN PENGAJAR
Tujuan
1
III.
Dasar Teori
Kecepatan suatu reaksi kimia berbanding lurus terhadap konsentrasi dari
reaktan dan biasanya dinyatakan dalam bentuk konsentrasi dari salah satu reaktan
atau salah satu produk.
dC
dt
atau
dx
dt
Dimana :
C
= Konsentrasi salah satu reaktan
x
= Konsentrasi salah satu produk
t
= Waktu
Secara umum :
A+B+C
Produk
Persamaan Kecepatan reaksi dapat dinyatakan dalam bentuk :
dC
n1
n2
n3
dt = K (A) (B) (C) (1)
Dimana :
K
= Konstanta Kecepatan reaksi
n
= Orde (tingkat) reaksi, yakni jumlah pangkat dalam persamaan
kecepatan reaksi
n
= n1 + n2 + n3 + . . . . .
Untuk reaksi tingkat dua, misalnya oksidasi dari yodida dengan Sulfat
2I- + S2O32I2 + 2SO42Persamaan reaksinya dapat dituliskan sebagai berikut :
dx
dt
Dimana :
a
= Konsentrasi mula-mula persulfat
b
= Konsentrasi mula-mula dari yodida
Jika salah satu dari reaktan sangat berlebih, maka konsentrasinya dianggap
tetap selama berlangsungnya reaksi, maka reaksi akan mengikuti reaksi tingkat
satu. Misalkan konsentrasi dari yodida pada reaksi diatas besar, maka selama
terjadi reaksi konsentrasi ini dianggap tetap (tidak berubah)
Persamaan (2) akan berubah menjadi :
dx
dt = K2 (a-x) b . . . . . . . . (3)
Hasil integral dengan batas-batas t = 0 dan x = 0 , akan diperoleh :
a
1
b K2 = t ln (ax)
atau ln (a-x) = ln a- Kt
Dimana : K = b K2
Jika dibuat grafik log (a-x) versus t akan didapat garis lurus dan harga K
diperoleh dari harga slope.
IV.
Langkah Kerja
1. Memasukkan 50 mL larutan 0,4 N KI ke dalam labu konis (labu Erlenmeyer),
kemudian
memasukkan
kedalam
thermostat
(pendingin)
dan
suhu
V.
Titrasi (a mL)
Titrasi (x mL)
(a-x)
Log (a-x)
VI.
Data Pengamatan
Tabel Pengamatan I
Waktu (menit)
3
8
15
20
30
40
50
60
Titrasi (a mL)
10
9,8
9,7
9,6
9,6
8,5
7,8
6
Titrasi (x mL)
3,2
5,4
7,9
8,5
9,6
9,8
9,9
10
(a-x)
6,8
4,4
1,8
1,1
0
-1,3
-2,1
-4
Log (a-x)
0,8325
0,6434
0,2552
0,0413
0
-0,1139
-0,3222
-0,6020
Waktu (menit) sebagai x dan log (a-x) sebagai y, reaksi penguraian iodide :
2II2 + 2eKeterangan :
K
= Slope
K = b K2
4
log (a-x)
0
0
10
20
30
40
50
60
70
-0.5
-1
Waktu (menit)
VII.
Perhitungan
Pembuatan Larutan
Larutan Na2S2O3 250 mL 0,01 N
Gram
= N x V x BE
= 0,01 ek/L x 0,25 L x 248,18 gr/ek
= 0,62 gram
Larutan KI 0,4 N 100 mL
Gram
= N x V x BE
= 0,4 ek/L x 0,1 L x 166 gr/ek
= 6,64 gram
Waktu (menit) X
3
8
15
20
30
40
50
X2
9
64
225
400
900
1600
2500
Log (a-x) Y
0,8325
0,6434
0,2552
0,0413
0
-0,1139
-0,3229
5
XY
2,4975
5,1472
3,828
0,826
0
-4,556
-16,145
60
Jumlah (226)
-0,6020
Jumlah (0,7336)
3600
Jumlah (9298)
-36,12
Jumlah (-44,5223)
Y = a X + b
Slope
=a
Intersept = b
Keterangan :
a
= -K
b
= ln a
K2
= ?
Sedangkan untuk b dari K = b K2 adalah konsentrasi mula-mula iodide.
n . XY X .Y
Slope
= n. X 2( X )2
Y = a X + b
Intersept
= -0,022394542
Y . X 2 X X Y
= n . X 2( X) 2
Y = -0,022394543 X + 0,7243458
= 0,724345829
Slope = a , berarti Slope = -K
a = -K
K = 0,0223
Maka,
Jika b = 0,4 M , K = b K2
K2 = K/b
K2 = 0,0233/0,4
K2 = 0,05575
VIII.
Analisa Percobaan
Setelah dilakukan percobaan dapat dianalisa bahwa, tujuan dari praktikum kali
ini adalah untuk menentukan konstanta kecepatan reaksi dengan memanfaatkan
metode titrasi. Adapun zat yang digunakan ada 4macam yaitu K 2S2O8, KI,
Na2S2O3 dan Amilum. K2S2O8 digunakan sebagai zat pereaksi yang akan
3. Konsytanta kecepatan reaksi didapat sebesar 0,05575 dan nilai dari slope dan
intersept berturut-turut adalah -0,022394543 dan 0,7243458
4. Persamaan regrasi liniernya yaitu Y = -0,022394543 X + 0,7243458
DAFTAR PUSTAKA
GAMBAR ALAT
1. Gelas Kimia
7. Kaca Arloji
2. Spatula
8. Pengaduk
3. Pipet Ukur
9. Bola Karet
4.
Pipet Tetes
5. Labu ukur
11. Buret
10
6. Erlenmeyer
11