Anda di halaman 1dari 16

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

RINGKASAN MATA KULIAH


LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK DAN ELEMENNYA

Kelompok 2:
R. Helisa Pera
Nasta Aulia Listi
Amie Dhiza
Diana Rovita

Jurusan Akuntansi
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS RIAU

LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK DAN ELEMENNYA


1. PENDAHULUAN
Sektor publik merupakan organisasi yang kompleks dan heterogen.
Kompleksitas sektor publik tersebut menyebabkan kebutuhan informasi
untuk perencanaan dan pengendalian manajemen lebih bervariasi.
Demikian juga stakeholder sektor publik, mereka membutuhkan informasi
yang lebih bervariasi, handal, dan relevan untuk pengambilan keputusan.
Tugas dan tanggung jawab akuntan sektor publik adalah menyediakan
informasi baik untuk memenuhi kebutuhan internal organisasi maupun
kebutuhan pihak eksternal.
Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan
laporan keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas
publik. Akuntansi dan laporan keuangan mengandung pengertian sebagai
suatu proses pengumpulan, pengolahan, dan pengkomunikasian informasi
yang bermanfaat untuk pembuatan keputusan dan untuk menilai kinerja
organisasi. Karena kebutuhan informasi di sektor publik lebih bervariasi,
maka informasi tidak terbatas pada informasi keuangan yang dihsilkan
dari sistem akuntansi organisasi. Informasi non-moneter seperti ukuran
output pelayanan harus juga dipertimbangkan dalam pembuatan
keputusan.

2. TUJUAN
PUBLIK

DAN

FUNGSI

LAPORAN

KEUANGAN

SEKTOR

Mardiasmo (2002) menyebutkan tujuan dan fungsi laporan


keuangan sektor publik sebagai berikut:
1) Kepatuhan dan Pengelolaan Compliance and Stewardship
Laporan keuangan digunakan untuk memberikan jaminan kepada
pengguna laporan keuangan dan pihak otoritas penguasa bahwa
pengelolaan sumber daya telah dilakukan sesuai dengan ketentutan
hukum dan peraturan lain yang telah ditetapkan.
2) Akuntabilitas dan Pelaporan Retrospektif Accountability and
Retrospective Reporting
Laporan keuangan digunakan sebagai bentuk pertanggungjawaban
kepada publik. Laporan keuangan digunakan untuk memonitor kerja
dan mengevaluasi manajemen, memberikan dasar untuk mengamati
tren antarkurun waktu, pencapaian atas tujuan yang telah ditetapkan,
dan membandingkannya dengan kinerja organisasi lain yang sejenis
jika ada.
2 | Akuntansi Sektor Publik (Kelas B)
Kelompok 2

3) Perencanaan dan Informasi Otorisasi Planning and Authorization


Information
Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan dasar perencanaan
kebijakan dan aktivitas di masa yang akan datang dan memberikan
informasi pendukung mengenai otorisasi penggunaan dana.
4) Kelangsungan Organisasi Viability
Laporan keuangan berfungsi untuk membantu pengguna dalam
menentukan apakah suatu organisasi atau unit kerja dapat
meneruskan menyediakan barang dan jasa (pelayanan) di masa yang
akan datang.
5) Hubungan Masyarakat Public Relation
Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan kesempatan kepada
organisasi untuk mengemukakan pernyataan atas pretasi yang telah
dicapai kepada pengguna yang dipengaruhi karyawan dan masyarakat,
serta sebagai alat komunikasi dengan publik dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan.
6) Sumber Fakta dan Gambaran Source of Facts and Figures
Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi kepada
berbagai kelompok kepentingan yang ingin mengetahui organisasi
secara lebih dalam.
FASB dalam Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No
4:
Objectives
of
Financial
Reporting
by
Nonbusiness
Organizations, tujuan laporan keuangan sebagai berikut:
a. Laporan Keuangan organisasi nonbisnis hendaknya dapat memberikan
informasi yang bermanfaat untuk pembuatan keputusan yang rasional
mengenai alokasi sumber daya organisasi
b. Memberikan informasi untuk membantu dalam menilai pelayanan yang
diberikan oleh organisasi nonbisnis serta kemampuannya untuk
melanjutkan memeberi pelayanan tersebut.
c. Memberikan informasi yang bermanfaat dalam menilai kinerja manajer
organisasi nonbisnis atas pelaksanaan tanggung jawab pengelolaan
serta aspek kinerja lainnya.
d. Memberikan informasi mengenai sumber daya ekonomi, kewajiban,
kekayaan bersih, pengaruh dari transaksi, peristiwa dan kejadian
ekonomi yang mengubah sumber daya dan kepentingan sumber daya
tsb.
e. Memberikan informasi mengenai kinerja organisasi selama 1 periode.
f. Memberikan informasi mengenai bagaimana organisasi memperoleh
dan membelanjakan sumber daya kas, mengenai utang dan
pembayaran kembali utang, dan mengenai faktor-faktor yang dapat
memengaruhi likuiditas organisasi
g. Memberikan penjelasan dan interpretasi untuk membantu pengguna
dalam memahami informasi keuangan yang diberikan.
3 | Akuntansi Sektor Publik (Kelas B)
Kelompok 2

Secara spesifik, tujuan khusus pelaporan keuangan sektor publik


adalah menyediakan informasi yang relevan dalam pengambilan
keputusan, dan menunjukkan akuntabilitas entitas atas sumber daya yang
dipercayakan, dengan cara:
a.
Menyediakan informasi mengenai sumber daya, alokasi, dan
penggunaan sumber daya keuangan.
b.
Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas mendanai
aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya.
c.
Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi
kemampuan entitas dalam membiayai aktivitasnya dan memenuhi
kewajiban serta komitmennya.
d.
Menyediakan informasi mengenai kondisi keuangan suatu entitas
dan perubahan yang terjadi.
e.
Menyediakan informasi secara keseluruhan yang berguna dalam
mengevaluasi kinerja entitas menyangkut biaya jasa, efisiensi, dan
pencapaian tujuan.

3. KOMPONEN-KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN SEKTOR


PUBLIK
Komponen-komponen laporan keuangan sektor publik yang lengkap
meliputi:
a. Laporan Posisi Keuangan (Neraca);
Laporan Posisi Keuangan (Neraca) adalah laporan keuangan yang
menyajikan posisi aktiva, hutang, dan modal pemilik pada satu saat
tertentu.
b. Laporan Kinerja Keuangan (Laporan Surplus-Defisit);
Laporan Kinerja Keuangan (Laporan Surplus-Defisit) atau Laporan
Profit dan Loss adalah laporan keuangan yang menyajikan pendapatan
dan biaya selama periode tertentu.
c. Laporan Perubahan dalam Aktiva/Ekuitas Neto;
Laporan Perubahan dalam Aktiva/Ekuitas Neto menyajikan total
surplus/defisit neto untuk suatu periode; pendapatan dan biaya lainnya
yang diakui secara langsung sebagai perubahan dalam aktiva/akuitas
neto; dan, setiap kontribusi oleh, dan kepada, pemilik dalam
kapasitasnya pemilik.
d. Laporan Arus Kas;
Laporan Arus Kas menyajikan informasi tentang penerimaan dan
pengeluaran kas selama satu periode tertentu.
e. Kebijakan Akuntansi dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Catatan atas laporan keuangan dari entitas harus:
1) Menyajikan informasi mengenai dasar penyusunan laporan
keuangan, dan kebijakan akuntansi spesifik yang dipilih serta
4 | Akuntansi Sektor Publik (Kelas B)
Kelompok 2

diterapkan terhadap transaksi-transaksi dan peristiwa-peristiwa


pnting lainnya;
2) Mengungkapkan informasi yang diwajibkan oleh tandar Akuntansi
Keuangan Sektor Publik, yang tidak disajikan dalam laporan posisi
keuangan, laporan kinerja keuangan, laporan arus kas, dan laporan
perubahan aktiva/ekuitas neto; dan
3) Menyediakan informasi yang tidak disajikan pada laporan keuangan,
namun persyaratan penyajian wajar tetap diterapkan.

4. PEMAKAI LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK


Pemakai laporan keuangan sektor publik dapat diidentifikasikan
dengan menelusuri siapa yang menjadi stakeholder organisasi. Drebin et
al. (1981) mengidentifikasikan terdapat sepuluh kelompok pemakai
laporan keuangan. Lebih lanjut Drebin menjelaskan keterkaitan antar
kelompok pemakai laporan keuangan tersebut dan menjelaskan
kebutuhannya. Kelompok pemakai laporan keuangan tersebut adalah :
a. Pembayar pajak (taxpayers)
b. Pemberi dana bantuan (granlurx)
.
c. Investor
d. Pengguna jasa (fee-paying service recipients)
e. Karyawan/ pegawai
f. Pemasok (vendor)
g. Dewan legislatif
h. Manajemen
i. Pemilih (voters)
j. Badan pengawas (oversight bodies)
Pengklasifikasian tersebut didasarkan atas pertimbangan bahwa
pembayar pajak, pemberi dana bantuan, investor, dan pembayar jasa
pelayanan merupakan sumber penyedia keuangan organisasi, karyawan
dan pemasok merupakan penyedia tenaga kerja dan sumber daya
material, dewan legislative, dan manajemen membuat keputusan alokasi
sumber daya, dan aktivitas mereka semua diawasi oleh pemilih dan
badan pengawas, termasuk level pemerintahan yang lebih tinggi.
Anthony mengklasifikasikan pemakai laporan keuangan sektor
publik menjadi lima kelompok, yaitu:
a.
Lembaga pemerintah (governing bodies)
b.
Investor dan kreditor
c.
Pemberi sumber daya (resourceproviders)
d.
Badan pengawas (oversight bodies)
e.
Konstituen

5 | Akuntansi Sektor Publik (Kelas B)


Kelompok 2

Pengklasfikasian pemakai laporan keuangan yang dilakukan


Anthony adalah dengan mempertimbangkan semut organisasi nonbisnis,
bukan untuk organisasi pemerintahan saja, sedangkan Drebin et al
mengklasifikasikan pemakai laporan keuangan untuk sektor pemerintahan
saja. Jika dibandingkan dengan analisis Drebin et al., Anthony
memasukkan pembayar pajak, pemilih, dan karyawan dalam satu
kelompok yang ia sebut konstituen. Ia mengelompokkan pemberi dana
bantuan dan pembayar jasa sebagai pemberi sumber daya, investor dan
kreditor dikelompokkan menjadi satu.
Sementara itu, Hanley el d. (1992) mengklasifikasikan pengguna
laporan keuangan sektor publik menjadi dua belas kelompok, yaitu:
1. Anggota terpilih (electedmembers)
2. Masyarakat sebagai pemilih dan/atau pembayar pajak
3. Pelanggan atau klien
4. Karyawan/pegawai
5. Pelanggan dan pemasok
6. Pemerintah
7. Pesaing (competitors)
8. Regulator
9. Pemberi pinjaman (leaders)
10.
Donor dan sponsor
11.
Investor atau patner bisnis
12.
Kelompok penekan lainnya
Pengklasifikasian pemakai laporan keuangan sektor publik menurut
Borgonovi dan Anessi-Pessina(l997) :
1. Masyarakat pengguna jasa publik
2. Masyarakat pembayar pajak
3. Perusahaan dan organisasi sosial ekonomi yang menggunakan
pelayanan public sebagai input atas aktivitas organisasi
4. Bank dan masyarakat sebagai kreditor pemerintah
5. Badan-badan internas'ional, seperti Bank Dunia, IMF, ADB, PBB, dsb.
6. Investor using dan Country Analyst
7. Generasi yang akan datang
8. Lembaga Negara
9. Kelompok Politik (Partai Politik)
10.
Manajer publik (Gubernur, Bupati, Direktur BUMN/BUMD)
11.
Pegawai pemerintah
Serikat dagang sektor publik Governmental Accounting Standars
Board (GASB) (1999, p. B184) mengidentifikasikan pemakai laporan
keuangan pemerintah menjadi tiga kelompok besar, yaitu:
1. Masyarakat yang kepadanya pemerintah bertanggungjawab,
2. Legislatif dan Badan Pengawasan yang secara langsung mewakili
rakyat,
6 | Akuntansi Sektor Publik (Kelas B)
Kelompok 2

3. Investor dan kreditor yang memberi pinjaman dan/ atau berpartisipasi


dalam proses pemberian pinjaman.

5. HAK DAN KEBUTUHAN PAMAKAI LAPORAN KEUANGAN


Pada dasarnya masyarakat (publik) memiliki hak dasar terhadap
pemerintah, yaitu:
a.
Hak untuk mengetahui (right to know), yaitu:
Mengetahui kebijakan pemerintah
Mengetahui keputusan yang diambil pemerintah
Mengetahui alasan dilakukannya suatu kebijakan dan keputusan
tertentu
b. Hak untuk diberi informasi (right to be informed), yang meliputi hak
untuk diberi penjelasan secara terbuka atas permasalahanpermasalahan tertentu yang menjadi perdebatan publik.
c.
Hak untuk didengar aspirasinya (right to be heard and to be listened
to).
1.
2.

3.
4.

5.

6.

Kebutuhan informasi pemakai laporan keuangan pemerintah, yaitu:


Masyarakat pengguna pelayanan publik membutuhkan informasi atas
biaya, harga, dan kualitas pelayanan yang diberikan.
Masyarakat pembayar pajak dan pemberi bantuan ingin mengetahui
keberadaan dan penggunaan dana yang telah diberikan. Publik ingin
mengetahui apakah pemerintah telah melakukan ketaatan fiskal dan
ketaatan pada peraturan perundangan atas pengeluaran-pengeluaran
yang dilakukan.
Kreditor dan investor membutuhkan informasi untuk menghitung
tingkat risiko, likuiditas, dan solvabilitas.
Parlemen dan kelompok politik memerlukan informasi keuangan untuk
melakukan fungsi pengawasan, mencegah terjadinya laporan yang
bias atas kondisi keuangan pemerintah, dan penyelewengan keuangan
negara.
Manajer publik membutuhkan informasi akuntansi sebagai komponen
sistem informasi manajemen untuk membantu perencanaan dan
pengendalian organisasi, pengukuran kinerja, dan membandingkan
kinerja organisasi antar kurun waktu dan dengan organisasi lain yang
sejenis.
Pegawai membutuhkan informasi atas gaji dan manajemen
kompensasi.

6. BENTUK LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK


TABEL 1: Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
7 | Akuntansi Sektor Publik (Kelas B)
Kelompok 2

PADA TANGGAL 31 DESEMBER 20XX (dalam


ribuan rupiah)
AKTIVA
Aktiva Lancar
Kas dan Setara Kas
Piutang
Persediaan
Uang Muka
Investasi
Total Aktiva Lancar
Aktiva Tidak Lancar
Piutang
Investasi
Aktiva Keuangan Lainnya
Infrastruktur, pabrik dan peralatan
Tanah dan bangunan
Aktiva Tidak Berwujud
Aktiva Nonkeuangan Lainnya
Total Aktiva Tidak Lancar
Total Aktiva
KEWAJIBAN
Kewajiban Lancar
Utang Usaha
Pinjaman Jangka Pendek
Bagian-lancar Pinjaman Jangka
Panjang
Penyisihan
Employee Benefits
Pensiun
Total Kewajiban Lancar
Kewajiban Tidak Lancar
Utang Usaha
Pinjaman
Penyisihan
Employee Benefits
Pensiun
Total Kewajiban Tidak Lancar
Total Kewajiban
Aktiva Neto
AKTIVA/EKUITAS NETO
Modal Sumbangan
8 | Akuntansi Sektor Publik (Kelas B)
Kelompok 2

x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x

x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x

Entitas Pemerintah
Cadangan
Akumulasi Surplus (Defisit)

x
x
x
x
x
x

Partisipasi Minoritas
Aktiva/Ekuitas Neto Total

TABEL 2: Laporan Kinerja Keuangan


CONTOH KLASIFIKASI BIAYA MENURUT FUNGSI
ORGANISASI SEKTOR PUBLIK
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 20XX
(dalam ribuan rupiah)
Pendapatan Operasi
Pajak
Batas jasa, denda, hukuman dan
perizinan
Pendapatan dari transaksi pertukaran
Transfer dari entitas pemerintah lain
Pendapatan operasi lainnya
Total pendapatan operasi
Biaya operasi
Jasa publik umum
Pertahanan
Keteraturan dan kemanan publik
Pendidikan
Kesehatan
Proteksi/jaring pengaman sosial
Fasilitas masyarakat dan perumahan
Rekreasi, budaya dan agama
Masalah ekonomi
Proteksi lingkungan
Biaya ekonomi
Surplus (Defisit) dari aktiva
operasi
Biaya bunga
Surplus penjualan properti, pabrik dan
peralatan
Pendapatan (biaya) total nonoperasi
Surplus (Defisit) dari aktiva
operasi
Surplus (defisit) saham partisipasi
minoritas
9 | Akuntansi Sektor Publik (Kelas B)
Kelompok 2

x
x
x
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
(x)
X
X
X
X

Surplus (defisit) neto


Pos Luar Biasa
Pos luar biasa
Surpus (defisit) neto selama
periode berjalan

X
X
X

TABEL 3: Laporan Kinerja Keuangan


CONTOH KLASIFIKASI BIAYA MENURUT HAKIKAT
ORGANISASI SEKTOR PUBLIK
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 20X8
(dalam ribuan rupiah)
Pendapatan Operasi
Pajak
Batas jasa, denda, hukuman dan perizinan
Pendapatan dari transaksi pertukaran
Transfer dari entitas pemerintah lain
Pendapatan operasi lainnya
Total pendapatan operasi
Biaya operasi
Gaji, upah dan employee benefits
Grants dan pembayaran transfer lain
Perlengkapan dan barang konsumsi yang
dipakai
Biaya penyusutan dan amortisasi
Biaya operasi lainnya
Total biaya operasi

Surplus/ (Defisit) dari Aktivitas Operasi


Biaya keuangan
Surplus penjualan properti, pabrik dan peralatan
Pendapatan (biaya) total monoperasi
Surplus/ (Defisit) dari Aktiva Biasa
Surplus/ (Defisit) saham partisipasi minoritas
Surplus/(Defisit) Neto Sebelumnya
Pos Luar Biasa
Pos luar biasa
Surplus/(Defisit) Neto selama Periode Berjalan

x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
(x)
x
x
x
x
x
x
x

TABEL 4: Laporan Arus Kas menurut Metode Tidak Langsung


ORGANISASI SEKTOR PUBLIK
LAPORAN ARUS KAS
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 20X8
10 | Akuntansi Sektor Publik (Kelas B)
Kelompok 2

ARUS KAS DARI AKTIVA OPERASI

11 | Akuntansi Sektor Publik (Kelas B)


Kelompok 2

Surplus (defisit) dari aktivitas biasa


Perubahan nonkas
Penyusutan
Amortisasi
Peningkatan penyisihan piutang ragu-ragu
Peningkatan utang
Peningkatan pinjaman
Peningkatan penyisihan terkait dengan biaya
karyawan
Laba/rugi penjualan investasi
Peningkatan aktivitas lancar lainnya
Peningkatan investasi karena evaluasi
Peningkatan piutang
Pos luar biasa
Arus kas neto dari aktivitas operasi
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Pembelian bangunan dan peralatan
Hasil penjulanan bangunan dan peralatan
Hasil penjualan investasi
Pembelian sekuritas mata uang asing
Arus kas neto dari aktivitas investasi
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN
Penerimaan dari pinjaman
Pembayaran kembali pinjaman
Distribusi/ dividen kepada pemerintah
Arus kas neto dari aktivitas pembiayaan
Kenaikan/(penurunan) neto kas dan setara kas
Kas dan setara kas awal periode
Kas dan setara kas akhir periode

xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
(xx)
(xx)
(xx)
(xx)
xx
(xx)
xx
xx
(xx)
xx
xx
(xx)
(xx)
xx
xx
xx
xx

TABEL 5: Laporan Arus Kas menurut Metode Langsung


ENTITAS SEKTOR PUBLIK
LAPORAN ARUS KAS
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 20X8
(dalam ribuah rupiah)
ARUS KAS DARI AKTIVA OPERASI
Penerimaan
Perpajakan
Perpajakan
Penjualan barang dan jasa
Hibah
Penerimaan bunga
Pembayaran
12 | Akuntansi Sektor Publik (Kelas B)
Kelompok 2

xx
xx
xx
xx

Biaya karyawan
Pensiunan
Penerima bunga
Penerima lainnya
Arus kas neto dari aktivitas operasi
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Pembelian peralatan
Hasil penjualan peralatan
Hasil penjualan investasi
Pembelian sekuritas mata uang asing
Arus kas neto dari aktivitas investasi
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN
Penerimaan dari pinjaman
Pembayaran kembali pinjaman
Distribusi/deviden dari BUMD
Arus kas neto dari aktivitas pembiayaan
Kenaikan/ (penurunan) neto kas dan setara kas
Kas dan setara kas awal periode
Kas dan setara kas akhirperiode

(xx)
(xx)
(xx)
(xx)
xx
(xx)
xx
xx
(xx)
(xx)
xx
(xx)
xx
xx
xx
xx
xx

7. SISTEM PELAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK


a. Dasar Kas (Cash Base)
Sistem akuntansi dasar kas hanay mengakui arus kas masuk dan
arus kas keluar. Akun keuangan akhirnya akan dirangkum dalam buku kas.
Laporan keuangan tidak bias dihasilkan apabila tidak ada data tentang
aktiva dan kewajiban. Penjualan hanya dicatat bila kas diterima, sehingga
tidak ada pos piutang. Pembelian dicatat saat kas dibayarkan sehingga
tidak ada utang.
Laporan arus kas banyak dipakai dalam akuntansi bisnis, namun
sebagai tambahan atas laporan pendapatan dan laporan posisi keuangan.
Ada satu buku yang sangat penting dan berharga mengenai akuntansi
arus kas bagi dunia usaha yang menyatakan bahwa laporan akuntansi
aktrual tradisional terlalu subjektif dan menyembunyikan informasi
penting tentang kinerja organisasi.
Akuntansi arus kas dipraktikkan di berbagai organisasi sektor publik,
misalnya akun enerimaan dan pembayaran yang sederhana dari kegiatan
derma kecil, dan yang terpenting jumlah uang yang digunakan adalah
akun kas pemerintah.
b. Dasar Akrual (Acrual Base)
Definisi konsep akuntansi akrual sebagaimana tercantum pada
SSAP 2 adalah sebagai berikut: Penerimaan dan biaya bertambah (diakui
13 | Akuntansi Sektor Publik (Kelas B)
Kelompok 2

karena diperoleh atau dimasukkan bukan sebagai uang yang diterima


atau dibayarkan) dalam jumlah yang sesuai satu sama lain, dapat
dipertahankan atau dianggap benar, dan berkaitan dengan rekening laba
dan rugi selama periode yang bersangkutan.
Kepastian penerimaan secara hokum sangat ditentukan dengan
faktur yang telah diterbitkan. Kepastian munculnya biaya ditentukan
dengan penerimaan jasa/barang.
Penerapan dasar akrual lebih mengutamakan laporan yang
dihasilkan untuk kepentingan kreditor dan debitor. Oleh karena itu,
organisasi sektor publik akan membuat catatatan yang sangat teliti dari
para debitor dan kreditor. Jadi, system akuntansi yang dibangun dapat
dipilah mana yang berorientasi utang dan piutang.
Setiap organisasi publik mempunyai daftar laporan yang jumlahnya
mungkin berbeda satu dengan yang lain karena perbedaan proses kerja
organisasi. Namun ada juga persamaan karena alur penerimaan dan
pembayaran terjadi secara konsisten antarorganisasi.
Keunggulan dan Kelemahan Dasar Akrual
1. Penerimaan dan pengeluaran dalam laporan operasi berhubungan
dengan penerimaan dan pemasukannya, yang berarti dasar akrual
memberikan alat ukur atas barang/jasa yang dikosumsi, diubah, serta
diperoleh; sementara dasar kas menyediakan alat ukur atas arus kas
masuk dank as keluar.
2. Dasar akrual menunjukkan gambaran tentang pendapatan. Perubahan
pendapatan Yng diperoleh menurut dasar akrual dan besarnya biaya
historis adalah alat ukur kinerja yang diterima.
3. Dasar akrual dapat dijadikan alat ukur modal. Secara historis, nilai
modal yang diinvestasikan dalam organisasi public akan berusaha
dipertahankan. Gagsan mempertahankan modal ini dapat diartikan
bahwa pendapatan hanya diakui setelah modal dipertahankan
seutuhnya.
Dalam dasar akrual, biaya historis sebuah asset merupakan nilai
awal. Jika asset tersebut merupakan modal organisasi, nilai awalnya
adalah nilai modal yang disetorkan. Apabila kemudian modal asset
tersebut dijual dengan harga melampaui nilai historisnya, keuntungan
akan diakui sebagai pendapatan. Inilah kelemahan biaya historis.
Keuntungan yang didapatkan harus merupakan selisih lebuh nilai jual
dibandingkan nilai pasar asset pada saat itu. Nilai pasar asset saat itu
lebih riil digunakan kerena asset telah disusutkan dan digunakan
manfaatnya.
Beberapa masalah aplikasi dasar akrual dapat diidentifikasikan
sebagai berikut:
14 | Akuntansi Sektor Publik (Kelas B)
Kelompok 2

1. Penetuan pos dan besaran transaksi dicatat dalam jurnal yang


dilakukan oleh individu yang bertugas mencatatnya. Pengaruh
subjektivitas individu pencatat transaksi cukup besar.
2. Relevansi akuntansi akrual menjadi terbatas ketika dikaitkan dengan
nilai historis dan inflasi.
3. Jika
dibandingkan
dengan
dasar
kas,
penyesuaian
akrual
membutuhkan prosedur administrasi yang lebih rumit sehingga lebih
mahal.
4. Peluan terjadinya manipulasi keuangan sulit dikendalikan. Peluang
manipulasi ternuka ketika apabila pengeluaran uang dilakukan tanpa
melalui prosedur, terutama untuk pengeluaran uang dibawah normal.
c. Akuntansi Dana (Fund Accounting)
Akuntansi dana merupakan salah satu alternatif system akuntansi di
sektor publik yang dikembangkan dari dasar kas dan pengendalian
anggaran. Bagi sektor publik, dana kas setor publik cukup penting dan
berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Besarnya dana kas
sangat mempengaruhi anggaran organisasi, sehingga system akuntansi
lebih memprioritaskan pengelolaan dana kas.
Sistem akuntansi dana mengakui transaksi organisasi ketika
komitmen sudah disepakati. Ini berarti transaksi belum diakui ketika kas
dibayar atau diterima, atau ketika faktur diterima atau dikeluarkan,
namun lebih awal lagi, yaitu ketika pesanan dikirim atau diterima.
Fungsi dan Permasalahan Akuntansi Dana
Fungsi pertama akuntansi dana adalah sebagai pengendalian
anggaran. Dasar pemikirannya adalah manajer tidak bias mengendalikan
laporan bulanan, dan proses menghasilkan laporan tersebur adalah sejak
transaksi terjadi. Peranan manajer sangat menentukan seberapa besar
pencairan anggaran yang telah disepakati. Manajer dapat mengendalikan
kesesuaian catatan dengan anggaran yang disepakati.
Akuntansi dana berkonsentrasi pada pesanan yang dikirimkan.
Pesanan yang diterima, yang berkaitan dengan penerimaan tidak akan
diperhitungakan sampai faktur dikirimkan. Jadi, masalah pengendalian
anggaran tidak mempengaruhi penerimaan.
Walaupun akuntansi dana dapat mengendalikan anggaran,
permasalahan penerapannya pada laporan keuangan tidak dapat
dihindarkan.laporan keunagn mengungkapkan pengeluaran yang didikung
bukti pemesanan. Pembatalan pemesanan secara hukum tidak akan
berdampak apa-apa.
Permasalahan akuntansi akrual akan muncul dalam akuntansi dana.
Manajer akan mengalami masalah dengan pengeluaran anggran di bawah
target dalam bulan-bulan tertentu, dimana kekurangn tersebut akan
ditutup pada bulan berikutnya. Dalam akuntansi dana manajer dapat
mengirimkan pesanan beberapa hari sebelum akhir tahun untuk
memenuhi anggaran. Akuntansi dana memberikan peluang kontribusi ke
15 | Akuntansi Sektor Publik (Kelas B)
Kelompok 2

cadangan umum pada akhir tahun dan menjadikan kontribusi itu sebagai
pembiayaan.
Jika akuntansi dana yang diterapkan selama periode tertentu,
pengubahan menjadi akrual biasanya dilakukan pada akhir tahun dan
penyesuaian akunnya sebagai berikut:
Pesanan yang dikirim
Pengeluaran no. 1 a/c
Pengeluaran no. 2 a/c

xx
xx
xx

Sumber :

Bastian, Indra, 2010, Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar,


Penerbit Erlangga, Jakarta.
Nordiawan, Deddi, (2011), Akuntansi Sektor Publik, Penerbit Salemba
Empat, Jakarta.

16 | Akuntansi Sektor Publik (Kelas B)


Kelompok 2

Anda mungkin juga menyukai