1807 - Perencanaan Jalan PDF
1807 - Perencanaan Jalan PDF
Abutment Jembatan
ilmu teknik sipil Konstruksi bagian bawah jembatan meliuputi :
1.
2.
Bangunan bawah pada umumnya terletak disebelah bawah bangunan atas. Fungsinya
untuk menerima beban-beban yang diberikan bengunan atas dan kemudian
menyalurkan kepondasi, beban tersebut selanjutnya disalurkan ke tanah oleh pondasi.
Abutment adalah bangunan bawah jembatan yang terletak pada kedua ujung pilar
pilar jembatan, berfungsi sebagai pemikul seluruh beban hidup (Angin, kendaraan,
dll) dan mati (beban gelagar, dll) pada jembatan.
Pile = Penyangga
Pelaksanaan pembuatan pier head/ pile cap dilakukan dalam tiga tahap, yaitu
pembuatan bekisting, pembesian, dan pengecoran. Pengecoran dilakukan dalam dua
tahap, yaitu bagian bawah pier dan bagian atas pier.
1.
2.
3.
4.
Anchor bolt (menahan uplift yang mungkin terjadi pada salah satu tumpuan
pada saat gempa)
Bahan elastomeric bearing sendiri terbuat dari karet yang biasanya sudah dicampur
dengan neoprene (aditif yang memperbaiki sifat karet alam murni) dan didalamnya
diselipkan berlapis2 pelat baja dengan ketebalan dan jarak tertentu untuk memperkuat
sifat tegarnya.
Biasanya tumpuan karet tersebut dipasang setelah pengecoran slab beton untuk lantai
selesai (setelah beton kering), guna menghindari translasi dan rotasi awal yang timbul
akibat deformasi struktur jembatan oleh beban mati tambahan.
Karena sifat karet yang lebih rentan terhadap panas dan fluktuasi cuaca, biasanya
dalam kurun waktu tertentu tumpuan2 ini dicek oleh pemilik dan bila perlu di replace
dengan unit yang baru.
Untuk jembatan baja dengan bentang lebih dari 60 meter biasanya tipe ini sudah
jarang digunakan karena keterbatasannya.
DASAR-DASAR PERENCANAAN
PERKERASAN JALAN RAYA
Perkerasan Lentur Jalan Raya
Kuliah -2
COURSEOUTLINE
PERTEMUAN
HARI Jum'at
/TGL
WAKTU
PENGAJAR
07/09/2012
14.00-16.15
MIS
14/09/2012
14.00-16.15
MIS
21/09/2012
14.00-16.15
SOF
28/09/2012
14.00-16.15
SOF
05/10/2012
14.00-16.15
SOF
12/10/2012
14.00-16.15
SOF
19/10/2012
14.00-16.15
Tugas Besar
SOF
02/11/2012
14.00-16.15
SOF
09/11/2012
14.00-16.15
MIDTEST
MIS
10
16/11/2012
14.00-16.15
MIS
11
23/11/2012
14.00-16.15
MIS
12
30/11/2012
14.00-16.15
ABD
13
07/12/2012
14.00-16.15
ABD
14
14/12/2012
14.00-16.15
ABD
15
21/12/2012
14.00-16.15
ABD
16
28/12/2012
14.00-16.15
Tugas Besar
MIS
Indeks Permukaan
(IP)
4-5
3-4
2-3
1- 2
0-1
Fungsi Pelayanan
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat
RCI
8 10
78
67
56
45
34
23
2
Lalu Lintas
Tebal perkerasan jalan ditentukan dari
besar beban yang akan dipikul.
Besar beban lalu lintas dapat diperoleh
dari :
- Analisa lalu lintas saat ini
- Perkiraan pertumbuhan jumlah
kendaraan selama umur rencana
Tekanan Angin =
5.5 kg/cm2
8.16 ton
11 cm
L
ESAL = k
8.16
Dengan ;
ESAL = Ekivalensi standard axle load
L
= Beban satu sumbu kendaraan
k
=1
; untuk sumbu tunggal
= 0.086 ; untuk sumbu tandem
= 0.021 ; untuk sumbu triple
Lintas Ekivalen
Lintas ekivalen adalah repetisi beban yang dinyatakan
dalam lintas sumbu standar diterima oleh konstruksi jalan.
Lintas Ekivalen Permulaan (LEP) adalah besarnya lintas
ekivalen pada saat jalan tersebut dibuka
LEP = LHRi x Ei x Ci x (1 x i)n
Lintas Ekivalen Akhir (LEA) adalah besarnya lintas
ekivalen pada saat jalan tersebut membutuhkan
perbaikan (akhir umur rencana)
LEA = LEP (1 + r)n
Lintas Ekivalen Selama Umur Rencana (AE18KSAL/N)
adalah jumlah lintasan ekivalen yang akan melintasi jalan
selama masa layan dari saat dibuka sampai akhir umur
rencana.
NK
o
Pemeliharaan
Rutin dan
Berkala
Peningkatan
Rehabilitasi
Masa Pemeliharaan Rutin dan
Berkala
Kondisi
Kritis NKT
Masa Peningkatan
Penunjang
Kondisi NK
K
Runtuh
Masa Rekonstruksi
Masa Layan
N (log)
Pedoman penentuan
jumlah lajur
Jumlah
Lajur
Koefisien distribusi
lajur
1 lajur
2 lajur
3 lajur
4 lajur
5 lajur
6 lajur
Kendaraan Ringan *
Kendaraan Berat **
1 arah
2 arah
1 arah
2 arah
1 lajur
1,00
1,00
1,00
1,00
2 lajur
0,60
0,50
0,70
0,50
3 lajur
0,40
0,40
0,50
0,48
4 lajur
0,30
0,45
5 lajur
0,25
0,43
6 lajur
0,20
0,40
CBR segmen
- Cara analitis :
CBR segmen = CBR rata-rata (CBR mak CBR min /R
Jumlah Titik
Jumlah Titik
Jumlah Titik
1,41
21
3,18
41
3,18
61
3,18
1,91
22
3,18
42
3,18
62
3,18
2,24
23
3,18
43
3,18
63
3,18
2,48
24
3,18
44
3,18
64
3,18
2,67
25
3,18
45
3,18
65
3,18
2,83
26
3,18
46
3,18
66
3,18
2,96
27
3,18
47
3,18
67
3,18
3,18
28
3,18
48
3,18
68
3,18
10
3,18
29
3,18
49
3,18
69
3,18
11
3,18
30
3,18
50
3,18
70
3,18
12
3,18
31
3,18
51
3,18
71
3,18
13
3,18
32
3,18
52
3,18
72
3,18
14
3,18
33
3,18
53
3,18
73
3,18
15
3,18
34
3,18
54
3,18
74
3,18
16
3,18
35
3,18
55
3,18
75
3,18
17
3,18
36
3,18
56
3,18
76
3,18
18
3,18
37
3,18
57
3,18
77
3,18
19
3,18
38
3,18
58
3,18
78
3,18
20
3,18
39
3,18
59
3,18
40
3,18
60
3,18
CBR (%)
7,29
CBR
Jumlah >
3,85
15
15/15 * 100 %
100
3,81
12
12/15 * 100 %
80
0,62
11
11/15 * 100 %
73,3333
6,98
3,87
10
10/15 * 100 %
66,6667
3,95
5/15 * 100 %
33,3333
7,27
5/15 * 100 %
33,3333
9,17
5/15 * 100 %
33,3333
10
3,54
4/15 * 100 %
26,6667
11
9,74
3/15 * 100 %
20
12
2,22
2/15 * 100 %
13,3333
13
0,83
14
0,17
15
1,15
%>
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
0
2.8 %
5
CBR
10
TATA CARA
PELAPISAN ULANG DENGAN CAMPURAN ASPAL EMULSI
NO. 05/T/BNKT/1992
PRAKATA
Jakarta,
Januari 1993
SUNARYO SUMADJI
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar
Daftar Isi
I.
......................................... i
.........................................ii
DESKRIPSI ........................................... 1
1.1 Maksud dan Tujuan ............................ 1
1.2 Ruang Lingkup ................................ 1
1.3 Pengertian ................................... 1
II.
III.
KETENTUAN-KETENTUAN ............................... 5
3.1 Peralatan Produksi Campuran Dingin............. 5
3.2 Peralatan Untuk Pelaksanaan Perkerasan Aspal
Dingin ....................................... 5
3.3 Peralatan Untuk Pelaksanaan Perkerasan Burtu
dan Burda .................................... 5
3.4 Bahan Untuk Burtu dan Burda ................... 5
3.5 Bahan Untuk Aspal Dingin ...................... 7
IV.
PELAKSANAAN
..................................... 10
....... 10
....... 21
LAMPIRAN .................................................24
ii
I.
DESKRIPSI
1.3. Pengertian.
a. Burtu (Laburan Aspal Satu Lapis) merupakan lapis penutup
yang terdiri dari lapisan aspal emulsi yang ditaburi
agregat berukuran nominal 13 mm atau 20 mm.
b. Burda (Laburan Aspal Dua Lapis) merupakan lapis penutup
yang terdiri dari lapisan aspal emulsi yang ditaburi
agregat yang dikerjakan dua kali secara berurutan dengan
tebal maksimum 35 mm.
c. Chips atau batuan yaitu agregat pecah atau batu berukuran
tunggal (single size) yang digunakan untuk menutupi
aspal.
II.
PERSYARATAN-PERSYARATAN
Dalam pelaksanaan pelapisan ulang dengan pengikat emulsi
harus diperhatikan beberapa hal, antara lain yaitu :
a. Saluran samping harus terpelihara dengan baik agar kadar
air pada campuran tidak terganggu.
b. Distributor aspal telah dikalibrasi sehingga mampu
menyemprotkan
aspal
secara
merata
sesuai
takaran
rencana.
c. Penggunaan peralatan harus tepat sesuai dengan peruntukan dan kebutuhannya.
d. Agregat agar dijaga jangan sampai mengandung kadar air
yang tinggi, karena dengan penambahan kadar air yang
berasal dari emulsi maka menyebabkan tingkat kepadatan
tidak maksimum.
e. Air yang digunakan harus bersih.
f. Pemakaian
batuan
kapur
hendaknya
memenuhi
spesifikasi Bina Marga.
g. Agar mendapatkan kualitas pekerjaan yang baik perlu
dilakukan desain campuran dan pengujian di laboratorium.
h. Untuk mengetahui tebal hamparan gembur dilakukan
percobaan terlebih dahulu di laboratorium agar tebal
padat yang diinginkan tercapai.
i. Sebelum melakukan penghamparan dilakukan penambalan
terhadap lubang-lubang.
j. Penghamparan sebaiknya dilakukan pada waktu cuaca baik,
atau paling terpaksa diperbolehkan pada waktu gerimis.
k. Pelaksanaan penghamparan tidak boleh di atas perkerasan
yang basah, serta bebas dari debu.
l. Untuk melindungi pekerjaan dari hujan, maka pelaksana
menyiapkan penutup konstruksi (terpal/plastik)
m. Jalan dibuka untuk lalu-lintas dua jam setelah pemadatan
akhir pada pekerjaan Burtu/Burda dan enam jam pada
campuran dingin, dengan catatan kecepatan kendaraan
diusahakan rendah (30 km/jam).
III. KETENTUAN-KETENTUAN
3.1. Peralatan Produksi Untuk Campuran Dingin
a. Beton Molen kapasitas 250 liter atau Asphalt Mixing
Plant tanpa proses pembakaran atau Batching Plant tipe
Pugmill.
b. Wheel loader.
c. Alat bantu (sekop, cangkul, gerobak dorong).
Dump Truck.
Asphalt Finisher.
Asphalt Sprayer.
Compressor.
Tandem Roller 6 - 8 ton.
Pneumatic Tire Roller 8 - 12 ton.
Tangki Air.
Alat Bantu Lainnya.
Compressor
Distributor Aspal.
Dump Truck.
Pneumatic Tyre Roller 8-12 ton.
Chip Spreader.
Alat Bantu (sapu lidi, sikat baja, sikat ijuk kasar)
Ukuran terkecil
rata rata (ALD)
13
Presentasi
ukuran
terkecil
ratarata
diantara 2,5 mm
6-4 9,5
65
Presentase
maksimum
lolos saringan
4,75 mm
Lolos
Ukuran
ayakan Presentase
menurut berat
ASTM (mm)
100
95 100
0 - 15
0 - 8
9,50
6,25
2,36
1,18
Tabel 111-3.
Batasan Komposisi
Terbuka (OGEM)
Sifat
Campuran
Emulsi
Bergradasi
Lapisan
Lapisan
Pengasar
Base
100
100
100
80 - 100
Satuan
Ukuran 25,00 mm
19,00 mm
12,50 mm
persen
100
9,50 mm
lewat
80 - 100
20 - 55
6,75 mm
10 - 40
5 - 30
2,36 mm
0 10
0 5
1,18 mm
0 5
75 mikron
0 - 2
0 - 2
mm
25
% berat
3,9
3,3
6,6
5,7
total
Minimum kadar emulsi
% berat
total
campuran
Tabel 111-4.
Sifat
Persyaratan Sifat
Terbuka (OGEM).
Satuan
Penyelimutan I
Campuran
Emulsi
Bergradasi
Lap.Binder
Lap. Aus
> 75
> 75
% Bitumen sisa
terhadap berat
agregat
< 0,5
< 0,5
Jumlah tercuci
% Bitumen sisa
terhadap berat
agregat
< 0,5
< 0,5
Tebal minimum
Efektif Film
Bitumen
mikron
20
20
Ukuran
(ASTM)
50,0
37,5
25,0
2"
1 1/2
1
100
90 - 100
20 - 100
12,5
9,5
1/2
3/8
5 - 100
0 - 100
4,75
2,36
#4
#8
0 - 30
0 - 10
0,075
#200
0 - 5
Saringan
(mm)
Ukuran
(ASTM)
9,5
3/8
100
4,75
#4
90 - 100
2,36
0,60
#8
#30
20 - 100
5 - 100
0,075
#200
1 - 11
IV.
PELAKSANAAN
4.1
(0,138 ALD +
e) x Tf
(liter/m2)
Dimana :
ALD = ukuran rata-rata terkecil (mm) dari setiap stockpile
e
= jumlah emulsi yang diperlukan
untuk
mengisi
rongga tekstur di bawahnya (lihat Tabel IV-1).
Tf = angka faktor yang tergantung pada volume lalulintas
(lihat Tabel IV-2)
Takaran lapis kedua
SR =
SR =
10
11
12
13
14
15
16
17
4.1.2
Penghamparan Batuan
Agregat penutup (chip) harus dihampar segera setelah
penyemprotan lapis pengikat dan harus selesai dalam waktu
5 menit (maksimum 25 m di belakang Aspal Sprayer)
terhitung selesainya penyemprotan.
Takaran penggunaan batuan yang tepat ditetapkan secara
visual. Pada saat pertama batuan dihampar, permukaan
lapis binder (hingga 30 % luas hamparan) akan
tampak
di antara
permukaan
batuan
tersebut. Bila kemudian
hamparan batuan digilas seluruh permukaan bitumen tadi harus
tertutup. Jika lebih dari 5 % batuan tidak melekat pada
binder maka berarti
jumlah
batuan
yang
digunakan
berlebihan. Agregat di-
18
19
Gambar 7
20
4.1.3
4.2
21
4.2.2
Pekerjaan Persiapan
- Lubang-lubang atau tonjolan-tonjolan dari bahanbahan perusak dikeluarkan dengan memakai penggaruk
baja.
- Bersihkan permukaan perkerasan lama dengan sapu
atau peniup debu atau sikat kawat sebelum diberikan
lapis resap pengikat dengan luas area yang dibersihkan
dilebihkan 20 cm dari tiap-tiap tepi.
- Semprotkan aspal emulsi jenis Rapid Setting sebagai
lapis resap pengikat sebanyak 0,8 liter per meter
persegi.
4.2.3
22
4.2.4
23
LAMPIRAN
JUDUL BUKU
Peta Klasifikasi Fungsi Jalan Seluruh Indonesia
(Tentative)
Produk Sandar Untuk Jalan Perkotaan
Standar Specification For Geometric Design Of
Urban Roads
Standar Perencanaan Geometrik Untuk Jalan
Perkotaan
Manual Pemeliharaan Jalan
Panduan Survai dan Perhitungan Waktu Perjalanan
Lalu-lintas
Panduan Survai Wawancara Rumah
Petunjuk Perambuan Sementara Selama Pelaksanaan
Pekerjaan
Petunjuk Tertib Pemanfaatan Jalan
Petunjuk Pelaksanaan Pemasangan Utilitas
Petunjuk Pelaksanaan Pelapisan Ulang Jalan
PadaDaerah Kereb Perkerasan dan Sambungan
Petunjuk Perencanaan Trotoar
Petunjuk Desain Drainase Permukaan Jalan
Petunjuk Pelaksanaan Perkerasan Kaku(Beton Semen)
Panduan Penentuan Klasifikasi Fungsi Jalan
di Wilayah Perkotaan
Standar Spesifikasi Kereb
Petunjuk Perencanaan Marka jalan
Petunjuk Lokasi dan Standar Spesifikasi Bangunan
Pengaman Tepi Jalan
NO. REGIRTRASI
Desember 1986
Februari 1987
Januari 1988
Januari
1988
03/MN/B/1983
001/T/BNKT/1990
002/T/BNKT/1990
003/T/BNKT/1990
004/T/BNKT/1990
005/T/BNKT/1990
006/T/BNKT/1990
007/T/BNKT/1990
008/T/BNKT/1990
009/T/BNKT/1990
010/T/BNKT/1990
011/S/BNKT/1990
012/S/BNKT/1990
013/S/BNKT/1990
19.
014/T/BNKT/1990
20.
015/T/BNKT/1990
21.
016/T/BNKT/1990
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
017/T/BNKT/1990
018/T/BNKT/1990
001/T/BNKT/1991
002/T/BNKT/1991
003/T/BNKT/1992
004/T/BNKT/1991
005/T/BNKT/1991
006/T/BNKT/1991
007/T/BNKT/1991
008/T/BNKT/1991
No.
JUDUL BUKU
Spesifikasi Tanaman Lansekap Jalan
Tata Cara Pemeliharaan Perkerasan Kaku Rigit
Pavement)
Spesifikasi Penguatan Tebing
NO. REGISTRASI
009/T/BNKT/1991
010/T/BNKT/1991
35.
012/T/BNKT/1991
36.
32.
33.
34.
37.
38.
011/T/BNKT/1991
Maret 1992
001/BNKT/1992
SNI03-2403-1991
(SK SNI T-04
1990-F)
39.
SK SNI T-40
1991-03
40.
SK SNI T-18
1991-03
41.
SK SNI T-22
1991-03
42.
SNI-03-2442-1991
SK SNI S-02
1990-F)
43.
Spesifikasi Trotoar
SNI-03-2442-1991
SK SNI S-03
1990-F)
44.
SNI-03-2442-1991
SK SNI S-04
1990-F)
45.
46.
SNI-03-2442-1991
SK SNI S-07
1990-F)
001/T/BNKT/1992
47.
48.
002/T/BNKT/1992
003/T/BNKT/1992
49.
004/T/BNKT/1992
50.
005/T/BNKT/1992