EKO FEBRYANDI
NIM : 12 48 201 017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari
bahan bahan tersebut, yang secara tradisional telah digunakan untuk
pengobatan berdasarkan pengalaman (Permenkes RI No. 007 Tahun 2012
tentang registrasi obat tradisional).
Obat tradisional merupakan obat yang banyak memiliki khasiat tanpa
memiliki tidak memiliki efek samping yang mebahayakan konsumen. karna,
obat tradisional merupakan obat yang turun temurun di turunkan dari nenek
moyang yang dapat dipercaya dapat menyembuhkan penyakit.
*Proposal ini akan diseminarkan di Prodi Farmasi STIKES Harapan Ibu pada :
Hari / tanggal
:
Pukul
:
Tempat
: Ruang Seminar Program Study Farmasi
Pembimbing
: 1. Dra. Hj. Armini Hadriyati,M.Kes, Apt
2. Lili Andriani, S.Pd, M.Si
dosis
terapeutik,
sehingga
mengakibatkan
over
dosis
dan
secara
komprehensif,
termasuk
terhadap
kemungkinan
pelangsing
(sibutramin)
serta
obat
antidiabetes
(glibenklamid,
1.3.
Hipotesa
1. Adanya bahan kimia obat chlorpheniramin maleat dalam jamu yang
beredar di Kota Jambi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1.
Obat Tradisional
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari
bahan-bahan tersebut, yang secara tradisional telah digunakan untuk
pengobatan berdasarkan pengalaman (Permenkes RI No. 007 Tahun 2012).
Sediaan obat tradisional yang saat ini banyak beredar adalah yang
dibuat dari simplisia nabati, yaitu bagian tanaman atau seluruh tanaman, baik
segar atau sudah dikeringkan, atau hasil penyariannya dengan berbagai
bentuk sediaan seperti rajangan, serbuk, pil, tablet, kapsul, cairan (sediaan
luar dan sediaan dalam), salep, krim, parem, tapel, dan sebagainya (PPOMN,
2007).
Sediaan obat tradisional ini perlu dilakukan berbagai jenis pengujian
untuk mengetahui mutu dari sediaan obat tradisional yang akan diproduksi.
Jenis pengujian ini meliputi pengujian mutu dan pengujian keamanan.
Pengajian mutu maliputi organoleptik, kemasan, makroskopis, kebenaran
simplisia, kadar air, dan keseragaman bobot. Pengujian keamanan meliputi uji
cemaran logam berat, cemaran bahan organic asing, cemaran pestisida,
cemaran mikroba, zat tambahan yang diizinkan, dan penetapan ada atau
tidaknya obat sintetik yang ditambahkan ke dalam sediaan obat tradisional.
Berdasarkan Permenkes RI No. 007 Tahun 2012 obat tradisional tidak boleh
mengandung bahan kimia sintetik atau hasil isolasi yang berkhasian obat.
1.2.
Nama Kimia
: 2-[p-Kloro--[2-(dimetilamino)etil]benzyl]piridina
maleat
Rumus Molekul : C16H19ClN2,C4H4O4 (BM.390.9)
Pemerian
: Serbuk hablur, putih, tidak berbau. Larutan mempunyai
Indikasi
Kelarutan
pH antara 4 dan 5
: Pengobatan rhinitis, urtikaria, alergi asma dan hay fever
: Mudah larut dalam air, larut dalam etanol dan dalam
pKa
Efek Samping
lelah
tinnitus
(telinga
berdenging),
adalah
teknik
pemisahan
campuran
berdasarkan
Semakin kecil
ukuran rata-rata partikel fase diam dan semakin sempit kisaran ukuran fase
diam, maka semakin baik kinerja KLT dalam hal efisiensi dan resolusinya.
Silika gel salah satu contoh fase diam yang terbentuk dari silikon dioksida
(silika). Atom silikon dihubungkan oleh atom oksigen dalam struktur kovalen
yang besar. Namun, pada permukaan silika gel, atom silikon berlekatan pada
gugus -OH. Jadi, pada permukaan jel silika terdapat ikatan Si-O-H selain SiO-Si. Permukaan silika gel sangat polar dan karenanya gugus -OH dapat
membentuk
ikatan
hidrogen
dengan
senyawa-senyawa
yang
sesuai
disekitarnya, sebagaimana halnya gaya van der Waals dan atraksi dipol-dipol.
1.3.2. Prinsip Kerja Kromatografi Lapis Tipis
KLT digunakan untuk memisahkan komponen-komponen berdasarkan
perbedaan adsorpsi atau partisi oleh fase diam di bawah gerakan pelarut
pengembang (Watson, 2010).KLT sangat mirip dengan kromatografi kertas,
terutama pada cara pelaksanaannya. Perbedaan nyata terlihat pada fase
diamnya atau media pemisahnya, yakni digunakan lapisan tipis adsorben
sebagai pengganti kertas.
Proses pemisahan dengan kromatografi lapis tipis, terjadi hubungan
kesetimbangan antara fase diam dan fasa gerak, dimana ada interaksi antara
permukaan fase diam dengan gugus fungsi senyawa organik yang akan
diidentifikasi yang telah berinteraksi dengan fasa geraknya. Kesetimbangan
ini dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu: kepolaran fase diam, kepolaran fase
gerak, kepolaran sampel dan ukuran partikel.
Eluen
Perbandingan,
dalam ml
Silika gel
35 gr dalam 100 ml
gram
Serbuk selulosa
Alumina
Empat macam
adsorben yang sering dipakai ialah silica gel (asam silikat), alumunia
(alumunium oxyde), selulosa dan kieselguhr.
1. Silica gel
10
11
pelarut atau campuran pelarut tersebut pada adsorben dan dalam hal ini yang
banyak digunakan adalah jenis adsorben alumina atau sebuah lapis tipis
silika.
Suatu pelarut yang bersifat larutan relatif polar, dapat mengusir pelarut
yang tak polar dari ikatannya dengan alumina (gel silika). Semakin dekat
kepolaran antara senyawa dengan eluen maka senyawa akan semakin terbawa
oleh fase gerak tersebut. Hal ini berdasarkan prinsip like dissolved like
(Watson, 2010).
1.3.5. Prosedur kerja
1.3.5.1.
Meneteskan Sampel
Sampel merupakan campuran senyawa yang akan dipisahkan,
dilarutkan dalam zat pelarut yang mudah menguap, misalnya kloroform atau
zat pelarut lain yang serupa yaitu memiliki titik didih antara 50-100 oC. larutan
sampel tersebut ditetskan pada plat dengan menggunakan pipet mikro atau
pipa kapiler. Garis batas bawah kira-kira 1,5-2.0cm dari dasar, jumlah sampel
yang diteteskan dapat berkisar antara 5-100mg dari larutan 0,1%.
1.3.5.2.
Pengembangan
prinsip like dissolves like yang berarti untuk memisahkan sampel yang
bersifat nonpolar digunakan pelarut yang bersifat nonpolar. Penggunaan
system pelarut yang lebih polar akan membawa semua lipida netral ke ujung
zat pelarut (solvent front).
Proses pengembangan akan lebih baik bila ruangan pengembangan
tersebut telah jenuh dengan uap system pelarut. Hal ini dapat segera tercapai
dengan meletakkan kertas filter pada dinding pelarutnya dalam chamber
tertutup. Pengembangan dalam ruangan tertutup tersebut diakhiri setelah
ujung zat pada plat telah mencapai kira-kira tinggi adsorben. Plat KLT-nya
kemudian diambil dan dikeringkan, sebaiknya dengan menggunakan aliran
gas N2.
Fase diam berupa plat yang biasanya disi dengan silica gel. Sebuah
garis pensil digambar dekat bagian bawah fasa diam dan setetes
larutan sampel ditempatkan di atasnya. Sampel ditotol dengan bantuan pipa
kapiler. Garis pada fasa diam berguna untuk menunjukkan posisi aslisampel.
Pembuatan garis harus menggunakan pensil karena jika semua ini dilakukan
dengan tinta, pewarna dari tinta juga akan bergerak sebagai kromatogram
berkembang. Ketika titik campuran kering, fasa diam diletakkan berdiri
dalam gelas tertutup yang telah berisi fasa gerak dengan posisi fasa gerak di
bawah garis. Gelas yang digunakan tertutup untuk memastikan bahwa
suasana dalam gelas jenuh dengan uap pelarut.
14
Pelarut (fasa gerak) perlahan-lahan bergerak naik. Komponenkomponen yang berbeda dari campuran berjalanan pada tingkat yang berbeda
dan campuran dipisahkan memiliki warna yang berbeda.
1.3.5.3.
Definisi Kromatogram
15
1.3.5.4.
Analisis sampel
dengan
cara
mereaksikannya
dengan
zat
kimia
sehingga
16
jika
menggunakan penyerap yang sama, ukuran partikel tetap dan jika pengikat
(kalau ada) dicampur hingga homogen.
3. Tebal dan kerataan dari lapisan penyerap.
Proses praktikum tidak dapat dilihat pengaruh tebal lapisannya, tetapi
perlu diusahakan tebal lapisan yang rata. Ketidakrataan akan menyebabkan
aliran pelarut menjadi tak rata pula dalam daerah yang kecil dari plat.
9. Kesetimbangan.
Ternyata bahwa kesetimbangan dalam lapisan tipis lebih penting dalam
kromatografi kertas, hingga perlu mengusahakan atmosfer dalam bejana
jenuh dengan uap pelarut. Suatu gejala bila atmosfer dalam bejana tidak jenuh
dengan uap pelarut, bila digunakan pelarut campuran, akan terjadi
pengembangan dengan permukaan pelarut yang berbentuk cekung dan fase
bergerak lebih cepat pada bagian tepi-tepi dan keadaan ini harus dicegah.
1.4.
Spektrofotometri UV-VIS
Pengertian Spektrofotometri uv-vis adalah pengukuran serapan cahaya
di daerah ultraviolet (200-400 nm) dan sinar tampak (400-800 nm) oleh suatu
19
20
fungsi
dari
panjang
gelombang.
Kelebihan
spektrometer
21
Menjelaskan
informasi
dari
struktur
berdasarkan
panjang
22
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan dari bulan November 2015-Januari
2016 di Laboraturium Kimia Farmasi STIKES Harapan Ibu Jambi.
3.2. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental, kemudian data
yang diperoleh disajikan secara deskriptif.
23
24
Pertama siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. Ambil larutan baku,
sampel, dan sampel pembanding, lalu totolkan masing-masing sampel uji dan
sampel pembanding pada plat KLT yang sama. Masukkan plat KLT yang
telah
di
totolkan
kedalam
Chamber
yang
telah
berisi
eluen
25
tanda, di homogenkan, pipet 1,5 ml, masukkan kedalam labu ukur 100
ml, ad HCl 0,1N ad aquadest sampai garis tanda. Ukur panjang
gelombang
maksimum
Chlorpheniramin
maleat
dengan
spektrofotometri UV.
Penetapan Kurva kalibrasi
Pembuatan larutan induk
Timbang 24 mg klorfeniramin maleat ke dalam labu ukur 100 ml.
tambahkan HCl 0,1 N ad aquadest sampai garis tanda, lalu homogenkan
240ppm.
Larutan induk yang sudah dibuat Isikan ke dalam masing-masing 5 labu ukur25,0
masing-masing 1.0 ml, 2,0 ml, 3,0 ml, 4,0 ml, dan 5,0 ml ad-kan. ukur panjang
gelombang
maksimum
yang
telah
didapatkan
sebelumnya
dengan
spektrofotometri UV.
2. Uji kualitatif secara spektrofotometri UV-Vis
Hasil penotolan pada KLT yang mempunyai Rf sama dengan larutan standard
chlorpheniramin maleat (CTM) dilakukan penetapan kadar, ditimbang 2
mg
kemudian di ad-kan kedalam labu ukur 25,0 ml lalu di saring. Filtrate di pipet 4
ml lalu d adkan 10 ml. Ukur serapan salah satu larutan baku CTM dengan kuvet 1
cm untuk menentukan (panjang gelombang maks).
3.5. Analisis data
26
Kegiatan
Minggu ke1
27
Ujian akhir
PENGAMBILAN SAMPEL
JAMU
ANALISA KUALITATIF
ANALISI KUANTITATIF
28
PREPARASI SAMPEL
PREPARASI SAMPEL
UJI
PREPARASI SAMPEL
BAKU
ANALISA KUANTITATIF
DENGAN SPEKTRO UVVIS
ANALISA KUALITATIF
DENGAN KLT
DAFTAR PUSTAKA
29
Spektroskopi,
Struktur
Senyawa
Organik
Secara
Sohibul
Himam.
nadjeeb.files.wordpress
2008.
.com
Kromatografi
Lapis
/2009/10/kromatografi.pdf
Tipis.
diakses
30
31