Anda di halaman 1dari 17

PENYULUHAN KESEHATAN RUMAH SAKIT

(PKRS)
GLAUKOMA

OLEH :
POLI MATA
RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR


RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
Jalan Jaksa Agung No. 02 Kota Malang, Jawa Timur 65112
TAHUN 2016

SATUAN ACARA PENYULUHAN


GLAUKOMA

Oleh :
1. DANAN HANDIKA
2. NINDHIA KOSTIN NAONI
3. KARINA DIAN PERTIWI
4. NUR IZAH IFKHARINAH

AKADEMI KEPERAWATAN LUMAJANG


TAHUN 2016

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


GLAUKOMA

OLEH :
KELOMPOK 4
1. R. Syaifurrahman

(74160

2. Tilawati Solekha

(7416026)

3. Wahyu Mukhafidho

(74160

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM
JOMBANG
2016

LEMBAR PENGESAHAN
Satuan Acara Penyuluhan (SAP) di Poli Mata RSUD Dr. Saiful Anwar Malang dengan
topik Glaukoma, telah disahkan dan disetujui pada,
Hari

: Rabu

Tanggal

: 26 Oktober 2016
Mengetahui,
Pembimbing Pendidikan

Pembimbing Ruangan

()

()

Kepala Poli Mata

(Nurul Endah, Amd., Kep)

SATUAN ACARA PENYULUHAN


Pokok Bahasan

: Glaukoma

Sasaran

: Pasien dan Keluarga Pasien di Poli Mata RSUD dr.Saiful


Anwar Malang

Tempat

: Poli Mata RSUD dr. Saiful Anwar Malang

Waktu

: 40 menit

Hari/Tanggal

: Kamis, 27 Oktober 2016

Penyuluh

: - Kelompok 3 AKPER Pemkab Lumajang


- Kelompok 4 FIK Unipdu Jombang

A. Analisis Situsional

Pasien dan keluarga pasien Poli Mata RSUD dr. Saiful Anwar Malang

Jumlah 40 orang

Minat dan perhatian cukup baik

Interaksi antar pasien dan keluarga pasien baik

2. Penyuluh

Mampu mengkomunikasikan penyuluhan sesuai dengan kemampuan


penyuluh

3. Ruangan

Poli Mata RSUD dr. Saiful Anwar Malang

Fasilitas dan penerangan baik

B. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan pasien dan keluarga pasien dapat
mengetahui dan memahami seperti apa penyakit glaukoma itu.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengetahui penyuluhan ini diharapkan pasien dan keluarga pasien
mampu :
a. Mengerti dan memahami definisi glaukoma
b. Mengerti dan memahami klasifikasi glaukoma

c. Mengerti dan memahami etiologi glaukoma


d. Mengerti dan memahami manifestasi klinis glaukoma
e. Mengerti dan memahami pemeriksaan penunjang glaukoma
f. Mengerti dan memahami penatalaksanaan glaukoma
g. Mengerti dan memahami pencegahan glaukoma
C. Kegiatan Penyuluhan
Media &
Tahap

Kegiatan Penyuluh

Kegiatan Warga

Alat

Waktu

Penyuluhan
Pembukaan

MMenjawab salam

5 menit

embuka penyuluhan
dengan mengucapkan
Memperhatikan

salam

M
enjelaskan tujuan
Memperhatikan

instruksional umum/
khusus

M
enjelaskan tentang

Penyajian

penyakit glaukoma
1.
Definisi
glaukoma
2.

Mendengarkan dan

Leaflet,

30

memperhatikan

power point

menit

Etiologi
glaukoma

3.

Manifest
asi klinis glaukoma

4.

Pemeriks
aan penunjang
glaukoma

5.

Penatala
ksanaan glaukoma

6.

Pencega

Bertanya

han glaukoma
Memberi
kesempatan pada
pasien dan keluarga
pasien untuk

Memberi pendapat

bertanya tentang

atas jawaban

penyakit glaukoma
Memberi
kesempatan kepada
pasien dan keluarga
pasien untuk
menjawab
pertanyaan dari

Mendengarkan dan

pasien dan keluarga

memperhatikan

pasien yang lain.


Memberi penguatan
terhadap jawaban
pasien dan keluarga
pasien yang benar
Penutup

MMendengarkan dan
enyimpulkan materi
yang telah diberikan
tentang penyakit
glaukoma

D. Media dan Alat untuk Penyuluhan


Power point
E. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya jawab

memperhatikan

5 menit

F. Anggota
1. Pemateri

: Karina Dian Pertiwi

2. Moderator

: Nur Izah Ifkharinah

3. Fasilitator

: a. Nindhia Kostin Naoni


b. Danan Handika

G. Evaluasi
a. Mengerti dan memahami definisi glaukoma
b. Mengerti dan memahami klasifikasi glaukoma
c. Mengerti dan memahami etiologi glaukoma
d. Mengerti dan memahami manifestasi klinis glaukoma
e. Mengerti dan memahami pemeriksaan penunjang glaukoma
f. Mengerti dan memahami penatalaksanaan glaukoma
g. Mengerti dan memahami pencegahan glaukoma

Lampiran :
MATERI PENYULUHAN
1. Definisi
Glaukoma adalah gangguan okuler yang ditandai dengan perubahan pada
syaraf optik (lempeng optik) dan kehilangan sensitifitas visual dan jarak pandang
(Elin, 2009). Glaukoma adalah gangguan penglihatan yang disebabkan oleh
meningkatnya tekanan bola mata. Meningkatnya tekanan di dalam bola mata ini
disebabkan oleh ketidakseimbangan antara produksi cairan dan pembuangan cairan
dalam bola mata yang menyebabkan tekanan yang tinggi dalam bola mata yang bisa
merusak saraf optik dan jaringan-jaringan syaraf halus yang ada di retina.
2. Klasifikasi
Klasifikasi vaughen untuk glaukoma, yaitu:
a.
Glaukoma primer
Glaukoma sudut terbuka (glaukoma simplek)
Glaukoma sudut sempit / tertutup
b. Glaukoma kongenital
Primer atau infantile
Menyertai kelainan kongenital lama
c. Glaukoma sekunder: peningkatan TIO yang terjadi sebagai manifestasi dari
penyakit lain yang disebabkan oleh penyakit mata lain atau faktor-faktor lain
seperti :
Perubahan lensa
Kelainan uvea
Trauma
Bedah
Rubeosis iridis
Steroid, dll.
d. Glaukoma absolut
Dari pembagian diatas dapat dikenal glaukoma dalam bentuk-bentuk:
a. Glaukoma sudut sempit primer dan sekunder (dengan atau tanpa blokade
pupil).
b. Glaukoma sudut terbuka primer dan sekunder.
c. Kelainan pertumbuhan, primer (kongenital, infantile, juvenile), sekunder
kelainan pertumbuhan lain pada mata.
3. Etiologi
Penyebab dari glaukoma adalah sebagai berikut (Sidharta Ilyas, 2004).
a. Primer terdiri dari:
Akut: dapat disebabkan karena trauma.

Kronis: dapat disebabkan oleh keturunan dalam keluarga seperti Diabetes

Mellitus, Arterisklerosis, pemakaian kortikosteroid jangka panjang.


b. Sekunder:
Disebabkan oleh penyakit mata yang lain seperti katarak, perubahan lensa
mata, kelainan uvea, pembedahan, pemakaian sterois secara rutin, misalnya
pemakaian obat tetes mata yang mengandung steroid yang tidak dikontrol
oleh dokter, obat inhaler untuk penderita asma, obat steroid untuk radang
sendi dan pemakaian rutin obat steroid lainnya.
4. Manifestasi Klinis
a. Pasien akan mengalami pandangan terowongan atau penyempitan daerah
pandangan dari luar ke dalam
b. Bintik-bintik merata disisi perifer atau pengelihatan sentral sering pada kedua
mata
c. Sakit kepala ringan sampai berat

d. Gangguan penglihatan yang tidak jelas (misalnya melihat lingkaran


disekeliling cahaya lampu atau sulit beradaptasi pada kegelapan)
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Oftalmoscopy: untuk melihat fundus mata bagian dalam yaitu retina, diskus
optikus makula dan pembuluh darah retina.
b. Tonometry: alat untuk mengukur tekanan intra okuler (TIO), nilai yang
mencurigakan apabila berkisar antara 2125 mmHg dan dianggap patologis
bila melebihi 25 mmHg.
c. Perimetri : kerusakan nervus optikus memberikan gangguan lapang pandang
yang khas pada glaukoma. Secara sederhana, lapang pandang dapat diperiksa
dengan tes konfrontasi.
d. Pemeriksaan ultrasonoteraphy: adalah gelombang suara yang dapat digunakan
mengukur dimensi dan struktur okuler.
6. Penatalaksanaan
a. Terapi Medikamentosa
Tujuannya adalah menurunkan TIO terutama dengan menggunakan obat
sistemik (obat yang mempengaruhi seluruh tubuh).
b. Terapi Obat-obatan
Terapi ini tidak diberikan pada kasus yang sudah lanjut. Terapi awal yang
diberikan adalah penyekat beta (timolol, betaxolol, levobunolol, carteolol, dan
metipranolol) atau simpatomimetik (adrenalin dan depriverin). Untuk mencegah
efek samping obat diberikan dengan dosis terendah dan frekuensi pemberiannya

tidak boleh terlalu sering. Miotikum (pilocarpine dan carbachol) meski


merupakan antiglaukoma yang baik tidak boleh digunakan karena efek
sampingnya.
a) obat sistemik
- Inhibitor karbonik anhidrase. Pertama diberikan secara intravena
(acetazolamide 500mg) kemudian diberikan dalam bentuk obat minum
lepas lambat 250mg 2x sehari.
- Agen hiperosmotik. Macam obat yang tersedia dalam bentuk obat minum
adalah glycerol dan isosorbide sedangkan dalam bentuk intravena adalah
manitol. Obat ini diberikan jika TIO sangat tinggi atau ketika
acetazolamide sudah tidak efektif lagi.
- Untuk gejala tambahan dapat diberikan anti nyeri dan anti muntah.
b) Obat tetes mata lokal

- Beta bloker. Macam obat yang tersedia adalah timolol, betaxolol,


levobunolol, carteolol, dan metipranolol. Digunakan 2x sehari, berguna
untuk menurunkan TIO.
- Steroid (prednison). Digunakan 4x sehari, berguna sebagai dekongestan
mata. Diberikan sekitar 30-40 menit setelah terapi sistemik.
- Miotikum. Pilokarpin 2% pertama digunakan sebanyak 2x dengan jarak
15 menit kemudian diberikan 4x sehari. Pilokarpin 1% bisa digunakan
sebagai pencegahan pada mata yang lainnya 4x sehari sampai sebelum
iridektomi pencegahan dilakukan.
c. Terapi Bedah
- iridektomi dan iridotomi perifer.
Digunakan untuk membuat saluran dari bilik mata belakang dan depan
karena telah terdapat hambatan dalam pengaliran humor akueus. Hal ini
hanya dapat dilakukan jika sudut yang tertutup sebanyak 50%.
Indikasi : pembedahan ini digunakan untuk glukoma dalam fase
prodormal, glukoma akut yang baru terjadi atau untuk tindakan

pencegahan pada mata sebelahnya yang masih sehat.


Teknik : pada prinsipnya dibuat lubang dibagian perifer iris,
maksudnya adalah untuk menghindari hambatan pupil. Iridektomi ini

biasanya dibuat di sisi temporal atas.


Pembedahan filtrasi
Indikasi : dilakukan kalau glukoma akut sudah berlangsung lama
atau penderita yang sudah masuk stadium glukoma kongestif kronik.

Trepanasi elliot
sebuah lubang kecil berukuran 1,5 mm dibuat di daerah kornea-skleral,
kemudian ditutup oleh konjungtiva dengan tujuan agar akuos mengalir

langsung dari bilik mata depan keruang sub konjungtiva.


Sklerotomi schei
kornea-skleral dikauterisasi agar luka tidak menutup kembali dengan
sempurna, dengan tujuan agar akuos mengalir langsung dari bilik mata

depan keruang sub konjungtiva.


Trabekulektomi
yaitu dengan mengangkat trabekulum sehingga terbentuk celah untuk
mengalirkan cairan mata masuk kedalam kanal schlemm. Dilakukan jika

sudut yang tertutup lebih dari 50% atau gagal dengan iridektomi.
Trabekuloplasti laser
Penggunaan laser (biasanya argon) untuk menimbulkan luka bakar melalui
suatu goniolensa kejaringan trabekular dapat mempermudah aliran ke luar
humor akueus karena efek luka bakar tersebut pada jaringan trebekular dan
kanalis schlemm serta terjadinya proses-proses selular yang meningkatkan
fungsi jaringan trabekular.

7. Pencegahan
Ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk dapat terhindar dari penkait
gaucoma. Berikut adalah cara yang perlu dilakukan sejak dini untuk mencegah
penyakit glaukoma, antara lain:
a. Mengontrol kadar gula darah
Kadar gula darah sangat penting untuk melindungi mata dari tekanan pada
lensa yang berlebihan. Tekanan lensa inilah yang akan menyebabkan glaukoma
dan umumnya memang jarang disadari. Karena itu, hal penting yang harus
dilakukan adalah memiliki pola kebiasaann makan yang baik. Hindari terlalu
sering mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat komplek, gula
berlebihan dan biji-bijian. Beberapa makanan yang harus dikonsumsi dalam
jumlah terbatas yaitu seperti nasi, pasta, sereal, kentang dan roti putih.
b. Olahraga
Melakukan berbagai jenis olahraga akan membantu menurunkan resiko
tekanan pada berlebihan. Terlebih bagi yang selalu bekerja di depan layar
komputer. Latihan atau olahraga juga bisa melindungi tubuh dari penyakit
glaukoma akibat kondisi metabolisme yang buruk seperti tekanan darh tinggi
dan diabetes.

c. Melindungi mata
Biasakan untuk melindungi mata apabila sedang melakukan olahraga atau
pekerjaan yang bisa meningkatkan resiko cidera mata. Dapat menggunakan
kacamata khusus yang memang bisa melindungi area mata agar tidak terkena zat
asing maupun tekanan berlebihan. Pada awalnya mungkin tidak nyaman tapi
memang sangat diperlukan.
d. Hindari makanan yang mengandung lemak trans
Lemak akan membuat sistem lensa mata menjadi lebih buruk terutama jenis
lemak yang didapatkan dengan cara dibakar dan digoreng. Karena itu hindari
semua jenis makanan yang mengandung lemak atau makan dalam jumlah yang
terbatas saja.
e. Pemeriksaan mata rutin
Meskipun glaukoma bisa terjadi pada usia lebih dari 42 tahun, namun tidak
jarang usia muda juga terkena glaukoma. Karenaa itu pemeriksaan teratur harus
dilakukan untuk mengetahui gejala sejak awal. Bahkan orang yang memiliki
riwayat glaukoma dalam keluarga harus melakukan pemeriksaan secara teratur.
f. Kurangi karbohidrat dan gula
Karbohidrat dan gula berperan penting dalam meningkatkan kadar gula darah
sehingga membuat kebutuhan insulin sangat tinggi. Jika kondisi ini terus terjadi
maka bisa menyebabkan diabetes. Bhaya diabetes akan membuat kesehatan mata
menurun karena meningatkan penumpukan kadar gula dalam lensa mata.
g. Hindari stress
Stress akan membuat tekanan lensa mata jauh lebih kuat dan besar. Akibatnya
lensa dan juga retina mata tidak dapat bekerja dengan baik. Tekanan mata juga
membuat tekanan pada lensa mata juga mengalami perubahan. Jika kondisi iini
terus terjadi, maka bisa menyebabkan glaukoma. Untuk dapat menghindari atau
mengontrol stress maka dapat dilakukan olahraga, yoga ataupun rekreasi.
h. Konsumsi makanan yang menyehatkan mata
Berikut ini adalah beberapa makanan yang baik untuk mata, diantaranya
yaitu: bayam, ikan salmon, wortel, ubi jalar, alpukat, kacang kenari dan brokoli.
i. Buat mata rileks
Melihat komputer, layar gadget atau menyetir dalam waktu yang panjang
ternyata akan membuat mata mejadi sangat lelah. Ketika mata lelah maka
tekanan pada lensa terus dipaksa untuk mendapatkan fokus maksimal. Maka dari
itu diiperlukan agar mata rileks dengan cara:
Buat mata lebih sering berkedip karena berkedip akan memberikan cairan
yang lebih banyak ke dalam mata sehingga tidak kekeringan.

Tutup mata sesekali selama satu menit ketika bekerja di depan komputer

karena dengan begitu akan otot mata akan menjadi sangat rileks.
Terapkan irisan mentimun pada kedua mata.

DAFTAR PUSTAKA
Huda, Amin Nurarif. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA Nic-Noc Edisi Refisi Jilid 1. Jogyakarta: Mediaction.

DAFTAR HADIR PESERTA


PENYULUHAN KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS)
DI POLI MATA RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
NO.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.

NAMA

TANDA TANGAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.

Anda mungkin juga menyukai