Anda di halaman 1dari 5

JURNAL TEKNIK ITS Vol.

1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271

F-20

Studi Eksperimen Distribusi Temperatur Nyala Api


Kompor Bioetanol Tipe Side Burner dengan Variasi
Diameter Firewall
R.R. Vienna Sona Saputri Soetadi dan Djoko Sungkono Kawano,
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: hdkawano@me.its.ac.id
Untuk mendapatkan kompor bioetanol efisiensi thermal
maksimal diperlukan penelitian komprehensif. Salah satunya
adalah penelitian terhadap posisi peletakkan beban pada kompor
bioetanol kompak. Pengujian dilakukan pada kompor uji
bioetanol dengan kadar 99%, yaitu kompor bioetanol tipe side
burner dengan firewall 2.5 inci dan firewall 3 inci. Pengukuran
temperatur api dengan 13 thermocouple K dengan pengukuran
searah api keatas setiap 5 mm-an. Kemudian, water boiling test
dilakukan untuk mendapatkan daya dan beban dan dilanjutkan
mengukur waktu pendidihan air. Hasil penelitian ini
menunjukkan gambaran total distribusi temperatur nyala api
difusi. Hasil menunjukkan untuk kompor 2.5 inci dengan daya
1.6 kW mempunyai temperatur 542 C dengan jarak ketinggian 5
mm dari rim kompor sedangkan kompor 3 inci menghasilkan
daya 2.38 kW dengan temperatur 516 C.
Kata KunciKompor, bioetanol, side burner, field temperature

I. PENDAHULUAN
bertambahnya waktu, populasi manusia semakin
Seiring
bertambah. Kenaikan populasi ini menghasilkan resiko
naiknya kebutuhan energi. Sejak wacana krisis energi nonrenewable muncul, berkembang penelitian penelitian
terhadap energi terbarukan atau renewable energi. Energi
terbarukan tersebut kini sedikit demi sedikit menjadi alternatif
bagi masyarakat dalam menunjang aktifitas sehari-hari. Salah
satunya adalah penelitian kompor bioetanol. Untuk bisa
mendapatkan kompor bioetanol yang optimal dari segi
penggunaannya sehingga menghasilkan pemanfaatan energi
maksimal diperlukan penelitian komprehensif. Salah satunya
adalah penelitian terhadap posisi peletakkan beban pada
kompor bioetanol.
Berangkat dari pemikiran tersebut, maka muncul ide
penelitian bagaimana karakteristik api dan pola distribusi
temperatur dinding isothermal api yang dihasilkan. Dimana
distribusi temperatur dinding isothermal api berhubungan erat
dengan posisi peletakan beban pada kompor. Penelitian ini
dilakukan dengan metode eksperimen dan bertempat di
Laboratorium Teknik Pembakaran dan Bahan Bakar Teknik
Mesin ITS Surabaya. Penelitian ini menggunakan kompor
penelitian terdahulu tanpa sumbu tipe side burner dengan
variasi firewall 3 inci dan 2.5 inci.

II. METODE PENELITIAN


1.

Diagram Alir Penelitian

Penelitian dilaksanakan berdasarkan pada diagram alir


sebagai berikut:

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271

F-21

Pengujian
ketinggian
temperatur api

Kriteria :
- Area ketinggian api yang maksimal
memberikan energi panas
- Referensi pemilihan panci dan volume air
berdasarkan Tugas Akhir saudara Rizka
Andika P.

(b)

(a)
Gambar 3. Profil api biru kompor uji
a) firewall 2.5 inci; b) firewall 3 inci
Kesimpulan

End

Gambar1. Diagram alir

2.

Pengujian Temperatur Api

150
145
20 0
0
1150
30
140 10 15 0
0
20 0
0 25 0
0
135
10 0
130
125
15
120
15 0
0
115
25
35 0
0
15 0
110
0
25 30
15 0
0
105
100
95
90
50
85
0 4 40
35
80
45 0
0
0
3
75
30
350 025 0
0
70
20
0
65
15
0
00
60 1
20 0
55
45 050
10 0
50 0
0
50
35 0
40 0
45
550
0
40
40 50 0
35
0
30 20
0 250
25
250
300
400
200500
500
100 55350
150
300
400
200
450
0 450
55305
20
15
10
5
320500
0
-12-11-10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Posisi Thermocouple

550

20 0

35
0
30 0

100

400

40405 0

350

300
250

200
150

100

200

100
150

1500

50550
0

3
455 0
0

20
0

55
0

0
25

0
45

30 0

450

15
0
10 0

10
0

50
0

25 2
0 00

20 0

400

15 0

0
15

55 0

25 20
0 0

150

20
0

10 0

10 0

0
20

0
50

0
15

Ketinggian, h (mm)

100

0
30

0
45

0
15

1. Pengukuran Temperatur Api


Pengukuran ini dimaksudkan untuk mengetahui temperatur
tertinggi yang dihasilkan oleh api stabil. Terjadinya api stabil
dapat diindikasikan melalui temperatur api biru tertinggi yang
mampu dihasilkan oleh kompor.

0
5405 0
40 0 300
0
2250 0

III. HASIL DAN DISKUSI

10 0

Pengujian ini dilakukan setelah pengambilan data dan


analisa temperatur api. Dari profil api dan garis isothermal api
akan didapatkan lokasi tinggi temperatur yang mampu
memberikan energi panas tertinggi. Pengambilan data waktu
pendidihan air kembali dengan posisi peletakan beban
0,5mm dan + 5mm dari ketinggian beban sebelumnya. Sesuai
dengan daftar VEG Gas Institute Belanda mengenai penentuan
diameter panci berdasarkan daya yang dihasilkan kompor.
Untuk kompor uji diameter 2.5 inci digunakan panci dengan
diameter 22 cm dan volume air 2.7 L dan kompor uji diameter
3 inci menggunakan panci berdiameter 26 cm dengan volume
air 5,7 L.

40 0

0
30

10 0

Pengujian Waktu Pendidihan Air

500

10 0

0
15

Gambar 2. Pengambilan data temperatur api

3.

250

15
0

Pengujian temperatur api bertujuan untuk menentukan


temperatur optimum dari api biru tanpa adanya warna merah
dari profil api tersebut. Temperatur api diukur menggunakan
thermocouple sebanyak 13 buah dengan jarak antar center
thermocouple 5 mm disusun radial.

Dari gambar di atas tampak kedua kompor uji mampu


menampilkan api yang stabil dan berwarna biru. Meskipun
untuk kompor uji dengan firewall 3 inci didapatkan model api
yang tidak hanya berwarna biru tetapi juga berwarna kuning
pada ujung apinya. Warna kuning ini diakibatkan karena
radiasi jelaga. Pada daerah berwarna kuning disebut juga
daerah non-stoikiometri dimana pada daerah non-stoikiometri
ini rasio campuran antara bahan bakar dan udara kurang dari 1
( < 1) [1]. Akibat adanya radiasi karbon yakni jelaga
mengakibatkan kecilnya kesempatan bahan bakar dan udara
yang berperan sebagai oksidator untuk bertemu.
2. Distribusi Temperatur
Untuk dapat mengetahui bagaimana besar daerah api yang
optimal dalam melepaskan panas. Maka dalam sub bab ini
akan ditampilkan bagaimana kontur temperatur dan garis-garis
isothermal pada kedua kompor uji dengan menggunakan tools
MATLAB R2010b.

50

Gambar 4. Kontur isothermal distribusi temperatur rata-rata kompor


firewall 2.5 inci
Soot oxidation zone
Flame zone
Soot particle growth zone
Soot particle inception zone

Gambar 5 Struktur api kompor firewall 2.5 inci [1]

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271


550

10 0

150
145
140
135
130
125
120
10 0
115
110
105
100
95
90
85
80
75
70
65
35
0
0
60
0
40
00
30 35 0
55
252
0
4
5
0
50
0
40 0 30
45
40 0
35 0
40
3500
40 500
35
0
450
450
40
30
5
25
400
350
450
300
200
150 250
400
5 0 250
0
50
100
500
350
450
300
200
20
15
10
5
50 0
0
-12-11-10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Posisi thermocouple

F-22

10 0

250

350

300

250

Gambar 6 Kontur isothermal distribusi temperatur rata-rata kompor


firewall 3 inci
Soot wings
Flame zone

Kompor
2.5inci

Kompor 3inci

Ketinggian, h (mm)

150

100

...................................................(2)

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75

200

Gambar 8. Grafik luasan total distribusi temperatur pada ketinggian tertentu


Temperatur rata-rata (C)

35
0

55 0

100150

20 0

150
10 0

500 0
45 0
35 00
25 0320 0

445 0
2355003000 0

15 0

400

25
0

15 0

35 0

15 0

15 0

10 0

15
0

100

0
25
0
30

10 0

10 0

0
20

20
0

15 0

1000000
900000
800000
700000
600000
500000
400000
300000
200000
100000
0

450

( )

Luasan total (mm)

15 0

0
20

Ketinggian, h (mm)

500

600
500
400
300
200
100
0

Kompor 2.5inci

5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 Kompor 3inci
Ketinggian,h (mm)

Gambar 9. Grafik temperatur rata-rata distribusi temperatur api pada


ketinggian tertentu

.......................................................(1)

Dari gambar 7 dan 8 terlihat bahwa kompor firewall 2.5 inci


memiliki besar luasan total dan temperatur rata-rata yang
terdistribusi lebih besar dibandingkan dengan kompor firewall
3 inci. Hal tersebut dikarenakan kompor 2.5 inci memiliki
nyala api yang dominan berwarna biru yakni nyala api
stoikiometri. Sementara kompor firewall 3 inci nyala apinya
masih kekuningan atau nyala api yang non-stoikiometri.
Dari data temperatur rata-rata yang diperoleh didapatkan
untuk kompor firewall 2.5 inci ketinggian yang memiliki
temperatur rata-rata terbesar adalah ketinggian 5 mm dari rim
kompor. Untuk kompor firewall 3 inci didapatkan
ketinggiannya 0 mm dari rim kompor. Selanjutnya data ini
akan digunakan dalam pengujian waktu pendidihan air.
Ketinggian, h (mm)

Gambar 7. Struktur api kompor firewall 3 inci [1]


Pada nyala api kedua kompor ini tergolong dalam nyala api
difusi. Hal tersebut dikarenakan nyala api yang terbentuk
merupakan nyala api yang timbul sewaktu udara berdifusi atau
masuk ke dalam aliran uap bahan bakar tanpa dicampur
terlebih dahulu sehingga oksidator berasal dari udara luar.
Dari gambar struktur api nyala api kompor uji dapat dijelaskan
daerah daerah api sebagai berikut [2]:
Reaction zone, adalah daerah dimana semua reaksi kimia
dan pelepasan panas terjadi. Reaction zone dimulai pada titik
dimana reaksi stoikiometri mulai terjadi sampai ketika
pembakaran telah sempurna. Daerah api difusi ini dibagi
menjadi daerah :
1. Luminous Region (yellow region)
2. Non luminous region (blue zone)
Sebagian besar proses reaksi terjadi pada daerah berwarna
biru sehingga mempunyai temperatur yang relatif lebih tinggi,
sedangkan daerah berwarna kuning menunjukkan persentase
partikel karbon.
Burnt gas zone
Daerah dimana terdapat gas-gas yang terbentuk dari api
pada proses-proses sebelumnya dengan kecepatan, temperatur
dan konsentrasi species (fuel, product, oxidizer) yang sama.
Daerah dimana reaksi kimia terjadi biasanya cukup sempit.
Seperti pada gambar struktur api pada gambar 4.11 dan
gambar 4.13, daerah reaksi temperatur tinggi terjadi pada
daerah yang berbentuk gelang.
3. Analisa Distribusi Temperatur
Untuk membandingkan kualitas distribusi temperatur dari
kedua kompor uji dianalisa berdasarkan luasan temperatur
rata-rata dengan perhitungan menggunakan rumus di bawah
ini:

10
2.5inci
5

3inci

0
0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00 40,00
Waktu pendidihan (menit)

Gambar 10. Grafik waktu pendidihan air terhadap ketinggian beban tertentu

Dari gambar 9. dapat terlihat waktu pendidihan air dari


kompor firewall 2.5 inci lebih singkat yakni 19.62 menit
dibandingkan dengan kompor firewall 3 inci yaitu 28.47
menit. Hal ini dapat dilihat dari luasan total distribusi
temperatur dan temperatur rata-rata dari kedua kompor,
kompor firewall 2.5 inci lebih besar dibandingkan dengan
kompor firewall 3 inci. Sehingga analisa melalui luasan total
dan temperatur rata-rata distribusi temperatur nyala api sesuai
dapat memberikan gambaran untuk peletakan beban.

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271


4. Analisa Waktu Pendidihan Air
Dengan melihat gambar 9 pada analisa distribusi
temperatur, untuk kompor uji firewall 2.5 inci ketinggian
peletakan beban direkomendasikan pada ketinggian 5 mm dari
rim kompor. Pada hasil pengujian didapatkan bahwa waktu
pendidihan yang paling singkat dicapai pada ketingggian yang
sesuai dengan analisa distribusi temperatur.
Untuk kompor uji firewall 3 inci, rekomendasi dari analisa
distribusi temperatur adalah pada ketinggian 0 mm dari rim
kompor. Pada hasil pengujian didapatkan bahwa waktu paling
cepat didapatkan pada ketinggian 5 mm. Hal ini tidak sesuai
dengan hasil analisa distribusi temperatur, dikarenakan pada
ketinggian 0 mm nyala api merambat ke bagian dinding panci
seperti gambar 10.(a). Sehingga mengakibatkan panas yang
diterima beban tidak maksimal dan tidak merata pada bagian
bawah panci. Dan juga apabila beban diletakkan terlalu dekat
dengan kompor, maka api sulit untuk berkembang,
kesempatan api untuk bertemu udara menjadi kecil.

(a)

Gambar 11. Model api pada saat pengujian waktu pendidihan air

(a) Kompor firewall 2.5 inci pada ketinggian 0 mm


(b) Kompor firewall 3 inci pada ketinggian 5 mm
5.

Analisa Transfer Energi


Untuk menganalisa besarnya energi yang ditransfer
bahan bakar untuk menaikkan temperatur air dalam bejana
aluminium, dari 30oC menjadi 100oC, berikut data yang
dibutuhkan :
Tabel 1. Indikator kinerja kompor

Jenis kompor
Indikator

Firewall 2.5
inci

Firewall 3 inci

Temperatur api rata-rata

542oC

516oC

22 cm

26 cm

Volume air *

2.7 liter

5.7 liter

Daya

1.6 kW

2.38 kW

Ketinggian peletakan
beban

5 mm

5 mm

Efisiensi*

54.91%

56.57%

Waktu pendidihan

1962

2847

Bahan Bakar yang


Dikonsumsi

0.055869kg

0.065728kg

Energi yang ditransfer

0.582319kW

Energi bioetanol yang ditransfer =

LHV

........(3)
keterangan :

= efisiensi kompor (%)


LHV = nilai kalor bawah bioetanol (kJ/kg)
T
= waktu pendidihan air (sekon)
m
= massa bahan bakar yang dikonsumsi (kg)
Perbedaan energi yang ditransfer saat pengujian dapat
terjadi karena beberapa hal, yakni karena adanya perbedaan
waktu pendidihan, ukuran panci, volume air yang dipanaskan,
profil dan temperatur api dari masing-masing kompor juga
berbeda.
Pada tabel terlihat kompor uji dengan diameter firewall 3
inci memiliki nilai efisiensi, waktu pendidihan air, dan
konsumsi bahan bakar yang lebih besar dibandingkan dengan
kompor uji firewall 2.5 inci sedangkan untuk energi yang
ditransfer nilainya lebih kecil. Hal tersebut dikarenakan pada
kompor firewall 3 inci temperatur rata-rata dan luasan total
temperaturnya lebih rendah daripada kompor firewall 2.5 inci
selain itu, pada kedua kompor ukuran panci dan jumlah air
yang dipanaskan pun berbeda yakni lebih besar volume air dan
diameter panci yang digunakan pada kompor uji 3 inci.
IV. HASIL DAN DISKUSI

(b)

Diameter panci *

F-23

0.486369kW

Pada hasil analisa luasan total terbesar didapatkan untuk


kompor firewall 2.5 inci sebesar 916928.57 mm2 pada
ketinggian 5 mm dan kompor firewall 3 inci sebesar
439899.43 mm2 pada ketinggian 0 mm. Untuk temperatur
rata-rata tertinggi yang didapatkan oleh kompor 2.5 inci
adalah 542 oC pada ketinggian 5 mm dan kompor firewall 3
inci 516 oC pada ketinggian 0 mm. Waktu pendidihan tercepat
pada kompor firewall 2.5 inci adalah 19,62 menit pada
ketinggian peletakan beban 5 mm dan untuk kompor firewall 3
inci mendidihkan pada waktu 28,47 menit pada ketinggian 5
mm. Energi yang ditransfer untuk mendidihkan air 30oC ke
100oC pada kompor firewall 2.5 inci adalah 0.582319kW dan
untuk kompor firewall 3 inci sebesar 0.486369kW.
Hasil dari analisis distribusi temperatur dan pengujian
waktu pendidihan air menunjukkan untuk posisi peletakan
beban yang paling baik untuk kompor uji firewall 2.5 inci
adalah 5 mm dari rim kompor. Posisi peletakan beban untuk
kompor uji firewall 3 inci yaitu pada ketinggian 5 mm dari rim
kompor. Pada ketinggian tersebut nyala api yang diterima
beban telah mencapai fase api yang stabil sehingga bisa
mendapatkan waktu pendidihan yang tersingkat.
Pada eksperimen ini kompor firewall 3 inci membutuhkan
waktu lebih panjang untuk mendidihkan air daripada kompor
firewall 2.5 inci. Hal tersebut dikarenakan ukuran panci dan
volume air yang digunakan untuk kompor firewall 3 inci lebih
besar. Selain itu, pada kompor firewall 3 inci luasan total dan
temperatur rata-ratanya pun lebih kecil.

*Diambil dari Ref.: [3]

Besarnya energi yang ditransfer oleh bahan bakar ke beban


dapat dihitung dengan rumus:

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis R.R.V.S.S.S. mengucapkan terima kasih kepada
Jurusan Teknik Mesin ITS dan Bapak Djoko Sungkono

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271


Kawano selaku dosen pembimbing Tugas Akhir. Ibu Suryani
Soelaksana dan Bapak R. Sonny Soetadi selaku orang tua
penulis atas dukungan moril dan materiil. Dosen-dosen dan
karyawan Jurusan Teknik Mesin ITS Surabaya, terutama
Bapak Suwarmin, PE selaku dosen wali dan Bapak Karmono
karyawan Lab.TPBB Teknik Mesin ITS. Teman-teman
angkatan M51 dan Yusufa rekan tugas akhir kompor.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]
[3]

Turns,S.R., An Introduction To Combustion Concepts and Application.


Mc Graw Hill, (1996).
Darana, Cahya, Studi Distribusi Temperatur Api Transisi pada Bunsen
Burner Bertekanan. Teknik Mesin ITS, (2001).
Pratama, Rizka Andika. Perbandingan Unjuk Kerja Kompor Bioetanol
Tipe Side Burner dengan Variasi Diameter Firewall 3 Inci dan 2.5
Inci. Tugas Akhir. Teknik Mesin ITS, Surabaya. (2012).

F-24

Anda mungkin juga menyukai