PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Hepatitis B adalah salah satu penyakit menular berbahaya yang dapat
penyakit hepatitis B sehingga termasuk negara yang diimbau oleh WHO untuk
melaksanakan upaya pencegahan imunisasi (Achmadi, 2006).
Berdasarkan data WHO (2008), penyakit Hepatitis B menjadi pembunuh
nomor 10 di dunia dan endemis di Cina dan bagian lain di Asia termasuk Indonesia.
Indonesia menjadi negara dengan penderita Hepatitis B terbanyak di dunia setelah
Cina dan India dengan jumlah penderita 13 juta orang. Penderita penyakit Hepatitis B
diperkirakan 1 dari 20 penduduk di Jakarta. Sebagian besar penduduk kawasan ini
terinfeksi virus Hepatitis B sejak usia anak-anak. Sejumlah negara di Asia 8-10%
populasi orang menderita Hepatitis B kronik (Sulaiman, 2010).
Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2008, cakupan imunisasi
Hepatitis B (0-7 hari) di Indonesia sebesar 59,19%, pada Tahun 2009 cakupan
imunisasi Hepatitis B (0-7 hari) di Indonesia sebesar 48,30%. angka ini belum
maksimal dalam mendekati Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk Universal
Child Immunization (UCI) sebesar 100 % (Depkes RI, 2010).
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa cakupan imunisasi Hepatitis B
(0-7 hari) mengalami penurunan. di Propinsi Sumatera Utara jumlah kasus Hepatitis
B pada Tahun 2007 terdapat sebanyak 48 kasus dan pada Tahun 2008 terdapat 64
kasus Hepatitis B. Hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kasus
Hepatitis B (Depkes RI, 2010).
Mengingat jumlah kasus dan akibat hepatitis B, maka diperlukan pencegahan
sedini mungkin. Pencegahan yang dilakukan meliputi pencegahan penularan penyakit
hepatitis B melalui health promotion dan pencegahan penyakit melalui pemberian
vaksinasi. Menurut WHO, pemberian vaksin Hepatitis B tidak akan menyembuhkan
Secanggang memiliki bayi sejumlah 409 orang dengan proses persalinan ditolong
oleh tenaga kesehatan sebesar 93,32%. Puskesmas Secanggang merupakan
puskesmas yang memiliki cakupan imunisasi Hepatitis B (0-7 hari) kedua tertinggi di
Kabupaten Langkat yaitu 98,3% setelah Puskemas Sambirejo yaitu 106,7%, (Dinas
Kesehatan Langkat, 2010).
Menurut survei pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti didapat hasil
cakupan imunisasi Hepatitis B (0-7 Hari) di wilayah kerja Puskesmas Secanggang
Tahun 2010, jumlah bayi yang mendapatkan imunisasi Hepatitis B (0-7 Hari) dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.1 Cakupan Imunisasi Hepatitis B (0-7 hari) pada bayi di Wilayah Kerja
Puskesmas Secanggang Kecamatan Secanggang Tahun 2010
Sasaran
Bayi yang mendapatkan
%
No
Desa
Bayi
imunisasi Hepatitis B (0-7 Hari)
1
Secanggang
139
18
13
2
Selotong
136
13
9,6
3
Jaring Halus
134
13
9,7
Jumlah
409
44
32,3
Sumber : Data Primer Peneliti Tahun 2011
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa Cakupan Imunisasi Hepatitis B
pada bayi (0-7 hari) di Wilayah Kerja Puskesmas Secanggang Tahun 2010 ada
sebanyak 44 bayi (32,3%) dari 409 sasaran bayi. Desa Selotong adalah salah satu
desa dengan Cakupan Imunisasi Hepatitis B (0-7 hari) terendah yaitu hanya 13 bayi
(9,6%) dari 136 sasaran bayi. Ini masih sangat jauh dari yang diharapkan, seperti dari
Standar Pelayanan Minimal kabupaten/kota yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia NO.741/PER/VII/2008 sebesar 100%.
1.2.
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang dikemukakan di atas, maka yang
menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah Apakah ada pengaruh faktor
pengetahuan, dukungan keluarga dan kepercayaan terhadap pemberian imunisasi
Hepatitis B pada bayi (0-7 hari) di Desa Selotong kecamatan secanggang Kabupaten
Langkat Tahun 2011.
1.3.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh pengetahuan,
1.4.
Manfaat Penelitian
1.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi dan masukan bagi
Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat mengenai sejauh mana pengaruh
pengetahuan, dukungan keluarga dan kepercayaan terhadap pemberian
imunisasi Hepatitis B pada bayi (0-7 hari), sehingga dapat mengambil suatu
kebijakan dengan membuat program yang sesuai untuk meningkatkan
cakupan imunisasi.
2.
3.