individu yang mengalami kerusakan pada indera pendengaran sehingga menyebabkan tidak
bisa menangkap berbagai rangsang suara, atau rangsang lain melalui pendengaran
a. Klasifikasi anatomis-fisikologis terdiri dari Tuna rungu hantaran (konduksi) adalah
ketunarunguan yang disebabkan kerusakan atau tidak berfungsinya alat penghantar
getaran pada telinga bagian bawah. Dan Tuna rungu syaraf (perseptif) adalah
ketunarunguan sebagai akibat dari kerusakan atau tidak berfungsinya alat
b.
yaitu Tuna rungu nada rendah, Tuna rungu nada tinggi, dan Tuna rungu total.
c. Menurut terjadinya ketunarunguan, klasifikasi tunarungu dibagi menjadi 3 yaitu
pertama Tuna rungu yang terjadi saat dalam kandungan (prenatal). Ketunarunguan
terjadi akibat keracunan makanan, kekurangan gizi, pengaruh obat obatan dan
infeksi virus yang dialami pada masa triwulan pertama menimbulkan kerusakan
syaraf, dan jaringan otak. Kedua Tuna rungu yang terjadi saat kelahiran (natal )
Segala bentuk ganguan pada saat bayi lahir seperti : Prematuresasi, pinggul sempit,
lahir dengan porceps dan berbagai kesulitan saat kelahiran dapat menimbulkan
kerusakan syaraf dan jaringan otak. Dan ketiga Tuna rungu yang terjadi saat
kelahiran (post natal) dapat terjadi akibat peradangan selaput otak infeknsi telinga
tengah, peradangan gendang telinga dan sebagainya.