Anda di halaman 1dari 1

Suharmini (2009) mengemukakan tunarungu dapat diartikan sebagai keadaan dari seorang

individu yang mengalami kerusakan pada indera pendengaran sehingga menyebabkan tidak
bisa menangkap berbagai rangsang suara, atau rangsang lain melalui pendengaran
a. Klasifikasi anatomis-fisikologis terdiri dari Tuna rungu hantaran (konduksi) adalah
ketunarunguan yang disebabkan kerusakan atau tidak berfungsinya alat penghantar
getaran pada telinga bagian bawah. Dan Tuna rungu syaraf (perseptif) adalah
ketunarunguan sebagai akibat dari kerusakan atau tidak berfungsinya alat
b.

pendengarn telinga bagian dalam.


Menurut nada yang tak dapat di dengar, klasifikasi tunarungu dibagi menjadi 3

yaitu Tuna rungu nada rendah, Tuna rungu nada tinggi, dan Tuna rungu total.
c. Menurut terjadinya ketunarunguan, klasifikasi tunarungu dibagi menjadi 3 yaitu
pertama Tuna rungu yang terjadi saat dalam kandungan (prenatal). Ketunarunguan
terjadi akibat keracunan makanan, kekurangan gizi, pengaruh obat obatan dan
infeksi virus yang dialami pada masa triwulan pertama menimbulkan kerusakan
syaraf, dan jaringan otak. Kedua Tuna rungu yang terjadi saat kelahiran (natal )
Segala bentuk ganguan pada saat bayi lahir seperti : Prematuresasi, pinggul sempit,
lahir dengan porceps dan berbagai kesulitan saat kelahiran dapat menimbulkan
kerusakan syaraf dan jaringan otak. Dan ketiga Tuna rungu yang terjadi saat
kelahiran (post natal) dapat terjadi akibat peradangan selaput otak infeknsi telinga
tengah, peradangan gendang telinga dan sebagainya.

1. Karakteristik Anak Tunarungu


Karakteristik anak tunarungu dari segi fisik tidak memiliki karakteristik yang
khas, karena secara fisik anak tunarungu tidak mengalami gangguan yang terlihat.
Sebagai dampak ketunarunguannya, anak tunarungu memiliki karakteristik yang khas
dari segi yang berbeda.
Anak tunarungu mempunyai karakteristik yang spesifik yaitu anak tunarungu
mempunyai hambatan dalam perkembangan bahasa (mendapatkan bahasa). Bahasa
sebagai alat komunikasi dengan orang lain. Sedangkan, anak tunarungu mempunyai
permasalahan dalam wicaranya untuk berkomunikasi dengan orang lain, karena wicara
sebagai alat yang sangat penting dalam komunikasi.

Anda mungkin juga menyukai