Anda di halaman 1dari 11

SAP 2

TINJAUAN

TERHADAP

ILMU

KEPRILAKUAN

DALAM

PERSPEKTIF

AKUNTANSI
Ilmu keperilakuan mencakup bidang riset apapun yang mempelajari, baik melalui
metode eksperimentasi maupun observasi, perilaku manusia dalam lingkungan fisik maupun
sosial. Tujuan ilmu keperilakuan adalah memahami, menjelaskan, dan memprediksi perilaku
manusia sampai pada generalisasi yang ditetapkan mengenai perilaku manusia yang didukung
oleh bukti empiris.
Ilmu akuntansi keperilakuan dibangun berdasarkan kontibusi dari sejumlah disiplin
ilmu keperilakuan, seperti psikolog, sosiologi, psikologi sosial. Akuntansi tidak dapat
dilepaskan dari aspek perilaku manusia serta kebutuhan organisasi akan informasi yang dapat
dihasilkan oleh akuntansi. Jadi, akuntansi bukanlah sesuatu yang bersifat statis, melainkan
sesuatu yang akan selalu berkembang sepanjang waktu.
Akuntansi biasanya hanya terpusat pada pelaporan informasi keuangan. Selama
beberapa dekade terakhir, para manajer dan akuntan profesional mulai menyadari kebutuhan
akan tambahan informasi ekonomi yang dihasilkan oleh sistem akuntansi. Oleh karena itu,
informasi ekonomi dapat ditambah dengan menyajikan data-data non-keuangan yang terkait
dengan proses pengambilan keputusan.

Aspek Keprilakuan Pada Akuntansi


Peningkatan ekonomi pada suatu organisasi dapat digunakan untuk menjadi dasar
dalam memilih informasi yang relevan terhadap pengambilan keputusan. Begitu pula dengan
kemajuan dalam teknologi komputer akuntansi yang memungkinkan informasi dapat tersedia
dengan cepat. Tetapi, seberapa canggih pun prosedur akuntansi yang ada, informasi yang
dapat disediakan pada dasarnya bukanlah tujuan akhir. Kesempurnaan teknis tidak pernah
mampu mencegah orang untuk mengetahui bahwa tujuan jasa akuntansi organisasi bukan
hanya sekedar teknik yang didasarkan pada efektivitas dari segala prosedur akuntansi,
melainkan bergantung pada bagaimana perilaku orang-orang di dalam perusahaan, baik
sebagai pemakai maupun pelaksana.
(a) Akuntansi adalah Tentang Manusia

Para akuntan secara berkelanjutan membuat beberapa asumsi mengenai bagaimana


mereka membuat orang termotivasi, bagaimana sistem akuntansi mereka sesuai dengan
kenyataan manusia dan memengaruhi organisasi. Jika akuntan berhubungan dengan
efektivitas dan prosedur perusahaan secara luas, maka mereka juga selayaknya memonitor
ketepatan asumsi yang bersifat kontradiktif terhadap apa yang mereka lihat dalam realitas
perusahaan.
Akuntansi adalah mengenai akuntansi. Orang yang merasa optimis dengan hal tersebut
akan membantah bahwa terdapat banyak reaksi perilaku yang tidak menguntungkan terhadap
sistem akuntansi. Hal ini merupakan konsekuensi dari apa yang berusaha dilakukan oleh para
akuntan. Untuk membuat pandangan ini menjadi adil, maka cara pandang akuntan harus
mengandung beberapa pandangan yang terintegrasi.Tetapi, sebagai petunjuk tindakan,
pandangan ini juga siap menghadirkan suatu kompromi, dan bertindak sebagai suatu
pendekatan yang memungkinkan akuntan untuk tidak berdampingan dengan hal-hal yang
bertanggung jawab.
Dalam pandangan ini, pengertian yang lebih mendalam dan berharga dapat diperoleh dari
pemahaman atas perilaku dan ilmu-ilmu sosial. Akan tetapi, terdapat banyak teori psikologi,
sosiologi, politik, serta organisasi yang bersifat sementara dan banyak bidang penting yang
dapat ditemukan kadang kala bertentangan. Walaupun demikian, teori-teori tersebut
menawarkan hal-hal penting bagi perluasan pandangan, paling tidak dalam bagian dari proses
yang berhubungan dengan pola sistem akuntansi secara lebih luas atau perilaku manusia.
(b) Akuntansi adalah Tindakan
Dalam organisasi, semua anggotanya mempunyai peran yang harus dimainkan dalam
memcapai tujuan organisasi. Peran tersebut bergantung pada seberapa besar porsi tanggung
jawab dan rasa tanggung jawab anggota tersebut terhadap pencapaian tujuan. Pencapaian
tujuan dalam bentuk kuantitatif juga merupakan salah satu bentuk tanggung jawab anggota
organisasi dalam memenuhi keinginannya untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi.
Peran anggota organisasi sangat berpengaruh terhadap pencapaian tersebut. Untuk itu,
keselarasan tujuan (goal congruence) antaraindividu dan organisasi diperlukan untuk
mewujudkan terjadinya sinergi antara individu dan organisasi.

A.

Dimensi Akuntansi Keperilakuan

Informasi ekonomi dapat ditambah dengan tidak hanya melaporkan data-data keuangan saja,
tetapi juga data-data nonkeuangan yang terkait dengan proses pengambilan keputusan.
1. Lingkup Akuntansi Keperilakuan
Akuntansi keperilakuan berada dibalik akuntansi tradisional yang berarti mengumpulkan,
mengukur, mencatat dan melaporkan informasi keuangan. Dengan demikian, dimensi
akuntansi berkaitan dengan perilaku manusia dan juga dengan desaian, konstruksi, serta
penggunaan suatu system informasi akuntansi yang efisien. Akuntansi keperilakuan dengan
mempertimbangkan

hubungan

antara

perilaku

manusia

dengan

sistem

akuntansi

mencerminkan dimensi sosial dan budaya manusia dalam suatu organisasi.


Secara umum, lingkup dari akuntansi keperilakuan dapat dibagi menjadi tiga bidang besar.
1. Pengaruh perilaku manusia berdasarkan desain, konstruksi, dan penggunaan system
akuntansi. Bidang dari akuntansi keperilakuan ini mempunyai kaitan dengan sikap dan
filosofi manajemen yang memengaruhi sifat dasar pengendalian akuntansi yang
berfungsi dalam organisasi.
2. Pengaruh system akuntansi terhadap perilaku manusia. Bidang dari akuntansi
keperilakuan ini berkenaan dengan bagaimana system akauntansi memengaruhi
motivasi, produktivitas, pengambilan keputusan , kepuasan kerja, serta kerja sama.
3. Metode untuk memprediksi dan strategi untuk mengubah perilaku manusia. Bidang
ketiga dari akuntansi keperilakuan ini mempunyai hubungan dengan cara system
akuntansi digunakan sehingga memengaruhi perilaku.
2. Akuntansi Keperilakuan : Perluasan Logis dari Peran Akuntansi Tradisional
Para akuntan yang berkualitas akan memilih gejala keperilakuan untuk melakukan
penyelidikan, karena mereka mengetahui bahwa data keperilakuan sangat berarti untuk
melengkapi data keuangan.
B. Lingkup dan Sasaran Hasil Ilmu Keperilakuan
Bernard Berelson dan G.A Stainer menjelaskan secara singkat mengenai definisi keperilakuan,
yaitu sebagai suatu riset ilmiah yang berhadapan secara langsung dengan perilaku manusia.
Definisi ini menangkap permasalahan inti dari ilmu keperilakuan, yaitu riset ilmiah dan
perilaku manusia.

Ilmu keperilakuan merupakan bagian dari ilmu sosial manusia. Ilmu sosial meliputi disiplin
ilmu antropologi, ekonomi, sejarah, politik, psikologi, dan sosiologi. Ilmu keperilakuan
meliputi psikologi dan sosiologi, aspek ekonomi keperilakuan dan ilmu pengetahuan politik,
serta aspek antropologi keperilakuan.
C. Lingkup dan Sasaran Hasil dari Akuntansi Keperilakuan
Para akuntan keprilakuan menyadari bahwa mereka dapat dengan bebas mendesain
sistem informasi untuk mempengaruhi motivasi, semangat, dan produktivitas karyawan.
Akuntan keperilakuan percaya bahwa tujuan utama laporan akuntansi adalah untuk
mempengaruhi perilaku dalam rangka memotivasi tindakan yang diinginkan. Pengenalan
hubungan timbal balik antara alat akuntansi dan perilaku memunculkan modifikasi atas
definisi akuntansi konvensional. Definisi akuntansi terbaru dalam lingkaran profesional
akademis menyiratkan komunikasi dan pengukuran data ekonomi untuk pengambilan
keputusan serta sasaran keperilakuan lainnya.

D. Perspektif Berdasarkan Perilaku Manusia : Psikologi, Sosiologi, dan Psikolgoi Sosial


Psikologi, merupakan ilmu pengetahuan yang berusaha mengukur, menjelaskan dan
kadang mengubah perilaku manusia. Para psikolog memperhatikan studi dan upaya
memahami perilaku individual. Mereka yang telah menyumbangkan dan terus menambah
pengetahuan tentang perilaku organisasional teoritikus pembelajaran, teoritikus keperibadian,
psikologi konseling dan psikologi industri dan organisasi.
Bila psikologi memfokuskan perhatian mereka pada individu, sosiologi mempelajari
sistem sosial di mana individu-individu mengisi peran-peran mereka, jadi sosiologi
mempelajari orang-orang dalam hubungan dengan manusia-manusia sesamanya. Secara
spesifik, sosiolog telah memberikan sumbangan mereka yang terbesar kepada perilaku
organisasi melalui studi mereka terhadap perilaku kelompok dalam organisasi, terutama
organisasi yang formal dan rumit. Beberapa bidang dalam perilaku organisasi yang menerima
masukan yang berharga dari para sosiolog adalah dinamika kelompok, desain tim kerja,
budaya organisasi, teknologi organisasi, birokrasi, komunikasi, kekuasaan dan konflik.

Psikologi sosial, adalah suatu bidang dalam psikologi, tetapi memadukan konsep-konsep
baik dari psikologi maupun sosiologi yang memusatkan perhatian pada perilaku kelompok
sosial. Penekanan keduanya adalah pada interaksi antara orang-orang dan bukan pada
rangsangan fisik. Perilaku diterangkan dalam hubungannya dengan ilmu sosial, pengaruh
sosial dan ilmu dinamika kelompok. Disamping itu para psikologi sosial memberikan
sumbangan yang berarti dalam bidang-bidang pengukuran, pemahaman, dan perubahan sikap,
pola komunikasi, cara-cara dalam kegiatan dapat memuaskan kebutuhan individu dan proses
pengambilan keputusan kelompok.

E. Beberapa Hal Penting dalam Perilaku Organisasi


Teori-teori perilaku organisasional mencerminkan inti yang ditangani oleh teori-teori
tersebut. Manusia bersifat kompleks dan rumit, demikian pula dengan teori-teori yang
dikembangkan untuk menjelaskan tindakan tindakannya.
1. Teori Peran
Peran merupakan suatu komponen perilaku nyatayang disebut norma. Tiap-tiap peran
berhubungan dengan suatu identitas yang menggambarkan individu dalam hal bagaimana
mereka perlu bertindak dalam situasi khusus.
2. Struktur Sosial
Sistem masyarakat sosial merupakan perhatian utama para akuntan keprilakuan dalam
organisasi bisnis atau masyarakat bisnis. Di dalam sistem sosial ini masihada subsistem dan
kelompok manusia yang saling berhubungan dan menarik perhatian para akuntan
keperilakuan.
3. Budaya
Budaya merupakan satu titik pandang yang pada saat bersamaan dijadikan jalan hidup oleh
masyarakat. Budaya mempengaruhi pola teladan perilaku manusia yang teratur karena budaya
menggambarkan perilaku yang sesuai untuk situasi tertentu.
4. Komitmen Organisasi
Komitmen organisasi merupakan tingkat sampai sejauh mana seorang karyawan memihak
pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya, serta berniat untuk mempertahankan
keanggotaannya dalam organisasi itu.
5. Konflik Peran

Konflik peran merupakan suatu gejala psikologis yang dialami oleh anggota organisasi,
yang bisa menimbulkan rasa tidak nyaman dalam bekerja dan berpontensi menurunkan
motivasi kerja.
6. Konflik Kepentingan
Konflik kepentingan adalah suatu keadaan sewaktu seseorang pada posisi yang
memerlukan kepercayaan, seperti pengacara, politikus, eksekutif atau direktur suatu
perusahaan, memiliki kepentingan profesional dan pribadi yang bersinggungan.
7. Pemberdayaan Karyawan
Perberdayaan karyawan berarti penciptaan sebuah lingkungan di mana karyawan memiliki
wewenang yang lebih untuk menyelesaikan pekerjaan mereka dengan konsekuensi mereka
bertanggungjawab atas hasil penciptaan sebuah lingkungan karyawan dimana karyawan
memiliki wewenang yang lebih banyak untuk menyelesaikan pekerjaan mereka dengan
konsekuensi mereka bertanggungjawab atas hasil pekerjaan tersebut.

SAP 3

Pentingnya Manajemen Keuangan


Manajemen keuangan adalah sebuah subjek yang sangat menarik saat kita mendekati abad ke21. Radio dan televisi menyajikan cerita-cerita dramatis tentang pertumbuhan dam penurunan
perusahaan-perusahaan, pengambilalihan perusahaan, dan berbagai jenis restrukturisasi
perusahaan. Untuk memahami perkembangan ini dan ikut serta di dalamnya secara efektif,

diperlukan pengetahuan mengenai prinsip keuangan. Pentingnya prinsip keuangan ini


digarisbawahi dengan adanya perkembangan dramatis yang terjadi dalam pasar keuangan.
Fungsi Keuangan
Fungsi keuangan yang utama adalah dalam hal keputusan investasi, perhitungan biaya, dan
dividen untuk suatu organisasi. Tujuan manajer keuangan adalah membuat rencana guna dan
menggunakan dana, serta memaksimalkan nilai organisasi. Berikut beberapa kegiatan yang
terlibat, yaitu:
1

Dalam perencanaan dan peramalan, manajer keuangan berinteraksi denganpara eksekutif yang

bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan perencanaan strategis umum.


Manajer keuangan harus memusatkan perhatiannya pada keputusan investasidan perhitungan
biaya, serta segala hal yang berkaitan dengannya. Perusahaan yang berhasil biasanya
mengalami laju pertumbuhan penjualan yang tinggi sehingga memerlukan dukungan
penambahan investasi. Para manajer keuangan perlu menentukan laju pertumbuhan penjualan

yang sebaiknya dicapai dan membuat prioritas atas alternatif investasi yang tersedia.
Manajer keuangan harus bekerja sama dengan para manajer lainnya agar perusahaan dapat

beroperasi seefisien mungkin karena semua keputusan bisnis memiliki dampak keuangan.
Manajer keuangan menghubungkan perusahaan dengan pasar uang dan pasar modal yang
merupakan sumber perolehan dana dan tempat surat berharga perusahaan diperdagangkan.
Fungsi keuangan dalam organisasi biasanya dipisahkan menjadi dua jabatan, yaitu bendahara

dan administrasi pembukuan atau akuntansi (kontroler). Bendahara bertanggung jawab atas
perolehan dan pengamanan dana. Bidang tanggung jawab kontroler meliputi akuntansi
(accounting), pelaporan (reporting), dan pengendalian (control).

DEFINISI PENGENDALIAN KEUANGAN


a. Umpan Balik Mekanikal vs Respon Perilaku
Definisi pengendalian telah didasarkan pada konsep kepercayaan dan kemungkinan.
Para manajer membutuhkan suatu keyakinan tentang cara dunia mereka bekerja dan dampakdampak yang mereka harapkan dari suatu inisiatif dipilih. Bagaimanapun, para manajer secara
khusus memiliki peluang untuk dapat mendeteksi hasil-hasil keperilakuan.

b. Perluasan Konsep-konsep Tradisional


Konsep-konsep pengendalian tradisional dalam akuntansi sering kali berarti bahwa hasil
dari informasi akuntansi adalah langkah akhir dari peran akuntan. Dalam pendekatan perilaku,
menghasilkan informasi bukanlah akhir dari keterlibatan akuntan, sehingga informasi dapat
dipandang sebagai suatu intermediasi dari langkah akhir.
Tujuan pengendalian didasari oleh keinginan untuk memilih suatu inisiatif yang akan
mengubah kemungkinan pencapaian hasil keperilakuan yang diharapkan.
PENGENDALIAN TERPADU
a. Perencanaan
Proses perencanaan dalam organisasi juga ditandai dengan istilah perilaku penetapan
tujuan. Aspek-aspek terpenting dari proses penetapan tujuan adalah mengenai dasar dari
organisasi dan komunikasi. Proses perencanaan akan memunculkan pertanyaan-pertanyaan
pengendalian seperti: Bagaimana divisi-divisi diidentifikasikan? Apa yang digunakan untuk
menyusun pertanggung jawaban? Bagaimana departemen-departemen akan diinstruksikan dan
akuntansi apa yang akan digunakan untuk masalah-masalah transfer atau transaksi antar
departemen.
b. Umpan Balik
Umpan balik dalam organisasi berasal dari sumber formal dan informal yang disusun dari
komunikasi nonverbal. Komunikasi tersebut secara rutin dihasilkan dari statistic yang
ditabulasikan sebagai dasar untuk evaluasi penyusunan. Evaluasi ini akan mempengaruhi
distribusi kompensasi, pemberian sanksi, dan perubahan atas proses perencanaan serta operasi
sebagai akibat dari umpan balik.
c. Interaksi Pengendalian
Saling keterkaitan diantara sub-sistem pengendalianjuga memegang peranan penting atas
hasil yang kurang memuaskan. Logikanya, perencanaan lebih dahulu ada dibandingkan
dengan operasi dan ukuran umpan balik berasal dari rencana-rencana operasi serta tujuantujuan yang ditetapkan. Hal yang berbeda juga dapat terjadi antara perencanaan dan umpan
balik. Proses perencanaan dapat dipengaruhi secara mendalam oleh dampak-dampak umpan
balik.
FAKTOR-FAKTOR KONTEKSTUAL

Proses dalam mengidentifikasikan faktor-faktor kontekstual yang penting merupakan subjek


tertinggi dan sangat temporer, seperti apakah pendapat seseorang manajer lebih penting
dibandingkan dengan pendapat manajer lain? Semua daftar dari faktor-faktor kontekstual kritis
merupakan subjek untuk melakukan perbaikan secara keseluruhan.
a. Ukuran
Ukuran dapat dipandang sebagai suatu peluan dan suatu hambatan. Ukuran
dipandang sebagai peluang jika berfungsi sebagai pemberi manfaat ekonomidan buka
sebagai strategi pengendalian. Ukuran dapat menjadi suatu hambatan jika pertumbuhan
ekonomi menyebabkan terjadinya eliminasi tehadap strategi pengendalian.
b. Stabilitas Lingkungan
Desain pengendalian dalam lingkungan yang stabil dapat berbeda dari desain
pengendalian dalam lingkungan yang selalu berubah. Stabilitas dalam lingkungan
eksogen dapat dinilai dari gerakan yang secara eksternal menghasilkan produk-produk
yang memerlukan satu tanggapan.
c. Motif Keuangan
Keberadaan dari motif keuangan tentunya bukanlah penghalang untuk menggunakan
ukuran-ukuran penilaian akuntansi terhadap produktivitas. Pada sisi lain, jelas bahwa
system pengendalian dan didasarkan pada motif dan ukuran-ukuran profitabilitas sering
kali tidak dapat diterjemahkan secara langsung pada konteks nirlaba (nonprofit). Ukuranukuran laba adalah penting dan meskipun sulit dapat menjadi indicator dari keberhasilan.
d. Faktor-faktor Proses
Suatu faktor proses penting dalam pegendalian biaya-biaya yang tidak dapat
dihindari dan biaya-biaya untuk melakukan rekayasa adalah biaya variable. Strategi
pengendalian biaya untuk proses strategi biaya variable sering kali berbeda dalam hal
substansi dengan startegi pengendalian biaya yang disesuaikan, seperti aplikasi biaya
tetap.
PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN RANCANGAN
a. Antisipasi terhadap Konsekuensi Logis
Antisipasi terhadap konsekuensi logis merupakan komponen-komponen inti dalam
mendesain pengendalian. Kondisi ini merupakan hal yang penting bagi seorang manajer

keuangan yang terbiasa untuk membuat pertimbangan berdasarkan pada apakah hasil itu
adalah baik atau buruk.
b. Relevansi dengan Teori Agensi
Teori agensi menyangkut persoalan biaya dimana suati pendelegasian dengan asumsi
keputusan-keputusan tertentu bersifat tidak jelas atau dipengaruhi secara bersama-sama agar
menjadi tidak nyata.
c. Pengelolaan Perubahan
Pengelolaan perubahan adalah sesuat yang penting dalam menentukan rancanganrancangan pengendalian. Para manajer melaksanakan pengendalian untuk mencapai tujuantujuan yang sering kali dihadapkan pada satu atau lebih dilemma bisnis.
PENGENDALIAN DALAM ERA PEMBERDAYAAN
Untuk melindungi perusahaannya, para manajer senior didorong untuk mendefinisikan ulang
bagaimana mereka melaksanakan tugas-tugas mereka dan bagaimana mereka yakin bahwa
bawahan dengan bakat kewirausahaan tidak membahayakan kelangsungan hidup perusahaan.
a. Sistem Pengendalian Diagnostik
Salah satu tujuan utama system pengendalian diagnostic adalah bertujuan untuk
menghilangkan beban manajer terhadap pengawasan yang konstan. Sekali tujuan
ditetapkan, penghargaan akan didasarkan pada tujuan tersebut.
b. Sistem Kepercayaan
Perusahaan menggunakan system kepercayaan selama bertahun-tahun dalam
upayanya untuk menegaskan nilai-nilai dan arah yang diinginkan oleh para manajer yang
diterapkan oleh karyawannya.
c. Sistem Batasan
System ini didasarkan pada prinsip manajemen yang sederhana namun mendasar,
yang dapat disebut sebagai kekuatan pemikiran negative.
d. Sistem Pengendalian Interaktif
System pengendalian interaktif merupakan system informasi formal yang digunakan
oleh para manajer untuk melibatkan diri secara terus menerus dan secara personal dalam
keputusan bawahan.
e. Penyeimbangan Pemberdayaan dan Pengendalian

Para manajer senior yang mengatur arah dan strategi perusahaan secara keseluruhan
memastikan bahwa mereka memiliki cukup pengendalian atas operasinya yang luas
dengan menggunakan seluruh unsure pengendalian. Untuk mengkomunikasikan nilai inti,
mereka mengandalkan system kepercayaan.

DAFTAR PUSTAKA

Ikhsan, Arfan. Dan Ishak, Muhammad. 2005. Akuntansi Keperilakuan. Jakarta: Salemba
Empat.
Ikhsan, Arfan. Dan Ishak, Muhammad. 2005. Akuntansi Keperilakuan. Jakarta: Salemba
Empat.
Ikhsan Lubis, Arfan. 2011. Akuntansi Keperilakuan Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai