Diajukan Kepada:
dr. Gama Sita, Sp. S
Disusun oleh:
Haqqi Pradipta Suganda
20090310051
RSUD SALATIGA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2014
HALAMAN PENGESAHAN
PRESENTASI KASUS
Menyetujui,
Dokter Pembimbing
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................5
A. IDENTITAS PASIEN...................................................................................5
B. ANAMNESIS...............................................................................................5
C. PEMERIKSAAN FISIK...............................................................................6
D. RANGSANGAN MENINGEAL..................................................................6
E. NERVUS CRANIALIS.................................................................................7
F.
SISTEM MOTORIK.....................................................................................8
G. GERAKAN INVOLUNTER........................................................................8
H. TROFIK........................................................................................................8
I.
TONUS.........................................................................................................8
J.
REFLEKS FISIOLOGIS..............................................................................9
K. REFLEKS PATOLOGIS...............................................................................9
L. KEADAAN PSIKIS......................................................................................9
M.
PEMERIKSAAN LABORAT...................................................................9
PENATALAKSANAAN.............................................................................10
Fisiologi Nyeri.........................................................................................15
b.
Mekanisme Nyeri....................................................................................15
D. Faktor Resiko..............................................................................................17
E. Penyebab Low Back Pain...........................................................................17
F.
Patofisiologi................................................................................................19
G. Klasifikasi...................................................................................................20
H. Tanda dan Gejala.........................................................................................27
I.
Diagnosis.....................................................................................................28
J.
a.
Anamnesa................................................................................................28
b.
Pemeriksaan fisik....................................................................................28
c.
d.
Pemeriksaan Neurologik.........................................................................29
e.
f.
Pemeriksaan Laboratorium......................................................................34
Diferensial Diagnosis..................................................................................36
K. Penatalaksanaan..........................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................43
BAB I
A. IDENTITAS PASIEN
No. RM
: diketahui
Nama
: NY. T.S.
Umur
: 38 Tahun
Jenis kelamin
: perempuan
Agama
: Islam
Alamat
: Warak
Pendidikan
: tamatan SD
Pekerjaan
: swasta
Tanggal masuk
: 20 - 10 - 2014
Tanggal periksa
: 27 - 10 - 2014
B. ANAMNESIS
Keluhan Umum: nyeri pinggang kanan
RPS : Pasien datang dengan keluhan nyeri pada pinggang kanan sampai ke
tungkai kanan, nyeri di rasakan tidak terlalu mengganggu, namun sejak 7
hari SMRS pasien mengeluh nyerinya bertambah hebat. Pasien juga
mengaku bahwa tungkainya terasa sedikit lebih baal. Pasien mengaku saat
bersin, batuk dan mengedan bertambah nyeri.
RPD : Pasien pernah terjatuh 7 tahun dan 1 tahun yang lalu. Nyeri dirasa
sejak trauma 1 tahun yang lalu.
RPK: Tidak ada keluarga pasien yang menderita keluhan yang serupa
dengan pasien. Penyakit darah tinggi, jantung, diabetes melitus di keluarga
di sangkal.
C. PEMERIKSAAN FISIK
KU : Compos mentis, E4V5M6
Tanda Vital :
TD
RR
: 110/70 mmhg
: 76x/m
: 18x/m
: 36,7 C
-Pulmo :
Inspeksi
: Simetris
Palpasi
Perkusi
: Sonor hemithoraks
Auskultasi
-Abdomen
Inspeksi
: Tampak datar
Palpasi
Hepatosplenomegali Perkusi
Auskultasi
D. RANGSANGAN MENINGEAL
Kaku kuduk
: (-)
Laseque
Kernig
: <135o/>135o
Brudzinski I
: -/-
Lihat warna
: Baik/Baik
Funduskopi
: Tidak dilakukan
N. III,IV dan VI
Eksoftalmus
: -/-
Nistagmus
: -/-
Pupil
-
Akomodasi : baik
Konvergensi : baik
Cab. Sensorik
N. V
Maksilaris
: baik / baik
N. VII
-
N.VIII
-
Vestibular : baik
Koklear
: baik
N. IX, X
Sensorik
: baik
Motorik
: baik
N. XI
-
Mengangkat bahu
: baik/baik
Menoleh
: baik/baik
Pergerakkan lidah
: deviasi ke kiri
Atrofi
:-
Fasikulasi
:-
Tremor
:-
N. XII
F. SISTEM MOTORIK
Ekstremitas atas dan bawah:
555
555
555
555
G. GERAKAN INVOLUNTER
-Tremor
: tidak ada
-Chorea
: tidak ada
-Atetose
: tidak ada
-Mioklonik
: tidak ada
H. TROFIK
Eutrofik
I. TONUS
Normotonus
J. REFLEKS FISIOLOGIS
Kornea
: baik
Biceps
: N/N
Triceps
: N/N
Radius
: N/N
Lutut
: N/N
Patella
: N/N
Accilles
: N/N
K. REFLEKS PATOLOGIS
Babinski
: -/-
Chaddok
: -/-
Gordon
: -/-
Schaeffer
: -/-
Klonus otot
: -/-
Klonus tumit
: -/-
L. KEADAAN PSIKIS
Intelegensia
:-
Tanda regresi
:-
Demensia
:-
M. PEMERIKSAAN LABORAT
HEMATOLOGI
Hemoglobin
: 14,0 g/dl
Hematokrit
: 41 %
Eritrosit
: 4,80 juta/ul
Ureum
: 25 mg/dl
O. DIAGNOSIS
Diagnosis klinis
Diagnosis topik
: Radiks L5
P. PENATALAKSANAAN
Medikamentosa
Inf RL 20 tpm
MST 0-1-0
Ranitidin 2x1
Alprazolam 0-0-1
Non-medikamentosa
Latihan fisik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Low Back Pain (LBP) adalah nyeri yang dirasakan di daerah
punggung bawah, yang dapat merupakan nyeri lokal, maupun nyeri radikuler
atau keduanya, atau nyeri yang berasal dari punggung bawah yang dapat
menjalar ke daerah lain atau sebaliknya (referred pain).
LBP merupakan perasaan nyeri di daerah lumbosakral dan
sakroiliaka yang disertai penjalaran ke tungkai dan kaki. Mobilitas punggung
bawah sangat tinggi, disamping itu juga menyangga beban tubuh, dan
sekaligus sangat berdekatan dengan jaringan lain yaitu traktus digestivus dan
10
traktus uranius. Kedua jaringan atau organ ini apabila mengalami perubahan
patologik tertentu dapat menimbulkan nyeri yang dirasakan di daerah
punggung bawah.
Organ lain di luar struktur punggung bawah adalah traktus digestivus, traktus
urinarius, traktus genitalis. Sementara itu masih ada lagi satu struktur yanng
tak akan pernah terlihat, akan tetapi dapat sangat berperan dalam hal
11
terjadinya keluhan LBP. Struktur tadi ialah status mental atau kondisi
psikologis.
Kolumna vertebralis
Kolumna vertebralis ini terbentuk oleh unit unit fungsional yang terdiri dari
segmen anterior dan segmen posterior.
1. Segmen anterior
Sebagian besar fungsi segmen ini adalah sebagai penyangga badan.
Segmen ini meliputi korpus vertebra dan diskus intervertebralis yang
diperkuat
oleh
ligamentum
longitudinale
anterior
dan
ligamentum
longitudinale posterior.
12
membentuk sudut 30 derajat dengan garis datar. Titik tumpu berat badan
terletak kira kira 2,5cm di depan S2. Titik ini penting karena setiap
pemindahan titik tersebut akan memaksa tubuh untuk mengadakan
kompensasi dengan jalan mengubah sikap.
3. Diskus intervertebralis
Diskus ini terdiri dari anulus fibrosus dan nukleus pulposus. Anulus
vibrasus terdiri dari beberapa anyaman serabut fibro elastik yag tersusun
sedemikian rupa sehingga tahan untuk mengikuti gerakan vertebra atau tubuh.
Tepi atas dan tepi bawahnya melekat pada korpus vertebra.
Di tengah tengah anulus tadi terdapat suatu bahan kental dari
mukopolisakarida yag banyak mengandung air. Mulai usia dekade kedua,
anulus dan nukleus tadi mengalami perubahan. Serabut fibroelastik mulai
putus yang sebagian diganti jaringan dan sebagian lagi rusak; hal ini
berlangsung terus menerus sehingga terbentuk rongga rongga dalam anulus
yang kemudian di isi bahan dari nukleus pulposus.
13
C. Nyeri
a. Fisiologi Nyeri
Rangsangan nyeri yang dapat berupa rangsangan mekanik, ternik atau
suhu, kimiawi dan campuran, diterima oleh reseptor yang terdiri dari akhiran
saraf bebas yang mempunyai spesifikasi. Di sini ada dua kelompok yaitu :
1. Yang berganti neuron dilamina I yang kemudian menyilang linea
mediana membentuk jaras anterolateral yang langsung ke talamus, sistem
ini disebut sistem neospinotalamik yang menganyarkan rangsangan
secara cepat
2. Bersinaf dilamina V kemudian menyilang linea mediana membentuk
jaras anterolateral dan bersinapsis disubstansia retikularis batang otak
dan di talamus. Sistem ini disebut sistem paleospinotalamik yang
menghantarkan perasaan nyeri yang kronik dan kurang terlokalisasi.
14
b. Mekanisme Nyeri
1. Nyeri Inflamasi
Stimuli menyebabkan inflamasi jaringan menyebabkan perubahan
komponen nosiseptif Jaringan yang inflamasi mengeluarkan
mediator
inflamasi
(prostaglandin,bradikinin
inflamasi
mengaktivasi/mensensitasi
dll)
nosiseptor
Mediator
langsung/
tidak
menyebabkan
aktivitas
SSA abnormal
dengan
15
timbulnya
aktivitas
ektopik
(aktivitas
di
luar
Aktivitas
ektopik
menyebabkan
timbulnya
nyeri
neuropatik
D. Faktor Resiko
Banyak faktor yang dapat meningkatkan resiko terjadinya Nyeri Punggung
Bawah :
1. Lifestyle seperti pengguna tembakau, kurangnya latihan atau olahraga dan
juga inadekuat nutrisi yang dapat mempengaruhi kesehatan diskus
2. Usia, perubahan biokimia yang natural menyebabkan diskus menjadi lebih
kering yang akhirnya menyebabkan kekakuan atau elastisitas dari diskus
3. Postur tubuh yang tidak proporsional yang dikombinasikan dengan
mekanisme gerak tubuh yang tidak benar dapat menyebabkan stres dari
lumbal spine
4. Berat tubuh
5. Trauma
16
Spondylolysis
17
Hiperparathyroidism
Batu ginjal
F. Patofisiologi
Struktur spesifik dalam system saraf terlibat dalam mengubah
stimulus menjadi sensasi nyeri. Sistem yang terlibat dalam transmisi dan
persepsi nyeri disebut sebagai system nosiseptif. Sensitifitas dari komponen
system nosiseptif dapat dipengaruhi oleh sejumlah factor dan berbeda
diantara individu. Tidak semua orang yang terpajan terhadap stimulus yang
sama mengalami intensitas nyeri yang sama. Sensasi sangat nyeri bagi
seseorang mungkin hampir tidak terasa bagi orang lain.
Reseptor nyeri (nosiseptor) adalah ujung saraf bebas dalam kulit yang
berespons hanya pada stimulus yang kuat, yang secara potensial merusak,
dimana stimuli tersebut sifatnya bisa kimia, mekanik, termal. Reseptor nyeri
merupakan jaras multi arah yang kompleks. Serabut saraf ini bercabang
sangat dekat dengan asalnya pada kulit dan mengirimkan cabangnya ke
pembuluh darah local. Sel-sel mast, folikel rambut dan kelenjar keringat.
Stimuli serabut ini mengakibatkan pelepasan histamin dari sel-sel mast dan
mengakibatkan vasodilatasi. Serabut kutaneus terletak lebih kearah sentral
dari cabang yang lebih jauh dan berhubungan dengan rantai simpatis
18
paravertebra system saraf dan dengan organ internal yang lebih besar.
Sejumlah substansi yang dapat meningkatkan transmisi atau persepsi nyeri
meliputi histamin, bradikinin, asetilkolin dan substansi P. Prostaglandin
dimana zat tersebut yang dapat meningkatkan efek yang menimbulkan nyeri
dari bradikinin. Substansi lain dalam tubuh yang berfungsi sebagai inhibitor
terhadap transmisi nyeri adalah endorfin dan enkefalin yang ditemukan
dalam konsentrasi yang kuat dalam system saraf pusat.
Kornu dorsalis dari medulla spinalis merupakan tempat memproses
sensori, dimana agar nyeri dapat diserap secara sadar, neuron pada system
assenden harus diaktifkan. Aktivasi terjadi sebagai akibat input dari reseptor
nyeri yang terletak dalam kulit dan organ internal. Proses nyeri terjadi karena
adanya interaksi antara stimulus nyeri dan sensasi nyeri.
Patofisiologi Pada sensasi nyeri punggung bawah dalam hal ini kolumna
vertebralis dapat dianggap sebagai sebuah batang yang elastik yang tersusun
atas banyak unit vertebrae dan unit diskus intervertebrae yang diikat satu
sama lain oleh kompleks sendi faset, berbagai ligamen dan otot
paravertebralis. Konstruksi punggung yang unik tersebut memungkinkan
fleksibilitas sementara disisi lain tetap dapat memberikanperlindungan yang
maksimal terhadap sum-sum tulang belakang. Lengkungan tulang belakang
akan menyerap goncangan vertical pada saat berlari atau melompat. Batang
tubuh membantu menstabilkan tulang belakang. Otot-otot abdominal dan
toraks sangat penting ada aktifitas mengangkat beban. Bila tidak pernah
dipakai akan melemahkan struktur pendukung ini. Obesitas, masalah postur,
masalah struktur dan peregangan berlebihan pendukung tulang belakang
dapat berakibat nyeri punggung.
Diskus intervertebralis akan mengalami perubahan sifat ketika usia
bertambah tua. Pada orang muda, diskus terutama tersusun atas
fibrokartilago dengan matriks gelatinus. Pada lansia akan menjadi
fibrokartilago yang padat dan tak teratur. Degenerasi diskus intervertebra
merupakan penyebab nyeri punggung biasa. Diskus lumbal bawah, L4-L5
dan L5-S6, menderita stress paling berat dan perubahan degenerasi terberat.
Penonjolan diskus atau kerusakan sendi dapat mengakibatkan penekanan
19
pada akar saraf ketika keluar dari kanalis spinalis, yang mengakibatkan nyeri
yang menyebar sepanjang saraf tersebut.
G. Klasifikasi
a. Berdasarkan perjalanan klinis
1. Acute Low Back Pain
Rasa nyeri yang menyerang secara tiba tiba, keluhan dirasakan kurang
dari 6 minggu. Rasa ini dapat hilang atau sembuh. Acute Low Back Pain
dapat disebabkan karena luka traumatik seperti kecelakan mobil atau
terjatuh, rasa nyeri dapat hilang sesaat kemudian. Kejadian tersebut dapat
merusak jaringan, juga dapat melukai otot, ligamen dan tendon. Sampai
saat ini penatalaksanaan awal nyeri pingang akut terfokus pada istirahat
dan pemakain analgetik.
2. Chronic Low Back Pain
Rasa nyeri yang menyerang lebih dari 3 bulan atau rasa nyeri yang
berulang ulang atau kambuh kembali. Fase ini biasanya memiliki onset
yang berbahaya dan sembuh pada waktu yang lama. Chronic low back
pain dapat terjadi karena osteoartritis, rheumatoidarthritis, proses
degenerasi discus intervertebralis dan tumor.
b. Berdasarkan keluhan nyeri
Keluhan nyeri yang beragam pada pasien LBP dan nyeri diklasifikasikan
sebagai nyeri yang bersifat lokal, radikular, dan menjalar ( refered pain 0
atau spasmodik :
1. Nyeri yang bersifat lokal
Nyeri lokal yang berasal dari proses patologik yang merangsang ujung
saraf sensorik, umumnya menetap , namun dapat pula interminten,
nyeri dipengaruhi perubahan posisi, bersifat tajam atau tumpul.
2. Nyeri radikular
20
21
nyeri
sering
timbul
waktu
sedang
tidur
sehingga
22
4. LBP Spondilogenik
LBP spondilogenik adalah suatu nyeri yang disebabkan oleh berbagai
proses patologik di kolumna vertebralis yang terdiri dari unsur tulang
(osteogenik),
diskus
intervertebralis
(diskogenik)
dan
miofasial
spondilitis tuberkulosa.
Trauma yang menyebabkan fraktur maupun spondilositesis
(bergesernya korpus vertebra terhadap korpus vertebra di
bawahnya)
Keganasan, dapat bersifat primer (terutama mieloma multipleks)
maupun sekunder/metastatik yang berasal dari proses keganasan
di kelenjar tiroid, paru paru, payudara, hati, prostat dan
ovarium.
Kongenital, misalnya skoliosis dan lumbal. Nyeri yang timbul
disebabkan oleh iritasi dan peradangan selaput artikulasi posterior
satu sisi.
- Metabolik, misalnya osteoporosis, osteofibrosis.
b. LBP Diskogenik :
- Spondilosis, ini disebabkan oleh proses degenerasi yang progresif
pada
diskus
intervertebralis,
yang
mengakibatkan
makin
23
mengurangnya
lordosis
lumbal
dan
terjadi
24
yang normal,
menambah kontraksi.
Defisiensi otot, disebabkan oleh kurang latihan sebagai akibat
dari mekanisme yang berlebihan, tirah baring yang terlalu lama
25
5. LBP Psikogenik
Pada umumnya disebabkan oleh ketegangan jiwa atau kecemasan, dan
depresi atau campuran antara kecemasan dan depresi. Pada anamnesis akan
terungkap bahwa penderita mudah tersinggung, sulit tertidur atau mudah
terbangun di malam hari tetapi akan sulit untuk tidur kembali, kurang tenang
atau mudah terburu buru tanpa alasan yang jelas.
H. Tanda dan Gejala
Berdasarakan pemeriksaan yang cermat, LBP dapat dikategorikan ke dalam
kelompok :
a. Simple Back Pain (LBP sederhana) dengan karakteristik :
1. Adanya nyeri pada daerha lumbal atau lumbosacral tanpa penjalaran
atau keterlibatan neurologis
2. Nyeri mekanik, derajat nyeri bervariasi setiap waktu, dan tergantung
dari aktivitas fisik
3. Kondisi kesehatan pasien secara umum adalah baik.
b. LBP dengan keterlibatan neurologis, dibuktikan dengan adanya 1 atau
lebih tanda atau gejala yang mengindikasikan adanya keterlibatan
neurologis
-
c. Red flag a LBP dengan kecurigaan mengenai adanya cedera atau kondisi
patologis yang berat pada spinal. Karakteristik umum :
-
26
Nyeri hebat pada malam hari yang tidak membaik dengan posisi
terlentang
Risiko terjadinya kondisi yang lebih berat adalah awitan LBP pada
usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 55 tahun.
I.
Diagnosis
a. Anamnesa
b. Pemeriksaan fisik
Inspeksi
Pada inspeksi yang peru diperhatikan :
27
Perlu
dicari
kemungkinan
adanya
atrofi
otot,
fasikulasi,
Pada palpasi, terlebih dahulu diraba daerah yang sekitarnya paling ringan
rasa nyerinya, kemudian menuju ke arah daerah yang terasa paliag nyeri.
d. Pemeriksaan Neurologik
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk memastikan apakah kasus nyeri
pinggang bawah adalah benar karena adanya gangguan saraf atau karena
sebab yang lain.
1. Pemeriksaan sensorik
Bila nyeri pinggang bawah disebabkan oleh gangguan pada salah satu
saraf tertentu maka biasanya dapat ditentukan adanya gangguan sensorik
dengan menentukan batas-batasnya, dengan demikian segmen yang
terganggu dapat diketahui. Pemeriksaan sensorik ini meliputi pemeriksaan
rasa rabaan, rasa sakit, rasa suhu, rasa dalam dan rasa getar (vibrasi). Bila
28
29
30
31
32
f. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Darah
1. Laju endap darah
Pada proses keganasan ataupun keradangan akan dijumpai peningkatan
laju endap darah yang menyolok.
2. Leukositosis
Pada proses keradangan (infeksi tulang pyogenik terjadi leukositosis)
3. Protein elektroporesis dan imunoelektroporesis
Pada multiple myeloma akan dijumpai protein yang abnormal
4. Serum kalsium, alkali dan acid pospatase (pria), rheumatoid faktor.
Pemeriksaan Radiologi
1. Plain X-Ray Columna Vertebralis
Dalam posisi AP, lateral, obliq, berdiri, berbaring untuk mendapatkan
gambaran yang lebih jelas dari intervertebral space, foramen
intervetebralis, sacroiliac joint. Gambaran osteoporosis untuk nyeri
punggung bawah kronis bisa didapatkan.
2. X-foto dengan kontras
33
Adapted with permission from Deyo RA, Diehl AK. Lumbar spine films in
34
primary care: current use and effects of selective ordering criteria. J Gen Intern
Med 1986;1:20-5.
J. Diferensial Diagnosis
TABLE 3
Differential Diagnosis of Low Back Pain
Metabolic disease
Ligamentous strain
Osteoporosis
Muscle strain or spasm
Osteomalacia
Facet joint disruption or
Hemochromatosis
degeneration
Ochronosis
Intervertebral disc
Inflammatory rheumatologic disorders
degeneration or herniation
Vertebral compression fracture
Ankylosing spondylitis
Reactive spondyloarthropathies
Vertebral end-plate
(including Reiter's syndrome)
microfractures
Psoriatic arthropathy
Spondylolisthesis
Polymyalgia rheumatica
Spinal stenosis
Referred pain
Diffuse idiopathic skeletal
hyperostosis
Abdominal or retroperitoneal
Scheuermann's disease
visceral process
(vertebral epiphyseal aseptic
Retroperitoneal vascular process
necrosis)
Retroperitoneal malignancy
Herpes zoster
Infection
Epidural abscess
Vertebral osteomyelitis
Septic discitis
Pott's disease (tuberculosis)
Nonspecific manifestation of
systemic illness
Bacterial endocarditis
Influenza
35
Neoplasia
Epidural or vertebral
carcinomatous metastases
Multiple myeloma, lymphoma
Primary epidural or intradural
tumors
Reprinted with permission from Heffernan JJ. Low back. In: Noble J, Greene HL
II, Modest GA, Levinson W, Young MJ, eds. Textbook of primary care medicine.
2d ed. St. Louis: Mosby, 1996:1026-40. By permission of Mosby-Year Book.
Untuk mendiagnosa nyeri punggung bawah tidak mudah karena banyak factor
yang dapat menyebabkannya, termasuk factor non organic. Untuk itu pasien
diminta untuk mendeskripsikan distribusi nyeri, dan jenis nyeri. Jika distribusi
yang ditunjukkan tidak sesuai anatomi, harus dipertimbangkan adanya factor
psikogenik. Test waddels dapat dikerjakan untuk mengidentifikasi penyebab
nonorganik .
TABEL 4
Waddell's Tests for Nonorganic Physical Signs
Test
Inappropriate response
Tenderness
Simulation
Axial loading Vertical loading on a standing patient's skull produces low
back pain
Rotation
Distraction
36
Sensory
Overreaction
K.
Penatalaksanaan
Untuk mengatasi nyeri punggung bawah bervariasi, dimulai dengan
dipanaskan, dan radiofrequency ablation (RFA). Ini lebih invasive sebab dapat
merusak jaringan, memiliki resiko yang lebih besar dan efek samping yang lebih
lama dibanding terapi yang lain. Jika berhasil maka dapat membantu pasien untuk
tidak dilakukan prosedur bedah yang lebih besar. Tetapi hal ini tetap menjadi
kontroversi.
a. Bed Rest
Penderita harus tetap berbaring di tempat tidur selama beberapa hari
dengan sikap tertentu. Tempat tidur tidak boleh memakai pegas atau per.
Tirah baring ini sangat bermanfaat untuk nyeri punggung mekanik akut,
fraktur, dan HNP.
b. Medikamentosa
Ada 2 jenis obat dalam tatalaksana LBP ini, ialah obat yang
bersifat simtomatik dan bersifat kausal. Obat-obatan simtomatik antara
lain analgetika (salisilat, parasetamol, dll), kortikosteroid (prednison,
prednisolon), anti inflamasi non-steroid (AINS) misalnya piroksikam,
antidepresan trisiklik (secara sentral) misalnya aminiptrilin, dan obat
penenang minor misalnya diazepam, klordiasepoksid.
1. Salisilat
Merupakan analgetik yang paling tua, selain khasiat analgetik
juga mempunyai khasiat antipiretik, antiinflamasi dan
antitrombotik. Contohnya aspirin.
- Dosis aspirin : analagetik 600-900, diberikan 4x sehari
- Dosis aspirin : antiinflamasi 750-1500 mg diberikan 4x sehari
Kontraindikasi : tukak lambung, resiko terjadi
perdarahan, gangguan faal ginjal dan hipersensitif
2. Paracetamol
Merupkan analgetik-antipiretik yang paling aman untuk
menghilangkan rasa nyeri tanpa disertai inflamasi
- Dosis terapi : 600-900 diberikan 4x sehari
Obat-obat kausal misalnya anti tuberkulosis, antibiotika untuk
spondilitis piogenik, nukleolisis misalnya khimopapain, kolangenase
(untuk HNP).
c. Fisioterapi
38
39
hari. Agar penderita tidak menggantungkan diri pada orang lain dalam
melakukan kegiatan sehari-hari. Agar penderita tidak mengalami
komplikasi yang membahayakan penderita, misalnya pneumonia,
osteoporosis, infeksi saluran kencing, dan sebagainya.
40
DAFTAR PUSTAKA
41
42