Mata Kuliah
: Asuhan Neonatus
: Bd. 306
Topik
Sub Topik
: 1. Kwashiorkor
2. Marasmus
3. Defisiensi Vit.. Yodium dan Ferum
Waktu
: 1x50 menit
Dosen
1. Kwashiorkor
a. Definisi
Kata kwarshiorkor berasal dari bahasa Ghana-Afrika yang berati anak
yang kekurangan kasih sayang ibu. Kwashiorkor adalah salah satu bentuk
malnutrisi protein berat yang disebabkan oleh intake protein yang inadekuat
dengan intake karbohidrat yang normal atau tinggi. Kwashiorkor paling seringnya
terjadi pada usia antara 1-4 tahun, namun dapat pula terjadi pada bayi.
Kwashiorkor adalah satu bentuk malnutrisi yang disebabkan oleh
defisiensi protein yang berat bisa dengan konsumsi energi dan kalori tubuh yang
tidak mencukupi kebutuhan. Kwashiorkor atau busung lapar adalah salah satu
bentuk sindroma dari gangguan yang dikenali sebagai Malnutrisi Energi
Protein (MEP) Dengan beberapa karakteristik berupa edema dan kegagalan
pertumbuhan, depigmentasi, hyperkeratosis.
b. Etiologi
Pola makan
Protein (asam amino) adalah zat yang sangat dibutuhkan anak untuk
tumbuh dan berkembang. Meskipun intake makanan mengandung kalori yang
cukup, tidak semua makanan mengandung protein/asam amino yang memadai.
Bayi yang masih menyusui umumnya mendapatkan protein dari ASI yang
diberikan ibunya, namun bagi yang tidak memperoleh ASI protein adri sumbersumber lain (susu, telur, keju, tahu dan lain-lain) sangatlah dibutuhkan.
Kurangnya pengetahuan ibu mengenai keseimbangan nutrisi anak berperan
penting terhadap terjadi kwashiorkhor, terutama pada masa peralihan ASI ke
makanan pengganti ASI.
Faktor sosial
Faktor ekonomi
infeksi. Infeksi derajat apapun dapat memperburuk keadaan gizi. Dan sebaliknya
MEP, walaupun dalam derajat ringan akan menurunkan imunitas tubuh terhadap
infeksi.
c. Fatofisiologi
Pada defesiensi protein murni tidak terjadi katabolisme jaringan yang
sangat lebih, karena persediaan energi dapat dipenuhi oleh jumlah kalori dalam
dietnya. kelainanan yang mencolok adalah gangguan metabolik dan perubahan sel
yang meyebabkan edem dan perlemakan hati. Karena kekurangan protein dalam
diet, akan terjadi kekurangan berbagai asam amino esensial dalam serum yang
diperlukan untuk sentesis dan metabolisme. Makin kekurangan asam amnino
dalam serum ini akan menyebabkan kurangnya produksi albumin oleh hepar yang
kemudian berakibat edem. perlemakan hati terjadi karena gangguan pembentukan
beta-lipoprotein, sehingga transport lemak dari hati kedepot terganggu, dengan
akibat terjadinya penimbunan lemah dalam hati.
d. Gejala
1) Secara umum anak tampak sembab, latergik, cengeng dan mudah
2)
3)
4)
5)
6)
7)
pertama adalah inspeksi, dapat kita lihat fisik penderita secara umum seperti yang
telah dijelaskan diatas antara lain edema dan kurus, pucat, moon face, kelainan
kulit misalnya hiperpigmentasi, crazy pavement dermatosis. Pada palpasi
ditemukan hepatomegali.
Sementara untuk pemeriksaan laboratorium ada beberapa hal yang penting
diperhatikan berupa : tes darah (Hb, glukosa, protein serum, albumin), kadar
enzim pencernaan, biopsi hati, pem. tinja & urin.
Perubahan yang paling khas adalah penurunan konsentrasi albumin dalam
serum. Ketonuria lazim ditemukan pada tingkat awal karena kekurangan
makanan,tetapi sering kemudian hilang pada keadaan penyakit lebih lanjut. Kadar
glukosa darah yang rendah, pengeluaran hidrosiprolin melalui urin,kadar asam
amino dalam plasma dapat menurun,jika dibandingkan dengan asam-asam amino
yang tidak essensial dan dapat pula ditemukan aminoasiduria meningkat.
f.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
g.
Komplikasi
Shock
Koma
Cacat permanent
Defisiensi vitamin A
Dermatosis
Kecacingan
Diare kronis
Tuberculosis
Penatalaksanaan
Prinsip pengobatanya adalah:
1) Memberikan makanan yang mengandung banyak protein bernilai
biologik tinggi, tinggi kalori, cukup cairan, vitamin dan mineral
2) Makanan harus dihidangkan dalam bentuk mudah dicerna dan diserap
3) Makanan diberikan secara bertahap, karena toleransi terhadap makanan
sangat rendah
4) Penanganan terhadap penyakit penyerta
5) Tindak lanjut berupa pemantauan kesehatan penderita dan penyuluhan
tubuh tidak berguna, karena zat goiterogenik tersebut merintangi absorbsi dan
metabolisme mineral iodium yang telah masuk ke dalam tubuh.
Goiterogenik adalah zat yang dapat menghambat pengambilan zat iodium
oleh kelenjar gondok, sehingga konsentrasi iodium dalam kelenjar menjadi
rendah. Selain itu, zat goiterogenik dapat menghambat perubahan iodium dari
bentuk anorganik ke bentuk organik sehingga pembentukan hormon tiroksin
terhambat (Linder, 1992).
Menurut Chapman (1982) goitrogen alami ada dalam jenis pangan seperti
kelompok Sianida (daun + umbi singkong , gaplek, gadung, rebung, daun ketela,
kecipir, dan terung) ; kelompok Mimosin (pete cina dan lamtoro) ; kelompok
Isothiosianat (daun pepaya) dan kelompok Asam (jeruk nipis, belimbing wuluh
dan cuka).
4) Faktor Zat Gizi Lain
Defisiensi
protein
dapat
berpengaruh
terhadap
berbagai
tahap
Abortus
Bayi Lahir mati
Hipothryroid pada Neonatal
Perkembangan Intelegensia
Pertumbuhan Sosial
Dampak sosial yang ditimbulkan oleh GAKI berupa terjadinya
gangguan perkembangan mental, lamban berpikir, kurang bergairah
sehingga orang semacam ini sulit dididik dan di motivasi.
Perkembangan Ekonomi
GAKI akan mengalami gangguan metabolisme sehingga badannya
akan merasa dingin dan lesu sehingga akan berakibatnya rendahnya
produktivitas kerja, yang akan mempengaruhi hasil pendapatan
keluarga.
d. Farmakologi :
1. Parasetamol
Sebagai analgetik antipiretik
Indikasi : Menurunkan rasa sakit kepala,sakit gigi dan menurunkan panas.
Efek Samping : Reaksi hipersensitif, bila diberikan dalam dosis tinggi
dapat merusak hati. Kemasan : Botol 60 ml.
2. Amoksisilin
Indikasi : Infeksi Saluran Nafas, Saluran Kemih, dan Kelamin. Infeksi lain
seperti Salmonella sp, Shigella, kulit, luka selulitis, furunkulosis.
Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap penisilin, gangguan ginjal,
leukimia limfatik, superinfeksi. Efek Samping : Reaksi hipersensitif,
gangguan gastrointestinal. Interaksi Obat : Probenesid meningkatkan
waktu paruh amoksisilin dalam plasma, Alupurinol meningkatkan insiden
kemerahan pada kulit, menurunkan efektifitas kontrasepsi oral. Kemasan :
Anak 20 mg/kgBB/hari tiap 8.
3. Recovit
Kandungan : Vitamin. A 5000 iu, Vitamin B1 10 mg, Vitamin B2 15 mg,
Vitamin B6 5 mg, Vitamin B12 5 mg, Vitamin C 200 mg, Vitamin E 15 iu,
Vitamin D 400 iu, nicotinamide 50 mg, kalium iodide, calsium
pantothenate, ferrofumarete, zink sulfat. Indikasi : Terapi defisiensi
Bahan makanan yang berasal dari laut. Dalam ikan laut bisa mencapai
830 mg/kg. Bandingkan dengan daging yang kandungan yodiumnya
hanya 50 mg/kg, dan telur hanya 93 mg/kg. Selain ikan laut, cumi-cumi
juga mengandung yodium cukup tinggi, yaitu sekitar 800 mg/kg. Yang
paling tinggi kandungan yodiumnya adalah rumput laut (ganggang
laut), khususnya yang berwarna coklat. Banyaknya yodium yang
dibutuhkan tubuh kita per hari, minimal sekitar 100 mg. Karena itu,
kalau kita mengkonsumsi ikan laut basah sebanyak 100 g/hari, artinya
sudah mencukupi. Atau, kalau rumput laut coklat diolah menjadi
hidangan yang lezat, dengan 2-5 gr/hari/orang, kebutuhan yodium
kelenjar ini. Pada kasus dengan gondok besar yang disertai dengan gejala
penekanan, perlu diadakan tindakan operasi. Tetapi tindakan perorangan ini sulit
dijalankan sevara luas, apalagi bila mengingat jumlah penduduk yang terkena.
Satu-satunya jalan mengatasinya ialah melalui program pencegahan dengan
iodium. Pemberian iodium atau hormone tiroid jangka lama akan mengurangi
munculnya GAKI. Berbagai cara telah ditempuh untuk menyampaikan unsur
iodium ini pada penduduk yang membutuhkannya, misalnya dalam bentuk pil,
dimasukkan dalam coklat untuk anak sekolah, dalam air minum, dimasukkan
dalam roti, dan dalam garam beryodium.
f. Defisiensi Ferum
Anemia defisiensi besi (ADB) merupakan masalah defisiensi nutrien
tersering pada anak di seluruh dunia terutama di negara sedang berkembang
termasuk Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam tubuh
penderita.
Secara epidemiologi, prevalens tertinggi ditemukan pada akhir masa
bayi dan awal masa kanak-kanak diantaranya karena terdapat defisiensi besi saat
kehamilan dan percepatan tumbuh masa kanak-kanak yang disertai rendahnya
asupan besi dari makanan, atau karena penggunaan susu formula dengan kadar
besi kurang. Selain itu ADB juga banyak ditemukan pada masa remaja akibat
percepatan tumbuh, asupan besi yang tidak adekuat dan diperberat oleh
kehilangan darah akibat menstruasi pada remaja puteri.
g. Peran zat besi dalam tubuh
Fungsi zat besi yang paling penting adalah dalam perkembangan system
saraf yaitu diperlukan dalam proses mielinisasi, neurotransmitter, dendritogenesis
dan metabolisme saraf. Kekurangan zat besi sangat mempengaruhi fungsi
kognitif, tingkah laku dan pertumbuhan seorang bayi. Besi juga merupakan
sumber energi bagi otot sehingga mempengaruhi ketahanan fisik dan kemampuan
bekerja terutama pada remaja. Bila kekurangan zat besi terjadi pada masa
kehamilan maka akan meningkatkan risiko perinatal serta mortalitas bayi.
h. Gejala dan penyebab anemia defisiensi besi
Gejala yang paling sering ditemukan adalah pucat yang berlangsung
lama (kronis) dan dapat ditemukan gejala komplikasi, a.l. lemas, mudah lelah,
mudah infeksi, gangguan prestasi belajar, menurunnya daya tahan tubuh terhadap
infeksi dan gangguan perilaku.
i. Penyebab defisiensi besi menurut umur
Bayi kurang dari 1 tahun : Cadangan besi kurang, karena bayi berat
lahir
Anak umur 1-2 tahun : Asupan besi kurang akibat tidak mendapat
makanan tambahan atau minum susu murni berlebih, Obesitas,
Kebutuhan meningkat karena infeksi berulang/kronis, dan Malabsorbsi.
Anak umur 2-5 tahun : Asupan besi kurang karena jenis makanan
kurang mengandung Fe jenis heme atau minum susu berlebihan,
Obesitas, Kebutuhan meningkat karena infeksi berulang / kronis baik
bakteri, virus ataupun parasit).
Anak
umur
tahun-remaja
Kehilangan
berlebihan
akibat
Oral
a) Dapat diberikan secara oral berupa besi elemental dengan dosis 3
mg/kgBB sebelum makan atau 5 mg/kgBB setelah makan dibagi dalam
2 dosis.
b) Diberikan sampai 2-3 bulan sejak Hb kembali normal
berikutnya. Selain itu ASI atau susu formula dapat diberikan per oral bila
anak telah dapat minum. Pengobatan cairanintravena tersebut dapat
dimodifikasi sesuai keadaan penderita dan jenis penyakit penyerta.
Makanan tinggi energi tinggi protein (TETP) diolah dengan
kandungan protein yang dianjurkanadalah 3,0 5,0 g/kg BB sehari.
Biasanya
dalam
pemberian
makanan
diperlukan
pula
Dalam
menangani
masalah
Marasmu
perlu
juga