TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengenal alat penguji getaran
2. Mempelajari cara kerja pengujian getaran
3. Memahami sistem getaran
2. TEORI DASAR
Getaran adalah suatu gerak bolak-balik di sekitar kesetimbangan.
Kesetimbangan di sini maksudnya adalah keadaan dimana suatu benda berada
pada posisi diam jika tidak ada gaya yang bekerja pada benda tersebut. Getaran
mempunyai amplitudo (jarak simpangan terjauh dengan titik tengah) yang sama.
Jenis getaran:
1).Getaran bebas terjadi bila sistem mekanis dimulai dengan gaya awal, lalu
dibiarkan bergetar secara bebas. Contoh getaran seperti ini adalah memukul garpu
tala dan membiarkannya bergetar, atau bandul yang ditarik dari keadaan setimbang
lalu dilepaskan.
2).Getaran paksa terjadi bila gaya bolak-balik atau gerakan diterapkan pada
sistem mekanis. Contohnya adalah getaran gedung pada saat gempa bumi.
1.1 ANALISA
Dasar analisis getaran dapat dipahami dengan mempelajari model sederhana
massa-pegas-peredam kejut. Struktur rumit seperti badan mobil dapat dimodelkan
sebagai "jumlahan" model massa-pegas-peredam kejut tersebut. Model ini adalah
contoh osilator harmonik sederhana.
Solusi ini menyatakan bahwa massa akan berosilasi dalam gerak harmonis
sederhana yang memiliki amplitudo A dan frekuensi fn. Bilangan fn adalah salah
satu besaran yang terpenting dalam analisis getaran, dan dinamakan frekuensi
alami takredam. Untuk sistem massa-pegas sederhana, fn didefinisikan sebagai:
ini biasanya diubah ke dalam frekuensi "standar" (satuan Hz) ketika menyatakan
frekuensi sistem.
Bila massa dan kekakuan (tetapan k) diketahui frekuensi getaran sistem akan dapat
ditentukan menggunakan rumus di atas.
-Getaran bebas dengan redaman
Bila peredaman diperhitungkan, berarti gaya peredam juga berlaku pada massa
selain gaya yang disebabkan oleh peregangan pegas. Bila bergerak dalam fluida
benda akan mendapatkan peredaman karena kekentalan fluida. Gaya akibat
kekentalan ini sebanding dengan kecepatan benda. Konstanta akibat kekentalan
(viskositas) c ini dinamakan koefisien peredam, dengan satuan N s/m (SI)
Dengan menjumlahkan semua gaya yang berlaku pada benda kita mendapatkan
persamaan
Solusi persamaan ini tergantung pada besarnya redaman. Bila redaman cukup
kecil, sistem masih akan bergetar, namun pada akhirnya akan berhenti. Keadaan
ini disebut kurang redam, dan merupakan kasus yang paling mendapatkan
perhatian dalam analisis vibrasi. Bila peredaman diperbesar sehingga mencapai
titik saat sistem tidak lagi berosilasi, kita mencapai titik redaman kritis. Bila
peredaman ditambahkan melewati titik kritis ini sistem disebut dalam keadaan
lewat redam.
Nilai koefisien redaman yang diperlukan untuk mencapai titik redaman kritis pada
model massa-pegas-peredam adalah:
Sebagai contoh struktur logam akan memiliki nisbah redaman lebih kecil dari
0,05, sedangkan suspensi otomotif akan berada pada selang 0,2-0,3.
Solusi sistem kurang redam pada model massa-pegas-peredam adalah
pegas.
Dari solusi tersebut perlu diperhatikan dua hal: faktor eksponensial dan fungsi
cosinus. Faktor eksponensial menentukan seberapa cepat sistem teredam: semakin
besar nisbah redaman, semakin cepat sistem teredam ke titik nol. Fungsi kosinus
melambangkan osilasi sistem, namun frekuensi osilasi berbeda daripada kasus
tidak teredam.
Frekuensi dalam hal ini disebut "frekuensi alamiah teredam", fd, dan terhubung
dengan frekuensi alamiah takredam lewat rumus berikut.
-Namun dalam hal praktikum yang kami lakukan, dari hasil print out analisa getaran
dapat dilihat pada grafik
kecepatan getar juga meningkat pula. Hal ini berarti, semakin tinggi RPM yang
digunakan maka getaran akan semakin tidak terasa. Tapi ada pula fenomena dimana
jika penggunaan RPM terlalu rendah atau terlalu tinggi, getaran yang terjadi sangat
kecil atau bahkan tidak terjadi getaran sama sekali.
3. LANGKAH PERCOBAAN
1. Mengatur belt pada pulley dan mengencangkannya.
2. Memilih posisi keeling untuk diukur getarannya.
3.Menyalakan pengukur getaran IRD Mechanalysis, dan kemudian menyalakan
mesin pemutar poros.
4. Mengeratkan poros dengan spindle agar poros bisa berputar.
5. Menempelkan sensor pengukur getaran ke salah satu keling dan usahakan
jangan bergerak.
6. Melihat tampilan grafik sensor pengukur getaran, jika ingin mengubah tampilan
grafik(lebih besar atau lebih kecil) mengatur tombol pengendali besarnya grafik.
Ketika tampilan grafik sudah konstan (titik puncak dan titik bawah hampir berada
pada nilai yang sama) memencet tombol yang berfungsi untuk menghentikan
pergerakan grafik dan mematikan mesin.
7. Mencatat titik atas dan ttik bawah dari grafik serta memfoto gambar grafik.
8. Memindahkan posisi belt untuk mendapatkan rasio kecepatan yang berbeda.
9. Menyalakan mesin dan memosisikan sensor getaran ke keeling yang telah
dipilih sejak awal, dan melakukan langkah 5-7.
10. Lakukan percobaan dengan mengganti rasio pulley hingga 4 kali.
4. ALAT DAN BAHAN
1. Pegas
2. Pendulum
3. Motor Induksi
4. Pulley
5. Sensor getar IRD Mechanalysis model 838
6. Belt
5. PENGOLAHAN DATA
Pulley 1 (RPM=2650 )
> Percobaan 1
Titik Atas
= 10.5
Titik Bawah
=7
> Percobaan 2
Titik Atas = 12
Titik Bawah
= 7.5
> Percobaan 3
Titik Atas
= 14
Titik Bawah = 8
Pulley 2(RPM=1650)
>Percobaan 1
Titik Atas
Titik Bawah
= 8.6
= 8.4
>Percobaan 2
Titik Atas = 8.6
Titik Bawah
>Percobaan 3
Titik Atas = 8.2
Titik Bawah= 6
Pulley 3(RPM=1220)
> Percobaan 1
Titik Atas = 11
Titik Bawah
> Percobaan 2
Titik Atas = 11
Titik Bawah
=7
=7
= 6.4
> Percobaan 3
Pulley 4 (RPM=850)
>Percobaan 1
Titik Atas = 13.5
Titik Bawah
=8
Titik Atas
= 10.5
Titik Bawah
=7
>Percobaan 2
6.
Titik Atas
= 12
Titik Bawah
= 8.5
ANALISA
DAN
KESIMPULAN
Analisa:
Setiap
pulley
mengalir dalam kabel yang terhubung pada sensor dan kemudian listrik tersebut
akan diterima oleh alat yang disebut Data Collector. Data Collector bertugas untuk
mengubah sinyal listrik menjadi sinyal digital. Sinyal digital ini yang kemudian
akan disampaikan kepada user melalui grafik pada layar.