Anda di halaman 1dari 18

1.

2 Rumusan masalah
Adapun beberapa rumusan masalah yang kami bahas mengenai penempatan kerja yaitu :
1. Apa arti dari penempatan karyawan ?
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi penempatan karyawan ?
3. Apa yang menjadi tujuan dari penempatan kerja?
4. Apa hubungan antara sistem requitment dengan kesesuaian penempatan kerja?

DAFTAR ISI
Cover
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I.

BAB II

Pendahuluan
1.1

Latar Belakang.

1.2

Rumusan Masalah

Pembahasan

2.1.

Pengertian Penempatan Karyawan

2.2.

Faktor-Faktor yang di pertimbangkan

2.3.

Prosedur penempatan Karyawan

2.4.

Tujuan Penempatan Karyawan

2.5.

Prinsip-Prinsip Penempatan Karyawan

2.6.

Penempatan Karyawan

2.7.

Beberapa masalah dalam penempatan

2.8.

Hubungan antara requitmnet dengan kesesuaian penempatan kerja

BAB III

Penutup

3.1.

Kesimpulan

3.2.

Saran

Daftar Pustaka

BAB II
PEMBAHASAN
2.1.

Pengertian Penempatan Karyawan


Adapun pengertian penempatan menurut para ahli antara lain:
Menurut Marihot T.E Hariandja, menyatakan bahwa penempatan merupakan proses
penugasan kembali pegawai pada tugas/jabatan baru atau jabatan yang berbeda.
Menurut Mathis & Jackson menyatakan bahwa penempatan adalah menempatkan
posisi seseorang ke posisi pekerjaaan yang tepat, seberapa baik seorang karyawan cocok
dengan pekerjaannya akan mempengaruhi jumlah dan kualitas pekerjaan.
Menurut B. Siswanto Sastrohardiyo yang di kutip oleh Suwatno bahwa penempatan
karyawan adalah untuk menempatkan pegawai sebagai unsure pelaksana pekerjaan pada
posisi yang sesuai dengan kemampuan, kecakapan, dan keahliannya.
Menurut Sastrohadiwiryo (2002:162) mengemukakan bahwa : Penempatan kerja
adalah proses pemberian tugas dan pekerjaan kepada karyawan yang lulus seleksi untuk
dilaksanakan

sesuai

ruang

lingkup

yang

telah

ditetapkan,

serta

mampu

mempertanggungjawabkan segala resiko dan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi atas


tugas dan pekerjaan, wewenang serta tanggung jawab. Penempatan sebagai suatu langkah
eksperimental yang sebenarnya bukanlah merupakan sebuah keputusan final.
Berdasarkan definisi yg dikemukakan oleh para ahli tersebut, maka dapat di simpulkan
bahwa penempatan adalah kebijaksanaan sumber daya manusia untuk menentukan
posisi/jabatan seseorang.

2.2.

Faktor-Faktor Yang Di Pertimbangkan


Menurut Bambang Wahyudi yang di kutip Suwatno dalam melakukan penempatan kerja

hendaknya mempertimbangkan factor-faktor sebagai berikut:

1. Pendidikan
Prestasi akademis yang dimiliki tenaga kerja selama mengikuti pendidikan
sebelumnya harus dipertimbangkan, khususnya dalam penempatan tenaga kerja tersebut
untuk menyelesaikan tugas pekerjaan, serta mengemban wewenang dan tanggung jawab.
Prestasi akademis yang perlu dipertimbangkan tidak terbatas pada jenjang terakhir
pendidikan tetapi termasuk jenjang pendidikan yang pernah dialaminya.Tenaga kerja yang
memiliki prestasi akademis tinggi harus ditempatkan pada tugas dan pekerjaan yang sesuai
dengan kemampuannya, sebaliknya tenaga kerja yang memiliki latar belakang akademis ratarata atau dibawah standar harus ditempatkan pada tugas dan pekerjaan ringan dengan beban
wewenang dan tanggung jawab yang relatif rendah. Latar belakang pendidikan pun harus
menjadi pertimbangan dalam menempatkan karyawan. Misalnya, sarjana ekonomi harus
ditempatkan pada pekerjaan yang berhubungan dalam bidang ekonomi. Latar belakang
akademis ini dimaksudkan untuk menempatkan karyawan yang tepat pada posisi yang tepat
pula (The Right Man on The Right Place.).
2.

Usia
Faktor usia tenaga kerja yang lulus seleksi perlu dipertimbangkan dalam penempatan
tenaga kerja. Penempatan tenaga kerja berdasarkan usia perlu dilakukan untuk menghindari
rendahnya produktivitas yang dihasilkan oleh karyawan yang bersangkutan.

3. Keterampilan Kerja.
Kecakapan atau keahlian untuk melakukan suatu pekerjaan yang harus di peroleh dalam
praktek, keterampilan kerja ini dapat di kelompokan menjadi 3 kategori yaitu:
a. Keterampilan mental, seperti menganalisis data, membuat keputusan dll.
b. Keterampilan fisik, seperti membetulkan listrik, mekanik, dll.
c. Keterampilan social, seperti mempengaruhi orang lain, menawarkan barang atau jasa dll.

4. Pengalaman Kerja
Pengalaman bekerja pada pekerjaan sejenis perlu mendapatkan pertimbangan dalam
penempatan kerja karyawan. Kenyataan menunjukkan makin lama karyawan bekerja, makin

banyak pengalaman yang dimiliki karyawan yang bersangkutan, sebaliknya semakin singkat
masa kerja, semakin sedikit pengalaman yang diperoleh. Pengalaman bekerja benyak
memberikan keahlian dan keterampilan kerja.Pengalaman bekerja yang dimiliki seseorang
kadang-kadang lebih dihargai daripada tingkat pendidikan yang menjulang tinggi. Karyawan
yang berpengalaman dapat langsung menyelesaikan tugas dan pekerjaanya. Karyawan hanya
memerlukan pelatihan dan petunjuk yang relatif singkat. Sebaliknya karyawan yang hanya
mengandalkan latar belakang pendidikan dan gelar yang disandangnya, belum tentu mampu
mengerjakan tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan cepat.

2.3.

PROSEDUR PENEMPATAN KARYAWAN


Prosedur penempatan karyawan berkaitan erat dengan sistem dan proses yang di

gunakan. Berkaitan dengan sistem penempatan B. Siswanto Sastrohardiwiryo yang di


kutip oleh Suwanto mengemukakan Harus terdapat maksud dan tujuan dalam merencanakan
sistem penempatan karyawan

Untuk mengetahui prosedur penempatan karyawan harus memenuhi persyaratan :


1. Harus ada wewenang untuk menempatkan personalia yang datang dari daftar
personalia yang di kembangkan melalui analisis tenaga kerja.
2. Harus mempunyai standar yang di gunakan untuk membandingkan calon pekerjaan.
3. Harus mempunyai pelamar pekerjaan yang akan di seleksi untuk di tempatkan
Apabila terjadi salah penempatan, maka perlu di adakan suatu program penyesuaian kembali
karyawan yang bersangkutan sesuai dengan keahlian yang di miliki, yaitu dengan melakukan:
1. Menempatkan kembali pada posisi yang lebih sesuai.
2. Menugaskan kembali dengan tugas-tugas yang sesuai dengan bakat dan kemampuan

2.4. Tujuan Penempatan

Setiap pekerjaan yang di laksanakan pada dasarnya mempunyai tujuan. Tujuan


berfungsi untuk mengarahkan perilaku, begitu juga dengan penempatan karyawan, manajer
sumber daya manusia, menempatkan seorang karyawan atau calon karyawan dengan tujuan
antara lain agar karyawan bersangkutan lebih berdaya guna dalam melaksanakan pekerjaan
yang di bebankan, serta untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan sebagai dasar
kelancaran tugas.
Maksud di adakan penempatan karyawan adalah untuk menempatkan karyawan
sebagai unsur pelaksanaan pekerjaan pada posisi yang sesuai dengan criteria sebagai berikut :
1. kemampuan
2. Kecakapan
3. Keahlian .

2.5.

Prinsip-Prinsip Penempatan Kerja


Prinsip-prinsip yag harus diperhatikan dalam penempatan karyawan yaitu:

1. Prinsip kemanusiaan.
Prinsip yang menganggap manusia sebagai unsur pekerja yang mempunyai persamaan
harga diri, kemauan, keinginan, cita-cita, dan kemampuan harus di hargai posisinya sebagai
manusia yang layak tidak di anggap mesin.
2. Prinsip Demokrasi.
Prinsip ini menunjukan adanya saling menghormati, saling menghargai, dan saling
mengisi dalam melakasanakan pekerjaan.
3. Prinsip the right man on the right place.
Prinsip ini penting di laksanakan dalam arti bahwa penempatan setiap orang dalam
setiap organisasi yang berarti bahwa penempatan setiap orang dalam organisasi yang berarti
bahwa penempatan setiap orang dalam organisasi perlu didasarkan pada kemampuan,
keahlian, pengalaman, serta pendidikan yang di miliki oleh orang yang bersangkutan.
4. Prinsip equal pay for equal work.

Pemberian balas jasa terhadap karyawan baru didasarkan atas hasil prestasi kerja yang
di dapat oleh pegawai yang bersangkutan.
5. Prinsip Kesatuan Arah.
Prinsip ini di terapkan dalam perusahaan terhadap setiap karyawan yang bekerja agar
dapat melaksanakan tugas-tugas, di butuhkan kesatuan arah, kesatuan pelaksanaan tugas
sejalan dengan program dan rencana yang di gariskan.
6. Prinsip Kesatuan Tujuan.
Prinsip ini erat hubungannya dengan kesatuan arah artinya arah yang dilaksanakan
karyawan harus di fokuskan pada tujuan yang di capai.
7. Prisip Kesatuan Komando.
Karyawan yang bekerja selalu di pengaruhi adanya komando yang di berikan sehingga
setiap karyawan hanya mempunyai satu orang atasan.
8. Prinsip Efisiensi dan Produktifitas Kerja.
Prinsip ini merupakan kunci ke arah tujuan perusahaan karena efisiensi dan
produktifitas kerja harus dicapai dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.
Menyesuaikan prinsip tersebut tidak mudah bagi seorang karyawan yang baru yang
belum dikenal, karena alasan itulah maka penempatan pertama biasanya berstatus
percobaan. Penempatan karyawan baru ini harus dilakukan orientasi dan induksi.
Orientasi artinya memberitahukan kepada karyawan baru tentang hak dan kewajibannya,
tugas dan tanggung jawabnya, peraturan-peraturan perusahaan, sejarah dan struktur
organisasi perusahaan serta memperkenalkannya kepada pada karyawan lama. Orientasi
kurang tepat apabila dinyatakan sebuah langkah, oleh karena itu merupakan sebuah aktivitas
yang berlangsung terus. Orientasi dimulai sebelum induksi dan setelah itu diikuti oleh apa
yang dinamakan follow-up (Tindak lanjut).
Menurut Winardi (2000:102) tujuan orientasi adalah membantu seorang karyawan
baru (atau seorang karyawan yang baru saja dipindahkan atau yang baru saja bergabung
dengan sebuah team kerja) dengan apa yang harus dirasakannya tentang unit baru dan
hubungan-hubungan pekerjaan tersebut dengan sasaransasaran bagi organisasi secara
keseluruhan .

Induksi adalah kegiatan untuk mempengaruhi tingkah laku karyawan baru yang telah
ditempatkan, agar ia menaati peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku.
Perusahaan mengharapkan dengan induksi ini karyawan baru dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungan pekerjaan, sehingga karyawan tersebut dapat mengerjakan tugas-tugasnya
secara efektif dan efisien. Kegiatan untuk menginduksi ini dilakukan oleh atasan langsung
dan para karyawan senior dalam unit kerjanya. Jika induksi ini tidak berhasil maka karyawan
percobaan ini kemungkinan besar akan dikeluarkan. Induksi merupakan tolok ukur apakah
seorang karyawan dapat diterima menjadi karyawan suatu perusahaan. Perusahaanperusahaan tertentu berusaha untuk mempertahankan seorang karyawan dengan jalan
menyediakan penempatan temporer atau penempatan sementara pada pekerjaan tertentu
apabila tidak terdapat lowongan pekerjaan yang cocok bagi karyawan tersebut. Karyawan
akan segera dipindahkan pada pekerjaan yang lebih seseuai bila ada lowongan pekerjaan
yang lebih cocok bagi karywan
tersebut. Penempatan karyawan merupakan usaha untuk menyalurkan kemampuan sumber
daya manusia sebaik-baiknya. Penempatan karyawan dilakukan dengan jalan menempatkan
karyawan pada suatu tempat atau jabatan yang paling sesuai, dengan penempatan kerja
karyawan yang tepat akan meningkatkan semangat kerja karyawan yang bersangkutan.

2.7.

Penempatan Karyawan
Para karyawan baru yang telah selesai menjalankan program orientasi harus segera

mendapatkan tempat pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan keahlian yang di milikinya.
Salah satu fungsi MSDM untuk mengurus hal ini adalah placement. Penempatan karyawan
berarti mengalokasikan para karyawan pada posisi kerja tertentu, hal ini khusus terjadi pada
karyawan baru. Kepada karyawan lama yang telah menduduki jabatan atau pekerjaan
termasuk sasaran fungsi penempatan karyawan dalam arti mempertahankan pada posisinya
atau memindahkan pada posisi yang lain.
Penempatan Staffing terdiri dari dua cara:
1) Karyawan baru dari Luar perusahaan.
2) Penugasan di tempat yang baru bagi karyawan yang lama yang di sebut inplacement atau
penempatan internal.

Dalam alur ini, terdapat 3 jenis penting dari penempatan yaitu promosi, transfer, dan
demosi. Setiap keputusan harus diiringi dengan orientasi dan tindak lanjut. Berikut ini di
jelaskan 3 jenis penempatan:
1. Promosi
Promosi terjadi apabila seorang karyawan di pindahkan dari satu pekerjaan ke pekerjaan
lain, yang kemudian dari jabatan barunya tersebut dia memperoleh pembayaran yang lebih
tinggi, tanggung jawab yang lebih banyak dan luas dan atau tingkatatan organisasional yang
lebih tinggi.
Kejadian ini merupakan hal yang menyenangkan bagi para karyawan dan seyogyanya
juga bagi organisasi. Umumnya, promosi diberikan sebagai pengakuan terhadap hasil kerja
karyawan di massa lalu dan merupakan janji untuk masa depan.
Promosi dibedakan menjadi 2 yaitu:
Merit Based Promotion adalah promosi didasarkan atas jasa/prestasi yang telah di berikan. Di
dasarkan atas performance appraisal.
Seniority based promotion adalah promosi didasarkan atas lamanya (waktu) seorang pegawai
bekerja pada perusahaan atau lamanya pegawai tersebut bekerja di suatu jabatan tertentu,
tidak berdasarkan umur karyawan.
Yang di maksud dengan senior adalah pegawai yang paling lama telah bekerja di
perusahaan. Keuntungan cara ini adalah bahwa keputusan yang dibuat akan lebih objektif.
Kelemahan yang sering muncul adalah bahwa tidak ada jaminan orang yang di promosikan
mempunyai kemampuan atau telah menunjukkan hasil kerja yang lebih baik daripada
pegawai lain yang tidak dipromosikan.
2. Transfer
Transfer dan demosi adalah dua kegiatan utama penempatan karyawan lainnya yang ada
pada perusahaan. Transfer terjadi jika seorang pegawai di pindahkan dari suatu jabatan ke
jabatan lainnya, yang pembayaran, tanggung jawab serta tingkat/jenjang jabatannya sama
atau relative sama. Melauai transfer, perusahaan dapat memperbaiki cara pemanfaatan
pegawai. Transfer bahkan dapat mempunyai manfaaat bagi pegawai yang di transfer.
Pengalaman yang lebih luas lagi menunjukkan bahwa transferr menyediakan seseorang

dengan keterampilan-keterampilan baru dan suatu prospektif lain yang membuatnya menjadi
calon untuk dapat di promosikan.
Transfer juga dapat memperbaiki tingkat motivasi dan kepuasan kerja, khususnya jika
pegawai menemukan sedikit tantangan pada jabatan lamanya. Posisi baru, meskipun bukan
suatu promosi, bisa menawarkan tantangan-tantangan baru (baik dari segi teknis maupun
hubungan antar pribadi).
.

3.

Demosi

Demosi terjadi jika seorang karyawan dipindahkan dari suatu jabatan ke jabatan lain yang
pembayaran, tanggung jawab, tingkat jabatannya lebih rendah. Demosi umumnya
mempunayi efek positif yang sangat kecil bagi individu ataupun bagi perusahaan. Umumnya
demosi banyak berkaitan dengan masalah disiplin kerja.
Seorang karyawan di demosi, karena kinerjanya sangat rendah atau tingkat absensinya
terlalu banyak. Satu akibat dari demosi adalah demotivated. Kadang kala demosi digunakan
sebagai suatu cara halus untuk memecat pegawai, dengan harapan pegawai tersebut mau
mengundurkan diri.
Job posting program juga bermanfaat karena dapat memberikan informasi kepada
karyawan tentang pembukaan lowongan kerja dan persyaratannya. Pengumuman tentang
lowongan kerja tersebut mengundang para karyawan yang memenuhi syarat untuk
melamarnya. Biasanya di umumkan melalui bulletin atau surat kabar perusahaan baik surat
kabar biasa maupun elektronik. Kualifikasi dan ketentuan lain biasanya di ambil dari
informasi analisis pekerjaan, melalui pencalonan diri ataupun dengan rekomendasi
supervisor, karyawan yang tertarik dapat mengajukan permohonan kepada departemen SDM.
Tujuan program job posting ini adalah untuk memberikan dorongan bagi karyawan
yang mencari promosi dan transfer serta membantu departemen SDM dalam mengisi jabatan
internal. Dengan demikian job posting dapat mempertemukan antara kepentingan perusahaan
dengan kepentingan karyawan.

2.8.

Beberapa Masalah Dalam Penempatan


Terdapat 3 hal yang mendasari keputusan penempatan bagi SDM yaitu efektivitas,

tuntutan hukum dan prevensi PHK.

1) Efektivitas
Efektivitas penempatan harus mampu meminimalisir kemungkinan terjadinya kekacauan bagi
karyawan dan perusahaan. Untuk mengurangi kekacauan, keputusan promosi dan transfer
harus di buat sesuai dengan langkah-langkah seleksi. Ketika penempatan ditetapkan,
karyawan baru harus mendapatkan pengenalan untuk mengurangi kecemasan dan
mempercepat sosialisasi dan proses belajar.
2) Tuntutan Hukum
Selama ini hubungan kerja yang tidak didasarkan pada kontrak resmi tertulis disebut
hubungan kerja sukarela dan di lanjutkan dengan persetujuan. Kedua pihak harus
memberitahukan apabila hubungan itu berakhir. Hak perusahaan untuk memberhentikan
pekerja setiap saat tanpa sebab menjadi dikenal sebagai doktrin pemberi kerja. Doktrin ini
menyebutkan bahwa pemilik atau manajemen punya hak diatas hak pekerja atas pekerjaan
mereka. Secara sederhana dikatakan bahwa seorang pekerja dapat di pecat dengan alasan apa
pun termasuk tanpa alasan. Selama ini pula, pemerintah dan hukum telah membatasi hak ini.
Namun pemberhentian di larang oleh:
Keadaan yang di kendalikan oleh hukum persamaan kesempatan, seperti ras, agama,
kebangsaan, jenis, kelamin, kehamilan, dan usia.

Kegiatan serikat pekerja.

Penolakan terhadap pelanggaran keselamatan dan kesehatan kerja.

Hak untuk menolak penugasan yang di yakini berbahaya atau mengancam nyawa.

Hak untuk menolak tindakan yang bertentangan dengan hukum seperti kerja sama dalam
penentuan harga.
Larangan ini dapat di terapkan sesuai dengan keadaan dan hukum local. Pemberhentian dapat
ditentang bila di lakukan sewenang-wenang dan tidak adil. Juga tidak boleh bertentangan
dengan kebijakan public.
3) Pencegahan separasi (PHK)

Ketika departemen SDM dapat mencegah perusahaan kehilangan SDM yang bernilai, maka
uang yang di tanam dalam rekuitmen, seleksi, orientasi dan pelatihan tidak hilang. Uang juga
dapat dihemat dengan mengurangi keperluan penyebaran pekerja yang tersisa.

2.9.

Hubungan Antara Sistem Rekrutmen Dengan Kesesuaian Penempatan


Kerja
Setiap perusahaaan dalam mencari dan memilih calon karyawan, tentunya akan berusaha
sebaik mungkian mendapatkan yang terbaik dan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh
perusahaan tersebut. Usaha untuk mendapatkan calon karyawan yang baik tentunya
perusahaan harus melakukan rekrutmen dengan efektif. Pelaksanaan rekrutmen dan seleksi
merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk mencari dan mementukan calon karyawan
yang akan diterima atau ditolak perusahaan. Perusahaan menggunakan sistem rekrutmen
yang baik, diharapkan agar perusahaan mendapatkan calon karyawan yang benar-benar
sesuai dengan posisi/jabatan yang dibutuhkan

BAB III
PENUTUP
3.1.

KESIMPULAN
Penempatan karyawan merupakan usaha manajemen untuk mengisi setiap posisi yang

kosong dalam suatu organisasi dengan karyawan yang memenuhi syarat pada saat di
butuhkan. Proses penempatan karyawan di dalam perusahaan sesuai bidang yang peminatan
dan keahlian yang di milikinya juga, karenanya berpengaruh bagi produktivitas perusahaan.
Proses penempatan yang baik dan benar akan membuat karyawan memiliki semangat dalam
bekerja, karena bidang yang digelutinya merupakan apa yang diminati oleh dirinya dan
pekerjaan itu merupakan suatu hal yang di kuasai dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17983/4/Chapter%20II.pdf

H.Hadari Nawawi, perencanaan SDM, Untuk organisasi profit yang kompetitif.

Prof. Dr. Veitzhal Rivai MBA, Manajemen sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan
Dari Teori Ke Praktek.

Dra. Jutine T. Sirait, MBA-T, memahami aspek-aspek pengelolaan sumber daya


manusia dalam organisasi

Posted by sendy at 8:16 PM


Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest
Labels: makalah penempatan Karyawan
1 comment:

1.
AnonymousMay 19, 2014 at 7:29 PM
thank you..
izin copas..
Reply
Add comment
Load more...
Newer Post Older Post Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)

Facebook Badge

Sendy Oktafiana

Create Your Badge

Giveaway

Followers
Total Pageviews
20,467

BOOK

Powered by

tweettyy...

Translate

Share it
Chat Box
<a href="http://www5.shoutmix.com/?sendy_ow">View shoutbox</a>

Blog Archive

2011 (19)
o December (2)
o November (2)
o October (12)
o May (3)

Anda mungkin juga menyukai