Islam
selalu
diperbaharui
konsepnya
dalam
rangka
dalam
pendidikan
Islam
tidak
hanya
berorientasi
pada
perkembangan
islam
tumbuh
sejalan
dengan
terjadi
perpecahan
dan
kekacauan,
sejarah
menghafalkan
keislaman
pada
usia
Al-Quran
yang
serta
belum
menguasai
genap
Ilmu-ilmu
sepuluh
tahun.
guru
Mahmud
yang
pernah
Al-Massah
yang
mendidik
Ibnu
Sina
dikenal
sebagai
ahli
Laut
Kaspia
dan
disanalah
ia
mulai
menulis
metafisika
(ketuhanan).
Buku
tersebut
mempunyai
diterbitkan
sebagiannya
di
Leiden
diterjemahkan
pada
ke
tahun
dalam
1892
bahasa
M,
dan
Perancis.
buku
standar
untuk
universitas-universitas
Eropa
Tujuan Pendidikan
kepada
pengembangan
seluruh
potensi
yang
upaya
dalam
rangka
mempersiapkan
Sina
mempunyai
sebagaimana
pandangan
pandangan
filosof
dasar
Yunani
tentang
tentang
manusia
dualitas
fasilitator
dalam
berkembangnya
seluruh
potensi
pertumbuhan
fisik
seorang
anak
dan
mebantu
hidup
sehari-hari.
Adapun
pendidikan
kesenian
Kurikulum
Ibnu Sina juga menyinggung tentang beberapa ilmu
yang perlu dipelajari dan dikuasai oleh seorang anak didik.
Menurut Ibnu Sina kurikulum harus didasarkan kepada tingkat
perkembangan usia anak didik, yaitu fase 3-5 tahun, 6-14 tahun,
dan di atas 14 tahun.12
Klasifikasi kurikulum berdasarkan jenjang usia menurut Ibnu Sina
adalah sebagai berikut:
a) Usia 3 sampai 5 tahun
Menurut Ibnu Sina, di jenjang usia ini perlu diberikan
pendidikan adab atau budi pekerti, olah raga, kebersihan, seni
suara, dan kesenian.
b) Usia 6 sampai 14 tahun
Menurut Ibnu Sina, pada jenjang usia ini anak di berikan
pengajaran membaca dan menghafal Al-Qur'an, pelajaran
agama, pelajaran sya'ir, dan pelajaran olahraga.
c) Usia 14 tahun ke atas
Pelajaran yang harus diberikan pada anak usia 14 tahun ke
atas menurut ibnu sina amat banyak jumlahnya, namun
pelajaran tersebut perlu dipilih sesuai dengan bakat dan
minat
anak.
Sehingga
belajar
dengan
suasana
yang
menyenangkan.
Ibnu sina juga mengemukakan bahwa seluruh kurikulum
pendidikan harus senantiasa ditujukan pada tujuan moral atau
pembinaan
akhlaq.
Berkenaan
dengan
hal
ini
Ibnu
Sina
pertengahan.
Ilmu ketuhanan yang ditempatkan sebagai urutan yang
ditempatkan
pada
urutan
paling tinggi.
b) Mata Pelajaran yang Bersifat Praktis
Menurut Ibnu Sina, pelajaran yang bersifat praktis itu terbagi
kepada tiga bagian:
akhirat.
Kedua terdiri dari ilmu yang berupaya menjelaskan tentang
tata cara mengatur kehidupan rumah tangga serta pola
hubungan yang baik antara suami istri, orang tua dengan
tingkat
perkembangan
usia
anak
didik,
seperti
pelajaran
olah
raga
dapat
diketahui
dari
cepat,
memanah,
berjalan
dengan
satu
kaki
dan
mengendarai unta.
Selanjutnya kurikulum anak berusia 6 sampai 14 tahun
adalah mencakup pelajaran membaca, menghafal Al-Qur'an,
pelajaran agama, syair, dan olah raga. Kurikulum untuk usia 14
tahun ke atas dibagi menjadi mata pelajaran yang bersifat teoritis
dan praktis. Adapun yang bersifat teoritis adalah ilmu fisika, ilmu
matematika, ilmu ketuhanan. Mata pelajaran yang bersifat praktis
adalah ilmu akhlak yang mengkaji tentang cara pengurusan
tingkah laku seseorang, baik ilmu pengurusan rumah tangga,
ilmu politik, berdagang, dan ilmu keprofesian.
4.
Metode Pengajaran
Ibnu berpandangan tentang metode pengajaran, bahwa
suatu pelajaran tidak akan bisa disampaikan kepada anak didik
hanya dengan menggunakan satu cara, melainkan dengan
menggunakan berbagai cara sesuai dengan perkembangan
psikologis setiap anak didik.
10
yang
paling
efektif,
khususnya
dalam
yang
dapat
berupa
pertanyaan
yang
bersifat
mempergunakan
metode
ini
untuk
mengajarkan
5.
Konsep Guru15
Adapun pemikiran serta pendapat Ibnu Sina mengenai
guru yang baik adalah guru yang beraqidah yang kuat (beriman),
shaleh, cerdas, berani, tegas, hebat, bersih, dan menghormati
masusia. Cakap dalam mendidik anak, berpenampilan tenang,
jauh dari berolok-olok dan main-main di hadapan muridnya, tidak
bermuka masam, sopan santun, berhati bersih dan suci.
Seorang guru juga menurut Ibnu Sina harus bisa
menjaga dan membimbing anak dalam membiasakan kebaikan
dan menjauhi kebiasaan yang buruk dan prilaku yang jahat, dan
membaurkan anak didik dalam kondisi masyarakat yang baik.
Kedua, setelah anak itu berkembang guru harus membimbing
anak
tersebut
kepada
pekerjaan
yang
akan
dijadikan
keahliaannya.
Kemudian seorang guru menurut Ibnu Sina sebaiknya
dari kaum pria yang terhormat dan menonjol budi pekertinya,
cerdas, teliti, sabar, telaten dalam membimbing anak-anak, adil,
hemat dalam penggunaan waktu, gemar bergaul dengan anakanak, tidak keras hati dan senantiasa menghias diri.
Seorang guru pun menurut Ibnu Sina harus memberikan
pengajaran kepada anak dengan hati-hati, malatih dan membina
emosi anak, serta mampu menganalisa kecerdasan anak didik
sehingga ia dapat memilih keahlian dan pekerjaan.
III.
KESIMPULAN
Nama lengkap Ibnu Sina adalah Abu Al-Husain ibnu Abd
Allah ibn Hasan ibnu Ali ibn Sina. Ibnu Sina dilahirkan di Afsyana
dekat Bukhara pada tahun 980 M (370 H) dan meninggal pada
As-Syifa
An-Najat
Al-Isyart wa Tanbihat
Al-Hikmat Al-Masyriqiiyyah
Al-Qanun atau Canon of Medicine,
Ibnu Sina juga menyinggung tentang beberapa ilmu yang
perlu dipelajari dan dikuasai oleh seorang anak didik. Menurut Ibnu
Sina kurikulum harus didasarkan kepada tingkat perkembangan
usia anak didik, yaitu fase 3-5 tahun, 6-14 tahun, dan di atas 14
tahun.
Metode yang ditawarkan Ibn Sina adalah:
1. Metode
talqin/Talaqqi:
Metode
talqin
digunakan
dalam
sejumlah
menyampaikannya
modul
kepada
atau
para
naskah
kemudian
muridnya
untuk
dipelajarinya.
13
2.
3.
4.
Abuddin Nata. 2010. Sejarah Pendidikan Islam pada Periode Klasik dan
Pertengahan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
___________.
2012.
Sejarah
Sosial
Intelektual
Islam
dan
Institusi
14