CRF
CRF
Home
About
ILMU KEPERAWATAN
Search...
GFR
Kreatinin
Dalam darah
phosphate serum
Sekresi parathormon
Tubuh tdk berespon dgn N
Kalsium di tulang
Met.aktif vit D
Perub.pa tulang/osteodistrofi ginjal
D. KLASIFIKASI CKD ( CHRONIC KIDNEY DISEASE )
Stage
1
2
3
4
5
Hipertensi
Pitting edema
Edema periorbital
1. Kelainan kulit
1. Gatal
Terutama pada klien dgn dialisis rutin karena:
a).
b).
c).
Konfusi
Disorientasi
Kejang
Perubahan Perilaku
1. Kardiomegali.
Tanpa memandang penyebabnya terdapat rangkaian perubahan fungsi ginjal yang serupa
yang disebabkan oleh desstruksi nefron progresif. Rangkaian perubahan tersebut biasanya
menimbulkan efek berikut pada pasien : bila GFR menurun 5-10% dari keadaan normal dan
terus mendekati nol, maka pasien menderita apa yang disebut SINDROM UREMIK
Terdapat dua kelompok gejala klinis :
Gangguan fungsi pengaturan dan ekskresi ; kelainan volume cairan dan elektrolit,
ketidakseimbangan asam basa, retensi metabolit nitrogen dan metabolit lainnya, serta
anemia akibat defisiensi sekresi ginjal.
Manifestasi
Hiperkalemia
Hipermagnesia
Hiperurisemia
Perkemihan& Kelamin
Protein silinder
Hipertensi
Edema
Disritmia
Edema paru
Pneumonitis
Hemolisis
Kecenderungan perdarahan
Pucat, pigmentasi
Pruritus
Kardiovaskular
Pernafasan
Hematologik
Kulit
kristal uremik
kulit kering
memar
Stomatitis, parotitid
Gastritis, enteritis
Diare
Mudah lelah
Konsentrasi buruk
Apati
Letargi/gelisah, insomnia
Kekacauan mental
Saluran cerna
Metabolisme intermedier
Neuromuskular
Koma
Neuropati perifer :
Hiperfosfatemia, hipokalsemia
Hiperparatiroidisme sekunder
Osteodistropi ginjal
1. F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. 1. Laboratorium
1. Pemeriksaan penurunan fungsi ginjal
-
Ureum kreatinin.
Mikrobiologi urin
Kimia darah
Elektrolit
Imunodiagnosis
1. Identifikasi perjalanan penyakit
Elektrolit
Endokrin
USG.
Nefrotogram.
Pielografi retrograde.
Pielografi antegrade.
RetRogram
USG.
F. MANAGEMEN TERAPI
1. 1. Terapi Konservatif
Perubahan fungsi ginjal bersifat individu untuk setiap klien Cronic renal Desease ( CKD )
dan lama terapi konservatif bervariasi dari bulan sampai tahun.
Tujuan terapi konservatif :
1. Mencegah memburuknya fungsi ginjal secara profresi.
2. Meringankan keluhan-keluhan akibat akumulasi toksi asotemia.
3. Mempertahankan dan memperbaiki metabolisme secara optimal.
4. Memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit.
Alur manajemen terapi pada klien Cronic renal Desease ( CKD ) dan terminal sebagai
berikut ;
CKD
Terapi konservatif
Penyakit ginjal terminal
meninggal
gagal
Dialisis
Transplantasi ginjal
berhasil
2). Terapi alkali dengan sodium bikarbonat IV, bila PH < atau sama dengan 7,35 atau
serum bikarbonat < atau sama dengan 20 mEq/L.
1. b. Anemia
1). Anemia Normokrom normositer
Berhubungan dengan retensi toksin polyamine dan defisiensi hormon eritropoetin ( ESF :
Eritroportic Stimulating Faktor ). Anemia ini diterapi dengan pemberian Recombinant
Human Erythropoetin ( r-HuEPO ) dengan pemberian30-530 U per kg BB.
2). Anemia hemolisis
Berhubungan dengan toksin asotemia. Terapi yang dibutuhkan adalah membuang toksin
asotemia dengan hemodialisis atau peritoneal dialisis.
3). Anemia Defisiensi Besi
Defisiensi Fe pada CKD berhubungan dengan perdarahan saluran cerna dan kehilangan besi
pada dialiser ( terapi pengganti hemodialisis ). Klien yang mengalami anemia, tranfusi darah
merupakan salah satu pilihan terapi alternatif ,murah dan efektif, namun harus diberikan
secara hati-hati.
Indikasi tranfusi PRC pada klien gagal ginjal :
a).
Hemosiderosis
c).
Keluhan gatal ditemukan pada 25% kasus CKD dan terminal, insiden meningkat pada klien
yang mengalami HD.
Keluhan :
a).
Bersifat subyektif
b). Bersifat obyektif : kulit kering, prurigo nodularis, keratotic papula dan lichen symply
Beberapa pilihan terapi :
a).
Easy Bruishing
Kecenderungan perdarahan pada kulit dan selaput serosa berhubungan denga retensi toksin
asotemia dan gangguan fungsi trombosit. Terapi yang diperlukan adalah tindakan dialisis.
1. d. Kelainan Neuromuskular
Terapi pilihannya :
1).
HD reguler.
2).
3).
1. e. Hipertensi
Bentuk hipertensi pada klien dengan GG berupa : volum dependen hipertensi, tipe
vasokonstriksi atau kombinasi keduanya. Program terapinya meliputi :
1).
2).
3).
Obat-obat antihipertensi.
1. 3. Terapi pengganti
Adalah terapi yang menggantikan fungsi ginjal yang telah mengalami kegagalan fungsi ginjal
baik kronik maupun terminal. Pada masa sekarang ini ada dua jenis terapi :
1. Dialisis yang meliputi :
1).
Hemodialisa
2). Peritoneal dialisis, yang terkenal dengan Continous Ambulatory Peritoneal Dialisis
( CAPD ) atau Dialisis Peritoneal Mandiri Berkesinambungan ( DPMB ).
1. Transplantasi ginjal atau cangkok ginjal.
1. G. KOMPLIKASI
1. Hipertensi.
2. Hiperkalemia.
3. Anemia.
4. Asidosis metabolik.
5. Osteodistropi ginjal.
6. Sepsis.
7. Neuropati perifer.
8. Hiperuremia.
H. DIAGNOSIS KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL :
1. Intoleransi aktivitas b.d keletihan/kelemahan, anemia, retensi produk sampah dan
prosedur dialysis.
2. Kelebihan volume cairan
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake makanan yang
inadekuat (mual, muntah, anoreksia dll).
4. Pola nafas tidak efektif b.d edema paru, asidosis metabolic, pneumonitis, perikarditis.
5. Kurang pengetahuan tentang penyakit dan cara perawatan b.d kurangnya informasi
kesehatan.
6. PK Hiperkalemia
1. PK Asidosis Metabolik
2. Defisit perawatan diri b/d kelemahan
TUJUAN (NOC)
Keseimbangan cairan
Setelah perawatan selama .
..tercapai keseimbangan
cairan & elektrolit, dengan kriteria hasil :
INTERVENSI (NIC)
Manajemen cairan
o Lakukan terapi IV
o Batasi masukan ca
serum Na < 130 mEq
o Monitor
o Monitor indikasi re
distensi vena leher, a
o Monitor BB sebelu
o Kolaborasi dokter
respon
Monitor cairan
o Tentukan riwayat j
o Tentukan kemungk
(hipertermia, terapi d
diaporesis, disfungsi
o Monitor tekanan d
o Monitor adanya di
penambahan BB
o Kolaborasi tentang
Ketidakseimbangan
nutrisi : kurang dari
kebutuhan tubuh b.d
kurangnya intake
(anoreksia, mual,
muntah, pembatasan
diet)
o pH urin normal
Anjurkan makanan de
Kontrol berat badan.
karbohidrat, protein, dan lem
berikut : Karbohidrat 60 7
Albumin serum dalam kisaran 3,5-5 mEq/L
Sesuaikan jumlah kalo
hbdalam kisaran 12-16 mEq/L, hmt dalam
akut dan kegiatan jasmani u
kisaran 37-47 mEq/L.
idaman.
Klien mampu menghabiskan diet tiap porsi.
Tubuh (IMT) :
Timbang BB secara te
Lakukan oral h
Monitor Nutrisi
Jadualkan pengobatan
Amati gejala-gejala ya
Terapi Nutrisi
Defisit perawatan
diri b.d kelemahan
Sediakan bantuan sa
Ajarkan keluarga un
memberikan bantuan
melakukannya.
Pertimbangkan usia
Monitor kemampuan
Monitor kebutuhan k
berpakaian, berhias,
tidak
mengenal/familiar
terhadap sumber
informasi
PK : Hiperkalemia
Jelaskan patofisiolog
berhubungan dengan
Gambarkan tanda da
dengan cara yang tep
Gambarkan proses p
Identifikasi kemungk
Sediakan informasi p
tepat
Diskusikan perubaha
mencegah komplika
pengontrolan penyak
Diskusikan pilihan te
Eksplorasi kemungk
tepat
Instruksikan pasien m
pada pemberi peraw
Hiperkalemia
T memuncak dan QR
PK : Asidosis
Metabolik
Terapi aktifitas
Tentukan penyebab i
Minimalkan kerja ka
Tingkatkan aktifitas
Kolaborasi dengan f
Toleransi aktifitas
0 3 bln
: 85 -200 x/mt
3 bl-2 th
: 100190x/mt
25-60x/mnt (bayi),
20-30 x/mnt (1-4 tahun),
14-25 x/mnt (5-14 tahun),
11-24x/mnt (>14 tahun),
NOC :
NIC :
Airway Management
Kriteria Hasil :
Identifikasi pasien p
Lakukan fisioterapi d
Berikan bronkodilato
Berikan pelembab ud
Monitor respirasi da
Terapi Oksigen
v Bersihkan mulut, hidung
Auskultasi TD pada
Monitor frekuensi da
Identifikasi penyeba
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8 volume 2, EGC,
Jakarta
Bongard, Frederic, S. Sue, darryl. Y, 1994, Current Critical, Care Diagnosis and Treatment,
first Edition, Paramount Publishing Bussiness and Group, Los Angeles
IIOWA Outcomes Project, 2000, Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition,
Mosby Year Book, USA.
Nanda, 2009, Nursing Diagnosis Deffinition and Classification, Mosby year Book. USA
McCloskey, 2004, Nursing Interventions Classification (NIC), Mosby, USA
Ralph & Rosenberg, 2003, Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2005-2006,
Philadelphia USA
Price, Sylvia A and Willson, Lorraine M, 1996, Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
penyakit, Edisi empat, EGC, Jakarta
Share:
BlinkList
del.icio.us
Design Float
DZone
Google Bookmarks
Mixx
RSS
StumbleUpon
Technorati
Yahoo! Buzz
Previous Hello world! Next ASKEP PASIEN DENGAN TINDAKAN OPERASI RADIKAL
MASTOIDEKTOMI AKIBAT OTITIS MEDIA KRONIK
Leave a Reply
Name (required)
E-mail (required)
About Me
Saya orang biasa aja... Sehari-hari bekerja sebagai seorang perawat... Saya hanya
ingin memberikan yang terbaik buat orang lain sesuai kemampuan saya..lebih dan kurangnya
saya mohon maaf karena saya juga adalah manusia biasa... Suka sportifitas,fair play,,, Benci
birokrasi dan neko-neko,,, Yang lain-lain tergantung situasi...karena segala sesuatu ada
waktunya... Semoga Tuhan selalu menyertai dan memberkati kita semua AMEN....
HEROdes
CALENDER
6
13
20
27
W
1
8
15
22
29
7
14
21
28
December 2010
T
2
9
16
23
30
3
10
17
24
31
S
4
11
18
25
S
5
12
19
26
Twiiter
Konsep dan ASKEP Benigna Prostate Hiperplasia (BPH) http://t.co/7auOJyd2 112 days
ago
Blogroll
Blog.com
Blog.com Blog
My Blog
My Blog
Authors
Theo Geu
(7)
MENU
HEROdes.Solution
HEROdes.Solution
HEROdes.Solution
Slideshow
RECENT COMMENTS
RECENT POSTS
Delicious
Subtle Patterns | Free textures for your next web project / patterns design
webdesign textures background web pattern graphics texture resources
Kern Type, the kerning game / typography game kerning games design font
kern type education online
Khan Academy / education video learning math tutorials science tutorial videos
teaching free
My Delicious
FLICLKR
Slideshow
Gallery
PAGES
About
ILMU KEPERAWATAN
Poll
Meta
Register
Log in
Entries RSS
Comments RSS
Powered by Blog.com
HEROdes cs
Water Effect by Crazyprofile.com
Login
Create Blog
Random Blog
Report Blog