Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah Swt, yang telah


melimpahkan rahmat

dan karunia-Nya

kepada penulis

sehingga dapat

menyelesaikan makalah yang berjudul TERMOREGULASI PADA HEWAN,


Salawat dan salam penulis persembahkan kepada sang guru sejati Nabi
Muhammad saw yang telah mengajari manusia sampai akhir hayatnya.
Dalam menyelesaikan makalah ini, mulai dari perencanaan, pengumpulan
dan penyusunan terdapat hambatan dan rintangan yang penulis hadapi. Namun
berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak semua kesulitan dan hambatan
dapat teratasi.
Selanjutnya terimakasih penulis sampaikan kepada dosen mata kuliah
Fisiologi Hewan yang begitu banyak memberi bimbingan kepada penulis, serta
sahabat-sahabat seperjuangan yang selalu memberi motivasi dan masukan kepada
penulis.
Akhirnya penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangannya, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
konstruktif demi kesempurnaan dimasa yang akan datang. Mudah-mudahan
makalah ini menjadi sumbangan pikiran dalam meningkatkan hasil produk bagi
perusahaan demi tercapainya tujuan yang telah direncanakan.

Gorontalo,

November 2016

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Termoregulasi

adalah

suatu

mekanisme

makhluk

hidup

untuk

mempertahankan suhu internal agar berada di dalam kisaran yang dapat ditolelir
(Campbell, 2004). Berdasarkan Tobin (2005), suhu berpengaruh kepada tingkat
metabolisme. Suhu yang tinggi akan menyebabkan aktivitas molekul-molekul
semakin tinggi karena energi kinetiknya makin besar dan kemungkinan terjadinya
tumbukan antara molekul satu dengan molekul lain semakin besar pula (Chang,
1996). Akan tetapi, kenaikan aktivitas metabolisme hanya akan bertambah seiring
dengan kenaikan suhu hingga batas tertentu saja. Hal ini disebabkan metabolisme
di dalam tubuh diatur oleh enzim (salah satunya) yang memiliki suhu optimum
dalam bekerja. Jika suhu lingkungan atau tubuh meningkat atau menurun drastis,
enzim-enzim tersebut dapat terdenaturasi dan kehilangan fungsinya
Di dalam tubuh organisme (tingkat individu) pasti ada mekanisme
regulasi untuk mencapai keadaan yang homeostatic. Homeostatik pada dasarnya
merupakan suatu upaya mempertahankan atau menciptakan kondisi yang stabil
dinamis (steady state ) yang menjamin optimalisasi berbagai proses fisiologis
dalam tubuh. Untuk mencapai keadaan tersebut, tubuh melakukan berbagai
aktivitas regulasi, sebagai mekanisme untuk mencapai homeostatis yang
diharapkan. Regulasi dan homeostatis juga terjadi di tingkat populasi dan
komunitas dalam suatu ekosistem.
Regulasi merupakan suatu proses untuk mencapai keadaan yang stabil.
Regulasi

dilakukan

dalam

banyak

bentuk,

misalnya

regulasi

untuk

mempertahankan cairan tubuh, osmolaritas tubuh, keasaman, suhu, kadar lemak,


gula dan protein darah,dsb. Pada tubuh manusia, regulasi diperankan oleh antara
lain adalah syaraf dan hormone.karena kedua komponen merupakan pengendali
utama dalam proses regulasi dalam tubuh. Pengaturan suhu tubuh (termoregulasi),
pengaturan cairan tubuh, dan ekskresi adalah elemen-elemen dari homeostasis.
Pada topik yang dibahas yaitu mengenai termoregulasi (pengaturan suhu tubuh)
beruang kutub.

Dalam pengaturan suhu tubuh, hewan /manusia harus mengatur panas


yang diterima atau yang hilang ke lingkungan. Mahluk butuh suhu lingkungan
yang cocok, agar metabolisme dalam tubuh berjalan normal. Jika suhu lingkungan
terlalu rendah ia harus mengeluarkan energi lebih besar daripada biasanya berupa
panas . Enzim bekerja dalam suhu optimum. Kalau suhu rendah enzim tak bisa
bekerja, berarti metabolisme terhalang.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian termoregulasi ?
2. Bagaimana Pengaruh Termoregulasi pada hewan
3. Bagaimana Mekanisme termoregulasi ?
4. Klasifikasi hewan berdasarkan kemampuannya untuk mempertahankan
suhu tubuh yang di milikinya ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian termoregulasi
2. Untuk Mengetahui Pengaruh Termoregulasi pada hewan
3. Untuk mengetahui Mekanisme termoregulasi
4. Untuk mengetahui Klasifikasi hewan berdasarkan kemampuannya untuk
mempertahankan suhu tubuh yang di milikinya

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Termoregulasi
Termoregulasi adalah kemampuan yang dimiliki oleh hewan untuk
mempertahankan panas tubuhnya. Pengaturan suhu tubuh (termoregulasi),
pengaturan cairan tubuh, dan ekskresi adalah elemen-elemen dari homeostasis.
Dalam termoregulasi dikenal adanya hewan berdarah dingin (cold-blood animals)
dan hewan berdarah panas (warm-blood animals). Namun, ahli-ahli Biologi lebih
suka menggunakan istilah ektoterm dan endoterm yang berhubungan dengan
sumber panas utama tubuh hewan. Hewan ektoterm adalah hewan yang sangat
bergantung pada suhu di lingkungan luarnya untuk meningkatkan suhu tubuhnya
karena panas yang dihasilkan dari keseluruhan sistem metabolismenya hanya
sedikit contoh ikan dan amfibia. Sedangkan hewan endoterm, adalah hewan yang
suhu tubuhnya berasal dari produksi panas di dalam tubuh, yang merupakan hasil
samping dari metabolisme jaringan contoh aves dan mamalia.
Cara adaptasi hewan eksoterm menghadapi suhu yang sangat tinggi yaitu
dengan meningkatkan laju pendinginan dengan penguapan melalui kulit, bagi
hewan yang berkulit lembab atau dengan cara berkeringat untuk hewan yang
mempunyai kelenjar keringat dan melalui saluran napas, bagi hewan yang
kulitnya tebal dan kedap air; dan mengubah mesin metaboliknya agar bisa bekerja
pada suhu tinggi. Sebaliknya cara adaptasi hewan eksoterm pada suhu sangat
dingin yaitu dengan menambah zat terlarut ke dalam cairan tubuhnya untuk
meningkatkan konsentrsasi osmotik dan menambah protein anti beku ke dalam
cairan tubuhBeberapa cara hewan endoterm dalam mengantisipasi pengaruh
cekaman dingin yaitu Pengurangan Gradien Termik (T1-T2), Penurunan
Konduktans Termik (C), Penurunan Panas Melalui Evaporasi dan Peningkatan
Termogenesis. Sebaliknya pada lingkungan yang panas, hewan endoterm akan
menurunkan termogenesis dan meningkatkan termolisis. Respon hewan endoterm
dalam mengantisipasi variasi temperatur pada lingkungan baru yaitu dengan
aklimatisasi dan akhirnya Hewan golongan homeoterm dalam menghadapi
perubahan suhu lingkungan cenderung mempertahankan suhu tubuhnya dengan

cara meningkatkan adaptasi atau penyesuaian diri terhadap lingkungan. Ada juga
mempertahankan suhu tubuhnya karena golongan homeoterm mempunyai
kemampuan faal untuk mengontrol suhu tubuhnya, sehingga hewan homeoterm
memiliki tingkat adaptasi yang lebih tinggi dibanding hewan golongan
poikiloterm Contoh hewan yang tergolong eksoterm yaitu ikan salmon (22 oC),
ikan saumon (18 oC), crapaud bufo boreas (27 oC), alligator (buaya) (32 - 35 oC),
iguana 38 oC), lezard anolois sp (30 - 33 oC), dan larva lalat rumah (30 - 37 oC.
Suhu tubuh merupakan keseimbangan antara perolehan panas dari dalam
(metabolisme) atau luar dengan kehilangan panas. Untuk menghadapi cuaca yang
sangat buruk (terlalu dingin atau terlalu panas) hewan perlu menghemat energi
dengan cara hibernasi atau estivasi.
B. Pengaruh Termoregulasi pada hewan
Pengaruh termoregulasi sangatlah banyak bagi hewan, suhu sangat
penting bagi kehidupan makhluk hidup, suhu tubuh yang konstan (tidak banyak
berubah) sangat dibutuhkan oleh hewan, karena reaksi enzimatis, peningkatan
suhu dapat meningkatkan laju reaksi metabolism (perubahan suhu berpengaruh
terhadap energy kinetic molekul zat), aktivitas metabolism bergantung pada
kemampuan untuk mempertahankan suhu yang sesuai pada tubuhnya.
Interaksi panas hewan dengan lingkungan menguntungkan untuk
mengatur suhu tubuh meningkatkan/menurunkan pelepasan panas dari tubuh dan
memperoleh panas melalui :
a. Radiasi adalah transfer energi secara elektromagnetik, tidak memerlukan
medium untuk merambat dengan kecepatan cahaya.
b.

Konduksi merupakan transfer panas secara langsung antara dua materi


padat yang berhubungan lansung tanpa ada transfer panas molekul. Panas
menjalar dari yang suhunya tinggi kebagian yang memiliki suhu yang
lebih rendah.

c. Konveksi adalah suatu perambatan panas melalui aliran cairan atau gas.
Besarnya konveksi tergantung pada luas kontak dan perbedaan suhu.
d.

Evaporasi merupakan konveksi dari zat cair menjadi uap air, besarnya
laju konveksi kehilangan panas karena evaporasi .

Imbangan panas yang terjadi dalam tubuh dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Keseimbangan panas (Silverthorn, 2004)


Adaptasi yang berhubungan dengan pengaturan suhu tubuh hewan
Beberapa adaptasi hewan untuk mengurangi kehilangan panas, misalnya
adanya bulu dan rambut pada burung dan mamalia, otot, dan modifikasi sistim
sirkulasi di bagian kulit. Kontriksi pembuluh darah di bagian kulit dan
countercurrent heat exchange adalah salah satu cara untuk mengurangi kehilangan
panas tubuh. Perilaku adalah hal yang penting dalam hubungannya dengan
termoregulasi. Migrasi, relokasi, dan sembunyi ditemukan pada beberapa hewan
untuk menurunkan atau menaikkan suhu tubuh. Gajah di daerah tropis untuk
menurunkan suhu tubuh dengan cara mandi atau mengipaskan daun telinga ke
tubuh. Manusia menggunakan pakaian adalah salah satu perilaku unik dalam
termoregulasi.
Hewan mempunyai kemampuan adaptasi terhadap perubahan suhu
lingkungan. Sebagai contoh, pada suhu dingin, mamalia dan burung akan
meningkatkan laju metabolisme dengan perubahan hormon-hormon yang terlibat
di dalamnya, sehingga meningkatkan produksi panas. Pada ektoterm (misal pada
lebah madu), adaptasi terhadap suhu dingin dengan cara berkelompok dalam
sarangnya. Hasil metabolisme lebah secara kelompok mampu menghasilkan panas
di dalam sarangnya.

Jenis-Jenis Dan Macam-Macam Adaptasi pada termoregulasi berbagai hewan:


1.1 Adaptasi Morfologi
Adaptasi morfologi adalah penyesuaian pada organ tubuh yang
disesuaikan dengan kebutuhan organisme hidup. Misalnya seperti gigi singa,
harimau, citah, macan, dan sebagainya yang runcing dan tajam untuk makan
daging. Sedangkan pada gigi sapi, kambing, kerbau, biri-biri, domba dan lain
sebagainya tidak runcing dan tajam karena giginya lebih banyak dipakai untuk
memotong rumput atau daun dan mengunyah makanan.
1.2 Adaptasi Fisiologi
Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian yang dipengaruhi oleh lingkungan
sekitar yang menyebabkan adanya penyesuaian pada alat-alat tubuh untuk
mempertahankan hidup dengan baik. Contoh adapatasi fisiologis adalah seperti
pada binatang / hewan onta yang punya kantung air di punuknya untuk
menyimpan air agar tahan tidak minum di padang pasir dalam jangka waktu yang
lama serta pada anjing laut yang memiliki lapisan lemak yang tebal untuk
bertahan di daerah dingin.
1.3 Adaptasi Tingkah Laku
Adaptasi tingkah laku adalah penyesuaian mahkluk hidup pada tingkah
laku / perilaku terhadap lingkungannya seperti pada binatang bunglon yang dapat
berubah warna kulit sesuai dengan warna yang ada di lingkungan sekitarnya
dengan tujuan untuk menyembunyikan diri.
C. Mekanisme termoregulasi
Mekanisme pengaturan suhu tubuh merupakan penggabungan fungsi dari
organ-organ tubuh yang saling berhubungan. didalam pengaturan suhu tubuh
mamalia terdapat dua jenis sensor pengatur suhu, yautu sensor panas dan sensor
dingin yang berbeda tempat pada jaringan sekeliling (penerima di luar) dan
jaringan inti (penerima di dalam) dari tubuh.Dari kedua jenis sensor ini, isyarat
yang diterima langsung dikirimkan ke sistem saraf pusat dan kemudian dikirim ke
syaraf motorik yang mengatur pengeluaran panas dan produksi panas untuk
dilanjutkan ke jantung, paru-paru dan seluruh tubuh. Setelah itu terjadi umpan

balik, dimana isyarat, diterima kembali oleh sensor panas dan sensor dingin
melalui peredaran darah
Sebagian panas hilang melalui proses radiasi, berkeringat yang
menyejukkan badan. Melalui evaporasi berfungsi menjaga suhu tubuh agar tetap
konstan. dan modifikasi sistim sirkulasi di bagian kulit. Kontriksi pembuluh darah
di bagian kulit dan countercurrent heat exchange adalah salah satu cara untuk
mengurangi kehilangan panas tubuh. Mausia menggunakan baju merupakan salah
satu perilaku unik dalam termoregulasi.
Suhu tubuh hewan dipengaruhi oleh suhu lingkungan luar. Pada suhu -2oC
s.d suhu 50oC hewan dapat bertahan hidup atau pada suhu yang lebih ekstrem
namununtuk hidup secara normal hewan memilih kisaran suhu yang lebih sempit
dari kisaran suhu tersebut yang ideal dan disukai agar proses fisiologis optimal.
Usaha hewan untuk mempertahankan suhu tubuhnya agar tetap konstan
dan tidak terjadi perbedaan drastis dengan suhu lingkungannya disebut
thermoregulasi. Di dalam tubuh hewan yang hidup selalu terjadi proses
metabolisme. Dengan demikian selalu dihasilkan panas,karena tidak semua energi
yang terbentuk dari metabolisme dimanfaatkan. Panas yang terbentuk dibawa oleh
darah ke seluruh tubuh sehingga tubuh menjadi panas dan disebut sebagai suhu
tubuh normal.
D. Klasifikasi hewan berdasarkan kemampuannya untuk mempertahankan
suhu tubuh yang di milikinya
Hewan yang mampu mempertahankan suhu tubuhnya dinamakan
homeoterm, sedangkan yang ridak mampu mempertahankann suhu tubuhnya
disebut poikiloterm.
1. Poikiloterm.
Poikiloterm suhu tubuhnya dipengaruhi oleh lingkungan. Suhu tubuh
bagian dalam lebih tinggi dibandingkan dengan suhu tubuh luar. Hewan yang
tidak mampu mempertahankan suhu tubuhnya. Suhu tubuh hewan berfluktuasi
sesuai dengan suhu lingkungannya. Sebetulnya suhu tubuh tidak betul-betul sama
dengan suhu lingkungan, sebab kalau diukur teliti, suhu selnya sedikit diatas suhu
lingkungannya. Menghadapi fluktuasi suhu lingkungan, hewan poikilotermik

melakukan konformitas suhu. Laju kehilangan panas pada hewan poikilotermik


lebih tinggi dari pada laju produksi panas, sehingga suhu tubuhnya lebih
ditentukan oleh suhu lingkungan eksternalnya dari pada suhu metabolisme
internalnya.
2. Homoiterm.
Homoiterm sering disebut hewan berdarah panas karena mampu menjaga
panas suhu tubuhnya. Pada hewan homoiterm suhunya lebih stabil, hal ini
dikarenakan adanya reseptor dalam otaknya sehingga dapat mengatur suhu tubuh.
Hewan homoiterm dapat melakukan aktifitas pada suhu lingkungan yang berbeda
akibat dari kemampuan mengatur suhu tubuh. Hewan homoiterm mempunyai
variasi temperatur normal yang dipengaruhi oleh faktor umur, faktor kelamin,
faktor lingkungan, faktor panjang waktu siang dan malam, faktor makanan yang
dikonsumsi dan faktor jenuh pencernaan air.
Hewan berdarah panas adalah hewan yang dapat menjaga suhu tubuhnya,
pada suhu-suhu tertentu yang konstan biasanya lebih tinggi dibandingkan
lingkungan sekitarnya. Sebagian panas hilang melalui proses radiasi, berkeringat
yang menyejukkan badan. Melalui evaporasi berfungsi menjaga suhu tubuh agar
tetap konstan. Contoh hewan berdarah panas adalah bangsa burung dan mamalia.
Hewan yang berdarah dingin adalah hewan yang suhu tubuhnya kira-kira sama
dengan suhu lingkungan sekitarnya. Suhu tubuh tergantung pada neraca
keseimbangan antara panas yang diproduksi atau diabsorbsi dengan panas yang
hilang.
3. Heterotermik
Yaitu kelompok hewan yang pada saat tertentu memiliki sifat
poikilotermik dan pada saat lain bersifat homeotermik, dan kelompok hewan yang
mengatur suhu tubuh secara parsial, yaitu regulasinya terbatas pada bagian tubuh
tertentu. Disebut juga endotermik fakultatif , mampu melakukan regulasi
fisiologik tetapi tidak mengatur secara tepat sepanjang waktu. Heterotermik dapat
di buktikan pada insekta tertentu, yang ektotermik pada saat istirahat dan tetapi
bersifat endotermik pada saat aktif.

BAB III
KESIMPULAN
Termoregulasi merupakan proses yang terjadi pada hewan untuk
mengatur suhu tubuhnya supaya tetap konstan, paling tidak supaya suhu tubuhnya
tidak mengalami perubahan yang terlalu besar. Tidak semua hewan mampu
mempertahankan suhu tubuh yang konstan.
Hewan yang mampu mempertahankan suhu tubuhnya dinamakan
homeoterm, sedangkan yang ridak mampu mempertahankann suhu tubuhnya
disebut poikiloterm.
Hewan ektoterm adalah hewan yang sangat bergantung pada suhu di
lingkungan luarnya untuk meningkatkan suhu tubuhnya karena panas yang
dihasilkan dari keseluruhan sistem metabolismenya hanya sedikit. Sedangkan
hewan endoterm, adalah hewan yang suhu tubuhnya berasal dari produksi panas
di dalam tubuh, yang merupakan hasil samping dari metabolisme jaringan.
Suhu tubuh merupakan keseimbangan antara perolehan panas dari dalam
(metabolisme) atau luar dengan kehilangan panas. Untuk menghadapi cuaca yang
sangat buruk (terlalu dingin atau terlalu panas) hewan perlu menghemat energi
dengan cara hibernasi atau estivasi.
poikiloter.
Poikiloterm suhu tubuhnya dipengaruhi oleh lingkungan. Suhu tubuh
bagian dalam lebih tinggi dibandingkan dengan suhu tubuh luar. Hewan seperti ini
juga disebut hewan berdarah dingin.
Homoiterm sering disebut hewan berdarah panas. Pada hewan homoiterm
suhunya lebih stabil, hal ini dikarenakan adanya reseptor dalam otaknya sehingga
dapat mengatur suhu tubuh.

10

DAFTAR PUSTAKA
Bima, 2006. Pengaturan Suhu Tubuh. http://bima.ipb .ac.id/~tpb/ materi/bio100/
Materi/ suhu_ tubuh .html.
Isnaini, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Kukus,Yondry, Wenny Supit dan Fransiska Lintong. 2009. Suhu
tubuh:Homeostasi dan efek kinerja padatubuh manusia. (online: ejournal.
unsrat.ac .id/index .php/biomedik/ article/view/ 824.
Santoso, Putra. 2009. Buku Ajar Fisiologi Hewan. Padang. Universitas Andalas
Soewolo, 2000. Pengantar Fisiologi Hewan. Jakarta : Proyek Pengembangan
Guru

11

Anda mungkin juga menyukai