Anda di halaman 1dari 8

Abstrak

Kata kunci:

Pendahuluan
Latar Belakang

Dalam praktikum biologi seperti meneteskan sampel pada


praktikum biokimia dan melakukan pengukuran panjang dan
lebar daun pada morfologi tumbuhan adalah kegiatan yang
sering dilakukan. Namun seberapa banyak satu tetes dari setiap
praktikan dan seberapa panjang yang diukur praktikan tidak
selalu sama, Jika dalam penelitian diperlukan konsistensi jumlah
dan ukuran yang sama tentu memerlukan latihan agar satu tetes
dan setiap panjang setara dengan yang diinginkan. Jumlah
volume dan panjang ini dapat diuji dengan melakukan beberapa
kali pengulangan sehingga diperoleh hasil selisih perbedaan
yang kecil.
Ketelitian dan ketepatan dalam padatan merupakan prosedur
mutlak dalam pengamatan untuk praktikum atau penelitian. Jenis
dan jumlah data serta cara pengukuran atau pengambilan
sampel akan mempengaruhi hasil dan interpretasi data sekaligus
kesimpulan (inference). Ketelitian akan mendukung akurasi data,
dan konsentrasi dalam pengukuran menunjukkan presisi data.
Setiap pengukuran melibatkan beberapa kekeliruan dan
karena alasan ini adalah penting sekali bahwa jumlah dan
signifikansi kekeliruan ini diperhatikan. Masalah ini harus
dipecahkan dengan pengolahan data statistik.( Jasin, 2002 ).
Untuk membuktikan keakuratan dan kepresisian sebuah data,
maka perlu dilakukan praktikum untuk menentukan akurasi,
presisi dan melaporkan dengan pilihan tampilan data yang sesuai
dengan projek.
Dalam praktikum kali ini, kami melakukan percobaan yang
dilakukan untuk menguji tingkat presisi dan akurasi pada suatu
alat pengukuran. Diharapkan dari hasil praktikum ini didapatkan
perbandingan tingkat presisi dan akurasi dari alat.

Tujuan
Adapun tujuan pada praktikum ini adalah untuk mengetahui perbandingan
tingkat presisi dan akurasi, menghitung standar deviasi, serta mengetahui
hubungan presisi dan akurasi antara tehel dan daun.
Masalah

Masalah

yang

terdapat

dalam

praktikum

ini

adalah

bagaimana

perbandingan tingkat presisi dan akurasi, standar deviasi serta hubungan presis
dan akurasi pada tehel dan daun.
Dasar Teori
Didalam verifikasi metode, kinerja yang akan diuji adalah
keselektifan seperti uji akurasi (ketepatan) dan presisi (kecermatan).
Dua hal ini merupakan hal yang paling minimal harus dilakukan dalam
verifikasi sebuah metode. Suatu metoda yang presisi (cermat) belum
menjadi jaminan bahwa metode tersebut dikatakan tepat (akurat).
Begitu juga sebaliknya, suatu metode yang tepat (akurat) belum tentu
presisi (Saputra, 2009)
Accuracy adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan
hasil analis dengan kadar analit yang sebenarnya. Accuracy dinyatakan
sebagai
persen
perolehan
kembali
(recovery)
analit
yang
ditambahkan. Kecermatan hasil analis sangat tergantung kepada
sebaran galat sistematik di dalam keseluruhan tahapan analisis. Oleh
karena itu untuk mencapai kecermatan yang tinggi hanya dapat
dilakukan dengan cara mengurangi galat sistematik tersebut seperti
menggunakan peralatan yang telah dikalibrasi, menggunakan pereaksi
dan pelarut yang baik, pengontrolan suhu, dan pelaksanaannya yang
cermat, taat asas sesuai prosedur (Gandjar, 2007).
Precision adalah ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian
antara hasil uji individual, diukur melalui penyebaran hasil individual
dari rata-rata jika prosedur diterapkan secara berulang pada sampelsampel yang diambil dari campuran yang homogen. Presicion diukur
sebagai simpangan baku atau simpangan baku relatif (koefisien
variasi). Precision dapat

dinyatakan

sebagai

repeatability

(keterulangan) atau reproducibility (ketertiruan). Repeatability adalah


keseksamaan metode jika dilakukan berulang kali oleh analis yang
sama

pada

kondisi

sama

dan

dalam

interval

waktu

yang

pendek. Repeatability dinilai melalui pelaksanaan penetapan terpisah


lengkap terhadap sampel-sampel identik yang terpisah dari batch yang
sama, jadi memberikan ukuran keseksamaan pada kondisi yang
normal (Riyadi, 2009).
Faktor-faktor presisi dan Akurasi sangat ditentukan oleh terjadinya
faktor-faktor kesalahan yang terjadi selama pengukuran. Akurasi dan
presisi dapat bersumber dari individuyang melakukan pengukuran dan
alat yang digunakan. Tiap individu memiliki keterampilanyang berbeda
dalam melakukan pengukuran khususnya dalam menggunakan alat

sehinggadiperlukan latihan-latihan dalam meningkatkan akurasi dan


presisi hingga hasil yang diperolehmendekati hasil yang sebenarnya.
Begitu juga alat memiliki tingkat akurasi dan presisi yang berbedabeda sesuai dengan fungsinya (Tsividis, 2001).
Akurasi adalah kedekatan hasil pengamatan terhadap nilai-nilai
benar atau nilai-nilai diterima sebagai benar. Ini berarti bahwa
pengamatan fenomena spasial kebanyakan biasanya hanya dianggap
perkiraan nilai sebenarnya. Perbedaan antara diamati dan benar ( atau
diterima sebagai benar ) nilai-nilai menunjukkan akurasi pengamatan.
Pada dasarnya ada dua jenis akurasi, yaitu :
Akurasi Posisi adalah penyimpangan diharapkan dalam lokasi geografis
dari objek posisi tanah yang sebenarnya. Ini adalah apa yang biasanya
kita pikirkan ketika membahasan ketepatan. Ada dua komponen untuk
akurasi posisi adalah akurasi relatif dan absolut.
Akurasi mutlak menyangkut akurasi elemen data sehubungan dengan
skema koordinat, misalnya UTM akurasi relatif. Menyangkut posisi fitur
peta relatif terhadap satu sama lain.
Akurasi atribut sama pentingnya dengan akurasi posisi. Hal ini juga mencerminkan
perkiraan kebenaran. Menafsirkan dan menggambarkan batas-batas dan karakteristik
untuk tegakan hutan atau poligon tanah dapat sangat sulit dan subjektif. Spesialis
sumber daya yang akan membuktikan fakta ini. Dengan demikian, derajat homogenitas
yang ditemukan dalam batas-batas dipetakan tersebut tidak hampir sama tinggi dalam
kenyataan karena akan tampak pada peta. ( Buckley, 2008 ).

Presisi adalah derajat kedekatan kesamaan pengukuran


antara satu dengan lainnya. Jika hasil pengukuran saling berdekatan
(mengumpul) maka dikatakan mempunyai presisi tinggi dan sebaliknya
jika hasil pengukuran menyebar maka dikatakan mempunyai presisi
rendah.
Presisi
diindikasikan
dengan
penyebaran
distribusi
probabilitas. Distribusi yang sempit mempunyai presisi tinggi dan
sebaliknya. Ukuran presisi yang sering digunakan adalah standar
deviasi ( ). Presisi tinggi nilai standar deviasinya kecil dan sebaliknya.
Akurasi adalah derajat kedekatan pengukuran terhadap nilai
sebenarnya. Akurasi mencakup tidak hanya kesalahan acak, tetapi juga
bias yang disebabkan oleh kesalahan sistematik yang tidak terkoreksi.
Jika tidak ada bias kesalahan sistematik maka standar deviasi dapat
dipakai untuk menyatakan akurasi.
Presisi menunjukkan tingkat reliabilitas dari data yang diperoleh. Hal ini dapat
dilihat dari standar deviasi yang diperoleh dari pengukuran, presisi yang baik akan
memberikan standar deviasi yang kecil dan bisa yang rendah. Jika diinginkan hasil
pengukuran yang valid, maka perlu dilakukan pengulangan. Dari data tersebut dapat
diperoleh ukuran harga nilai terukur adalah rata-rata dari hasil yang diperoleh dan
standar deviasi. ( Erfido, 2010 ).
Nilai presisi mengacu pada sejumlah angka signifikan yang digunakan dan
sebaran bacaan berulang pada alat ukur. Nilai akurat atau akurasi mengacu pada
dekatnya nilai pendekatan yang dihasilkan dengan nilai acuan atau nilai eksak. Dari

keadaan akurat dan presisi ini, akan muncul kesalahan atau yang biasa disebut error.
( Basuki, 2005 ).

Perhitungan standard error berbeda-beda tergantung pada


penduganya, misal untuk mean menggunakan standard error mean
(SE(mean)). Rumus
SE(mean) adalah SE(mean)
=
Standar
deviation/(sample
size),
ini
menunjukkan
bahwa
nilai SE(mean) bergantung pada standard deviation dan ukuran
sample. Dari rumus tersebut dapat diketahui pula bahwa nilai standard
error akan turun apabila ukuran sample diperbanyak dan variance atau
standard deviation sample dikurangi. Oleh karena itu, standard error
dapat digunakan untuk menentukan dan mengontrol ukuran sample,
hal ini berbeda dengan standard deviation yang nilainya tidak
dipengaruhi ukuran sample.
Standard error dapat menunjukkan bagaimana tingkat fluktuasi
dari penduga atau statistic. Standard error juga dapat diintepretasikan
seberapa akurat penduga dalam menduga parameter (Rahmantya,
2009)

Dimana sebelum melakukan sebuah pengukuran terhadap presisi dan


akurasi suatu alat maka terlebuh dahulu dilakukan kalibrasi terhadap alat yang
akan digunakan sebagai media pengukuran.
Tujuan kalibrasi adalah menentukan deviasa atau penyimpangan
kebenaran nilai konvensional penunkukkan suatu instrumen ukur, menjamin hasilhasil pengukuran sesuai dengan standar nasional maupun internasional. Manfaat
kalibrasi ini adalah menjaga kondisi instrumen ukur dan bahan ukur agar tetap
sesuai dengan spesifikasinya. Kemampuan untuk tepat mengukur volume
larutan sangat penting untuk akurasi dalam kimia analisis (Fatimah, 2003).

Metodologi
Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah penggaris,
pulpen, kertas, gunting, neraca analitik. Sedangkan bahan yang digunakan
dalam praktikum ini tehel dan daun akasia (30 buah dengan masing-masing 10
buah pada titik yang berbeda), kertas hvs a4 70 gsm.
Prosedur Pengerjaan

Disediakan
penggaris dan Log Book. Setiap kelompok mengukur
panjang dan lebar ubin yang ada di sekitar laboratorium
P.Biologi Untan. Setiap kelompok mengukur 50 ubin.
Tulis hasilnya ke Log Book, kemudian hitung median,
mean, modus, dan standar deviasinya.
Adapun langkah kerja yang dilakukan pada praktikum ini,

Waktu Pelaksanaan
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 29 Maret 2016 pukul 15.3017.00 WIB di Laboratorium 2 (atas) Pendidikan Biologi FKIP Untan.

Data Hasil Pengamatan dan Pembahasan

Simpulan dan Saran


Simpulan
Saran
Daftar Referensi

Basuki. 2005. Step by Step Pengolahan Citra Digital. Andi Offset: Yogyakarta
Buckley. 2008. Akurasi Data Dan Kualitas. (online). http://bgis.sanbi.org/gisprimer/page_08.htm. diakses tanggal 10 September 2016.
Erfido.

2010. Akurasi
Dan
(online).http://erfido.community.undip.ac.id/.
September 2016.

Presisi
Data.
diakses
tanggal
10

Fatimah, Soja. 2003. Kalibrasi dan Perawatan Spektrofotometer UV-Vis. Makalah


disampaikan pada program pengabdian pada masyarakat Jurusan Pendidikan
Kimia FPMIPA UPI: Bandung.
Gandjar, G.I & Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Belajar.
Yogyakarta.
Jasin. 2002. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Rahmantya,
Krisna.
2009. Statistic
for
blogspot.com/2009/02/standard-error.html diakses

All.http://statforall.
tanggal

10

September 2016

Riyadi, Wahyu. 2009. Validasi Metode Analisis. Tersedia di http://www.chem-istry.org/artikel_kimia/kimia_analisis/validasi-metode-analisis/


[diakses
tanggal 10 September 2016
Saputra. 2009. Verifikasi Dan Validasi Metoda Di Laboratorium. ( online ).
http://en, wikipedia.org/wiki/accuracy and precision. diakses tanggal 10
September 2016

Y. Tsividis, A First Lab in Circuits and Electronics, Jons Wiley and Sons, 2001.
Dalam Juniar, Nita. 2010 Laporan Praktikum Presisi dan Akurasi.

(Online)http://juniarnita.blogspot.com/2010/11/laporan-praktikum-presisidan-akuarsi.html 10 September 2016

Anda mungkin juga menyukai