Tanaman
1.3.1
a. Curcuma xanthorrhiza
Klasifikasi
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Sub Divisi
: Angiospermae
Kelas
: Monocotyledonae
Ordo
: Zingiberales
Famili
: Zingiberaceae
Genus
: Curcuma
Species
Senyawa Kimia
Temulawak mengandung sembilan sesquiterpenoids yaitu -curcumene,
arturmerone, xanthorrhizol, germacrone, -curcumene,
-sesquiphellandrene,
Mekanisme aksi
Aktivitas Biologi
Ekstrak rimpang kunyit menunjukkan aktivitas melindungi hati yang
diinduksi CCl4 pada penelitian in vivo dan in vitro. Kurkumin mempunyai
aktivitas antioksidan yang sangat baik. Kurkumin dapat menghambat peroksidasi
lipid d mikrosom, membran eritrosit dan homogenasi otak pada hati tikus.
Selain itu aktivitas hepatoprotektor terhadap hati yang diinduksi alkohol
dengan memonitor perubahan tingkat serum enzim aspartat transaminase (AST)
dan alkalin fosfatase. Kurkumin juga menunjujkkan aktivitas antihepatotoksik
pada hati tikus yg diinduksi parasetamol.
Kurkimin rendah diabsorbsi di usus halus setelah pemberian oral.
Pemberian oral kurkumin pada tikus menunjukkan hampir 75% dieksresikan di
feses dan beberapa ditemukan di urin (Negi, et al., 2008).
Mekanisme Aksi
Aktivitas hepatoprotektif kurkumin karena aktivitas antioksidannya.
Kurkumin merupakan perlindungan potensial terhadap berbagai reaktif oksigen
termasuk radikal superoksida anion, radikal hidroksi, radikal nitrogen dioksida,
oksigen singlet, dan lain-lain. Kurkumin menunjukkan aktivitas penghambatan
yang potensial terhadap P450 pada hati tikus.
Salah satu metabolit kurkumin yaitu tetrahidrokurkumin mempunyai efek
perlindungan yg lebih baik dibandingkan dengan silymarin, karena mengandung
gugus hidroksil dan metoksil dari cincin fenil dan 1,3-diketo. Aktivitas
antioksidan meningkat ketika ada hidroksil fenolik pada orto di gugus metoksil.
Berdasar hubungan ikatan menggunakan teori fungsi density / density function
theory (DFT), dapat dimengerti bahwa mekanisme antioksidan kurkumin
dikarenakan abstraksi atom hidrogen dari gugus fenolik dan bukan dari gugus
pusat metilen pada cincin heptadienon (Negi, et al., 2008).
Masalah perut dapat terjadi bila digunakan secara berlebihan atau melebihi
dosis (Gruenwald, Brendler, & Janicke, 2004).
Kegunaan
Kegunaan lain rimpang kunyit selain sebagai hepatoprotektor, yaitu:
Beutler, 2008).
Antiinflamasi, antiviral, antifungal, mencegah aterosklerosis, antimikroba,
antihiperkolesterolemia, immunomodulator (Akram, et al., 2010).
Dosis
Dosis rata-rata 1,5-3 g. Bentuk serbuk digunakan 2-3 kali sehari setelah makan;
Klasifikasi
Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
Super Divisi
Divisi
Kelas
Sub Kelas
: Asteridae
Ordo
: Scrophulariales
Famili
: Acanthaceae
Genus
: Andrographis
Spesies
Nama Daerah
Sumatera : pepaitan (Melayu); Jawa : ki oray, ki peurat, takilo, (Sunda), bidara,
sadilata, sambilata, takila (Jawa); Indonesia : sambiloto.
Nama Asing
Lan He Lian (Cina), Cong Cong (Vietnam, dan Halviva (Inggris).
Ciri Morfologi
a. Makroskopik
Batang tak berambut, tebal 2 mm sampai 6 mm, berbentuk persegi empat,
batang bagian atas seringkali dengan sudut agak berusuk. Daun bersilang
berhadapan, umumnya terlepas dari batang,bentuk lanset sampai bentuk
lidah tombak, panjang 2 cm sampai 7 cm, lebar 1 cm sampai 3 cm, rapuh
tipis, tidak berambut, pangkal daun runcing, ujung meruncing, tepi daun
rata. Permukaan berwarna hijau tua atau hijau kecoklatan, permukaan
bawah berwarna hijau pucat. Tangkai daun pendek. Kelopak bunga terdiri
dari 5 helai daun kelopak, panjang 3 mm sampai 4 mm, dan berambut.
Daun mahkota berwarna putih sampai keunguan. Buah berbentuk jorong,
pangkal dan ujung tajam, panjang 2 cm, lebar 4 mm, kadang kadang
pecah secara membujur menjadi 4 keping.permukaan luar kulit buah
berwarna hijau tua sampai hijau kecoklatan, permukaan dalam berwarna
putih atau putih kelabu. Biji agak keras, panjang 1,5 mm sampai 3 mm,
lebar 2 mm. Permukaan luar berwarna coklat muda bertonjol tonjol.
Pada penampang melintang biji terlihat endosperm berwarna kuning
kecoklatan, lembaga berwarna putih kekuningan.
b. Mikroskopik
Daun : epidermis atas terdiri dari sel berbrntuk segi empat, kutikula tipis,
pada penampang tangensial tampak berbentuk poligonal, dinding samping
lurus, tidak terdapat stomata. Pada lapisan epidermis terdapat banyak sel
litosis yang berisi sistolit (mengandung banyak kalsium karbonat). Sel
litosis umumnya lebih besar daripada sel epidermis, bentuk jorong atau
bulat telur memanjang. Sistolit berbentuk jorong dengan permukaan
bertonjolan hingga mirip rangkaian buah anggur, panjang 60 m sampai
150 m, lebar 30 m sampai 80 m. Rambut kelenjar banyak, terletak
agak tenggelam dilapisan epidermis, sel pangkal kecil dan bersel satu.
Kepala kelenjar terdiri dari beberapa sel, garis tengah kepala kelenjar 40
m sampai 65 m, tinggi 15 m sampai 25 m. Rambut penutup sangat
sedikit, umumnya terdapat di epidermis atas pada tulang daun, berbentuk
kerucut berujung tumpul, bersel 2, dinding tipis, berukuran panjang (30
m sampai 125 m). Sel epidermis bawah lebih kecil dari sel epidermis
atas, pada penampang tangensial tampak dinding samping bergelombang.
Stomata sangat banyak, tipe diasitik dan bidiasitik, umumnya bidiasitik.
Rambut kelenjar dan litosis lebih banyak terdapat di epidermis bawah
daripada di epidermis atas.jaringan palisade umumnya terdiri dari satu
lapis sel, jarang yang 2 lapis. Jaringan bunga karang terdiri dari beberapa
lapis sel bunga karang, tersusun renggang dengan rongga udarayang besar.
Di antara sel bungakarang terdapat juga sel litosis serupa dengan yang
terdapat diepidermis. Berkas pembuluh tipe bikolateral.
Batang : Epidermis terdiri dari satu lapis sel yang terentang tangensial,
pada penampang tangensial terlihat berbentuk segi empat panjang, dinding
samping lurus, kutikula agak tebal. Pada epidermis terdapat rambut
kelenjar dan litosis seperti terdapat pada epidermis daun. Jaringan
kolenkim terdapat di bawah epidermis, terutama pada sudut batang.
Parenkim korteks terdiri dari beberapa lapis sel. Serabut perisikel
berdinding tebal, agak berlignin, lumen sempit. Floem sekunder sedikit.
Sebagian besar xilem sekunder terdiri dari serabut kayu. Pembuluh kayu
bernoktah dan berpenebalan tangga tersebar. Empulur terdiri dari sel besar
berbentuk poligonal, dinding bernoktah, sel empulur berisi hablur kalsium
oksalat berbentuk jarum, panjang hablur 15 m sampai 50 m.
Kelopak bunga : pada epidermis luar terdapat rambut penutup dan rambut
kelenjar. Rambut penututp umumnya terdiri dari satu sel, kadang kadang
bersel 2, berbentuk kerucut, panjang 40 m sampai 175 m, dinding tebal,
dan kutikula bergaris garis. Rambut kelenjar terdapat dua tipe, tipe
pertama serupa dengan rambut kelenjar pada daun, sedangkan tipe kedua
memiliki tangkai kelenjar bersel 3 sampai 5 dan kepala kelenjar berbentuk
serupa mangkok bersel banyak.
Kulit buah : Epidermis luar terdiri dari sel pipih berbentuk poligonal
memanjang atau serupa serabut pendek berdinding agak tebal, dan
kutikula tebal bergaris. Pada epidermis terdapat stomata serupa stomata
pada daun dan terdapat juga rambut kelenjar dengan tangkai bersel banyak
serupa rambut kelenjar tipe kedua pada kelopak bunga. Di bawah
epidermis terdapat jaringan berisi zat berwarna cokelat kekuningan.
Epidermis dalam terdiri dari satu sel lapis tipis, dinding tebal, dan
bernoktah. Mesokarp terutama terdiri dari serabut sklerenkim berdindng
tebal, bernoktah, dan berlignin. Di daerah sekat mesokarp terdiri dari
parenkim bernoktah dan sel batu dengan lumen lebar, dinding tebal,
noktah
jelas,
dan
berlignin.
Biji : kulit biji terdiri dari satu lapis sel, pipih berpapila pendek, dinding
tipis, dan kutikula tipis. Endosperm terdiri dari sel berbentuk bulat
panjang, dinding tebal tidak berlignin, tak berwarna, umumnya tersusun
radial, serta sel penuh berisi butir butir minyak dan aleuron. Embrio
selnya lebih kecil dari sel endosperm, dinding tipis, dan berisi butir butir
minyak.
Serbuk : Warna hijau kelabu, rasa sangat pahit. Fragmen pengenal adalah
fragmen epidermis atas dan epidermis bawah dengan litosis; fragmen
mesofil daun; rambut kelenjar dari kelopak bunga; rambut penutup
kelopak bunga; sel batu dari sel kulit buah; epidermis kulit buah dengan
stomata; berkas pembuluh; sistolit yang lepas dari sel; fragmen serabut
kulit buah; fragmen endosperm dari biji; fragmen empulur batang; hablur
kalsium oksalat berbentuk jarum jarang kelihatan.
lainnya
(andrographlide
termasuk
D),
14-deoxy-11,
12
homoandrographolide,
didehydroandrographolide
andrographan,
andrographon,
simplisia, karakter genetik (varietas), cara budi daya (kondisi lahan, tinggi
tempat), dan penanganan pascapanen.
Kandungan senyawa fitokimia pada batang sambiloto lebih rendah
dibanding pada daun, namun masih memenuhi standar mutu yang ditetapkan
Materia Medika Indonesia (MMI). Oleh karena itu, seluruh bagian tanaman
(batang, daun, dan buah) dapat digunakan sebagai simplisia. Secara umum
senyawa senyawa kimia yang terkandung dalam tanaman sambiloto adalah
sebagai berikut :
Saponin
Flavanoid
Andrografolid
Apigenin
Tanin
Neo- andrografolid
Deoksi andrografolid
Homo andrografolid
Bis andrografolid
Dehidro andrografolid
Andrografid
Panikulin
Aspek Budidaya
Tanaman
sambiloto
belum
banyak
dibudidayakan.
Tanaman
ini
diperbanyak secara vegetatif dengan setek pucuk, dan secara generatif dengan biji.
Untuk pembudidayaan sambiloto dalam skala besar diperlukan penyediaan bibit
yang seragam dan dalam jumlah yang banyak, padahal perkecambahan sambiloto
tidak seragam. Berdasarkan permasalahan tersebut dilakukan percobaan teknik
penyemaian sambiloto untuk mendapatkan bibit yang seragam dalam jumlah
banyak. Dilihat dari ekologi dan penyebarannya, tanaman sambiloto tumbuh di
Pada uji toksisitas lainnya, tikus atau kelinci yang diberi andrographolide
atau neoandrographolide dengan dosis 1 gr/kg berat badan secara oral selama 7
hari, menunjukkan tidak ada pengaruh terhadap berat badan, jumlah darah, fungsi
hati dan ginjal, serta organ penting lainnya (Widyawati, 2007).
Dosis
Ekstrak Metanol sambiloto (Andrographis paniculata) memiliki efek
hepatoprotektor
yang
dibuktikan
dengan
penurunan
aktivitas
alanin
aminotransferase (Alt) pada tikus putih jantan galur wistar yang diinduksi
parasetamol. Dosis efektif ekstrak metanol sambiloto (Andrographis paniculata)
pada penelitian ini yang dapat meneurunkan aktivitas enzim ALT pada plasma
darah secara in vivo pada tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur wistar yang
diinduksi parasetamol adalah 500 mg/kgBB (Prabowo, 2014).
A. Hedyotis corymbosa (Rumput Mutiara)
Klasifikasi tumbuhan
Divisi
: Spermatophyta
Sub Divisi
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledoneae
Ordo
: Rubiales
Famili
: Rubiaceae
Genus
: Hedyotis
Spesies
: Hedyotis corymbosa L
Morfologi tumbuhan
Rumput tumbuh rindang berserak, agak lemah, tinggi 15 50 cm, tumbuh subur
pada tanah lembab di sisi jalan, pinggir selokan, mempunyai banyak percabangan.
Lymphosarcoma,
Ca
lambung,
Ca
cervix,
kanker
Pemakaian Luar:
Memar, pyodermi, gigitan ular, tersiram air panas, tulang patah, terkilir:Lumatkan
herba segar, untuk dibubuhkan di tempat yang sakit.
Tersiram air panas : Herba segar secukupnya direbus, untuk cuci.
Komposisi :
Sifat Kimiawi Dan Efek Farmakologis
Rasa manis, sedikit pahit, lembut, netral, agak dingin. Menghilangkan panas,
anti-radang, diuretik, menyembuhkan bisul (anti carbuncular), menghilangkan
panas dan toxin, mengaktifkan circulasi darah.
Kandungan Kimia
Klasifikasi Pegagan
Menurut Winarto (2003) Berdasarkan pemaparan tentang pegagan diatas
maka klasifikasi dari pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) adalah sebagai
berikut:
1. Kingdom
: Plantae
2. Divisio
: Spermatophyta
3. Sub devisio
: Angiospermae
4. Klass
: Dicotyledone
5. Ordo
: Umbilales
6. Family
: Umbilaferae (Apiaceae)
7. Genus
: Centella
8. Spesies
Morfologi Pegagan
Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) merupakan tanaman liar yang
banyak tumbuh di perkebunan, ladang, tepi jalan, pematangan sawah ataupun di
ladang agak basah (Besung, 2009). Pegagan tumbuh merayap menutupi tanah,
tidak memiliki batang, tinggi tanaman antara 10 50 cm. Pegagan memiliki daun
satu helaian yang tersusun dalam roset akar dan terdiri dari 2 10 helai daun.
Daun berwarna hijau dan berbentuk seperti kipas, buah berbentuk pinggang atau
ginjal. Pegagan juga memiliki daun yang permukaan dan punggungnya licin,
tepinya agak melengkung ke atas, bergerigi, dan kadang-kadang berambut,
tulangnya berpusat di pangkal dan tersebar ke ujung serta daunnya memiliki
diameter 1-7 cm (Winarto, 2003).
Pegagan memiliki tangkai daun berbentuk seperti pelepah, agak panjang
dan berukuran 5 - 15 cm. Pada tangkai daun pegagan dipangkalnya terdapat daun
sisik yang sangat pendek, licin, tidak berbulu, berpadu dengan tangkai daun.
Pegagan memiliki bunga putih atau merah muda yang tersusun dalam karangan
yang berbentuk payung. Buah pegagan berbentuk lonjong atau pipih, berbau
harum dan rasanya pahit, panjang buah 2 2,5 mm. Buah pegagan berdinding
agak tebal, kulitnya keras, berlekuk dua, berusuk jelas, dan berwarna kuning
(Winarto, 2003).
Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) merupakan tumbuhan berbiji
tertutup dan berkeping dua. Merupakan tanaman herba yang berpotensi dalam hal
farmakologi (Dasuki, 1991). Pegagan memiliki akar rimpang yang pendek serta
mempunyai geragih (Savitri, 2006), akar keluar dari buku dan berupa akar
tunggang berwarna putih. Stolon tumbuh dari system perakaran, memilki ukuran
yang panjang dan tumbuh menjalar . Pada setiap buku dari stolon akan tumbuh
tunas yang akan menjadi cikal bakal tumbuhan pegagan baru (Winarto, 2003).
Habitat
Tumbuh baik di Indonesia terutama di daerah beriklim tropis baik di
dataran rendah sampai ketinggian 2500 m dpl. Tumbuh di tempat yang terbuka
atau sedikit ternaung, pada tanah yang lembab dan subur seperti pematang sawah,
padang rumput, tepi parit dan di tepi jalan.
Kandungan Kimia
Klasifikasi
Divisi
: Spermatophyta
Sub divisi
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledonae
Bangsa
: Malvales
Suku
: Malvaceae
Marga
: Sida
Jenis
: Sida rhombifolia L.
Morfologi
Sidaguri tumbuh liar di tepi jalan, halaman berumput, hutan, ladang, dan
tempat-tempat dengan sinar matahari cerah atau sedikit terlindung. Tanaman ini
tersebar pada daerah tropis di seluruh dunia dari dataran rendah sampai 1.450 m
dpl. Perdu tegak bercabang ini tingginya dapat mencapai 2 m dengan cabang kecil
berambut rapat. Daun tunggal, bergerigi, ujung runcing, pertulangan menyirip,
bagian bawah berambut pendek warnanya abu-abu, panjang 1,5-4 cm, lebar 1-1,5
cm. Bunga tunggal berwarna kuning cerah yang keluar dari ketiak daun, mekar
sekitar pukul 12 siang dan layu sekitar tiga jam kemudian. Buah dengan 8-10
endaga, diameter 6-7 mm. Nama umum/dagang : Sidaguri
Nama Daerah
Tumbuhan sidaguri dikenal oleh masyarakat Indonesia dengan nama
daerah : Saliguri (Minangkabau), Sidaguri (Melayu), Sidaguri (Jawa tengah),
sidagori
(sunda),
Taghuri
(Halmahera),Digo (Ternate).
(Madura),
Kahindu
(Sumba),
Hutu
gamo
Klasifikasi
Kelas
: Angiospermae
Sub kelas
: Monocotyledonae
Ordo
: Zingiberales
Famili
: Zingiberaceae
Genus
: Zingiber
Spesies
Pemeriksaan Organoleptik
Pemerian : Bau aromatik, rasa pedas. Warna kuning muda. Fragmen
pengenal adalah sel parenkimatik, serabut, pembuluh kayu, kadang-kadang
didampingi sel zat warna, sel dammar minyak, damar minyak berbentuk
gumpalan atau tetesan kecil yang dengan iodium LP memberi warna, banyak
sekali butir pati, fragmen periderm.
Pemeriksaan Makroskopik
Rimpang agak pipih, bagian ujung bercabang, cabang pendek, pipih,
bentuk bulat telur terbalik, pada setiap ujung cabang terdapat parut melekuk ke
dalam. Dalam bentuk potongan, panjang 5 cm sampai 15 cm, umumnya 3 cm
sampai 4 cm, tebal 1 cm sampai 6,5 cm, umumnya 1 cm sampai 1,5 cm. Bagian
luar berwarna coklat kekuningan, beralur memanjang, kadang-kadang ada serat
yang bebas. Bekas patahan pendek dan bersifat menonjol. Pada irisan melintang
terdapat berturut-turut korteks sempit yang tebalnya lebih kurang sepertiga jarijari, endodermis, stele yang yang lebar, banyak tersebar berkas pembuluh berupa
titik keabu-abuan dan sel kelenjar berupa titik yang lebih kecil berwarna
kekuningan.
Pemeriksaan Mikroskopik
Di bawah epidermis terdapat hipodemis. Periderm terdiri dari beberapa
lapis sel gabus. Korteks terdiri dari parenkim isodiametrik, dinding sel tipis,
berkas pembuluh tersebar, banyak idioblas, sel idioblas hamper bulat, dinding
bertikula, garis tengah 40 sampai 80, berisi damar minyak, warna kuning
kehijauan sampai jingga atau berwarna coklat kekuningan sampai coklat
kemerahan. Endodermis terdiri dari sel dengan dinding radial agak menebal, tidak
berisi pati. Berkas pembuluh kolateral dan fibrovasal, berkas pembuluh yang
terdapat langsung di sebelah dalam endodermis tersusun teratur dalam satu
tergantung pada pH, stabilitas terbaik pada pH 4, sedangkan pada suhu 100C dan
pH 1, degradasi perubahan relatif cukup cepat.
Dosis
Dosis jahe sebesar 18,5 mg/kgBB selama 14 hari dapat menurunkan kadar
asam urat (Senge).
Mekanisme
Pada hewan, senyawa utama jahe yaitu gingerol, cepat dibersihkan dari plasma,
dan dieliminasi oleh hati. Gingerol juga merupakan substrat dari beberapa
transferase UDP-glucuronosyl yang merupakan enzim metabolic fase 2 yang
bertanggung jawab untuk metabolisme beberapa obat (Stockleys, 2009).
c. Cetella Herba (Herba Pegagan)
Dosis
Inhibisi ekstrak etanol pegagan membutuhkan 3,00 g ekstrak untuk mendapatkan
inhibisi setara dengan 1 tablet allopurinol yang massanya 0,3 g, sehingga untuk
memperoleh ekstrak sebanyak tersebut diperlukan 378,62 g pegagan segar.
Mekanisme
Pegagan dan buah sirsak mengandung senyawa aktif alkaloid dan flavonoid
sehingga mampu menginhibisi xantin oksidase karena alkaloid menurut Cos dkk
(2009:71-76) memiliki gugus hidroksil sebagai akseptor elektron dari xantin
oksidase, Sedangkan flavonoid mempunyai gugus hidroksil dari atom C5 dan C7
serta ikatan rangkap antara C2 dan C3, esensial untuk aktivitas inhibisi yang
tinggi dalam Xantin Oksidase. Selain itu polifenol dan saponin memiliki
kemampuan sebagai inhibitor xantin oksidase yang mekanisme inhibisinya belum
diketahui (Azmi, 2012: 161). Metabolit sekunder tersebut sebagian terdapat pada
pegagan dan buah sirsak sehingga berpotensi sebagai inhibitor aktivitas enzim
xantin oksidase.
d. Orthosiphon stamenius (Kumis Kucing)
Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
Super Divisi
Divisi
Kelas
Sub Kelas
: Asteridae
Ordo
: Lamiales
Famili
: Lamiaceae
Genus
: Orthosiphon
Spesies
2. Morfologi Tanaman
Kumis kucing merupakan tanaman terna yang tumbuh tegak, pada bagian
bawah berakar di bagian buku-bukunya, tinggi sampai 2 m, batang bersegi empat
agak beralur, berambut pendek atau gundul. Helai daun berbentuk bundar telur
lonjong, lanset, bundar telur atau belah ketupat yang dimulai dari pangkalnya,
lancip atau tumpul, panjang 1 cm sampai 10 cm, lebar 7,5 mm sampai 5 cm; urat
daun sepanjang tepi berambut tipis atau gundul, kedua permukaan berbintik-bintik
karena adanya kelenjar yang jumlahnya sangat banyak, panjang tangkai 3 cm.
Perbungaan berupa tandan yang keluar di ujung cabang, panjang 7 cm sampai 29
cm, di tutupi oleh rambut pendek berwarna ungu dan kemudian menjadi putih;
gagang berambut pendek dan jarang, panjang 1 mm sampai 6 mm. Kelopak bunga
berkelenjar, urat dan pangkal berambut pendek dan jarang sedangkan di bagian
yang paling atas gundul. Bunga bibir, mahkota berwarna ungu pucat atau putih,
panjang 13 mm sampai 27 mm, di bagian atas di tutupi oleh rambut pendek yang
berwarna ungu atau putih, panjang tabung 10 mm sampai 18 mm, panjang bibir
4,5 mm sampai 10 mm, helai bunga tumpul, bundar. Benang sari lebih panjang
dari tabung bunga dan melebihi bibir bunga bagian atas. Buah geluk berwarna
coklat gelap, panjang 1,75 mm sampai 2 mm.
Kandungan Kimia
Tanaman kumis kucing ini memiliki kandungan kimia berupa orthosiphon
glikosida, zat samak, minyak atsiri, minyak lemak, saponin, sapofonin, garam
Daerah Asal
Tanaman kumis kucing ini diambil dari kabupaten Bantaeng. Kecamatan
Eremerasa, desa Kampala.
Dosis
Ekstrak etanol daun kumis kucing yang diuji mempunyai daya
antiinflamasi pada tikus putih jantan galur Wistar lebih rendah dibandingkan
kontrol positif Na Diklofenak 75,96%, yaitu pada dosis 123, 245, dan
490mg/kgBB berturut turut 33,11%; 52,64% dan 64,12% (Prayoga, 2008).
Mekanisme
Kumis kucing mempunyai potensi sebagai antiinflamasi. Kemampuan
antiinflamasi ekstrak daun kumis kucing ini karena kemampuan penghambatan
enzim siklooksigenase dan
Komposisi
Kandungan
Mekanisme
Kimia
Hepatoprotektor
Kegunaan
1.
Ekstrak Curcuma
Filantin,
Antioksidan
Antiviral
2.
xanthorrhiza
Ekstrak
hipofilantin
Kurkumin
Antioksidan
Antiinflamasi,
Andrographis
3.
paniculata
Ekstrak Hedyotis
4.
herba
Centella folium
antiviral
Kurkumin,
Antioksidan
Xanthorhizol
Antiinflamasi
Antimikroba
Kesimpulan: Formula tersebut rasional karena saling mendukung satu sama lain
kegunaannya sebagai hepatoprotektor
PENUTUP
Berdasar hasil telaah pustaka dengan didukung hasil penelitian secara
praklinik dan atau klinik, diketahui bahwa formula produk jamu Gramuno Kapsul
yang berisi ekstrak herba meniran, ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak rimpang
temulawak dapat digunakan sebagai hepatoprotektor. Selain itu dapat dikatakan
bahwa jamu Gramuno Kapsul rasional komposisinya untuk digunakan sebagai
hepatoprotektor
DAFTAR PUSTAKA
Acuan Sediaan Herbal. (2007). (1 ed. Vol. 5) .Jakarta : Badan Pengawas Obat dan
Makanan Republik Indonesia.
Anggakusuma, A., Yanti, Y., Lee, M., & Hwang, J. K. (2009). Estrogenic activity
of xanthorrhizol isolated from Curcuma xanthorrhiza Roxb. Biol. Pharm.
Bull., 32 (11), 1892-1897.
Hartono et. al. Effects of Turmeric extract (Curcuma domestica Val.) on the
increase of SGOT and SGPT level in the mice (Rattus norvegicus) due to
the acethaminophen administration. Biofarmasi 3 (2) : 57-60.
Itokawa, H., Shi, Q., Akiyama, T., Morris-Natschke, S. L., & lee, K. H. (2008).
Recent advances i the investigation of curcuminoids. Chinese Medicine 3
(11) : 1-13.
Kumar, H. Rameshz., J., Kumar, S., Ishaqs, M. (2010). A review on
hepatoprotective activity of medicinal plants. International Journal
Pharmaceutical Sciences and Research (2011). Vol. 2 (3) : 501-515.
Merinda, D.F., 2014. Hepatoprotective effect of curcumin in chronic hepatitis. J
MAJORITY. Vol. 3 (7). Faculty of Medicine: Universitas Lampung.
Negi, A. S., Kumar, J. K, Luqman, S., Shanker, K, Gupta, M. M., & Khanuja, S. P.
S. (2008). Recent advances in plant hepatoprotectives: a cheical and
biological profile of some important leads. Inc. Med Res Rev. Vol. 28
(5) : 746-772.
Rechtman et al. Curcumin inhibits hepatitis B virus via down-regulation of the
metabolic coactivator PGC-1a. FEBS Letters 584 (2010) 24852490.