Anda di halaman 1dari 9

CROSSMATCHING DENGAN METODE

GEL
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gel Test ditemukan pertama kali oleh Y.Lapierre pada tahun 1984 di Regional Blood Transfusion
Center of Lyon. Lapierre telah melakukan bermacam-macam percobaan, misalnya dengan
Gelatin, polyacrylamide,Solid nets,Silica Beads, Ficoll dan Dextran gels.
Dan akhirnay Lapierre menemukan bahwa pemeriksaan yang terbaik untuk dapat membedakan
antara reaksi positip dengan reaksi negatip secara jelas dan stabil, yaitu dengan menggunakan
Sephadex G 100 Superfine yang secara kebetulan ditemukan, oleh karena kesalahan tehnisi
laboratorium saat memesan Sephadex G 100 yang seharusnya Sephadex G 25.
Akhirnya untuk menentukan parameter centrifugasi, bentuk tube dan komposisi medium serta
antiglobulin serum yang sesuai tidak membutuhkan waktu yang lama,sehingga pada :
Tahun 1985 dilakukan regiatrasi patent yang pertama
Tahun 1987 uji coba di lapangan
Tahun 1988 dibuat kit pertama
Metode gel test dapat digunakan pada pemeriksaan :
Sistim golongan darah ( ABO,Phenotyp Rhesus, subgroup A dan H, Kell, Duffy, Kidd, Lewis,
MNS, P1, Lutheran, dan profil antigen lainnya.
Uji Cocok Serasi
Skrining antibodi
Identifikasi antibodi
1.2 Tujuan
A. Tujuan Umum :
Untuk mengetahui apakah sel darah merah donor bisa hidup di dalam tubuh pasien ,dan untuk
mengetahui ada tidaknya antibodi komplit (tipe IgM) maupun antibodi incomplit (IgG).

B. Tujuan Khusus :
Agar dapat melakukan pemeriksaan uji silang serasi atau crossmatching metode gel test

Agar mengetahui hasil uji silang serasi atau cross matching pada satu atau lebih donor yang
diperiksa.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Transfusi darah adalah proses pemindahan atau pemberian darah dari seseorang (donor)
kepada orang lain (resipien). Transfusi bertujuan mengganti darah yang hilang akibat perdarahan,
luka bakar, mengatai shock, mempertahankan daya tahan tubuh terhadap infeksi (Tarwoto,
2006).
Pertimbangan utama dalam transfusi darah, khususnya yangmengandung eritrosit, adalah
kecocokan antigen-antibodi eritrosit.Golongan darah AB secara teoritis merupakan resipien
universal, karenamemiliki antigen A dan B di permukaan eritrositnya, sehingga serumdarahnya
tidak mengandung antibodi (baik anti-A maupun anti-B). Karena tidak adanya antibodi tersebut,
berarti darah mereka (lagi-lagi, secara teoritis) tidak akan menolak darah golongan manapun
yang berperan selaku donor, dengan kata lain mereka boleh menerima darah dari semua
golongan darah lainnya. Sedangkan golongan darah O secara teoritis merupakan donor universal,
karena memiliki antibodi anti-A dan anti-B.
Darah yang diberikan diharapkan tidak memicu reaksi imunitas dari resipien, dengan kata
lainmereka boleh memberikan darah ke semua golongan darah lain, termasuk golongan A dan
B.Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah faktor Rh. Seorang Rh (-) yang belum memiliki
anti-D namun menerima donor darah Rh (+) akan mengalami reaksi sensitisasi terhadap antigen
D.
Untuk wanita hal ini dapat berbahaya bagi kehamilan (sudah dibahas di bagian kedua).
Sekali sajaseorang Rh (-) terpapar darah Rh (+); jika kali berikutnya ia kembaliterpapar darah Rh
(+), maka reaksi transfusi yang timbul dapat sangat berbahaya.
Namun hal ini tidak berlaku sebaliknya. Jika seorang Rh (+)mendapat darah dari donor
Rh (-), darah Rh (-) itu sudah lepas dari sistemimunitas si donor, sehingga tidak akan terjadi
reaksi sensitisasi. Dengan katalain, sistem imun orang Rh (+) tidak bereaksi imunologis terhadap
paparandarah Rh (-).
Resepien ( Pasien )

Orang atau pasien yang menerima darah dari donor yang aman bagi pasien artinya pasien tidak
tertular penyakit infeksi melalaui transfusi darahdan pasien tidak mendapatkan komplikasi
seperti misalnya ketidakcocokan golongan darah.
( Peraturan Pemerintah No 18 th 1980.)
Donor Darah ( Penyumbang darah )
Semua orang yang memberikan darah untuk maksud dan tujuan transfusi darah
(Peraturan Pemerintah No 18 th 1980 ).
Darah harus aman bagi pasien artinya pasien tidak tertular penyakit infeksi melalui
transfusidarah, pasien tidak mendapatkan komplikasi seperti ketidak cocokan golongan darah
Aman bagi donor artinya donor tidak tertular penyakit infeksi melalui tusukan jarum/ Vena,donor
tidak mengalami komplikasi setelah penyumbangan darah, seperti: kekurangan darah, mudah
sakit/ sering sakit( R Banundari, 2005 ).

BAB III
TAHAPAN PEMERIKSAAN

A. Pra analitik :
1. Persiapan alat :
ID dispensor
Auto pipet
Working table
Inkubator
ID centrifuge
2. Persiapan reagen :
LISS/Coombs card
ID Diluent 2(LITS)
3. Persiapan pasien :
Siapkan donor dengan golongan darah yang sudah di tentukan
o Nama
:X
o Umur
:Y
o Jenis Kelamin
:Z
4. Persiapan sampel :
Siapkan spuit dan jarum dengan lubang jarum menghadap keatas
Pasang torniquet pada lengan atas
Dengan jari telunjuk arah vena di palpasi ditempat yang akan ditusuk
Lalu tempat yang akan ditusuk di desifeksi dengan alkohol 70%
Spuit diambil dan ditusuk pada vena
Jika darah sudah terlihat keluar,tarik torak
Jika darah yang diperlukan sudah cukup torniquet dilepas
Kapas kering diletakkan pada ujung jarum kemudian spuit ditarik
Pasien disuruh menekan kapas pada bagian terluka
Pemisahan Serum / Plasma Dari Sel Darah Merah
Dimasukkan darah (cair) kedalam sebuah tabung yang telah diberi tanda sesuai dengan sampel.
Diputar / dicentrifuge 2000-3400 rpm selama 90-120 detik.
Dipisahkan serum / plasma yang jernih dari sel darah merah kedalam tabung lain yang sudah
diberi tanda sesuai dengan sampel.
Pencucian Sel Darah Merah Pekat
Disiapkan satu tabung reaksi ukuran 12x75 mm
Diteteskan sel darah merah pekat sebanyak 8 tetes kedalam tabung.
Ditambahkan saline 0,9% sebanyak 4 ml - 4,5 ml kedalam tabung.
Dikocok-kocok dengan pipet pasteur hinggga tercampur rata.
Diputar / dicentrifuge 2000 rpm selama 90-120 detik.
Dibuang supernatan tesebut dengan menggunakan pipet pasteur, hingga sel darah merah menjadi
pekat (100%)
Sampai dengan point f pencucian sel darah merah sudah 1x pencucian.
Diulangi point c, point d, point e dan point f bila melakukan pencucian 2x (sesuai kebutuhan).

Pembuatan Suspensi Sel Darah Merah


Pembuatan Suspensi Sel Darah Merah 5%
Disiapkan satu buah tabung reaksi
Diteteskan saline 0,9% sebanyak 95 tetes
Diteteskan sel darah merah pekat yang sudah dicuci (100%) sebanyak 5 tetes
Dikocok dengan menggunakan pipet pasteur
B. Analitik :
Metode : gel test
Prosedur:
a) Ambil campuran suspensi sel 1% donor,kemudian dipipet 50l masukkan kedalam sumur
b)
c)
d)
e)
f)

dengan memeakai micropipet


Tambahkan ID diluent 2:1 ml
Pipet 10l sel darah merah donor masukkan ke dalam tabung berisi 1ml ID diluent 2
Tambahkan 25l serum pasien/plasma ke dalam sumur dengan memekai micropipet
Inkubasi pada suhu 37c selama 15 menit ke dalam ID incubator
Selsai inkubasi ambil card dan centrifuge 10 menit

BAB IV
PEMBAHASAN
Pemeriksaan uji silang serasi bertujuan untuk menentukan cocok tidaknyadarah donor
dengan darah penerima untuk persiapan transfusi darah.Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk
memastikan bahwa transfusi darah tidak menimbulkan reaksi apapun pada resipien serta sel-sel
darah merah bisa mencapaimasa hidup maksimum setelah diberikan. Uji silang serasi dilakukan
untuk memastikan bahwa tidak ada antibodi pada darah pasien yang akan bereaksi dengan darah
donor atau sebaliknya. Bahkan walaupun golongan darah ABO dan Rh pasien dan donor telah
diketahui, adalah hal mutlak untuk melakukan uji silang serasi.Mayor crossmatch adalah serum
penerima dicampur dengan sel donor dan minor cross match adalah serum donor dicampur
dengan sel penerima.
Jika golongan darah ABO penerima dan donor sama, baik mayor maupun minor test tidak
bereaksi. Jika berlainan umpamanya donor golongan darah O dan penerima golongan darah A
maka pada test minor akan terjadi aglutinasi.Mayor crossmatch merupakan tindakan terakhir

untuk melindung ikeselamatan penerima darah dan sebaiknya dilakukan demikian sehingga
Complete Antibodies maupun incomplete Antibodies dapat ditemukan dengan cara tabung saja.
Cara dengan objek glass kurang menjaminkan hasil percobaan.Reaksi silang yang dilakukan
hanya pada suhu kamar saja tidak dapat mengesampingkan aglutinin Rh yang hanya bereaksi
pada suhu 37c.
Untuk menentukan anti Rh sebaiknya digunakan cara Crossmatch dengan high protein
methode. Ada beberapa cara untuk menentukan reaksi silang yaitu reaksi silang dalam larutan
garam faal dan reaksi silang pada objek glass.Pemeriksaan uji silang serasi ini dilakukan untuk
satu donor menggunakan metode aglutinasi dengan tabung. Dalam uji silang ini, sel donor
dicampur dengan serum penerima (Mayor Crossmatch) dan sel penerima dicampur denganserum
donor dalam bovine albumin 22% akan terjadi aglutinasi atau gumpalandan hemolisis bila
golongan darah tidak cocok.

DAFTAR PUSTAKA
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21754/4/Chapter%20I.pdf.
http://yulisa-gustini.blogspot.com/2011/11/v- behaviorurldefaultvmlo.html.
http://dokirfan.com/ilmiah/hematologi/item/98-bank-darah-blood-bank.
http://rizqimurtafiah.blogspot.com/2011/10/reaksi-silang-serasi.html
L,W.Bunga.SE.Petujuk Praktikum Transfusi Darah.2013.IIK.Bhakti Wiyata.Kediri

MAKALAH IMUNOSEROLOGI
PEMERIKSAAN CROSSMATCH

DISUSUN OLEH :
NIKENA.R
24
XII.A2

SMK BHAKTI MULIA WONOGIRI


PROGRAM ANALIS KESEHATAN

Anda mungkin juga menyukai