Anda di halaman 1dari 7

DEMO 4 NOVEMBER 2016

Kelompok 3 :
Arina Galih S.

(393214)

Bernadetta Cahya Kumala

(393304)

Fajar Ibrahim

(393310)

Ika Anggraini

(393314)

Nanette Callysta

(393320)

Asha Aisyah Hidayah S.

(393300)

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS


UNIVERSITAS GADJAH MADA
1

Antara fakta dan berita palsu soal demo 4 November, Ahok,


Kompas TV, dan lainnya

Puluhan ribu orang turun ke jalan, Jumat (04/11) pekan lalu, menuntut Ahok dipenjara
karena dituduh menistakan agama - sebuah tuduhan yang masih diselidiki oleh kepolisian.
Gubernur DKI Jakarta itu diperiksa hari ini (07/11) di Mabes Polri terkait dugaan penistaan
tersebut.
Perdebatan di media sosial terus menghangat dan berbagai tuduhan dilemparkan oleh
berbagai pihak tanpa diketahui motif dan sumbernya.
1. Wartawan Kompas TV 'bukan provokator'
Pengguna Facebook, Azzam Mujahid, dalam akunnya menulis bahwa wartawan
Kompas TV Muhammad Guntur adalah 'provokator kericuhan yang sebelumnya ditangkap
karena melempar botol minuman dari arah demonstran ke petugas keamanan.'
"Tetiba, sosok wajah dan tubuhnya hadir di Kompas TV dan telah berubah status
menjadi korban kericuhan," tulisnya, membuat banyak orang terpicu amarah dan
mencap Kompas TV sebagai media yang 'benci Islam'.
Tetapi, kejadian sesungguhnya tidak demikian. Mutiara Ramadhini, rekan
Muhammad Guntur dalam Facebooknya menulis alur kejadiannya.
"Saya tanya sama Guntur apa yang terjadi, dia bilang dia diteriakin provokator,
padahal awalnya saat mengambil visual itu keadaan sangat kondusif dan tidak terjadi apa2

apa. Melihat ada wartawan, satu orang teriak dan mengatakan ada provokator, ditanya soal
dari TV mana, Guntur dengan jujur jawab dari Kompas TV. ID card diambil," katanya.
Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin
kemudian mengeluarkan pernyataan kepada sejumlah media dan menegaskan bahwa
Muhammad Guntur adalah wartawan yang dia kenal dan bukan provokator.
Azzam Mujahid dalam akun Facebook-nya kemudian meminta maaf atas
unggahannya, walau sebagian pengguna media sosial beranggapan hal itu sudah terlambat
karena 'kebencian telah terlanjur tersebar.
2. Pelaku rusuh di Penjaringan adalah 'kriminal murni'
Kepala biro penerangan masyarakat Polri, Agus Rianto, kepada BBC Indonesia
menegaskan bahwa kerusuhan dan penjarahan yang terjadi di Penjaringan, Jakarta Utara
"merupakan kriminal murni dan memanfaatkan situasi yang ada."
Sebanyak 15 orang ditangkap di lokasi, dan satu lainnya ditangkap berdasarkan hasil
pengembangan penyelidikan. Beberapa orang dinyatakan masih buron. Ada kemungkinan
aksi rusuh yang dilakukan warga di Penjaringan ini dilakukan karena provokasi pihak
tertentu, kata kepolisian.
Pernyataan ini sekaligus menepis kabar atau asumsi yang banyak beredar di media
sosial yang menyebut bahwa kerusuhan dilakukan oleh peserta aksi unjuk rasa 4 November.
Juga membantah kabar bohong yang menyatakan bahwa pelaku rusuh Penjaringan adalah
'sejumlah warga keturunan Tionghoa yang sengaja membuat ricuh untuk menjelekkan agama
Islam.'
3. Unjuk rasa berlangsung tertib tetapi disertai dengan ujaran kebencian dan
intimidasi pada wartawan

Ada banyak keriuhan di media sosial terkait demonstrasi 4 November. Beberapa


pengguna media sosial mengklaim bahwa aksi 4 November damai dan tertib, bahwa semua
yang berlaku tidak tertib dan rusuh adalah penyusup.
Benar bahwa aksi unjuk rasa secara umum berlangsung tertib. Sejumlah foto yang
menggambarkan 'kedamaian' menjadi viral di media sosial: polisi membantu peserta aksi
menuangkan air wudlu, peserta aksi mengoleskan odol ke wajah polisi untuk menghalau
perihnya gas air mata, peserta aksi berjibaku memungut sampah, hingga foto polisi dan
peserta aksi sama-sama salat di jalan.

Namun, ada pula laporan-laporan yang menyebut bahwa terjadi intimidasi dan ujaran
kebencian dalam aksi. Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dalam pernyataan resminya
mengecam aksi sejumlah pengunjuk rasa yang mengintimidasi sejumlah wartawan yang
meliput aksi unjuk rasa. Wartawan Kompas TV misalnya tidak hanya diintimidasi, tetapi juga
dipukul dan dirampas hasil rekaman gambarnya. Jurnalis lain yang bertugas ditanya apa
agamanya.
"Tindakan para pengunjuk rasa tersebut jelas melanggar hukum dan mengancam
kebebasan pers," tulis AJI. Pihak kepolisian mengatakan sedang melakukan penyelidikan
terkait ujaran kebencian dalam demonstrasi tersebut baik yang disampaikan melalui
orasi atau pun dalam poster. Wartawan BBC Indonesia yang berada di lokasi menemukan
sejumlah kata-kata bernada kebencian seperti 'bunuh', 'gantung', dan 'ganyang'.

4. Pelaku kekerasan di Istana Negara 'masih diselidiki motifnya'


Siapa yang mulai memprovokasi polisi di depan Istana Negara sehingga gas air mata
harus ditembakkan ke arah massa? Di media sosial, telunjuk lalu diarahkan ke segala arah.
Sebagian mengatakan itu 'orang nasrani yang penyusup'. Lainnya menuduh Himpunan
Mahasiswa Islam (HMI) yang melakukan kekerasan, hal yang kemudian langsung dibantah.
Pengguna media sosial sudah menghakimi pihak tertentu sebagai dalang, walau polisi
menegaskan mereka masih melakukan penyelidikan. Polisi telah menangkap 10 orang di
kawasan Medan Merdeka yang diduga provokator itu berusia 16-38 tahun yang diketahui
berasal dari luar Jakarta, namun tidak mengungkap identitas lebih lanjut.
Walau kesepuluh orang itu telah dibebaskan, penyelidikan masih terus dilakukan.
Presiden Joko Widodo menegaskan, aspirasi dalam berdemokrasi harus dengan cara yang
tertib dan damai, jika melanggar hukum dan merusuh, hukum tetap akan ditegakkan.
5. Polisi belum punya kesimpulan apapun terkait kasus Ahok
Sehari sebelum unjuk rasa besar, sebuah berita bohong beredar yang mengatakan
bahwa 'polisi menganggap Ahok tidak menistakan agama'. Kabar itu mengutip Kadiv Humas
Mabes Polri, Boy Rafli Amar, yang mengatakan, "sudah kami cek video tersebut dan tidak
mengandung penghinaan."
Tetapi dalam akun resminya, Humas Polri mengatakan kutipan itu tidak benar.
"Kesimpulan hal tersebut menunggu gelar perkara," kata mereka.

Pelanggaran terhadap sila pancasila


Terhadap sila ke-3 Persatuan Indonesia
Butir-butir yang dilanggar :
1. Mengembangkan persatuan indonesia atas dasar Bhineka Tunggal Ika.
Yang dimaksud adalah Buni Yani yang memotong vidio pidato Ahok yang menyebabkan
kesalahpahaman.
2. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan
negara sebagai kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi dan golongan.
Yang dimaksud adalah politisi yang memanfaatkan kesempatan demo untuk menjatuhkan
Ahok.
3. Memelihara ketertiban yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial.
Yang dimaksud adalah para pendemo yang akhirnya bertindak anarkis

Solusi
1. Masyarakat diharapkan tidak mudah untuk terprovokasi sehingga tidak semata-mata
tersulut emosinya
2. Masyarakat diharapkan tidak memprovokasi orang lain
3. Melakukan cross check dan mencari informasi tentang berita-berita yang kita terima
4. Untuk masyarakat dan khususnya Buni Yani diharapkan menggunakan media social
dengan penuh tanggung jawab
5. Untuk semua pihak agar tidak memanfaatkan kesempatan untuk keuntungan pribadi
6. Saat melakukan demo, masyarakat diharapkan menjaga kebersihan dan keindahan
lingkungan.

Daftar Pustaka
www.bbc.com/indonesia/trensosial-37893134
http://bakhrul-25-rizky.blogspot.co.id/2012/03/analisis-pancasila-sila-ketiga.html

Anda mungkin juga menyukai