Kelompok 3 :
Arina Galih S.
(393214)
(393304)
Fajar Ibrahim
(393310)
Ika Anggraini
(393314)
Nanette Callysta
(393320)
(393300)
Puluhan ribu orang turun ke jalan, Jumat (04/11) pekan lalu, menuntut Ahok dipenjara
karena dituduh menistakan agama - sebuah tuduhan yang masih diselidiki oleh kepolisian.
Gubernur DKI Jakarta itu diperiksa hari ini (07/11) di Mabes Polri terkait dugaan penistaan
tersebut.
Perdebatan di media sosial terus menghangat dan berbagai tuduhan dilemparkan oleh
berbagai pihak tanpa diketahui motif dan sumbernya.
1. Wartawan Kompas TV 'bukan provokator'
Pengguna Facebook, Azzam Mujahid, dalam akunnya menulis bahwa wartawan
Kompas TV Muhammad Guntur adalah 'provokator kericuhan yang sebelumnya ditangkap
karena melempar botol minuman dari arah demonstran ke petugas keamanan.'
"Tetiba, sosok wajah dan tubuhnya hadir di Kompas TV dan telah berubah status
menjadi korban kericuhan," tulisnya, membuat banyak orang terpicu amarah dan
mencap Kompas TV sebagai media yang 'benci Islam'.
Tetapi, kejadian sesungguhnya tidak demikian. Mutiara Ramadhini, rekan
Muhammad Guntur dalam Facebooknya menulis alur kejadiannya.
"Saya tanya sama Guntur apa yang terjadi, dia bilang dia diteriakin provokator,
padahal awalnya saat mengambil visual itu keadaan sangat kondusif dan tidak terjadi apa2
apa. Melihat ada wartawan, satu orang teriak dan mengatakan ada provokator, ditanya soal
dari TV mana, Guntur dengan jujur jawab dari Kompas TV. ID card diambil," katanya.
Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin
kemudian mengeluarkan pernyataan kepada sejumlah media dan menegaskan bahwa
Muhammad Guntur adalah wartawan yang dia kenal dan bukan provokator.
Azzam Mujahid dalam akun Facebook-nya kemudian meminta maaf atas
unggahannya, walau sebagian pengguna media sosial beranggapan hal itu sudah terlambat
karena 'kebencian telah terlanjur tersebar.
2. Pelaku rusuh di Penjaringan adalah 'kriminal murni'
Kepala biro penerangan masyarakat Polri, Agus Rianto, kepada BBC Indonesia
menegaskan bahwa kerusuhan dan penjarahan yang terjadi di Penjaringan, Jakarta Utara
"merupakan kriminal murni dan memanfaatkan situasi yang ada."
Sebanyak 15 orang ditangkap di lokasi, dan satu lainnya ditangkap berdasarkan hasil
pengembangan penyelidikan. Beberapa orang dinyatakan masih buron. Ada kemungkinan
aksi rusuh yang dilakukan warga di Penjaringan ini dilakukan karena provokasi pihak
tertentu, kata kepolisian.
Pernyataan ini sekaligus menepis kabar atau asumsi yang banyak beredar di media
sosial yang menyebut bahwa kerusuhan dilakukan oleh peserta aksi unjuk rasa 4 November.
Juga membantah kabar bohong yang menyatakan bahwa pelaku rusuh Penjaringan adalah
'sejumlah warga keturunan Tionghoa yang sengaja membuat ricuh untuk menjelekkan agama
Islam.'
3. Unjuk rasa berlangsung tertib tetapi disertai dengan ujaran kebencian dan
intimidasi pada wartawan
Namun, ada pula laporan-laporan yang menyebut bahwa terjadi intimidasi dan ujaran
kebencian dalam aksi. Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dalam pernyataan resminya
mengecam aksi sejumlah pengunjuk rasa yang mengintimidasi sejumlah wartawan yang
meliput aksi unjuk rasa. Wartawan Kompas TV misalnya tidak hanya diintimidasi, tetapi juga
dipukul dan dirampas hasil rekaman gambarnya. Jurnalis lain yang bertugas ditanya apa
agamanya.
"Tindakan para pengunjuk rasa tersebut jelas melanggar hukum dan mengancam
kebebasan pers," tulis AJI. Pihak kepolisian mengatakan sedang melakukan penyelidikan
terkait ujaran kebencian dalam demonstrasi tersebut baik yang disampaikan melalui
orasi atau pun dalam poster. Wartawan BBC Indonesia yang berada di lokasi menemukan
sejumlah kata-kata bernada kebencian seperti 'bunuh', 'gantung', dan 'ganyang'.
Solusi
1. Masyarakat diharapkan tidak mudah untuk terprovokasi sehingga tidak semata-mata
tersulut emosinya
2. Masyarakat diharapkan tidak memprovokasi orang lain
3. Melakukan cross check dan mencari informasi tentang berita-berita yang kita terima
4. Untuk masyarakat dan khususnya Buni Yani diharapkan menggunakan media social
dengan penuh tanggung jawab
5. Untuk semua pihak agar tidak memanfaatkan kesempatan untuk keuntungan pribadi
6. Saat melakukan demo, masyarakat diharapkan menjaga kebersihan dan keindahan
lingkungan.
Daftar Pustaka
www.bbc.com/indonesia/trensosial-37893134
http://bakhrul-25-rizky.blogspot.co.id/2012/03/analisis-pancasila-sila-ketiga.html