Anda di halaman 1dari 17

1

JURNAL ILMIAH
PELAKSANAAN PERJANJIAN KONSUMEN AIR BERSIH PADA
PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM)
(Studi di Kabupaten Dompu)

Oleh :

MUHAEMIN
D1A 011 235

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MATARAM
2015

Halaman Pengesahan Jurnal Ilmiah


PELAKSANAAN PERJANJIAN KONSUMEN AIR BERSIH PADA
PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM)
(Studi di Kabupaten Dompu)

Oleh :
MUHAEMIN
D1A 011 235

Menyetujui,

Mataram,
Pembimbing Utama,

Dr. Djumardin, S.H., M.Hum.


NIP. 196308091988031001

PELAKSANAAN PERJANJIAN KONSUMEN AIR BERSIH PADA


PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM)
(Studi di Kabupaten Dompu)
Muhaemin
D1A 011 235
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MATARAM
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prosedur terjadinyan perjanjian
konsumen air bersih, hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian serta bentuk
penyelesaian bila terjadi wanprestasi antara PDAM Kabupaten Dompu dengan
konsumen. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Normatif Empiris.
Pelaksanaan perjanjian konsumen air bersih pada Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) (Studi di Kabupaten Dompu), yaitu perjanjian tersebut dilaksanakan
dalam bentuk tertulis yang dituangkan dalam bentuk formulir, mengenai hak dan
kewajiban para pihak diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen. Cara penyelesaian peselisihan atau sengketa pada
PDAM Kabupaten Dompu dengan konsumen yaitu dengan cara musyawarah
untuk mencapai mufakat karena masih berlakunya hukum adat dan rasa sosial
dalam menyelesaikan masalah.
Kata Kunci : Perjanjian, Perlindungan Konsumen.
Abstract
THE IMPLEMENTATION OF THE AGREEMENT OF WATER
CONSUMERS IN CLEAN IN LOCAL DRINKING WATER COMPANY
(PDAM)
(The Study In District Dompu)
This study attempts to know the procedures to be consumer agreement
clean water, rights and obligations of the parties in agreement and design of the
completion of in the event of breach of contract between PDAM Dompu district
with consumers. This study using the kind of research Empirical Normative. The
implementation of the agreement of water consumers in clean in Local Drinking
Water Company (PDAM) (The Study In District Dompu), namely agreement
were held in written form which it is poured in the form of a form, on rights and
obligations of the parties regulated in the law Number 8 of 1999 concerning
consumer protection. Settlement procedures of dispute taps on Dompu district
with consumers namely by a deliberative manner to reach consensus because it is
still legal enactment customary social and taste in solve the problems.
Keywords : Agreement, Consumer Protection.

I.

PENDAHULUAN

Masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari baik


berupa barang maupun jasa selalu mengadakan suatu hubungan dengan
anggota masyarakat lainnya. Jika mereka sepakat mengenai suatu hal, maka
mereka dapat melakukan suatu perjanjian. Perjanjian yang akan diadakan itu
dapat berupa lisan maupun secara tulisan.
Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Dompu
sebagai pemegang kuasa usaha penyediaan air yang sehat dan memenuhi
syarat-syarat bagi masyarakat di daerah Kabupaten Dompu, dalam
pendistribusiannya kepada masyarakat terlebih dahulu harus ada suatu
persetujuan dalam bentuk perjanjian berlangganan, yakni perjanjian
berlanggana air minum
Sebagaimana diatur dalam Pasal l3l3 KUH Perdata yaitu: Suatu
perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih
mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. Begitu juga
dengan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Dompu,
sebagai organisasi perusahaan juga membuat perjanjian dalam melakukan
hubungan hukum dengan masyarakat sebagai konsumen. Perjanjian tersebut
dituangkan dalam bentuk formulir perjanjian berlangganan air minum antara
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Dompu dengan
konsumen. Perjanjian berlangganan air minum tersebut telah ditetapkan
secara sepihak oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten
Dompu dengan individu masyarakat mengenai isi perjanjian, yang mana

ii

konsumen kurang memahami pelaksanaan serta syarat-syarat dan isi


perjanjian yang telah ditentukan sebelumnya oleh Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Kabupaten Dompu tersebut.
Dalam perjanjian antara Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Kabupaten Dompu dengan Pelanggan tidak menutup kemungkinan adanya
kelalaian antara kedua belah pihak sehingga ada suatu hak dan kewajiban
dari para pihak yang tidak dilaksanakan atau dapat disebut sebagai
wanprestasi.
Bertolak dari apa yang telah diuraikan sebelumnya dalam latar
belakang di atas, maka di bawah ini akan dirumuskan beberapa
permasalahan yaitu : 1) Bagaimana prosedur terjadinya perjanjian
konsumen air bersih pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Kabupaten Dompu; 2) Apa yang menjadi hak dan kewajiban para pihak
dalam perjanjian kosumen air bersih pada Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Kabupaten Dompu; 3) Bagaimanakah penyelesaian bila terjadi
wanprestasi dalam perjanjian antara Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Kabupaten Dompu dengan konsumen.
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : 1) Untuk
mengetahui prosedur terjadinya perjanjian konsumen air bersih pada PDAM
Kabupaten Dompu; 2) Untuk mengetahui hak dan kewajiban para pihak
dalam perjanjian konsumen air bersih pada PDAM Kabupaten Dompu; 3)
Untuk mengetahui bentuk penyelesaian bila terjadi wanprestasi antara para
pihak dalam hal ini PDAM Kabupaten Dompu dengan konsumen.

iii

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah : 1)


Memberikan konstribusi terhadap pengembangan ilmu hukum bagi civitas
akademika khususnya mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Mataram; 2)
Dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam pemecahan permasalahan
dibidang ilmu hukum khususnya hukum perjanjian, dan bagi masyarakat
umumnya dapat mengetahui serta memahami pelaksanaan perjanjian
konsumen air bersih pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan
mengetahui hak dan kewajiban para pihak serta cara penyelesaian jika
terjadi wanprestasi antara para pihak tersebut.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian normatif empiris
yang bersumber dari bahan kepustakaan dan data lapangan, dan metode
pendekatan yang digunakan adalah pendekatan Undang-Undang (Statute
Approach), Pendekatan Konseptual (Conseptual Approach).

iv

II.

A.

PEMBAHASAN

Prosedur Terjadinya Perjanjian Konsumen Air Bersih Pada


Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupeten Dompu.
1.

Prosedur Terjadinya Perjanjian Konsumen Air Bersih.

Definisi perjanjian telah diatur dalam Kitab UndangUndang Hukum Perdata Pasal 1313, yaitu perjanjian adalah
suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan
dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. Menurut Sri Soedewi
Masjchoen Sofwan, berpendapat bahwa perjanjian merupakan
perbuatan hukum di mana seseorang atau lebih mengikatkan
dirinya terhadap seorang lain atau lebih.1
Dalam KUH Perdata Buku III dijelaskan beberapa jenis
kontrak nominat yang salah satunya adalah perjanjian jual beli,
perjanjian jual beli diatur dalam Pasal 1457 KUH Perdata yang
menjelaskan bahwa : Perjanjian jual beli merupakan suatu
perjanjian dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya
untuk menyerahkan suatu kebendaan dan pihak yang lain untuk
membayar harga yang telah dijanjikan. Menurut Wirjono
Prodjodikoro mengatakan bahwa : Jual beli adalah suatu
persetujuan dimana suatu pihak mengikat diri untuk berwajib
menyerahkan suatu barang, dan pihak lain berwajib membayar
1

Sri Sofwan Masjchoen, Hukum Jaminan di Indonesia Pokok-Pokok Hukum Jaminan dan
Jaminan Perorangan, (Yogyakarta: Liberty Offset, 2003), hlm. 1

harga, yang dimufakati mereka berdua.2 Pada perjanjian


konsumen air bersih di Perusahaan Daerah Air Minum PDAM
Kabupaten Dompu merupakan perjanjian jual beli karena pihak
penjual atau Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten
Dompu menyerahkan suatu barang yaitu berupa air kepada
konsumen dan mengikatkan dirinya untuk membayar tagihan
yang dilakukan oleh pihak PDAM Kabupaten Dompu.
Selanjutnya dalam berbagai literatur bentuk perjanjian
dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu tertulis dan lisan.
Berdasarkan hasil penelitian, perjanjian antara konsumen
dengan PDAM Kabupaten Dompu dalam melakukan hubungan
hukumnya para pihak menuangkan dalam bentuk tertulis,
sebagaimana yang tertera dalam formulir peromohonan menjadi
langganan air bersih. Bentuk kontrak berlangganan air bersih
tersebut adalah perjanjian standar yaitu perjanjian yang telah
ditentukan dan telah dituangkan dalam bentuk formulir.
Dalam Pasal 18 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen telah ditentukan berbagai
larangan dalam membuat atau mencantumkan klausul baku
setiap dokumen dan/atau perjanjian, pelaku usaha juga dialarang
mencantumkan klausul baku yang letak atau bentuknya sulit

Wirjono Projodikoro, Asas-Asas Perjanjian, (Bandung: Sumur, 1993), hlm. 7

vi

terlihat atau tidak dapat dibaca secara jelas atau yang


pengungkapannya sulit dimengerti.
Selanjutnya dalam Pasal 1458 KUH Perdata dijelaskan
mengenai momentum terjadinya perjanjian atau kontrak yaitu:
Jual beli itu dianggap telah terjadi antara kedua belah pihak,
seketika setelahnya orang-orang ini mencapai sepakat tentang
kebendaan tersebut dan harganya, meskipun kebendaan itu
belum diserahkan, maupun harganya belum dibayar. Walaupun
telah terjadinya persesuaian antara kehendak dan pernyataan,
namun belum tentu barang itu menjadi milik pembeli, karena
harus diikuti proses penyerahan (levering) benda. Di dalam
berbagai literatur ada empat teori yang membehas terjadinya
kontrak yaitu : a) Teori pernyataan; b) Teori pengiriman; c)
Teori pengetahuan dan d) Teori penerimaan.3
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, konsumen
yang akan memanfaatkan fasilitas air bersih dari PDAM
Kabupaten Dompu terlebih dahulu harus memenuhi formalitas
yang telah ditentukan oleh PDAM Kabupaten Dompu yaitu : a)
Mengisi formulir pendaftaran dengan melampirkan fotocopy
KTP/KK 1 lembar, dan membuat gambar lokasi rumah/instansi;
b) Membayar biaya formulir pendaftaran; c) Menandatangani
surat perjanjian pelanggan dengan pihak PDAM Kabupaten
3

Salim H.S, Hukum Kotrak Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak, (Jakarta: Sinar
Grafika, 2011), hlm. 165

vii

Dompu; d) Membayar biaya sambungan baru secara tunai atau


cicilan dan menyediakan materai sebanyak 2 lembar. Dengan di
tandatanganinya surat perjanjian maka dengan sendirinya para
pihak harus tunduk pada setiap ketentuan-ketentuan dalam
perjanjian tersebut.

B.

Hak dan Kewajiban Para Pihak Dalam Perjanjian Konsumen Air


Bersih Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten
Dompu.
1.

Hak dan Kewajiban Konsumen.


Berdasarkan

hasil

mewawancara

dengan

Bapak

Muhaemin, SH selaku Kepala Bagian Administrasi dan


Keuangan pada tangga 26 November 2014 menyatakan bahwa
yang menjadi hak dan kewajiban bagi Pelanggan sebagai
Konsumen dari PDAM Kabupaten Dompu adalah sebagai
berikut4, haknya adalah a) Pelanggan atau konsumen berhak atas
keamanan dan keselamatan dalam mengkonsumsi air bersih
yang diperoleh konsumen dari PDAM Kabupaten Dompu; b)
Pelanggan berhak mengajukan keberatan yang disampaikan ke
kantor PDAM setempat, bila jumlah pemakaian air di Kartu
Meter Langganan tidak sesuai dengan angka yang tertera dalam
meter air. Selanjutnya yang menjadi kewajibannya adalah a)

Hasil Wawancara dengan Bapak Muhaemin: Kepala Bagian Administrasi dan Keuangan
PDAM Kabupaten Dompu pada tanggal 26 November 2014

viii

Membayar jasa atau biaya pemakaina air setiap bulan dan


tunggakan apabila terjadi tunggakan oleh konsumen atau
pelanggan yang dimulai tanggal 1 sampai 20 setiap bulannya ;
b) Pada saat pembacaan meter air, apabila pagar rumah terkunci
atau rumah kosong, diberitahukan dengan cara menulis angka
meter dan tanggalnya serta diletakkan pada tempat yang mudah
diketahui; c) Apabila terjadi kebocoran atau kerusakan instalasi,
segera dilaporkan kepada petugas setempat; d) Setelah
terpasangnya Sambungan Rumah, pelanggan berkewajiban
dalam hal pengamanan meter air, pipa dinas dan pipa persil.

2.

Hak dan Kewajiban Perusahaan Daereah Air Minum


(PDAM) Kabupaten Dompu.
Dari hasil penelitian dan wawancara yang dilakukan
terhadap Bapak Muhaemin, SH, selaku Kepala Bagian
Administrasi dan Keuangan pada tanggal 28 November 2014
menyatakan bahwa yang menjadi hak dan kewajiban dari
Perusahaan Daearah Air Minum (PDAM) Kabupaten Dompu
adalah sebagai berikut :5 Hak PDAM Kabupaten Dompu adalah
: a) Menagih dan menerima hasil penjualan air dari pelanggan;
b) Menetapkan dan mengenakan denda terhadap keterlambatan
pembayaran tagihan; c) Menolak dan atau menerima permintaan

Hasil Wawancara dengan Bapak Muhaemin: Kepala Bagian Administrasi dan Keuangan
PDAM Kabupaten Dompu pada tanggal 28 November 2014

ix

calon pelanggan dengan memperhatikan kapasitas produksi dan


alasan-alasan teknis lainnya; d) Menjatuhi sanksi terhadap
pelanggan sesuai ketentuan. Selanjutnya Kewajiban PDAM
Kabupaten Dompu adalah : a) Mengoperasikan sarana
pelayanan air minum secara optimal; b) Memberikan pelayanan
air minum kepada pelanggan dengan memperhatikan kualitas,
kuantitas dan kontinuitas kecuali dalam keadaan memaksa; c)
Memberitahukan kepada pelanggan tentang adanya gangguan
dan hambatan pelayanan; d) Melayani dan menindak lanjuti
keluhan pelanggan.

C.

Cara Penyelesaian Bila Terjadi Wanprestasi Dalam Perjanjian


Antara Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten
Dompu Dengan Konsumen.

Wanprestasi adalah dapat berupa : 1) Sama sekali tidak


memenuhi prestasi; 2) Prestasi yang dilakukan tidak sempurna; 3)
Terlambat memenuhi prestasi; 4) Melakukan apa yang dalam
perjanjian dilarang untuk dilakukan.6 Dari hasil wawancara dengan
Bapak Muhaemin, SH, pada tanggal 04 Desember 2014 selaku Kepala
Bagian Administrasi dan Keuangan Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM)

Kabupaten

Dompu

menyatakan

bahwa

jenis-jenis

wanprestasi baik yang dilakukan oleh pihak Perusahaan Daerah Air


6

hlm. 74

Ahmadi Miru, Hukum kontak dan perancangan kontrak, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010),

Minum (PDAM) Kabupaten Dompu maupun yang dilakukan oleh


konsumen, Pihak perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten
Dompu antara lain : 1) Kontinuitas atau kurang lancaranya air yang
disalurkan ke konsumen; 2) Kualitas air; 3) Kuantitas atau jumlah air
yang belum merata pada musim kemarau. Sedangkan pihak konsumen
yaitu : 1) Tidak membayar rekening atau tunggakan dari pemakaian
air bersih; 2) Rusaknya fasilitas air minum yang terpasang di rumah
pelanggan atau konsumen.7
Jika

pihak

yang

dirugikan

akibat

wanprestasi,

pihak

wanprestasi harus menanggung akibat dari tuntutan pihak lawan yang


dapat berupa tuntutan : 1) Pembatalan kontrak (disertai atau tidak
disertai ganti rugi); 2) Pemenuhan kontrak (disertai atau tidak disertai
ganti rugi).8 Sewajarnya apabila terjadi perselisihan dalam perjanjian
maka para pihak harus segera menyelesaikan agar perjanjian tersebut
dapat tetap berlangsung atau tidak terjadi masalah serta tidak
menimbulkan kerugian diantara para pihak. Pola penyelesaian
sengketa dapa dibagi menjadi dua macam, yaitu melalui Pengadilan
dan

Alternatif

Penyelesaian

Sengketa.

Berdasarkan

Undang-

Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternative


Pilihan Penyelesaian Sengketa, disebutkan dalam Pasal 1 ayat (10)
cara penyelesaian sengketa melalui Alternatif Penyelesaian Sengketa

Hasil Wawancara dengan Bapak Muhaemin: Kepala Bagian Administrasi dan Keuangan
PDAM Kabupaten Dompu pada tanggal 04 Desember 2014
8
Ibid., hlm. 75

xi

dibagi menjadi lima cara yaitu : 1) Konsultasi; 2) Negosiasi; 3)


Mediasi; 4) Konsiliasi; 5) Penilaian ahli.
Dari hail penelitian yang dilakukan bahwa cara penyelesaian
peselisihan atau sengketa pada Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Kabupaten Dompu dengan pihak konsumen apabila para
pihak melakukan wanprestasi maka dilakukan dengan negosiasi yaitu
pendekatan dengan mengarahkan permasalahan yang sama-sama
menguntungkan atau musyawarah untuk mencapi mufakat.
Apabila wanpresatsi yang dilakukan oleh PDAM Kabupaten
Dompu maka konsumen datang ke PDAM untuk mengadukan keluhan
terkait permaslahan-permasalahan yang terjadi di Bagian Hubungan
Langganan dengan cara musyawarah dan pihak PDAM menerima
hasil pengaduan oleh konsumen dan melakukan suatu tindakan untuk
memperbaiki yang menjadi permasalahan. Selanjutnya wanprestasi
yang dilakukan oleh pihak konsumen maka dari pihak Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Dompu mendatangi pihak
konsumen dengan melakukan pendekatan secara kekeluargaan untuk
menyelesaikan perselisihan apabila hal tersebut tidak bisa dilakukan
maka pihak PDAM akan mengeluarkan surat pemberitahuan kepada
konsumen untuk segera memenuhi yang menjadi kewajibannya serta
melakukan penyegelan sementara terhadap instalasi air.

xii

III. PENUTUP

A.

Kesimpulan
Prosedur terjadinya perjanjian konsumen air bersih pada
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Dompu yaitu
konsumen datang ke PDAM dengan mengisi formulir pendaftaran dan
melampirkan fotocopy KTP/KK 1 lembar, dan membuat gambar
lokasi

rumah/instansi,

membayar

biaya

formulir

pendaftaran,

menandatangani surat perjanjian pelanggan dengan pihak PDAM


Kabupaten Dompu dan membayar biaya sambungan baru secara tunai
atau cicilan dan menyediakan materai sebanyak 2 lembar.
Hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian konsumen air
bersih pada PDAM Kabupaten Dompu yaitu : 1) Hak dan kewajiban
konsumen yaitu berhak atas keamanan dan keselamatan dalam
mengkonsumsi

air

dan

berhak

mengajukan

keberatan

yang

disampaikan ke kantor PDAM, kewajibannya adalah membayar biaya


pemakaina air setiap bulan dan tunggakan apabila terjadi tunggakan,
dan memberitahukan angka meter apabila pagar rumah terkunci atau
rumah kosong serta konsumen berkewajiban dalam hal pengamanan
meter air, pipa dinas dan pipa persil; 2) Hak dan kewajiban PDAM
Kabupaten Dompu adalah menagih hasil penjualan air dari konsumen,
mengenakan denda terhadap keterlambatan pembayaran, menolak atau
menerima permintaan calon konsumen dengan memperhatikan
kapasitas produksi dan alasan-alasan teknis lainnya, kewajibannya

xiii

adalah mengoperasikan sarana pelayanan air minum secara optimal,


memberitahukan kepada konsumen tentang adanya gangguan dan
hambatan pelayanan, serta melayani dan menindak lanjuti keluhan
konsumen.
Penyelesaian bila terjadi wanprestasi dalam perjanjian antara
PDAM Kabupaten Dompu dengan konsumen adalah secara damai
atau musyawarah, dengan kata lain tidak terjadi gugat menggugat di
Pengadilan, adanya penyelesaian seperti ini disebabkan karena masih
berlakunya hukum adat dan rasa sosial atau kekeluargaan yang ada
baik dari PDAM Kabupaten Dompu maupun dari konsumen tersebut.

B.

Saran
Diharapkan kepada pihak PDAM Kabupaten Dompu agar
lebih cepat dalam mengurus proses berlangganan air bersih terutama
dalam melakukan survei kelayakan bagi konsumen dan menambah
jumlah karyawan terutama dibagian teknik.
Disarankan kepada pihak PDAM Kabupaten Dompu agar
mencantumkan lebih jelas mengenai hak dan kewajiban serta cara
penyelesaian bila terjadi perselisihan atau sengketa diantara kedua
belah pihak dalam formulir langganan air bersih.
Diharapkan kepada pihak PDAM Kabupaten Dompu agar
lebih cepat merespon terhadap pengaduan oleh konsumen terkait
dengan penyelesaian wanprestasi yang dilakukan oleh pihak PDAM.

xiv

DAFTAR PUSTAKA

A.

Buku, Makalah, dan Artikel

H.S., Salim. Hukum Kontrak Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak. Sinar
Grafika, Jakarta, 2011.
Masjchoen, Sri Sofwan. Hukum Jaminan di Indonesia, Pokok-Pokok hukum
Jaminan dan Jaminan Perorangan. Liberty Offset, Yogyakarta,
2003.
Miru, Ahmadi. Hukum Kontrak Perancangan Kontrak. PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2010.
Projodikoro, Wirjono. Asas-Asas Perjanjian. Sumur, Bandung, 1993.

B.

Peraturan Perundang-undangan

Indonesia, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.


Indonesia, Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen. LN No. 42 Tahun 1999 TLN No. 3821.
Indonesia, Undang-Undang No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan
Alternatif Penyelesaian Sengketa. LN No. 138 Tahun 1999 TLN No.
3872.

Anda mungkin juga menyukai