Anda di halaman 1dari 4

PERMASALAHAN DAN SASARAN

1. PENDAHULUAN

Berdasarkan Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang "Pemerintahan Daerah"


dan Undang-undang No.18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi" dalam waktu
desentralisai saat ini pelaksanaan kebijakan publik berfokus pada operasi di setiap
daerah (propinsi / kabupaten ) yang memungkinkan mereka untuk mengatur sendiri
prioritas kebutuhan infrastruktur dan jasa konstruksi. Oleh karena itu Daerah /
Pemerintah Provinsi sangat diharapkan dalam waktu dekat untuk memiliki kapasitas
lebih kuat dalam bidang teknik.

Dalam rangka memantapkan kestabilan sarana perhubungan lalu-lintas angkutan


darat yang sangat penting artinya bagi pembangunan nasional, sebagai perwujudan
nyata terhadap pelayanan jasa distribusi yang meliputi jasa angkutan dan jasa
perdagangan yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain, oleh karena itu sistem
jaringan jalan dan jembatan yang merupakan hal yang utama untuk dijaga
kemampuan daya layannya.

Jembatan yang merupakan bagian dari jalan sangat diperlukan dalam sistem
jaringan transportasi darat yang akan menunjang pembangunan nasional di masa
yang akan datang. Oleh sebab itu perencanaan, pembangunan dan rehablillasi serta
fabrikasi perlu diperhatikan seefektif dan seefisien mungkin, sehingga pembangunan
jembatan dapat mencapai sasaran umur jembatan yang direncanakan.

Para pemerhati Jembatan Indonesia yang terdiri dari Kalangan Pemerintahan,


Akademis, Perencana, Pengawas, Pelaksana, Fabrikasi dan Supplier turut terlibat
dan bertanggung jawab atas pembangunan jembatan yang efektif dan efisien.
Sehingga sistem jaringan jalan dan jembatan yang mantap sesuai dengan tuntutan
zaman dan perkembangan teknologi dapat dicapai

2. PERKEMBANGAN TEKNOLOGI JALAN

Indonesia merupakan salah satu negara tropis yang terdiri dari pulau-pulau besar
dan kecil yang berjumlah sekitar 17.000 pulau. Dengan memperhatikan kondisi alam
Indonesia yang berupa pulau-pulau dengan bukit-bukit, pegunungan dan sungai-
sungai besarnya serta kondisi tanah lunak (rawa-rawa & gambut) yang tersebar
diseluruh kepulauan Indonesia, sehingga untuk memantapakan sistem jaringan jalan
masih banyak diperlukan pembangunan & rehabilitasi jembatan sesuai dengan
perkembangan teknologi.

Pembangunan jembatan di Indonesia pada dekade 70 dan 80an lebih didominasi


dengan teknologi bangunan atas standar seperti tipe rangka baja, gelagar komposit
dan balok beton pratekan segmental. Spesikasi pembebanan jembatan yang
digunakan pun masih menerapkan perbedaan kelas beban.

Kebijaksanan dibidang jembatan tersebut pada saat itu merupakan pilihan yang tepat
mengingat kebutuhan akan pembangunan jembatan yang komprehensip sangat
mendesak agar dapat menghubungkan bagian-bagian daerah di Indonesia yang
belum terjangkau dengan prasarana jalan.

Kebijaksanaan ini juga didukung dengan kenyataan bahwa dari 88 ribu jembatan
yang ada di Indonesia hampir sebagian besar melintasi sungai kecil. Untuk ruas jalan
nasional dan provinsi saja memiliki sekitar 32 ribu jembatan dengan panjang total
sekitar 54 ribu meter. Jumlah jembatan yang melintasi sungai-sungai dengan lebar
lebih dari 100 meter kurang dari 2%. Ini menunjukkan bahwa kebijaksanaan
penggunaan bangunan atas dengan tipe dan panjang standar harus lebih
diprioritaskan untuk mempercepat program penanganan jaringan jalan secara
nasional.

Namun demikian, perkembangan teknologi pembangunan jembatan di Indonesia


bukan berarti tidak mengalami peningkatan. Dari tahun ke tahun teknologi jembatan
di Indonesia sebenarnya mengalami peningkatan yang cukup pesat sejalan dengan
kebutuhan prasarana transportasi darat dan air yang kian berkembang.

Hal ini dapat dilihat dengan adanya peningkatan kelas beban rencana jembatan
mulai pada dekade 80an ini kelas beban rencana jembatan hanya dikenal satu kelas
yaitu BM 100% untuk jembatan permanen dan BM 70% untuk jembatan semi-
permanen. Mendekati akhir dekade 90an, mulai diterapkan BM 125% pada ruas-ruas
jalan tertentu.
I
Kebutuhan jalur navigasi yang melalui kolong jembatan pada beberapa sungai besar
menuntut adanya opening span yang cukup besar, telah juga mendorong akan
pemahaman teknologi perencanaan bangunan atas alternatif dan pemahaman akan
tingkat resiko tertabraknya struktur jembatan oleh kapal yang lewat kolong jembatan
yang lebih baik sangat diperlukan.

Pemahaman akan teknologi pembangunan jembatan ini dapat ditujukkan dengan


keberhasilan membangun jembatan khusus / strategis sebagai berikut :
Bentangan utama lebih dari 100 meteran yaitu :
o Tipe Jembatan Rangka Baja adalah jembatan Kerasak (122,5m) dan
Jembatan' Danau Bingkuang di Riau (120m).
o Tipe Jembatan Prestressing Cantilever Box adalah Jembatan Rajamandala di
Jabar (132m), Jembatan Serayu Kesugihan di Jateng (128m), Jembatan
Rantau Berangin di Riau (121m).
o Tipe Jembatan Balance Cantilever Concrete Box Girder adalah Jembatan
Tonton-Nipah (160m) dan Jembatan Setoko-Rempang (145m) di Batam.
o Tipe Jembatan Pelengkung Baja adalah Jembatan Kahayan di Kalteng
(150m) .

Bentangan utama lebih dari 200 meteran yaitu :


o Tipe Jembatan Gantung adalah Jembatan Memberamo di Irian Jaya (235m)
dan Jembatan Barito di Kalsel (240m), Jembatan Mahakam 2 di Kaltim
(270m).
o Tipe Jembatan Cable Stayed adalah Jembatan Batam-Tonton di Batam
(350m).
o Tipe Jembatan Pelengkung Beton adalah Jembatan Rempang-Galang di
Batam (245m).
o Tipe Jembatan Cable Stayed terbaru adalah Jembatan Suramadu di Jawa
Timur (total panjang 5.438m dg main bridge 192+434+192 m).

Keberhasilan pembangunan jembatan khusus/strategis ini merupakan prestasi yang


tidak kecil artinya bagi bangsa Indonesia.

Tantangan ke depan yang akan dihadapi dalam bidang jembatan di Indonesia adalah
pembangunan jembatan-jembatan besar yang menyeberangi sungai-sungai lebar
dan yang dapat menghubungkan pulau-pulau di nusantara ini sudah sangat
dibutuhkan. Hal ini dapat dilihat dari rencana jaringan Asia (Trans Asian
Highway) dan Tri Nusa Bima Sakti yang akan menghubungkan Pulau Sumatera-
Jawa-Bali menyeberangi Selat Sunda dan Selat Bali, memerlukan pembangunan
jembatan sangat panjang dengan bentang utama diperkirakan 1000-3000m.
Penguasaan teknologi jembatan baik dari aspek peralatan, material maupun
analisanya mutlak dibutuhkan. Pembangunan jembatan di daerah perkotaan dengan
kondisi lahan yang terbatas dan volume lalu-lintas yang tetap operasional menuntut
diperlukannya peralatan dan metode konstruksi serta material yang baik disamping
teknologinya. Penggunaan dan penguasaan teknologi meterial yang kuat dan ringan
juga sangat diperlukan untuk pembangunan jembatan berbentang panjang.
Penguasaan teknologi jembatan ini sudah sewajarnya dikuasai oleh bangsa
Indonesia, sehingga peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang teknik
jembatan harus tetap dilakukan.

3. PERSOALAN TEKNIS JEMBATAN

Memperhatikan kondisi jembatan saat ini sangat memprihatinkan terutama dimasa


krisis ekonomi yang dialami Indonesia tak kunjung berakhir. Persoalan-persoalan
teknis Jembatan secara umum dapat dijumpai sebagai berikut :
Informasi tetang kondisi jembatan di Indonesia yang kurang terbuka buat
Pemerhati Jembatan Indonesia, sehingga informasi tentang perkembangan
teknologi jembatan tak sampai ke pemakai.
Kemampuan Perencanaan teknis jembatan di daerah kurang mengikuti
kemajuan teknologi perencanaan baik untuk jembatan standar apalagi jembatan
khusus.
Kegagalan bangunan jembatan, mulai dari penurunan & kerusakan oprit,
pergeseran & keruntuhan abutmen dan pilar, retak dan runtuhnya lantai
jembatan, rusaknya bangunan pelengkap jembatan, sampai dengan keruntuhan
waktu, gerusan air, gempa, longsoran, karat, dll, maupun disebabkan oleh
manusia seperti : beban berlebih, tabrakan, dll.
Pelaksanaan yang belum menguasai metocle konstruksi sesuai dengan
perkembangan teknologi peralatan dan material.
Perbaikan/rehabilitasi terhadap kerusakan pada jembatan kurang mengikuti
perkembangan teknologi material yang tepat untuk perbaikan.
Penguasaan teknologi perencanaan, metode pelaksanaan, peralatan, material/
bahan yang terbatas unluk pembangunan jembatan panjang, yang makin banyak
dibutuhkan saat ini.
4. PENTINGNYA PEMBENTUKAN WADAH PARA PEMERHATI JEMBATAN
INDONESIA

Memperhatikan kondisi saat ini dan tantangan pembangunan dan rehabilitasi


jembatan dimasa yang akan, maka perlu kiranya pembentukan wadah seperti
misalnya Lembaga untuk mengkaji Jembatan di Indonesia.

Maksud dan tujuan pembentukan WADAH para pemerhati Jembatan Indonesia:


Mewadahi keahlian dan kegiatan teknik professional di bidang teknik jembatan
yang akan mengkaji perkembangan teknologi dan keilmuan di bidang teknik
jembatan di Indonesia dengan melibatkan Masyarakat Jembatan Indonesia.
Memberi layanan informasi tentang jembatan dan perkembangan teknologinya di
Indonesia serta mempermudah interaksi antar masyarakat Jembatan Indonesia
melalui Web Site Jembatan Indonesia.
Memberi bantuan teknis untuk meningkalkan kemampuan pengembangan teknik
jembatan, di bidang perencanaan, pelaksanaan, pengawasan serta rehabilitasi
jembatan
Upaya peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang teknik jembatan
melalui ahli teknologi dan pengetahuan khusus untuk pembangunan jembatan
dalam menghadapi tantangan pembangunan jembatan panjang dengan teknologi
tinggi saat ini.

5. SASARAN WEBSITE JEMBATAN INDONESIA


( www.JembatanIndonesia.com )

Sasaran website ini adalah:

1. Memberikan layanan informasi tentang perkembangan teknologi dan keilmuan


terbaru bagi seluruh pemerhati Jembatan Indonesia khususnya dan bagi masyarakat
umum pada umumnya.

2. Memberikan informasi tentang peraturan perundangan dan upaya pencapaian mutu


terkait dengan kegiatan Jembatan Indonesia.

3. Memudahkan interaksi antara anggota pemerhati Jembatan Indonesia baik yang di


daerah dan di pusat untuk berbagi informasi dalam menghadapi permasalahan
jembatan di daerah masing-masing.

4. Memberikan fasilitas diskusi dalam Forum Diskusi On-line bagi para anggota
pemerhati atau bila disetijui wadah ini disebut Masyarakat Jembatan Indonesia
(MJI) sekaligus sebagai forum tanya jawab dengan para pakar jembatan.("BUKU
TAMU")

5. Memberikan fasilitas bagi Fabrikan dan Supplier untuk memperkenalkan


perkembangan teknologi pembangunan dan bahan perbaikan terbaru di bidang
jembatan.

Anda mungkin juga menyukai