1. PENDAHULUAN
Jembatan yang merupakan bagian dari jalan sangat diperlukan dalam sistem
jaringan transportasi darat yang akan menunjang pembangunan nasional di masa
yang akan datang. Oleh sebab itu perencanaan, pembangunan dan rehablillasi serta
fabrikasi perlu diperhatikan seefektif dan seefisien mungkin, sehingga pembangunan
jembatan dapat mencapai sasaran umur jembatan yang direncanakan.
Indonesia merupakan salah satu negara tropis yang terdiri dari pulau-pulau besar
dan kecil yang berjumlah sekitar 17.000 pulau. Dengan memperhatikan kondisi alam
Indonesia yang berupa pulau-pulau dengan bukit-bukit, pegunungan dan sungai-
sungai besarnya serta kondisi tanah lunak (rawa-rawa & gambut) yang tersebar
diseluruh kepulauan Indonesia, sehingga untuk memantapakan sistem jaringan jalan
masih banyak diperlukan pembangunan & rehabilitasi jembatan sesuai dengan
perkembangan teknologi.
Kebijaksanan dibidang jembatan tersebut pada saat itu merupakan pilihan yang tepat
mengingat kebutuhan akan pembangunan jembatan yang komprehensip sangat
mendesak agar dapat menghubungkan bagian-bagian daerah di Indonesia yang
belum terjangkau dengan prasarana jalan.
Kebijaksanaan ini juga didukung dengan kenyataan bahwa dari 88 ribu jembatan
yang ada di Indonesia hampir sebagian besar melintasi sungai kecil. Untuk ruas jalan
nasional dan provinsi saja memiliki sekitar 32 ribu jembatan dengan panjang total
sekitar 54 ribu meter. Jumlah jembatan yang melintasi sungai-sungai dengan lebar
lebih dari 100 meter kurang dari 2%. Ini menunjukkan bahwa kebijaksanaan
penggunaan bangunan atas dengan tipe dan panjang standar harus lebih
diprioritaskan untuk mempercepat program penanganan jaringan jalan secara
nasional.
Hal ini dapat dilihat dengan adanya peningkatan kelas beban rencana jembatan
mulai pada dekade 80an ini kelas beban rencana jembatan hanya dikenal satu kelas
yaitu BM 100% untuk jembatan permanen dan BM 70% untuk jembatan semi-
permanen. Mendekati akhir dekade 90an, mulai diterapkan BM 125% pada ruas-ruas
jalan tertentu.
I
Kebutuhan jalur navigasi yang melalui kolong jembatan pada beberapa sungai besar
menuntut adanya opening span yang cukup besar, telah juga mendorong akan
pemahaman teknologi perencanaan bangunan atas alternatif dan pemahaman akan
tingkat resiko tertabraknya struktur jembatan oleh kapal yang lewat kolong jembatan
yang lebih baik sangat diperlukan.
Tantangan ke depan yang akan dihadapi dalam bidang jembatan di Indonesia adalah
pembangunan jembatan-jembatan besar yang menyeberangi sungai-sungai lebar
dan yang dapat menghubungkan pulau-pulau di nusantara ini sudah sangat
dibutuhkan. Hal ini dapat dilihat dari rencana jaringan Asia (Trans Asian
Highway) dan Tri Nusa Bima Sakti yang akan menghubungkan Pulau Sumatera-
Jawa-Bali menyeberangi Selat Sunda dan Selat Bali, memerlukan pembangunan
jembatan sangat panjang dengan bentang utama diperkirakan 1000-3000m.
Penguasaan teknologi jembatan baik dari aspek peralatan, material maupun
analisanya mutlak dibutuhkan. Pembangunan jembatan di daerah perkotaan dengan
kondisi lahan yang terbatas dan volume lalu-lintas yang tetap operasional menuntut
diperlukannya peralatan dan metode konstruksi serta material yang baik disamping
teknologinya. Penggunaan dan penguasaan teknologi meterial yang kuat dan ringan
juga sangat diperlukan untuk pembangunan jembatan berbentang panjang.
Penguasaan teknologi jembatan ini sudah sewajarnya dikuasai oleh bangsa
Indonesia, sehingga peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang teknik
jembatan harus tetap dilakukan.
4. Memberikan fasilitas diskusi dalam Forum Diskusi On-line bagi para anggota
pemerhati atau bila disetijui wadah ini disebut Masyarakat Jembatan Indonesia
(MJI) sekaligus sebagai forum tanya jawab dengan para pakar jembatan.("BUKU
TAMU")