Laporan Akhir: Program Insentif
Laporan Akhir: Program Insentif
Laporan Akhir
Program Insentif
Rekayasa Teknologi
Email: tprijambodo@yahoo.com
November 2010
trA~
BP
Laporan Akhir
Dokumen
Judu/ Penelitian
Fokus Bidang Penelitian
Lokasi Penelitian
Nama Lembaga/lnstitusi
BPPT
, Unit Organisasi
, Alamat
Telepon/Faksimile/e-mail
tprijambodo@yahoo .com
B. LEMBAGA LAIN YANG TERLIBAT
Nama Koordinator
l ~~.ma ~~mbaga/lnstftusi_ __
; Unit Organisasi
PT. Agronesia
-
Alamat
Pms-inkaba@plaza.com
'-~7
'2j:::::>
=>
--~
Ar--
Dokumen
Laporan Akhir
fC?
BPDP
DAFTAR lSI
LEMBAR PENGESAHAN .. ..... ... .......... ..... ... .. .......... .. .... ...... .. ......... .. .. .... ............. .... ...... .... ... ......... 2
DAFTAR lSI .... .............. .. ............. .... .. ... ................... ...... ........ .. .............. ..... .. .. .......... .. ........ ........ 3
BAB I PENDAHULUAN .............. ...... .......... .. ......... .. .......... .. .. ..... ....... .... ..... ... ..... .... ...................... 5
1.1. Latar Belakang ........................ ....... ................... ............ .. .. ........ ... ... ..... ........ ....................... 6
1.2. Sasaran ..................... ...... .. ................. ..... .................................................. ........... .. ...... ....... 8
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................... .. ... .... ..... ... ............ .......... ........... ........ ... 9
2.3. Peranan Model Hidraulik ............... .............................. .. ............... .... ....... ... .... ........ ........ . 15
3.1. Tujuan ... .. ....................... ........ ........ ...... ........... .. ........... ............. ...... .. ... ........ ..... ....... ... ..... 23
3.2. Manfaat... ........... ............ ... .................................... ..................... .................... .... .. ............ 23
4.3. Pemodelan Fisik Unjuk Kerja Floating Breakwater ... .... .. .................. ....... ........................ 33
5.2. Pembahasan .................... .. ..... .. ... ........... ............... ............................... ... ........... ........... .. . 45
6.1. Kesimpulan ....... ........ .............................................. .. ............... .. .. .. .... .......... ... ........ ..... .. .. . 46
6.2. Saran ............ ............... ... .... ... ....... .. .. ..... ... .. .... .... .... ............ .... .. ......... .. ...... .. .. ...... ............. 46
DAFTAR PUSTAKA ....... .. ... ...... ... .. ..... ......... ....... ................... ..... .......... .. ...... .... .. .. ... .. .... ...... .. .... . 47
Dokumen
Laporan Akhir
('{i~
BPDP
RINGKASAN
4~
Dokumen
Loporon Akhir
BPDP
BAB I PENDAHUlUAN
Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki pulau sejumlah 18.110, terumbu
2
karang (coral reef) seluas 20.000km dengan panjang garis pantai yang mencapai
108.000kml. Laut dan wilayah pesisir pantai di Indonesia mempunyai potensi
sumberdaya hayati, mineral yang kava dan aktivitas ekonomi yang beragam.
Kondisi geografis sebagai negara kepulauan ini juga berisiko terhadap keutuhan
batas wilayah, zona teritorial serta land as kontinen yang bisa dipicu oleh hilangnya
pulau-pulau maupun mundurnya garis pantai baik itu yang terjadi secara alami
maupun akibat eksplorasi yang tidak berwawasan lingkungan. Laju kemunduran garis
pantai secara alami dapat dikurangi melalui aplikasi rekayasa teknologi konstruksi
pelindung pantai.
Dokumen
1.1.
Laporan Akhir
4~
BPDP
Latar Belakang
Laporan Akhir
&~
BPDP
ancaman abrasi/erosi, pencegah banjir air laut (rob) ataupun untuk keperluan
perlindungan terhadap wisata pantai.
Secara konvensional, konstruksi pemecah gelombang dibangun dari susunan batu
alam ataupun struktur buatan dari konstruksi beton bertulang hingga struktur
komposit . Unit perlindungan ini membutuhkan jumlah volume material yang besar,
struktur dasar laut yang stabil serta melibatkan pekerjaan dasar air yang relatif
mahal.
Dokumen
Laporan Akhir
a~
BPDP
1.2.
Sasaran
Tersedianya
unit
floating
breakwater
sebagai
alternatif
teknologi
perlindungan pantai,
Diperolehnya paten dalam bidang teknologi alternatif konstruksi pemecah
gelombang.
1.3.
Ruang Lingkup
Studi referensi
Studi komparatif
Pengumpulan data
Review disain
Uji laboratorium
Analisis
Dokumen rekayasa
Pelaporan
Laporan Akhir
Dokumen
,
,
~~
P DP
Konstruksi pemecah gelombang konvensional yang sudah dikenal secara luas adalah
tipe rubblemound. Disebabkan oleh sumber material yang tidak tersedia di lokasi,
maka diperlukan transport material yang mahal sehingga mengurangi tingkat
ekonomisnya . Oleh karena itu diperlukan suatu inovasi dalam hal peredaman
gelombang yang memiliki mobilitas tinggi tanpa perlu mengurangi efisiensi biaya
maupun fungsi pereda man gelombang. Solusi yang direkomendasikan adalah
penggunaan sistem pemecah/peredam gelombang sistem apung atau Breakwater
Apung. Pada gambar dibawah ini disajikan gambar konstruksi Breakwater Apung.
~ Heave
Yo w
......
............
gelomba ng
dalaje
.. .........-I-;;~;..~.:;.-.
of
. .... .
+"
.~_-
Gambar
2.1.
; .
"".... (O.
~~
,.,/",..J
pitch
X '~woy
~
wilayah terlind ungi
Dokumen
Laporan Akhir
BPDP
Derajad pengapungan
dapat diatur melalui penambahan berat unit sehingga dapat diaplikasikan pada
kondisi lokasi yang lebih bervariasi.
gelombang transmisi,
gel om bang transmisi adalah gelombang yang berhasil melewati suatu struktur
pemecah gelombang. Karakteristik gelombang transmisi adalah pengurangan
pada
intenstitas
gelombang yang
disebabkan
oleh
peredaman
sebagian
gelombang.
(: :, lu ,l,bJn :j 1,;,,',, , ,
~,
<:
~.
10
Laporan Akhir
4~
B PDP
: i~ ':'C m 1I.':'! l1
'.I r,,'
parabolik
pada
kaki-kakinya.
Penggunaan
kaki
simetrik
akan
11
Laporan Akhir
4~
B PDP
12
Dokumen
Laporan Akhir
r~
BPDP
penyusunan material
unit penyusun harus ditata sedemikian rupa sehingga terjadi interkoneksi dan
interlocking satu dengan lainnya. Kendala yang sering dihadapi adalah pada
berat unit satuan yang memerlukan operasional alat berat
Pasca pembangunan, perawatan terhadap unit yang rusak serta perluasan menjadi
permasalahan
tersendiri
akibat diharuskannya
operasional alat
berat untuk
13
I~
Dokumen
Laporan Akhir
BPDP
14
4 --s9
Dokumen
Laporan Akhir
BPD
digunakan sebagai
konstruksi
peredam
gelombang sementara
pada
Disamping peran tersebut di atas, model hidraulik sangat penting fungsinya dalam
pengembangan
beserta
aplikasinya.
Penelitian
atau
di
perencanaan
dalam rangka
lS
Dokumen
Laporan Akhir
tr~
B PDP
diformulasikan
femonenanya,
dapat
dipeeahkan
lewat
penelitian
(biasanya
berupa
formula
atau
grafik)
dapat
dimanfaatkan
untuk
pengembangan model
matematis.Model
Matematis
fisik
Analog
eampuran ( hybrid model)
ketidaksebangunan
gravitasi, inersia dan gaya berat dalam model. Tegangan muka dan kekentalan zat
eair akan sangat berpengaruh dalam model, padahal di prototipe tidak demikian.
2.3.2. Prinsip Modelisasi ( It MODELING
It )
model ke prototip )
Agar penelitlcm lewat model tersebut dapat memberikan hasil yang baik maka ketiga
kegiatan tersebut di atas haruslah memenuhi kaedah kaedah yang benar, artinya
harus memenuhi persyaratan - persyaratan tertentu.
16
Loporon Akhir
Dokumen
trL~
BPDP
"Solvin "
g ! Pernecahan Masalah Pacla Model
"I nterpretation"
" Modelling"
" Modeling" adalah proses peniruan masalah yang ada di prototip dengan skala yang
lebih kecil dan dilakukan dengan cara yang benar. Untuk melakukan modelisasi.
Peneliti dituntut mempunyai ilmu pengetahuan yang cukup yang berkaitan dengan
penentuan fenomena - fenomena yang terdapat dalam permasalahan. Dengan
demikian model yang dihasilkan akan merupakan model yang bermanfaat dan hasil
hasil yang didapatkan dari penelitian model dapat diintrepetasikan ke prototip lagi
dengan baik.
"Solving" adalah usaha penyelesaian masalah yang ada di model. Jadi penyelesaian
ini
sesungguhnya
permasalahan
hanya
berlaku
ini , pembuat
di
model
model
tersebut .
Untuk
)dituntut
{ peneliti
menyelesaikan
untuk mempunyai
kemampuan dan teknik pemecahan masalah, karena model itu sendiri tidak
menyelesaikan permasalahan dan yang memecahkan masalah adalah penelitinya.
I(
I(
modelling
I(
).
17
Dokumen
Laporan Akhir
4~
-
BPDP
Agar pada proses pembuatan model tersebut terdapat kesaksamaan yang tinggi,
maka perlu adanya dua tahap pengecekan model. Tahap pertama yaitu yang disebut
kalibrasi . Kalibrasi adalah pengaturan model agar supaya data - data yang ada di
prototipe sesuai dengan yang ada di model. Setelah model memenuhi syarat
kalibrasi lalu dilakukan pengecekan tahap kedua yang disebut verifikasi. Verifikasi
adalah pembuktian bahwa model sudah sesuai dengan yang ada di prototipe tanpa
merubah atau mengatur model lagi. Untuk keperluan verifikasi diperlukan data
seperti yang dipergunakan pada kalibrasi, tetapi pada kondisi yang lain, pada
permasalahan sungai misalnya: data elevasi muka air pada debit yang lain ( dengan
menggunakan "rating curve" yang berlaku di sungai tersebut ). Kalibrasi dan
verifikasi suatu model merupakan suatu keharusan , namun pada kasus tertentu
kalibrasi dan verifikasi tidak dapat dilakukan mengingat barang yang ada di prototip
belum ada atau belum dibuat misalnya pad a model bendung, pintu air, bangunan
pelimoah, dan sebagainya .
2.3.2.1. Prinsip
Dasar -
II
SCALLING
II
problema yang ada di prototip dalam skala yang lebih kecil ( model ), sehingga
kejadian ( fenomena ) yang ada di model tersebut sebangun ( mirip ) dengan yang
ada di prototip. Kesebangunan terse but dapat berupa :
Sebangun geometrik ( panjang , lebar, tinggi )
Sebangun kinematik ( kecepatan , aliran ) , dan
Sebangun dinamik ( yang berhubungan dengan gaya ).
Hubungan antara model dan prototip diturunkan dengan skala, untuk masing
masing parameter mempunyai skala tersendiri dan besarnya tidaklah sama. Skala
dapat didefinisikan sebagai rasio antara nilai parameter yang ada di prototip dengan
nilai parameter tersebut pada model.
Sebangun Geometrik
Sebangun geometrik dipenuhi apabila model dan prototip mempunyai bentuk yang
sama tetapi berbeda ukuran. Hal ini berarti bahwa perbandingan antara semua
ukuran panjang adalah sama. Ada dua sebangun geometrik yaitu sebangun
geometrik sempurna ( tanpa distorsi ) dan sebangun geometri dengan distorsi (
distorted
II
II
18
&~
B PDP
Dokumen
Laporan Akhir
disingkat menjadi skala panjang ) dan skala panjang arah vertikal ( disingkat menjadi
skala tinggi ) adalah sam a, sedangkan pada " distortid model" skala panjang tidak
sama dengan skala tinggi. Apabila dimungkinkan model dibuat dengan tanpa distorsi,
sedangkan pada permasalahan khusus model dapat dilakukan dengan distorsi namun
harus memenuhi beberapa persyaratan tertentu. Skala panjang pada umumnya
diberi notasi nL, sedangkan skala tinggi nh.
nL
nh
=-=
hp
hm
1. Skala luas :
n = Ap = (panjang.xlebar)p = (nL)2
A
Am (panjang.xlebar)m
2. Skala Volume
_ Vp = (nL)3
nv - Vm
Sedangkan pada sebangun geometrik dengan distorsi :
1. Skala luas posisi horisontal
= Ap
n
A
Am
= (panjang.xlebar)p = (nL)2
(panjang.xlebar)m
n
A
Am
(panjang.xlinggi)m
19
Dokumen
Laporan Akhir
llL~
P DP
3. Skala Volume
- Vp = (nL) 2.x.nh
nv - Vm
Sebangun Kinematik :
Sebangun kinematik terjadi antara prototip dan model jika prototip dan model
sebangun geometrik dan perbandingan kecepatan dan percepatan di dua titik yang
bersangkutan pada prototip dan model pada arah yang sama adalah sama besar.
Pada
percepatan
II
distorted model" .
Skala kecepatan biasanya diberi notasi nU, skala percepatan na, dan skala debit nQ.
Up -_
- ---
nu - Um
nh
~ atau-n
nr
ap - l atau
n a = am - nr 2
nh
-2
nr
n
n .nh
no =-- = -L- atau L
Qp
Qm
nr
nr
Sebangun Dinamik
Jika prototip dan model sebangun geometrik dan kinematik, dan gaya - gaya yang
bersangkutan pada model dan prototip untuk seluruh pengaliran pad a arah yang
sama adalah sama besar, maka dikatakan bahwa keduanya adalah sebangun
dinamik. Yang dimaksud gaya - gaya tersebut diantaranya adalah :
1. Gaya inersia
: F1 = M. a = p . L 3 ( L/T2 ) = p U 2 L2
2. Gaya tekanan
: Fp
3. Gaya berat
4. Gaya gesek ( viskositas )
=p. A =
p. L
3
: Fw = M.g = p . L .g
: Fv =/-! ( du/dy) . A
: Fv = /-! ( du/dy ). L
20
Dokumen
I Laporan Akhir
5. Gaya kenyal
: Fe = E. A = E. L2
: Fs
&~
BPDP
=0. L
Untuk mendapatkan kesebangunan dinamik antara model dan prototip tidak perlu
semua gaya tersebut di atas mempullyai perbandingan yang sama, hanya dipilih gaya
- gaya yang penting dalam permasalahan saja yang diperhitungkan. Apabila seluruh
gaya tersebut diperhatikan semua , maka besar model yang harus dibuat adalah
sebesar prototip. Untuk menentukan skala model dalam hubungannya dengan
kesebangunan dinamik , maka dipilih gaya - gaya yang penting saja . Sebagai contoh
dibawah ini disajikan pemakaian bilangan tak berdfimensi untuk mendapatkan
kesebangunan.
Bilangan Reynold:
Re p
R _ V.L
e
-------- nNE
V.L
p
P
= Rem = ~
vm
Vm.L
nU.n
__L
nv
=~
Bilangan Reynold dapat diekspresikan sebagai rasio antara gaya inersia dengan gaya
gesekan ( viskositas )
du
r=v dy
3
(p.L )(V / L)
(v.u/L)(L2)
= p.u.L = V.L = Re
u
Perlu dijelaskan disini apabila gaya inersia dan gaya gesekan sama - sama memegang
peranan penting dalam permasalahan , maka rasio kedua gaya ini pada model dan
prototip harus sama
nRe
= nUnLn v-1 = 1
Persyaratan ini disebut kriteria sebangun dinamik menu rut kondisi bilangan Reynold.
Persyaratan ini sering juga disebut
II
21
Laporan Akhir
Dokumen
({{~
BPDP
Bilangan froude :
u
F, = ~(g.L)
nu
nf'r -- (n -5
)0
Bilangan Froude dapat diekspresikan sebagai rasio antara gaya inersia dengan gaya
gravitasi.
W=p.g.V
(p.L3)(U 2 / L)
U2
p.g.D
g.L
--"-------'--'-,----'- = -
Fr
Dengan demikian apabila gaya gravitasi dan gaya inersia sama - sama memegang
peranan penting dalam permasalahan, maka rasio kedua gaya tersebut pada model
dan prototip harus sama. Kriteria ini disebut kriteria sebangun menurut kondisi
bilangan Froude.
nu
nFr = (n ) 05.
L
Apabilo gaya inersia , gaya gravitasi dan gaya gesek ( kekentalan ) sama sama penting
dalam permasalahan, maka :
nFr =1 ----------- nu
=( nL )0.5
nRe = 1 ---------- nu = ( nL
rl
Kedua persamaan tersebut akan terpenuhi apabila nu = nL =1, atau dengan kat a lain
besarnya model sama dengan prototip. Dari sin; terlihat betapa mahalnya membuat
model apabila harus memenuhi kedua persyaratan tersebut.
Dalam pemodelan fisik breakwater apung akan digunakan pemodelan dengan
sebangun geometri dam disesuaikan dengan kemampuan alat laboratorium yang
ada.
22
~~
Dokumen
Laporan Akhir
BP p
3.1.
Tujuan
rancang bangun
dan
proses
produksi
unit floating
breakwater,
3.2.
Manfaat
23
Dokumen
Laporan Akhir
~~
BPDP
24
4~
BP p
Laporan Akhir
Dokumen
,~
I ~!~. ~;>e.
I
1Persiapan
:)
Rise! material
~.
'});
~
j
Dis<lin spesifikasi
~
~
Si!ikaSI
d.sain
000_, .
Pernbuatan Mode!
Rev'cl'o' disaln
~ Disain Final
".
II
DISci
..
~ ",d",.",
-@~ --. ~
~-~
~
~
Uji Model
Analisis
Peiaporan
25
Dokumen
Laporan Akhir
~~
BPDP
Melakukan
kajian
Dalam pembuatan model selain dilakukan kajian aspek teknis juga akan ditinjau dari
aspek ekonomis, karena kegiatan ini bermitra dengan industri sehingga hasil
penelitian ini selain harus memenuhi persyaratan teknis, juga harus layak secara
ekonomis sehingga dapat diproduksi dan bersaing dengan produk-produk impor
26
({I;~
Dokumen
Laporan Akhir
BPDP
27
Dokumen
Laporan Akhir
4~
BPDP
Spesifikasi teknis unit floating breakwater ditentukan melalui rasio d/h dengan
batasan gelombang transmisi yang tidak merusak pantai dan freeboard (h) tidak
melebihi tinggi gelombang maksimum dari analisis perioda ulang.
Tahapan dari desain awal sampai dengan desain akhir disajikan seperti pada gambar
- gambar beikut :
Konsep Disain-l
Konsep disain-2
28
Dokumen
Laporan Akhir
~~
B
DP
lOcm
/0<:
,,(J
10 em
29
Dokumen
4~
iB
Laporan Akhir
Cetakan Akhir
Model Awal
Model Awal
30
Dokumen
I Laporan Akhir
Disain Final
Disain Final
K6~
BPDP
Model Akhir
31
Dokumen
Laporan Akhir
4~
BPDP
Pemasangan
Gambar 4.2. Tahapan desain model breakwater dari awal sampai akhir
Desain - desain yang ditampilkan pada gambar di atas adalah dalam ukuran model, sedang
untuk pemakaian di lapangan ( Prototipe) harus dikalikan dengan skala 1: 20.
Desain akhir 1 Unit Breakwater Apung adalah sebagai berikut :
6.8cm
32
Loporon Akhir
PARAMETER
MODEL
PROTOTTP'E
I
Tinggi
5.8 em
116 em
Panjang
8.5 em
170 em
Diameter lingkaran
2.5 em
50 em
Diagonal
7.5 em
150 em
Draft
2.5 em
50cm
Berat
86 gram
688 kg
--
I.
I
r
l
I
I.
I k::~
~f'.J " ' :: : .
f~
-" "
33
Dokumen
Laporan Akhir
.~
PDP
Pada pemodelan fisik breakwater apung ini, yang akan diteliti adalah :
Pad a penelitian ini yang diukur adalah perbandingan antara tinggi gelombang datang
dengan tinggi gelombang transmisi. Perbandingan tersebut dinamakan koefisien
transmisi.
34
Dokumen
Loporon Akhir
ilL~
BPDP
br6!) 9~'0fT'::"'9I(".g
BREAKWA TER
APU NG
----,)
.0,
Gelombang d a tang
II
Gelombang transmis l
\.
tali
.~
Jangkardl dasar laut
2.
Pada
,Ja,a!
Per gese l 60
BREAKWATER
APUNG
"
,
\
D~-
". =-~.-o
35
Dokumen
Laporan Akhir
4~
BPDP
36
(fif~
Dokumen
Laporan Akhir
BPDP
Simbol
Skala
nL
20
nd
20
nH
20
Skala percepatan
na
=ng
n v =.,In:
L
Skala kecepatan
Skala waktu
Skala periode gelombang
Skala massa, berat (Cy
-
=1)
-
___
4.47
n l = nv
=.,In:
4.47
n T = nv
=.,In:
4.47
8000
nm
L
37
trI~
BPDP
Dokumen
Laporan Akhir
No
Parameter
Prototipe
Model
em
Kedalaman Air
600 em
30
10220 em
511
340 em
17
116 em
5.8
em
50 em
2.5
em
Periode Gelombang
4 detik
0.89 detik
6 detik
1.34 detik
8 detik
1.79 detik
50em
2.5 em
100 em
5 em
150 em
7.5 em
200 em
10em
2294 em
114.7 em
4074 em
203.7 em
5744 em
287.2 em
Tinggi Gelombang
Panjang Gelombang
688 kg
em
em
86 gram
38
({~
BPDP
Dokumen
Laporan Akhir
01
C
I'll
.0
o
0
0
0
0
000 00 0 000 000 000"
'G)
(!)
E
I
"C
SENSOR 2
CD
(l.
01
E.
...
I!I
c:(
tV
~ /
EI
[lI
",.",-
.,.
"
.~..
'fiM
(OJ
<I)
cD
[J
----0
SEII SOR 1
[]
LI
i
.
".~
~
g'
.s:;o
C'G
fI
f t
01
....
<I)
(OJ
01
I' '1
.. I
...0
%~
t!)
<I)
r~
>
(OJ
39
Dokumen
Loporon Akhir
~~
BPDP
KODE
PERCOBAAN
(Cm)
(detik)
BA-S-H-50-T-4
BA-S-H-50-T-6
50
BA-S-H-50-T-8
50
BA-S-H-I00-T-4
100
BA-S-H-I00-T-6
100
BA-S-H-I00-T-8
100
BA-S-H-150-T-4
150
BA-S-H-150-T-6
150
BA-S-H-150-T-8
150
10
BA-S-H-200-T-4
200
11
BA-S-H-200-T-6
200
12
BT-S-H-200-T-8
200
50
8
' --
40
.~
BPDP
Dokumen
Laporan Akhir
Ol
000
000
000000000
c:
('tI
..c
E
o
Q)
(!)
E
('tI
"C
....
Q)
O~EHSOR2
Q)
n..
Ol
c:
o
o
E
Ol
';::
c:
::J
Q.
....
-.::
('tI
..:.:::
.....
Q)
('tI
..:.:::
('tI
Q)
....
Ol
a:!
c:
('tI
..c
E
.c:o
('tI
....
Q)
('tIOl
Ol
c:
('tI
-,
~""
....
.....o
('tI
....
Q)
c:
Q)
(!)
Q)
>
(II
s:
Gambar. 4.10.Penelitian dengan Breakwater Apung Miring terhadap arah Gelombang
41
Laporan Akhir
~~
BP p
label 4.5. Macam Percobaan Breakwater Apung Miring terhadap Garis Pantai :
No
KOOE
PERCOBAAN
(Cm)
(detik)
BA-M-H-sO-T-4
SO
BAM-H-sO-T-6
SO
BA-M-H-sO-T-8
50
BA-M-H-100-T -4
100
BA-M-H-100-T-6
100
BA-M-H-100-T-8
100
BA-M-H-150-T-4
150
BA-M-H-1s0-T-6
150
BA-M-H-150-T-8
150
10
BA-M-H-200-T-4
250
11
BA-M-H-200-T-6
200
12
BA-M-H-200-T-8
200
42
Laporan Akhir
Dokumen
IL~
BPDP
Tabel 5.1. Hasil percobaan untuk brakwater terapung sejajar garis pantai
No
KODE
PERCOBAAN
T
(detik )
(Cm)
Hi
(Cm)
Ht
(Cm)
Simpangan
Kt
Maksimum
Ht/Hi
51
52
2.239
2.030
0.907
2.675
2.447
0.915
(em)
BA-S-H-SO-T-4
50
BA-S-H-50-T-6
50
BA-S-H-50-T-8
50
2.168
1.996
0.921
BA-S-H-I00-T-4
4.18
3.803
0.910
10
100
4.433
4.127
0.931
100
4.581
4.214
0.920
100
I
I
BA-S-H-100-T-6
BA-S-H-100-T-8
43
Laporan Akhir
BA-S-H-150-T-4
150
6.536
6.071
0.929
15
BA-S-H-150-T-6
150
6.536
6.085
0.931
12
BA-S-H-150-T-8
150
10
BA-S-H-200-T-4
200
11
BA-S-H-200-T-6
200
12
BT-S-H-200-T-8
200
7.192
6.724
0.935
7.866
7.315
0.930
8.906
8.309
0.933
10.051
9.458
0.941
4~
BPDP
10
16
13
11
L--.
Tabel 5.2. Hasil percobaan untuk brakwater terapung miring terhadap garis pantai
No
KODE
PERCOBAAN
Hi
Ht
(Cm)
(detik)
(Cm)
(Cm)
51
52
Simpangan
Kt
Ht/Hi
Maksimum
(em)
BA-M-H-50-T-4
50
1.573
1.386
0.881
BAM-H-50-T-6
50
2.609
2.338
0.896
BA-M-H-50-T-8
50
1.915
1.727
0.902
BA-M-H-l00-T-4
100
2.856
2.548
0.892
BA-M-H-I00-T-6
100
4.535
4.086
0.901
BA-M-H-I00-T-8
100
4.283
3.910
0.913
BA-M-H-150-T-4
150
3.909
3.514
0.899
12
BA-M-H-150-T-6
150
6.197
5.670
0.915
10
5.826
0.931
4.462
0.902
15
I
I
BA-M -H-150-T-8 I
150
6.258
10
BA-M-H-200-T-4
I
I
150
4.947
I
44
Dokumen
11
BA-M-H-200-T-6
200
7.163
6.568
0.917
11
12
BA-M -H-200-T-8
200
6.758
6.386
0.945
C-.
liL~
BPDP
---
5.2. Pembahasan
Pengujian yang dilakukan direneanakan divariasi dalam 4 tinggi gelombang prototipe
( 50 em, 100 em ,150 em dan 200 em). Pada kenyataannya tinggi gelombang yang
terjadi di kolam kurang sesuai dengan yang diharapkan, sehingga disini yang
digunakan yang terukur di kolam gelombang.
Dari data di atas terlihat bahwa nilai koefisen transmisi merupakan fungsi dari tinggi
gelombang dan periode gelombang. Semakin tinggi gelombang ( untuk periode yang
sama ) prosentase peredaman semakin kecil, sedangkan semakin kecil periode
gelombang ( untuk tinggi gelombang yang sama ) semakin besar prosentase
peredamannya .
Dari hasil di atas terihat bahwa semakin tinggi gelombang ( untuk periode yang sama
) simpangan maksimum semakin besar, hal ini dikarenakan energi untuk mendorong
breakwater apung semakin besar. Demikian juga semakin kecil periode gelombang (
untuk tinggi gelombang yang sama ) semakin jauh simpanganannya, hal ini karena
gelombang datang lebih yang dalam waktu yang sama.
45
4~
Dokumen
Laporan Akhir
BPDP
6.1.
Kesimpulan
- Unit breakwater Apung yang diusulkan terbukti bisa mengapung dengan draft 25
cm untuk breakwater apung 3 lapis horisontal.
- Sistem interlocking antar unit breakwater sudah dapat dicapai
- Semakin kecil koefisien transmisi ( KT ) berarti semakin besar energi gelombang
datang yang bisa diredam.
- Semakin tinggi gelombang datang semakin kecil energi yang dapat diredam
- Semakin tinggi gelombang cenderung semakin besar simpangannya
6.2. Saran
- Perlu dilakukan variasi pengujian dengan variasi lapis vertikal breakwater apung
- Perlu dilakukan pengujian dengan mengatut draft pada unit breakwater apung
dengan cara diisi air atau pasir, sehingga didapatkan draft yang paling optimal
yang bisa menghasilkan koefisien transmisi yang besar.
- Perlu dilakukan pengujian kekuatan struktur breakwater apung dan juga pengujian
ketahanan material terhadap air laut.
46
Dokumen
Loporon Akhir
4~
BPDP
DAFTAR PUSTAKA
"harbours and sea works." EncyciopiEdia
harbours and sea works. (2009). In EncyclopCEdia Britannica. Retrieved October 10, 2009,
from Encyc!opiEdia Britannica Online:
http://www.britannica.com/EBchecked/topic/254888/harbour
Goda and Suzuki, 1976. Y. Goda and Y. Suzuki, Estimation of incident and reflected waves in
random wave experiments. In: Proc. 15th Coastal Eng. Conf., , ASCE (1976), pp. 828-845.
Guo et aI., 1996. loY. Guo et al., Wave reduced effect and mooring force of the floating tire
breakwater. Journal of Harbour Technology 111 (1996), pp. 89-111 (in Chinese) .
Li, 2002. Li, C.F., 2002. A study on the mooring line tension of a three wire tautly moored
spar buoy. Master Thesis, Institute of Oceanography, National Taiwan University, Taiwan,
Rep. of China, 73 p (in Chinese).
Liang, 2000. N.K. Liang, A new floating breakwater concept design. Acta Oceanographica
Taiwanica 38 (2000), pp. 79-89 (in Chinese) .
Mei, 1983. c.c. Mei. In: The Applied Dynamics of Ocean Surface Waves, Wiley, New York
(1983), p. 740.
Mei et aI., 1974.
c.c. Mei, P.l.-F. Liu and A.T. Ippen, Quadratic loss and scattering of long
waves. Journal Waterway, Port, Coastal and Ocean Division, ASCE 100 (1974), pp. 217-239.
View Record in Scopus I Cited By in Scopus (23)
Murali and Mani, 1997. K. Murali and J.S. Mani, Performance of cage floating breakwater.
Journal of Waterway, Port, Coastal and Ocean Engineering 1234 (1997), pp. 172-179. Full
Text via Cross Ref
Suh et a\., 2001. K.D. Suh, J.c. Choi, B.H. Kim, W.S. Park and K.S. Lee, Reflection of irregular
waves from perforated-wall caisson breakwaters. Coastal Engineering 44 (2001), pp. 141
151. Article
I -,:.
PDF (216 K)
Twu and Lee, 1983. Twu, S.W., Lee, J.S., 1983. Wave transmission in shallow water through
the arrangements of net-tubes and buoyant balls. Proceedings, The Seventh Conference on
Ocean Engineering, Taipei, Taiwan, Rep. of China, Vo\. II, pp. 26-1-26-21 (in Chinese).
Wiegel, 1960. Wiegel, R.l., 1960. Transmission of waves past a rigid vertical thin barrier.
Journal of the Waterways and Harbors Division, ASCE WW1, 1-12.
Wiegel, 1961. R.L. Wiegel, Closely spaced piles as a breakwater. Dock and Harbor Authority
42491 {1961}, p. 150.
47
4~
Dokumen
Laporan Akhir
BPDP
Williams et aI., 2000. A.N . Williams, A.M. Mansour and H.S. Lee, Simplified analytical solution
for wave interaction with absorbing-type caisson breakwaters. Ocean Engineering 27 (2000),
pp . 1231-1248. Article
I ;:
PDF (513 K)
I View Record
in Scopus
I Cited
By in Scopus (8)
Zhu and Chwang, 2001. S. Zhu and A.T. Chwang, Investigations on the reflection behaviour of
a slotted seawall. Coastal Engineering 43 (2001), pp. 93-104. Article
View Record in Scopus I Cited By in Scopus (15)
I =~
PDF (314 K)
Baird , A.V., Ross, N.M ., 1982. Field Experience with Floating Breakwater in Eastern United
States, MR 92-4. US Army Engineer Waterways Experiment Station, Vicksburg, Mississippi,
USA.
Bayram, A., 1991. Transmission of Regular Waves Through Inclined Pontoon Breakwater.
Thesis submitted in partial fulfillment of the requirement for the degree of MSc in Civil
Engineering, Istanbul Technical University, Istanbul, Turkey, (in Turkish).
Carver, R.D., 1979. Floating Breakwater Wave Attenuation Test for East Bay Marina Olimpia
Harbour, Washington, T.R. HL-79-13. US Army CERC, Vicksburg, Mississippi, USA.
Dean, R.G., Dalrymple, RA, 1991. Water Wave Mechanics for Engineers and Scientists,
Advances in Ocean Engineering, vol. 2. World Scientific Publishing Co., Singapore.
Hales, Z.L., 1981. Floating Breakwaters; State-of-the-art Literature Review, Technical Report
No . 81-1. US Army Engineer Waterways Experiment Station, Vicksburg, Mississippi, USA.
Jones, D.B., 1978. An Assesment of Transportable Breakwaters with Reference to the
Container Off-loading and Transfer System (COTS). Civil Eng. Lab., Naval Construction
Battalion Center, Port Hueneme, California, USA.
Jones, D.B., 1980. Sloping Float Breakwater; Interim Data Summary, TN No N-1568. Civil Eng.
Lab., Naval Construction Battalion Center, Port Hueneme, California, USA.
McCartney, B., 1975. Floating Breakwater Design. Journal of Waterway Port, Coastal and
Ocean Eng ~ 2, pp. 125-135
Murali , K. and Mani, 15.,1997. Performance of Cage Floating Breakwater. Journal of
Waterway Port, Coastal and Ocean Eng 1234, pp. 172-179 Full Text via Cross Ref
Raichlen, F., 1978. Experiment on Inclined Pontoon Breakwater in Water Waves. US Army
Engineer Waterways Experiment Station, Vicksburg, Mississippi, USA.
Richey, E.P ., 1982. Floating Breakwater Field Experience, West Coasts. US Army Engineer
Waterways Experiment Station, Vicksburg, Mississippi, USA.
Williams, A.N. , Geiger, P.T. and McDougal , WG., 1991. Flexible Floating Breakwater. Journal
of Waterway Port, Coastal and Ocean Eng 1175, pp . 429--450 Full Text via CrossRef I View
Record in Scopu s I Cited By in Scopu s (19)
48